Periode Sampai Tahun 1952 Periode 1952 – 1958 Periode 1959 – 1968

56

b. Secara mekanik

Penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik. Penularan melalui jarum suntik banyak terjadi pada para morfinis yang menggunakan jarum suntik yang tidak steril lagi, cara penularan ini pernah dilaporkan terjadi di salah satu rumah sakit di Bandung pada tahun 1981, pada penderita yang dirawat dan mendapatkan suntikan intravena dengan menggunakan alat suntik yang dipergunakan untuk menyuntik beberapa pasien, dimana alat suntik itu seharusnya dibuangsekali pakai disposable. 31 Infeksi malaria melalui transfusi hanya menghasilkan siklus eritrositer karena tidak melalui sporozoit yang memerlukan siklus hati sehingga dapat diobati dengan mudah. 29

c. Secara oral melalui mulut

Cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung dara Plasmodium relection, ayam P. gallinasium dan pada monyet P. knowlesi. Namun pada umumnya sumber infeksi malaria pada manusia yaitu manusia lain yang sakit malaria baik dengan gejala maupun tanpa gejala klinis. 31

K. Riwayat Pemberantasan Penyakit Malaria di Indonesia

1. Periode Sampai Tahun 1952

Sebelum tahun 1919 dimana belum ada kegiatan anti malaria, jumlah penderita malaria diperkirakan 30 juta dengan 120.000 kematian. 57 Pada tahun 1919 dimulai kegiatan anti larva dan penyehatan lingkungan. Pada tahun 1924 didirikan Biro Malaria Pusat yang merupakan bagian dari tehnik penyehatan dengan kegiatan utama di bidang irigasi dan drainage untuk menghilangkan tempat perindukan nyamuk breeding place. Pada periode ini insektisida belum dipergunakan, meskipun pada tahun 1946 telah diadakan suatu percobaan penyemprotan DT dari udara yang ketika dinilai pada tahun 1947 hasilnya memuaskan. Obat yang digunakan hanya KINA untuk menekan wabah. 5

2. Periode 1952 – 1958

Pada tahun 1952, pemerintah Indonesia mulai melaksanakan pemberantasan malaria dengan menggunakan DDT dan Dieldri di Jawa dan beberapa daerah luar Jawa secara terbatas di daerah indeks limpanya melebihi 50. Tindakan ini diikuti dengan pendirian Institut Malaria. Pada tahun 1955 Institut Malaria diperkuat dan penyemprotan DDT diperluas sehingga pada tahun 1958 sudah 18 juta penduduk yang dilindungi. Tergugah dengan turunnya Parasit Rate di Yogyakarta dari 24,4 menjadi 6,2 antara tahun 1954 dan 1958 dimulailah suatu program pembasmian pada tanggal 12 November 1959. tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Nasional. 5 58

3. Periode 1959 – 1968

Mulai tahun 1959 dengan bantuan WHO dan USAID diselenggarakan program pembasmian eradikasi yang disebut KOPEM Komando Operasi Pembasmian Malaria yang bersifat vertikal. Pada tahun ini juga dibentuk Dinas Pembasmian Malaria dimana Institut Malaria diintegrasikan kedalamnya. Bersamaan dengan ini pusat latihan malaria didirikan di Ciloto dan tempat pusat latihan lapangan di luar Jawa. Mulai tahun 1966 program mengalami kemunduran oleh karena beberapa hal yaitu peristiwa G 30 SPKI, bantuan dari USAID dihentikan, biaya yang disediakan pemerintah kurang. Pada tahun 1968 KOPEM dihapuskan dan kegiatan kerja diintegrasikan ke dalam Ditjen P4M Pencegahan, Pemberantasan, dan Pembasmian Penyakit Menular, sehingga kita tidak lagi melaksanakan program pembasmian melainkan pemberantasan. 5

4. Periode 1969 sampai Sekarang

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Dengan Pelaksanaan Program UKS Di Wilayah Kerja Puskesmas Kejajar II Kabupaten Wonosobo - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

Faktor-Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Leptospirosis (Studi Kasus di Kabupaten Demak) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 11

FAKTOR – FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP TERJADINYA REAKSI KUSTA (Studi di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Brebes) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 12

Faktor- Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kematian Maternal (Studi Kasus di Kabupaten Cilacap) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 16

Faktor-faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Malaria (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Hamadi Kota Jayapura) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 11

FAKTOR RISIKO KEJADIAN INFLUENZA A (Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Mojosongo Kabupaten Boyolali) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 82

FAKTOR RISIKO KEJADIAN INFLUENZA A (Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Mojosongo Kabupaten Boyolali) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 92

FAKTOR RISIKO KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENANGA KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1 2 141

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KECAMATAN SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU PROPINSI BENGKULU - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 84

Visibility of institutional repository c

0 4 1