Upaya Pemerintah Turki Dalam Bentuk Kerjasama dengan Negara- negara Lain

3. Upaya Pemerintah Turki Dalam Bentuk Kerjasama dengan Negara- negara Lain

Dalam rangka mengatasi gangguan keamanan yang terus- menerus dilancarkan oleh para gerilyawan PKK, Turki berupaya menjalin kerjasama dengan meyakinkan Negara-negara tetangga untuk bekerja sama menumpas gerakan pemberontakan Kurdi. Kerjasama tersebut

Bentuk kerjasama tersebut antara lain:

a. Kerjasama dengan Iran

Iran sebagai salah satu Negara yang berbatasan langsung dengan wilayah Turki bagian Timurdan mempunyai suku kecil yang didalamnya terdapat suku Kurdi dalam jumlah besar dan sebagian besar lagi berada di bagian barat laut Negara tersebut. Data suku Kurdi di Iran menurut tahun 1995 mencapai sekitar 4 juta jiwa (www.kapanlagi.com).

Iran sebagai salah satu Negara yang berbatasan langsung dengan wilayah Turki, sering menjadi tempat pelarian bagi pemberontakan Kurdi PKK yang menjadi buruan oleh militer Turki. Pemerintah Turki menganggap menjalin kerjasama dengan pemerintah Iran merupakan suatau langkah penting dalam menumpas gerakan separatisme Kurdi. Permasalahan antara pemberontak Kurdi dengan pemerintah Turki juga menimbulkan kerugian bagi pemerintah Iran. Turki memutuskan untuk melancarkan kerjasama diplomatik dengan pemerintah Iran untuk sama-sama menjaga keamanan wilayah perbatasannya masing-masing dari ancaman terror pemberontakan Kurdi. Hal ini terlihat dalam beberapa perjanjian kerjasama dan pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh kedua Negara untuk membicarakan permasalahan separatisme Kurdi.

Pada 13 September 1992, menteri dalam negeri Iran dan Turki mengadakan pertemuan di Ankara untuk membahas permasalahan keamanan perbatasan kedua Negara. Dalam pertemuan tersebut dihasilkan perjanjian keamanan wilayah perbatasan kedua Negara. Pemerintah Iran mengerahkan kurang lebih 1200 pasukannya untuk berjaga di perbatasannya dengan Turki. Sedangkan pemerintah Turki mengerahkan sekitar 3000 pasukannya berjaga di perbatasan Iran. Perjanjian keamanan ini berlaku mulai bulan September 1992 hingga September 1994. Pada 5 September 1994, perwakilannya dari Pada 13 September 1992, menteri dalam negeri Iran dan Turki mengadakan pertemuan di Ankara untuk membahas permasalahan keamanan perbatasan kedua Negara. Dalam pertemuan tersebut dihasilkan perjanjian keamanan wilayah perbatasan kedua Negara. Pemerintah Iran mengerahkan kurang lebih 1200 pasukannya untuk berjaga di perbatasannya dengan Turki. Sedangkan pemerintah Turki mengerahkan sekitar 3000 pasukannya berjaga di perbatasan Iran. Perjanjian keamanan ini berlaku mulai bulan September 1992 hingga September 1994. Pada 5 September 1994, perwakilannya dari

b. Kerjasama dengan Irak

Irak merupakan Negara yang memberikan status wilayah otonom terhadap wilayah Kurdi di Irak bagian Utara. Wilayah Irak bagian utara merupakan tempat dimana PKK sering melancarkan serangannya ke wilayah Turki. Oleh karena itu kerjasama diplomatik dengan Irak dirasa sangat penting bagi pemerintah Turki sebab para pemberontak biasanya membentuk basis-basis di wilayah pegunungan di Irak Utara yang sulit untuk dijangkau. PKK menmanfaatkan wilayah Irak Utara yang bergunung-gunung untuk melancarkan seranga- serangannya ke wilayah Turki (http://ipsnews.net/news).

Kerjasama diplomatik yang dilakukan oleh pemerintah Turki antara lain pada tanggal 19 Juli 2005, diadakan pertemuan menteri dalam negeri Irak dan Turki di Istanbul. Hasil yang dikeluarkan pada pertemuan tersebut menekankan, tiap Negara perlu mengadakan kerjasama memerangi terorisme termasuk pemberontak Kurdi dan PKK di dalamnya dan juga memeliharakan keamanan dan kestabilan kawasan. Selaian itu pertemuan ini juga menghasilkan penekanan pada masing-masing Negara untuk mengintensifkan komunikasi dan pertukaran berbagai informasi menegenai elemen teroris yang terkait, serta dapat mengendalikan dan mengontrol perbatasan untuk mencegah elemen teroris untuk membangun pangkalannya di masing-masing wilayah Negara diantaranya adalah Iran, Irak, Suriah dan Turki sendiri. PKK merekrut dan melatih anggotanya, merancang kegiatan terror dan memperoleh dukungan ekonomi. Pertemuan antar kedua Negara ini, pemerintah Irak memberikan pada pemerintah Turki dalam menangani PKK yang telah tercatat sebagai organisasi teroris Internasioanal. Pertemuan ini juga

Irak (Kompas, 2005).

