126 genangan air dengan kejadian malaria disebabkan adanya faktor risiko lain
yang lebih kuat mengingat variabel yang berpengaruh dianalisis sekaligus secara bersamaan sehingga dikontrol oleh variabel lain yang lebih besar.
Variabel yang berpengaruh kuat pada temapat genangan air adalah kebiasaan keluar rumah pada malam hari. Responden yang dekat rumah
terdapat genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah dan tidak keluar rumah pada malam hari sebanyak 73,4 sedang yang biasa keluar
rumah pada malam hari sebanyak 26,6. Jadi meskipun dekat rumah responden terdapat genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah
dimana nyamuk Anopheles hidup pada genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah tetapi responden tidak keluar rumah pada
malam hari sehingga memperkecil kemungkinan untuk tergigit nyamuk. