Bentuk dan Isi Perjanjian Operalih Konsumen
2. Bentuk dan Isi Perjanjian Operalih Konsumen
Perjanjian operalih konsumen atas pembiayaan kendaraan bermotor ini terjadi dalam jangka waktu kredit masih belum berakhir atau belum ada pelunasan dari debitur lama. Novasi dimungkinkan terjadi manakala penerima kredit (debitor) tidak lagi dapat memenuhi kewajiban melakukan pembayaran angsuran kepada
kreditor (kredit macet) (Sudiman Sidabukke, 2008:1). Pada pelaksanaan operalih terjadi dengan adanya kesepakatan antara debitur lama dengan debitur baru, debitur lama akan mengalihkan hak dan kewajibannya kepada debitur baru dan debitur baru bersedia melanjutkan sisa angsuran kepada WOM Finance Cabang Purbalingga, setelah terlebih dahulu adanya persetujuan dari WOM Finance Cabang Purbalingga.
Bentuk perjanjian operalih pembiayaan konsumen di WOM Finance cabang Purbalingga merupakan perjanjian tertulis yang dibuat oleh pihak debitur lama dengan debitur baru atas sepengetahuan kreditur/WOM Finance Cabang Purbalingga, kontrak ini merupakan akta dibawah tangan atau bukan merupakan suatu akta otentik, perjanjian operalih pembiayaaan konsumen ini disebut sebagai akta dibawah tangan karena akta perjanjian ini dibuat dan ditandatangani bukan dihadapan notaris, akta perjanjian tersebut kemudian diregister (waarmerking) ke notaris . Perjanjian operalih ini termasuk dalam bentuk novasi subjektif pasif yaitu perjanjian pengalihan hutang antara debitur lama dengan debitur baru atas sepengetahuan dan persetujuan kreditur. Perjanjian ini dibuat menggunakan bentuk perjanjian baku. Perjanjian operalih ini berbentuk baku yang dituangkan dalam bentuk formulir-formulir. Yang isi dari perjanjian tersebut telah dipersiapkan dahulu oleh pihak kreditur.
Dalam perjanjian operalih ini terdiri dari dua form antara lain:
a) Form Surat Pernyataan Form surat pernyataan ini berisi antara lain : (1) Identitas pihak debitur lama yang berisi : (a) Nama; (b) Alamat; (c) No.KTP; (d) Telepon.
(2) Alasan debitur lama mengajukan operalih, alasan-alasan paling banyak debitur mengajukan operalih ini adalah karena faktor kesulitan ekonomi dan alasan lain adalah karena pihak debitur berpindah domisili karena alasan tertentu yang menimbulkan kesulitan dalam membayar angsuran.
(3) Spesifikasi kendaraan bermotor yang berisi : (a) Jenis kendaraan; (b) Warna kendaraan; (c) Tahun pembuatan; (d) No. Polisi, No. Mesin, No. BPKB; (e) Atas nama
(4) Bukti pembayaran dari debitur baru kepada debitur lama yang berbentuk kwitansi pembayaran ; (5) Pernyataan debitur lama bahwa telah melepaskan hak dan kewajiban atas fasilitas pembiayaan konsumen untuk dialihkan kepada pihak penerima yaitu debitur baru.
Form ini kemudian ditanda tangani oleh debitur , debitur baru/pihak penerima , dan pihak kreditur WOM Finance Cabang Purbalingga. Pihak debitur baru/pihak penerima dengan menandatangani form ini maka debitur baru dianggap setuju menerima peralihan hak dan kewajiban atas fasilitas pembiayaan konsumen dan bersedia melaksanakan kewajibannya kepada Form ini kemudian ditanda tangani oleh debitur , debitur baru/pihak penerima , dan pihak kreditur WOM Finance Cabang Purbalingga. Pihak debitur baru/pihak penerima dengan menandatangani form ini maka debitur baru dianggap setuju menerima peralihan hak dan kewajiban atas fasilitas pembiayaan konsumen dan bersedia melaksanakan kewajibannya kepada
b) Form Perjanjian Pembiayaan Konsumen Memuat tentang perjanjian pembiayaan konsumen antara kreditur yaitu WOM Finance dengan pihak debitur baru. Perjanjian pembiayaan konsumen ini adalah merupakan suatu kontrak baru yang menggantikan kontrak pembiayaan konsumen yang lama yaitu antara kreditur dengan debitur lama. Di dalam kontrak ini memuat klausul-klausul antara lain : (1) Identitas kreditur dan debitur baru, yang meliputi :
(a) Identitas kreditur :
(i) Nama; (ii) Jabatan; (iii) No. Surat Kuasa, kuasa dari Direksi PT.Wahana Ottomitra
Multhiarta tbk (b) Identitas debitur baru :
(i) Nama; (ii) Alamat; (iii) No.KTP; (iv) Nama (istri/suami bila ada) sebagai pihak yang menyetujui debitur
mengajukan fasilitas pembiayaan konsumen.
