Gerakan Separatisme

4. Gerakan Separatisme

a. Pengertian Gerakan Separatisme

Gerakan Separatisme menurut Julius Pour dalam bukunya memaparkan bahwa: Gerakan Separatis adalah suatu gerakan untuk mendapatkan kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah atau kelompok manusia, Gerakan separatis biasanya berbasis nasionalisme atau kekuatan religious (Julius Pour, 2008 : 3).

Gerakan Separatisme merupakan paham atau gerakan untuk memisahkan diri (mendirikan negara sendiri) Separatisme selalu dipahami sebagai gerakan yang bersifat politis untuk mendapatkan kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah atau kelompok manusia (biasanya kelompok dengan kesadaran nasional yang tajam) dari satu sama lain (atau suatu negara lain) (Julius Pour, 2008 : 4). Gerakan Separatisme muncul akibat berbagai faktor, seperti faktor ideologi, ketidak adilan, kesejahteraan, Gerakan Separatisme merupakan paham atau gerakan untuk memisahkan diri (mendirikan negara sendiri) Separatisme selalu dipahami sebagai gerakan yang bersifat politis untuk mendapatkan kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah atau kelompok manusia (biasanya kelompok dengan kesadaran nasional yang tajam) dari satu sama lain (atau suatu negara lain) (Julius Pour, 2008 : 4). Gerakan Separatisme muncul akibat berbagai faktor, seperti faktor ideologi, ketidak adilan, kesejahteraan,

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) menyebutkan separatisme sebagai orang atau golongan yang memiliki faham memecahkan belah persatuan golongan (bangsa) untuk mendapatkan dukungan (hlm.820).

Gerakan separatisme sebagaimana dijelaskan oleh Bambang Cipto (2003) dalam Jurnal Ilmu Sosial adalah gerakan memisahkan diri yang dilakukan sebuah komunitas dari sebuah bangsa merupakan gejala universal yang sudah cukup lama berkembang dan mengancam keamanan suatu Negara (hlm.13).

Konsep Separatisme berkaitan erat dengan pembentukan negara. Sejumlah gerakan separatis memiliki sejarah panjang rasa benci kepada pemerintah pusat dan kelompok suku atau agama yang dominan. Hal tersebut lah yang membuat konsep ini terlahir sebagai wujud dari penentangan terhadap pemerintah (Dewi Fortuna. A, 1998: 210).

Konsep Gerakan separatisme terlahir akbiat adanya paham atau gerakan untuk memisahkan diri (mendirikan negara sendiri). Hal ini merupakan salah persepsi dan penyempitan makna. Hal itu dikarenakan bahwa separatisme dapat menunjukkan bentuknya tidak hanya dalam negara, namun juga agama, organisasi, bahkan suku. mulai dari aksi

gerakan politik yang dilandasi prinsip agama. Konflik antara suku Kurdi dengan pemerintah Turki ini dapat dikatakan sebagai sebuah gerakan separatisme. Suku Kurdi menginginkan sebuah otonomi penuh terhadap wilayah Kurdi di Turki sebagai daerah otonom Kurdistan. Gerakan separatisme Kurdi di Turki ini menuntut pemberlakuan Bahasa Kurdi dan Budaya Kurdi di kawasan Turki bagian tenggara. Bagi pemerintah Turki gerakan separatis Kurdi ini merupakan persoalan yang sangat serius karena berkaitan dengan aspek ekonomi dan gerakan politik yang dilandasi prinsip agama. Konflik antara suku Kurdi dengan pemerintah Turki ini dapat dikatakan sebagai sebuah gerakan separatisme. Suku Kurdi menginginkan sebuah otonomi penuh terhadap wilayah Kurdi di Turki sebagai daerah otonom Kurdistan. Gerakan separatisme Kurdi di Turki ini menuntut pemberlakuan Bahasa Kurdi dan Budaya Kurdi di kawasan Turki bagian tenggara. Bagi pemerintah Turki gerakan separatis Kurdi ini merupakan persoalan yang sangat serius karena berkaitan dengan aspek ekonomi dan

b. Faktor Penyebab Munculnya Gerakan Separatisme

Faktor penyebab munculnya gerakan separatisme menurut

Larry Diamond yang dikutip oleh Bambang Cipto (2003) adalah:

1) Tajamnya perbedaan etnis, bahasa, agama, dan budaya pada setiap wilayah dalam satu Negara. Dalam hal ini menunjukan tingkat homogenitas yang cukup tinggi dan memicu terjadinya konflik.

2) Perbedaan sosial dan ekonomi yang menciptakan polarisasi kehidupan politik dan sosial. Kemajuan ekonomi dalam setiap wilayah dan ketidaksetaraan pembangunan, yang menimbulkan kesenjangan sosial antar suatu wilayah.

3) Adanya rasa tidak puas terhadap kebijakan pemerintah pusat. Munculnya rasa tidak puas terhadap pemerintah pusat ini dapat menimbulkan konflik yang dan menciptakan gerakan separtisme yang menuntut agar pemerintah memperhatiakan wilayah atau suku yang dirugikan oleh kebijakan pemerintah.

4) Adayna campur tangan Negara lain, khususnya Negara besar yang bersifat tidak menentu dan tergantung pada posisi strategis Negara bersangkutan dan kepentingan Negara besar terhadap Negara tersebut.

Konflik antara suku Kurdi dengan pemerintah Turki ini dapat dikatakan sebagai sebuah gerakan separatisme. Suku Kurdi menginginkan sebuah otonomi penuh terhadap wilayah Kurdi di Turki sebagai daerah otonom Kurdistan. Fartor penyebab konflik antar suku Kurdi dengan pemerintah Turki diantaranya seperti yang dijelaskan oleh Bambang Cipto yang mengutip dari bukunya Larry Diamond yaitu tajamnya Konflik antara suku Kurdi dengan pemerintah Turki ini dapat dikatakan sebagai sebuah gerakan separatisme. Suku Kurdi menginginkan sebuah otonomi penuh terhadap wilayah Kurdi di Turki sebagai daerah otonom Kurdistan. Fartor penyebab konflik antar suku Kurdi dengan pemerintah Turki diantaranya seperti yang dijelaskan oleh Bambang Cipto yang mengutip dari bukunya Larry Diamond yaitu tajamnya

Pemerintah Turki menginginkan seluruh warga negara Turki yang diakui adalah hanya orang Turki dengan menghilangkan seluruh aspek kesukuan baik bahasa dan budaya etnis. Jika suku Kurdi ingin menjadi warga Negara Kurdi, harus menghilangkan segala benrtuk kesukuannya. Adanya kesenjangan sosial ekonomi dan sosial juga menicu timbulnya konflik antara pemerintah Turki dengan suku Kurdi yaitu hak- hak berpolitik dan memperoleh pendidikan dari suku Kurdi dikurangi, kemudian suku Kurdi disebut sebagai suku pegunungan yang miskin dan tidak berpendidikan. Hal ini yang dapat menimbulkan rasa tidak puas terhadap pemerintah pusat yang sering tidak memperhatikan hak-hak minoritas etnis dan mimicu konflik yang diwujudkan dalam sebagai gerakan separatisme Kurdi.