Perdana Menteri (PM) Irak, Nuri Al-Maliki, mengatakan bahwa pihak Baghdad akan menutup kantor kelompok terlarang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan tidak akan mengizinkan kelompok PKK beroperasi di wilayah Irak. Turki memperkirakan 3.000 pemberontak PKK berpangkalan di Irak. Ankara percaya Irak memiliki kemampuan untuk menangkap para pemimpin PKK yang bersembunyi di pegunungan Qandil, menutup kamp mereka dan memotong jalur pasokan serta dukungan logistik (http://www.antaranews.com).

Perdana Menteri Turki dan Irak pada tanggal 24 September 2008 mengadakan pertemuan di Ankara. Perdana Menteri Irak, Nuri Al-Maliki dalam kunjungannya tersebut bertujuan untuk membentuk Dewan Agung dari kerjasama strategis, yang telah diumumkan dalam kunjungan Endorgon ke Baghdad 14 Juli 2008. Dewan itu juga akan beranggotakan para perdana menteri. Endorgon menyatakan perang

-negara bertetangga itu. Ankara telsh berusaha mempererat hubungan dan kerjasama dengan Baghdad, tetapi pemebrontakan PKK yang bebas terus bergerilya di Irak Utara telah mengganggu hubungan bilateral. Pertemuan antara kedua Negara ini telah menimbulkan harapan baru bagi kerjasam yang lebih luas melawan kaum separatisme Kurdi. PKK termasuk dalam kelompok teroris oleh Negara itu dan banyak masyarakat internasioanal. (http://www.kapanlagi.com).

c. Kerjasama dengan Suriah

Permasalahan Kurdi sempat membuat hubungan antar kedua Negara merenggang. Dikarenakan dukungan pemerintah Syria dalam menyembunyikan pemberontakan Kurdi. Untuk membangun suatu hubungan kerjasama yang baik kembali, pemerintah Turki mengadakan pendekatan diplomasi kepada pemerintah Suriah agar mau menghentikan dukungannya pada pemberontak PKK.

dan Syria telah diadakan untuk lebih merekatkan hubungan antar kedua Negara. Pada 7 Juni 1993 diadakan pertemuan antara Turki dan Syria yang membahas mengenai masalah Kurdi dikawasan perbatasan kedua Negara tersebut, khususnya dalam memantau perbatasan ysng dimanfaatkan PKK sebagai lalu lintas untuk bergerilya. Hasil pertemuan dari kedua Negara tersebut kemudian membuat Suriah untuk menghentikan dukungannya terhadap PKK dan masing-masing Negara memonitori wilayah perbatasannya secara lebih intensif dalam membendung penyusupan gerilyawan PKK dan lebih jauh lagi Turki dan Syria menandatangani perjanjian ekstradisi bagi anggota-anggota PKK yang tertangkap di Syria. (Departemen Luar Negeri RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Masalah Luar Negeri, Buku I tahun 1993-1994,).

Pelaksanaan hubungan diplomatik dan kerjasama keluar negeri Turki dalam rangka pemberantasan PKK difokuskan pada tetangga Turki yaitu, Irak, Iran dan Suriah karena Negara-negara tersebut menruakan Negara yang paling mendukung atas pemberontakan Kurdi bahkan hubungan antara ketiga Negara dengan Turki pernah memburuk akibat dari dukungan yang mereka berikan kepada PKK dengan alasan kemanusiaan (Ully Nuzulian, 2009: Jurnal Vol. XV).

Hubungan baik antara Turki dengan Negara-negara sekitar masih terjalin dengan sangat erat, dengan adanya kerjasama ini serangan- serangan dari para pemberontak PKK berhasil diminimalisir. Hal tersebut terbukti dengan berkurangnya serangan-serangan dari tapal batas Iran dan juga pernyataan Suriah yang akan menghentikan dukunganya terhadap organisasi PKK. Pemerintah Irak sendiri bahkan telah memberikan ijin bagi militer Turki untuk menumpas PKK hingga wilayah tapal batas Irak dan juga batuan dari wilayah otonom Kurdi di Irak dalam melakukan operasi bersama untuk menumpas PKK. Adanya hubungan baik antara

Yurki dalam Uni Eropa dapat dipertimbangkan lagi sebagai anggota tetap.