(2) Spesifikasi kendaraan bermotor yang meliputi : (a) Jenis kendaraan; (b) Warna kendaraan; (c) Tahun pembuatan; (d) No. Polisi, No. Mesin, No. BPKB; (e) Atas nama.
(3) Jumlah angsuran yang harus dibayar oleh debitur baru (3) Jumlah angsuran yang harus dibayar oleh debitur baru
(4) Jangka waktu perjanjian Perjanjian operalih pembiayan konsumen ini secara sifatnya adalah melanjutkan perjanjian pembiayan konsumen yang telah dialihkan, jadi jangka waktu dalam perjanjian operalih ini adalah sisa waktu dari perjanjian pembiayaan konsumen yang dioperalih, misalkan perjanjian pembiayaan konsumen jangka waktunya adalah 36 bulan, dan pihak debitur lama sudah membayar angsuran selama 10 bulan sehingga masih tersisa 26 bulan, jika dioperalih maka jangka waktu perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini adalah 26 bulan. Namun sama dengan nilai jumlah angsuran perbulan , jangka waktu perjanjian ini pun bisa dinegosiasi ulang tergantung kesepakatan pihak kreditur dengan debitur baru.
(5) Besarnya bunga serta tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran
Besarnya bunga dan tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran perbulannya juga berdasarkan kesepakatan antara kreditur dengan debitur baru atau debitur baru menginginkan nilai yang sama dengan perjanjian pembiayan konsumen debitur lama. Penghitungan besarnya bunga didasarkan pada perhitungan jumlah hutang pokok, jangka waktu perjanjian dan besarnya angsuran perbulan.
(6) Ketentuan mengenai cara-cara pembayaran Pada perjanjian ini terdapat ketentuan yang mengatur mengenai cara-cara pembayaran angsuran/hutang, yang pertama adalah pembayaran angsuran lebih awal, maksud lebih awal disini membayar sebelum jatuh tempo (6) Ketentuan mengenai cara-cara pembayaran Pada perjanjian ini terdapat ketentuan yang mengatur mengenai cara-cara pembayaran angsuran/hutang, yang pertama adalah pembayaran angsuran lebih awal, maksud lebih awal disini membayar sebelum jatuh tempo
(7) Ketentuan mengenai cara penyerahan kendaraan/sepeda motor
Pada perjanjian ini diuraikan mengenai cara penyerahan kendaraan yaitu dengan adanya perjanjian pembiayaan ini sebagai tanda bukti sah penerimaan kendaraan oleh debitur, bahwa penyerahan atas kendaraan tersebut dilakukan oleh debitur lama kepada debitu baru dengan persetujuan/sepengetahuan kreditur.
(8) Ketentuan mengenai kelalaian Pada perjanjian operalih pembiayaan konssumen ini kelalaian yang umumnya biasa terjadi adalah keterlambatan atau kelalaian dalam pembayaran angsuran, sehingga terhadap tindakan-tindakan tersebut kreditur akan memberikan denda kepada debitur sebesar 0,5% (nol koma lima persen) per hari denda dihitung sejak tanggal jatuh tempo.
(9) Ketentuan mengenai jaminan Perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini adalah dengan jaminan secara fidusia, dalam perjanjian ini debitur menyetujui kreditur untuk menjaminkan atau mengalihkan hak piutang kepada pihak lainnya termasuk bank maupun lembaga bukan bank baik dalam negeri maupun luar negeri.
Perjanjian operalih ini harus atas sepengetahuan dari pihak WOM Finance Cabang Purbalingga sebagai kreditur karena dalam perjanjian operalih ini pihak WOM Finance Cabang Purbalingga harus membebaskan debitur lama dari kewajiban-kewajibannya atas fasilias pembiayaan konsumen yang telah diberikan Perjanjian operalih ini harus atas sepengetahuan dari pihak WOM Finance Cabang Purbalingga sebagai kreditur karena dalam perjanjian operalih ini pihak WOM Finance Cabang Purbalingga harus membebaskan debitur lama dari kewajiban-kewajibannya atas fasilias pembiayaan konsumen yang telah diberikan
Dibebaskannya debitur lama dari kewajiban-kewajibannya dan beralihnya kewajiban tersebut kepada debitur baru maka perjanjian pembiayaan konsumen antara pihak WOM Finance Cabang Purbalingga dengan pihak debitur lama sudah tidak berlaku lagi sehingga dibuat perjanjian pembiayaan konsumen baru yang pihaknya yaitu WOM Finance Cabang Purbalingga dengan debitur baru, perjanjian pembiayaan konsumen baru ini sifatnya adalah menggantikan perjanjian pembiayaan konsumen sebelumnya antara WOM Finance Cabang Purbalingga dengan debitur lama. Perjanjian pembiayaan konsumen baru ini merupakan perjanjian pembiayaan konsumen dengan jaminan fidusia.
Pihak WOM Finance melarang konsumen/debiturnya membuat perjanjian operalih pembiayaan konsumen yang dibuat secara sepihak oleh debiturnya tanpa sepengetahuan kreditur/WOM Finance Cabang Purbalingga. Perjanjian operalih yang dibuat secara sepihak ini tidak dianggap sah oleh pihak kreditur, sehingga hak dan kewajiban atas pembiayaan konsumen tetap di pihak debitur lama walaupun debitur lama telah mengalihkan hak dan kewajibannya kepada pihak ketiga yang menerima hak dan kewajiban atas pembiayaan konsumen tersebut. Apabila disuatu hari pihak ketiga melakukan wanprestasi, maka pihak kreditur akan tetap menuntut pertanggung jawaban kepada pihak debitur lama. Resiko ini yang akan dihadapi oleh debitur lama apabila membuat perjanjian operalih secara sepihak tanpa melibatkan pihak kreditur/WOM Finance Cabang Purbalingga (Hasil wawancara dengan Bapak Krida Prabowo, 15 September 2012).
Perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini didalamnya terdapat 3 (tiga) pihak, antara lain :
1) Debitur Lama Debitur lama adalah pihak yang memiliki hak dan kewajiban atas pembiayaan konsumen dan dalam perjanjian operalih ini pihak debitur lama mengalihkan hak dan kewajiban atas pembiayaan konsumen kepada pihak penerima atau debitur baru. Pihak debitur lama mempunyai hak dalam memilih debitur baru.
2) Debitur Baru Debitur baru adalah sebagai pihak ketiga penerima hak dan kewajiban atas pembiayaan konsumen yang dialihkan oleh pihak debitur lama. Debitur baru ini dipilih oleh debitur lama dan disetujui oleh kreditur.
3) Kreditur Kreditur adalah perusahaan pembiayaan konsumen yang memberikan fasilitas pembiayaan kepada konsumen/debitur, dalam hal ini kreditur adalah WOM Finance cabang Purbalingga. Pihak kreditur dalam perjanjian operalih ini berwenang dalam memutuskan pihak ketiga/debitur baru. Serta berkewajiban membebaskan pihak debitur lama atas hak dan kewajibannya setelah dialihkan kepada debitur baru.
3. Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen dan Permasalahan yang Ada Pada Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga Serta Cara Penyelesaiannya
a. Pelaksanaan Perjanjian Operalih Konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga
Pelaksanaan operalih pembiayaan konsumen ini diawali dengan adanya kesepakatan antara debitur lama sebagai penjual sepeda motor dengan calon debitur baru sebagai pihak pembeli sepeda motor tersebut, jual beli yang dilakukan adalah jual beli secara operalih pembiayaan konsumen. Setelah kedua pihak sepakat dengan jual beli sepeda motor tersebut, kemudian proses Pelaksanaan operalih pembiayaan konsumen ini diawali dengan adanya kesepakatan antara debitur lama sebagai penjual sepeda motor dengan calon debitur baru sebagai pihak pembeli sepeda motor tersebut, jual beli yang dilakukan adalah jual beli secara operalih pembiayaan konsumen. Setelah kedua pihak sepakat dengan jual beli sepeda motor tersebut, kemudian proses
Tahapan-tahapan yang ditentukan oleh WOM Finance Cabang Purbalingga adalah sebagai berikut (Hasil wawancara dengan Bapak Krida Prabowo, 15 September 2012):
1) Permohonan Operalih Kewajiban debitur adalah membayar angsuran setiap bulannya dengan tepat waktu, kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh debitur menjadi salah satu faktor penghambat pemenuhan prestasi tersebut. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya suatau wanprestasi oleh debitur. Debitur dapat mengajukan permohonan operalih atas pembiayaan konsumennya apabila debitur sudah merasa tidak mampu lagi untuk melaksanakan prestasinya yaitu membayar angsuran hingga lunas. Operalih pembiayaan konsumen bisa atas dasar kemauan/inisiatif dari debiturnya sendiri atau atas saran dari collector WOM finance Cabang Purbalingga.
