Pemilu 2004

5) Pemilu 2004

Pada Pemilu 2004 akan diperkenalkan tiga sistem pemilu baru di Indonesia, yaitu sistem proporsional dengan daftar calon terbuka untuk pemilu DPR dan DPRD, system pemilu untuk anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) Distrik berwakil banyak atau biasa dikenal dengan istilah The Single Non Transferable Vote (SNTV).

Adapun sistem Pemilihan Umum untuk Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota adalah adalah Sistem Proporsional dengan Daftar Calon Terbuka. 125 Sesuai

dengan prinsip sistem proporsional, maka perolehan kursi dari setiap parpol peserta pemilu akan sesuai atau proporsional dengan perolehan suaranya dalam pemilu.

Perbedaan utama antara sistem proporsional daftar calon terbuka dengan system proporsional yang selama ini diterapkan di Indonesia adalah bahwa sistem yang baru ini memungkinkan pemilih untuk dapat memilih caleg. Perbedaan ini tampak pula pada struktur surat suara yang akan menampilkan tanda gambar parpol dan daftar nama caleg yang dicalonkan oleh parpol.

Sistem pemilihan yang baru adalah untuk anggota DPD. DPD adalah lembaga perwakilan daerah yang anggotanya dipilih secara langsung untuk mewakili kepentingan provinsi yang bersangkutan. Berdasarkan amandemen UUD 1945, maka DPD adalah bagian dari MPR -RI yang akan menjadi suatu Parlemen yang bersifat bikameral yang terdiri dari DPR dan DPD. Posisi DPD akan menggantikan anggota MPR dari Utusan Golongan dan Fraksi TNI/Polri yang selama ini diangkat dan tidak dipilih melalui Pemilu. 126

Pada pemilihan anggota DPD, maka daerah pemilihan adalah provinsi dan setiap provinsi memiliki 4 kursi DPD. Dalam pemilu 2004, pemilih memberikan suaranya dengan mencoblos satu (1) calon anggota DPD yang nama dan fotonya tercantum di surat suara. Empat (4) calon anggota DPD yang memperoleh suara terbanyak di provinsi tersebut dinyatakan sebagai pemenang pemilihan anggota DPD.

125 Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang No 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPRD, dan DPD LN Tahun 2003 No 37 TLN Nomor 4277

Dewan Perwakilan Daerah ditetapkan pada perubahan ketiga Undang-Undang Dasar 1945. sejarah penetapan Dewan Perwakilan Daerah dapat dilihat di Tim Penyusun Naskah Komprehensif Proses dan Hasil Perubahan UUD 1945. Naskah Komprehensif Perubahan UUD 1945 Latar Belakang, Proses, dan Hasil Pembahasan 1999-2002 Buku I Latar Belakang Proses, dan Hasil Perubahan UUD 1945. Jakarta: Setjen Dan Kepaniteraan MKRI, 2008

Jika terdapat calon terpilih yang memperoleh suara yang sama (di urutan keempat), calon dengan penyebaran perolehan suara yang lebih merata menjadi pemenang. 127 Sistem ini bisa

dikatakan dengan sistem distrik berwakil banyak.

6) Pemilu 2009 dan 2014

Pelaksanaan Pemilu 2009 tidak jauh berbeda dengan pemilu 2004, yaitu sistem proporsional dengan daftar calon terbuka untuk pemilu DPR dan DPRD, sistem distrik berwakil banyak (The Single Non Transferable Vote (SNTV) ) untuk anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah). 128

Adapun sistim Pemilihan Umum untuk Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota adalah adalah Sistem Proporsional dengan Daftar Calon Terbuka. 129 Sesuai

dengan prinsip sistem proporsional, maka perolehan kursi dari setiap parpol peserta pemilu akan sesuai atau proporsional dengan perolehan suaranya dalam pemilu.

Perbedaan utama antara sistem proporsional daftar calon terbuka dengan sistem proporsional yang selama ini diterapkan di Indonesia adalah bahwa sistem yang baru ini memungkinkan pemilih untuk dapat memilih caleg. Perbedaan ini tampak pula pada struktur surat suara yang akan menampilkan tanda gambar parpol dan daftar nama caleg yang dicalonkan oleh parpol. Salah satu yang membedakan antara system pemilu 2009 dengan sistem pemilu 2004 adalah terletak pada penetapan suara terbanyak yang duduk di kursi parlemen. Penetapan ini merupakan hasil dari putusan Mahkamah Konstitusi. Dengan penetapan ini faktor nomor urut tidak terpakai lagi. 130

Pada pemilihan anggota DPD, maka daerah pemilihan adalah provinsi dan setiap provinsi memiliki 4 kursi DPD. Dalam pemilu 2004, pemilih memberikan suaranya dengan mencoblos satu (1) calon anggota DPD yang nama dan fotonya tercantum di surat suara. Empat (4) calon anggota DPD yang memperoleh suara terbanyak di provinsi tersebut dinyatakan sebagai pemenang pemilihan anggota DPD. Jika terdapat calon terpilih yang memperoleh suara yang sama (di urutan ke empat), calon dengan penyebaran perolehan suara yang lebih merata menjadi pemenang. Sementara untuk pemilu 2014 masih menggunakan sistem dan mekanisme yang sama dengan pemilu 2009 pasca putusan MK.

Pasal 109 ayat (2) Undang-Undang No 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPRD, dan DPD LN Tahun 2003 No 37 TLN Nomor 4277 128 Pasal 5 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum anggota DPR, DPRD, dan DPD LN Tahun 2008 Nomor 51, TLN Nomor 4836 129 Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum anggota DPR, DPRD, dan DPD LN Tahun 2008 Nomor 51, TLN Nomor 4836 130 Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 22-24/PUU-VI/2008.