Menentukan Kategori, Konsep, Tema dan Pola Pattern Interpretasi

deskriptif sehingga tidak dapat digunakan secara langsung untuk analisis. Hal ini sesuai dengan pendapat Patilima, 2005 yang mengatakan data reduksi adalah proses analisis untuk memilih, memusatkan perhatian, menyederhanakan, mengabstraksikan serta mentransformasikan data yang muncul dari catatan- catatan lapangan.

3.5.2 Menentukan Kategori, Konsep, Tema dan Pola Pattern

Pengkodean pada penelitian ini meliputi beberapa tahap antara lain: pertama yaitu data dikelompokan dalam tema tertentu, ada dua tema dalam penelitian ini yaitu tema GCG dan tema CSR. Dalam tahap ini, transkrip wawancara, observasi maupun dokumen diberi kode sesuai dengan tema yang telah ditetapkan dalam tujuan penelitian dan kerangka pemikiran. Ada beberapa tema GCG dan CSR yang dianalisis dalam penelitian ini, antara lain hubungan dengan nasabah, peran serta masyarakat, legitimasi dan stakeholder. Tema-tema tersebut sebagian merupakan tema yang disarankan oleh Epstein dan Freedman 1994 yaitu meliputi: 1. Hubungan dengan pelanggan 2. Sumber daya manusia Contoh: kesempatan yang samadalam bekerja 3. Peranserta masyarakat contoh: donasi 4. Konservasi Energi 5. Kesehatan dan keselamatan pekerja 6. Legitimasi 7. Stakeholder Kemudian tema-tema yang telah ditetapkan tersebut diberi kode tertentu yaitu kode A untuk hubungan dengan nasabah, dan seterusnya. Data dianalisis dengan menggunakan metode penalaran induktif Lincoln dan Guba, 1985 untuk menilai apakah data memiliki kontribusi untuk menjawab pertanyaan penelitian Chariri, 2006.

3.5.3 Interpretasi

Hasil interpretasi dari pemahaman hasil yang didapatkan dari coding data pada penelitian ini kemudian dikaitkan dengan teori yang ada sehingga interpretrasi tidak bersifat bias tetapi dapat dijelaskan oleh teori tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori legitimasi dan teori stakeholder. Dalam melakukan interpretasi, penelitian ini juga tidak terlepas dari kejadian yang ada pada setting penelitian. Penelitian ini juga menyertakan kutipan, narasi dan gambar untuk menggambarkan interpretasi dan pandangan perusahaan terhadap penerapan prinsip GCG dan implementasinya terhadap pelaksanaan praktik CSR serta motif dibalik pelaksanaan dan pengungkapan CSR. Interpretasi atas data yang didasarkan pada teori legitimasi dan teori stakeholder yang muncul pada saat pengumpulan data dilapangan, akan di jelaskan pada Bab IV yang merupakan wujud dari hasil analisis data dari lapangan. 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah dan Latar Belakang PT. Bank X

Bank X didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah dilebur menjadi Bank X. Masing-masing dari keempat legacy bank memainkan peran yang tidak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan saat ini, Bank X meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia. Segera setelah merger, Bank X melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh. Pada saat itu, Bank X menutup 194 kantor cabang yang saling berdekatan dan mengurang jumlah karyawan, dari jumlah gabungan 26.600 menjadi 17.620. Brand Bank X dimplementasikan secara sekaligus ke semua jaringan Bank X dan pada seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya. Salah satu keberhasilan Bank X yang paling signifikan adalah keberhasilan dalam menyelesaikan implementasi sistem teknologi baru. Sebelumnya Bank X mewarisi 9 core banking system yang berbeda dari keempat bank. Setelah melakukan investasi awal untuk segera mengkonsolidasikan kedalam sistem yang terbaik, Bank X melaksanakan sebuah program tiga tahun, dengan nilai US200 juta, untuk mengganti core banking system Bank X menjadi satu system yang mempunyai kemampuan untuk mendukung kegiatan consumer