Debitur berkewajiban mencari pihak ketiga sebagai calon debitur baru, pihak WOM Finance Cabang Purbalingga tidak berkewajiban untuk mencari debitur baru, pihak kreditur wajib menyurvei calon debitur baru dan berdasarkan dari hasil survey dan analisa kredit pihak kreditur dapat menerima atau menolak pihak ketiga tersebut sebagai debitur baru. Setelah debitur lama mendapatkan calon debitur baru , debitur lama dan calon debitur baru bersama-sama datang ke kantor WOM Finance Cabang Purbalingga dengan membawa persyaratan sebagai berikut :
a) Persyaratan yang harus di bawa debitur lama : (1) Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP); (2) Fotocopy STNK kendaraan bermotor yang menjadi obyek perjanjian; (3) Bukti rangka dan nomor mesin kendaraan bermotor.
b) Persyaratan yang harus dibawa calon debitur baru :
(1) Fotocopy Katu Tanda Penduduk (KTP); (2) Fotocopy Kartu Keluarga; (3) Rekening Listrik; (4) Slip gaju atau fotocopy rekening tabungan.
Setelah membawa persyaratan secara lengkap, debitur lama dan calon debitur baru mengisi dan menandatanagani formulir Pengajuan Operalih yang diberikan oleh pihak kreditur yaitu WOM Finance Cabang Purbalingga. Proses selanjutnya pihak WOM Finance Cabang Purbalingga akan mempelajari data-data dari calon debiur baru.
2) Survey Survey dilakukan oleh surveyor dari WOM Finance Cabang Purbalingga dengan mendatangi rumah calon debitur baru untuk mengetahui seberapa besar kemampuan calon debiitur baru tersebut secara financial, bagaimanakah lingkungan tempat tinggal calon debitur baru apakah mendukung debitur baru untuk melakukan kecuranga atau wanprestasi dikemudian hari. Surveyor juga melakukan interaksi langsung dengan masyarakat yang tinggal disekitar tempat tinggal calon debitur baru hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan profil calon debitur baru sebanyak- banyaknya. Apabila dari hasil survey tempat tinggal tersebut dan seluruh persyaratan administrasi dipandang layak untuk menerima fasilitas pembiayaan maka WOM Finance Cabang Purbalingga akan melanjutkan alikasi pembiayaan tersebut.
3) Analisis Kredit Bagian analisa kredit ini akan menganalisa data-data calon debitur baru dari hasil survey (terutama data keuangan), dengan hasil perhitungan besarmya angsuran tiap bulannya yang akan dibebankan kepada calon debitur baru. Hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan calon debitur baru dalam membayar kewajibannya di masa yang akan datang setelah operalih dari pihak debitur lama. Setelah selesai di analisis, data-data calon 3) Analisis Kredit Bagian analisa kredit ini akan menganalisa data-data calon debitur baru dari hasil survey (terutama data keuangan), dengan hasil perhitungan besarmya angsuran tiap bulannya yang akan dibebankan kepada calon debitur baru. Hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan calon debitur baru dalam membayar kewajibannya di masa yang akan datang setelah operalih dari pihak debitur lama. Setelah selesai di analisis, data-data calon
4) Keputusan atas Pengajuan Operalih Keputusan yang dikeluarkan adalah sebagai berikut :
a) Operalih disetujui Permohonan operalih yang diajukan oleh debitur lama akan disetujui setelah calon debitur baru yang diajukan oleh debitur lama telah memenuhi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan oleh WOM Finance Cabang Purbalingga dan dianggap mampu untuk meneruskan kewajiban yang telah dialihkan kepadanya yaitu membayar angsuran kepada WOM Finance Cabang Purbalingga. Keputusan persetujuan ini didasarkan pada analisis kredit yang sebelumnya telah dilakukan oleh pihak WOM Finance Cabang Purbalingga.
b) Operalih ditolak Pengajuan permohonan operalih ditolak dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah data calon debitur baru kurang lengkap, persyaratan yang telah ditetapkan tidak dilengkapi, dan kurangnya kemampuan calon debitur untuk membayar kewajibannya. Apabila permohonan operalih ditolak dikarenakan calon debitur baru dianggap tidak mempunyai kemampuan untuk membayar kewajibannya maka debitur lama wajib untuk mencari calon debitur baru lainnya yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan WOM Finance Cabang Purbalingga.
Setelah pengajuan operalih disetujui, maka semua dokumen yang diperlukan akan dibuat oleh bagian credit analyst, dokumen-dokumen tersebut antara lain : (1) Dokumen perjanjian operalih Pembiayaan Konsumen; (2)Syarat dan ketentuan umum perjanjian operalih pembiayaan konsumen; (3) Surat Kuasa; (4) Surat pengakuan hutang;
(5)Document Checlist (dokumen yang berisi pemeriksaan atas
kelengkapan data calon debitur baru); (6) Order Survey; (7) Surat persetujuan suami/istri (jika ada).
5) Penandatanganan Perjanjian Operalih Pembiayaan Konsumen
Setelah seluruh persyaratan dipenuhi oleh debitur lama dan debitur baru maka proses terakhir adalah penandatanganan kontrak perjanjian operalih pembiayaan konsumen. Perjanjian ini memuat hak dan kewajiban para pihak serta syarat-syarat atau klausul-klausul yang harus dipenuhi para pihak. Setelah perjanjian ini ditandatangani maka sepeda motor yang menjadi obyek perjanjian diserahkan oleh debitur lama kepada debitur baru untuk kemudian menjadi hak milik debitur baru.
Pelaksanaan perjanjian operalih pembiayaan konsumen pada WOM Finance Cabang Purbalingga ini didaftarkan/diregister (Waarmerking) pada Notaris yang telah ditunjuk oleh perusahaan untuk diterbitkan akta jaminan fidusia, selanjutnya didaftarkan pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Kantor Wilayah Jawa Tengah untuk diterbitkan sertifikat jaminan fidusia. Setelah perjanjian sah ditandatangani oleh para pihak, debitur lama menyerahkan sepeda motor beserta STNK, sedangkan BPKB sepeda motor tersebut tetap dipegang oleh kreditur hingga pinjaman lunas.
Dengan adanya perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini hak dan kewajiban atas fasilitas pembiayaan debitur lama sudah hilang karena telah dialihkan kepada debitur baru, sehingga debitur lama telah terbebas dari hak dan kewajiban atas fasilitas pembiayaan konsumen tersebut. Debitur baru berkewajiban membayar sisa angsuran sampai lunas, pembayaran angsuran sesuai dengan tanggal jatuh tempo pada bulan yang bersangkutan.
b. Permasalahan pada pelaksanaan perjanjian operalih konsumen
Pelaksanaan perjanjian operalih pembiayaan konsumen di WOM Finance Cabang Purbalingga secara prakteknya bukan tanpa masalah, tetap saja terdapat permaslahan–permasalahan yang timbul dan menghambat kelancaran pelaksanaan perjanjian operalih tersebut. Permasalahan-permalahan tersebut antara lain (Hasil wawancara dengan Bapak Krida Prabowo, 15 September 2012) :
1) Debitur Lama Sulit mendapatkan pihak ketiga sebagai calon debitur baru, sementara pihak debitur lama sudah tidak mampu lagi untuk membayar angsuran
Pihak yang berkewajiban mencari pihak ketiga yang akan menjadi calon debitur baru adalah pihak debitur lama. Pihak ketiga ini adalah pembeli sepeda motor secara operalih pembiayaan konsumen. Namun terkadang permasalahan yang sering muncul adalah sulitnya mencari pihak ketiga untuk membeli sepeda motor tersebut secara operalih pembiayaan konsumen. Faktor yang paling mempengaruhi adalah tidak tercapainya kesepakatan harga sepeda motor tersebut antara pihak ketiga dengan pihak debitur lama, dalam hal ini debitur lama menetapkan harga kepada pihak ketiga sebagai uang pengganti atas nilai angsuran yang telah dibayarkan selama pelaksanaaan perjanjian konsumen, tentunya setiap debitur menetapkan harga yang berbeda-beda tergantung dari nilai angsuran yang telah debitur bayarkan. Debitur lama yang mengalami kesulitan mendapatkan pihak ketiga ini lebih sering disebabkan karena debitur lama tidak mau menerima kerugian terlalu banyak sehingga mereka mematok harga yang terlalu tinggi (Hasil wawancara dengan Bapak Agus Samino, 27 Oktober 2012).
Permasalahan lain adalah ketika debitur lama telah mencapai kesepakatan jual beli sepeda motor secara operalih pembiayaan konsumen dengan pihak ketiga, kemudian pihak debitur mengajukan permohonan operalih kepada kreditur. Namun permohonan operalih ditolak karena pihak ketiga yang Permasalahan lain adalah ketika debitur lama telah mencapai kesepakatan jual beli sepeda motor secara operalih pembiayaan konsumen dengan pihak ketiga, kemudian pihak debitur mengajukan permohonan operalih kepada kreditur. Namun permohonan operalih ditolak karena pihak ketiga yang
Selama belum terjadinya operalih pembiayaan konsumen pihak debitur lama tetap berkewajiban memenuhi kewajibannya yaitu membayar angsuran setiap bulannya. Pihak debitur lama apabila sudah tidak mampu lagi untuk membayar angsuran, sementara telah jatuh tempo waktu untuk mengangsur dan pihak debitur sudah tidak membayar angsuran hal ini akan menimbulkan permasalahan baru yaitu pihak debitur akan dianggap melakukan wanprestasi. WOM Finance Cabang Purbalingga menyatakan bahwa debitur telah wanprestasi yaitu salah satunya apabila debitur lalai membayar salah satu angsuran atau angsuran-angsurannya.
2) Wanprestasi dari Debitur Baru Perjanjian operalih pembiayaan konsumen ini sebenarnya bertujuan untuk menghindari terjadinya perbuatan wanprestasi dari debitur lama, namun telah dialihkannya hak dan kewajiban atas fasilitas pembiayaan konsumen dari debitur lama kepada debitur baru tidak menjamin bahwa debitur baru ini tidak akan melakukan wanprestasi. bentuk wanprestasi yang sering dilakukan oleh debitur baru adalah debitur baru lalai atau tidak membayar angsuran yang diperjanjikan yang telah melewati jatuh tempo. Bentuk wanprestasi ini adalah yang paling sering terjadi pada WOM Finance Cabang Purbalingga, debitur berkewajiban membayar angsuran sebelum waktu jatuh tempo, tanggal jatuh tempo telah ditentukan di dalam perjanjian yang merupakan kesepakatan antara debitur baru dengan kreditur. Debitur yang terlambat membayar angsuran berkewajiban membayar denda keterlambatan sebesar 0,5% (nol koma lima persen) per hari dari keseluruhan jumlah kewajiban debitur yang telah jatuh tempo. Debitur baru lalai atau tidak membayar angsuran yang telah lewat jatuh tempo dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
a) Debitur mengisi dengan data palsu
Dalam hal ini pihak debitur tidak berterus terang pada saat mengisi formulir permohonan kredit terutama dalam hal penghasilan debitur perbulan, ketika pendapatan debitur sedang menurun dan tidak mencukupi untuk membayar angsuran sehingga menimbulkan tersendatnya pembayaran angsuran.
b) Barang berpindah tangan Masalah ini sering timbul karena pihak kreditur menggadaikan barang yang menjadi obyek pembiayaan sehingga beban pembayaran angsuran berpindah kepada orang lain, pembayaran tersendat karena yang menguasai barang memang tidak mampu membayar angsuran.
c. Upaya-Upaya yang Dilakukan WOM Finance Cabang Purbalingga dalam Mengatasi Permasalahan yang Terjadi
Upaya yang dilakukan WOM Finance Cabang Purbalingga adalah memberikan tenggang waktu terutama terhadap pihak debitur lama yang mengajukan permohonan operalih khususnya debitur yang sudah tidak mampu lagi untuk membayar angsuran yang sudah jatuh tempo. Pihak WOM Finance Cabang Purbalingga akan memberikan jangka waktu kurang lebih selama 40 (empat puluh) hari dihitung sejak tanggal keterlambatan pembayaran angsuran. Selama jangka waktu yang diberikan oleh kreditur, debitur lama haru memanfaatkan waktu tersebut dengan baik sehingga cepat mendapatkan pihak ketiga/calon debitur baru.
Pihak WOM Finance Cabang Purbalingga tidak dapat membantu debitur lama dalam mencari pihak ketiga sebagai calon debitur baru dalam operalih pembiayaan konsumen, pihak WOM Finance Cabang Purbalingga hanya dapat memberikan tenggang waktu selama 40 (empat puluh) hari kepada debitur untuk segera mencari pihak ketiga yang bersedia menerima operalih pembiayaan konsumen ini. Terutama kepada pihak debitur lama yang sudah tidak mampu lagi untuk membayar angsuran. Terhadap debitur lama yang mengajukan operalih yang masih mampu untuk membayar agsuran atau masih Pihak WOM Finance Cabang Purbalingga tidak dapat membantu debitur lama dalam mencari pihak ketiga sebagai calon debitur baru dalam operalih pembiayaan konsumen, pihak WOM Finance Cabang Purbalingga hanya dapat memberikan tenggang waktu selama 40 (empat puluh) hari kepada debitur untuk segera mencari pihak ketiga yang bersedia menerima operalih pembiayaan konsumen ini. Terutama kepada pihak debitur lama yang sudah tidak mampu lagi untuk membayar angsuran. Terhadap debitur lama yang mengajukan operalih yang masih mampu untuk membayar agsuran atau masih
Debitur baru apabila dalam pelaksanaan perjanjian operalih pembiayaan konsumen lalai atau tidak membayar angsuran yang telah jatuh tempo, maka pihak kreditur akan mengirimkan surat peringatan yang dikirim secara bertahap, surat peringatan tersebut terdiri dari (Hasil wawancara dengan Bapak Krida Prabowo, 15 September 2012).
1) Surat Peringatan I Berisi penjelasan mengenai keterlambatan yang dilakukan debitur dengan menyebutkan nomor perjanjian, dan tanggal jatuh tempo pembayaran. Surat peringatan ini dikirimkan ke debitur apabila debitur telah terlambat membayar angsuran selama 4 hari, di dalam surat ini menjelaskan mengenai jatuh tempo pembayaran serta mengingatkan debitur untuk segera membayar angsuran serta memberitahukan sanksi-sanksi yang dijatuhkan kepada debitur yang terlambat membayar angsuran Dengan diterimanya surat pemberutahuan ini debitur diberi waktu selama 7 (tujuh) hari untuk segera membayar angsuran.
2) Surat Teguran Merupakan kelanjutan dari surat peringatan I apabila belum ada tanggapan dari debitur atau debitur belum juga membayar angsuran yang telah jatuh tempo. Dikirim setelah 7 (tujuh) hari surat peringatan I, surat teguran ini akan dikirim langsung oleh collector, dan collector akan melakukan cross check apakah obyek pembiayaan masih ada pada debitur atau tidak, di pakai oleh siapa, dimana keberadaanya, apakah ada pengalihan kepada pihak lain atau tidak serta mengingatkan kepada debitur untuk segera memenuhi kewajibannya. Dalam surat teguran ini pihak debitur diberi tenggang waktu 15 (lima belas) hari untuk segera membayar angsuran yang telah jatuh tempo.
3) Surat Peringatan Terakhir Merupakan surat kelanjutan dari surat teguran apabila belum ada tanggapan dari pihak debitur atau debitur belum juga membayar angsuran yang telah jatuh tempo. Dalam surat peringatan terakhir debitur kembali diberi tengang waktu
15 hari untuk segera membayar angsuran. Apabila setelah habis tenggang waktu yang diberikan WOM Finance Cabang Purbalingga kepada debitur dan pihak debitur belum juga mambayar angsuran maka pihak WOM Finance Cabang Purbalingga akan menarik sepeda motor yang menjadi obyek pembiayaan konsumen.
Pihak kreditur selalu memberi peringatan terlebih dahulu kepada debitur sebelum melakukan langkah-langkah selanjutnya yaitu penarikan barang/sepeda motor. Penarikan obyek pembiayaan konsumen dilakukan oleh collector, dalam proses penarikan collector apabila diperlukan dapat melibatkan aparat desa seperti Ketua RT/RW atau kepala desa setempat.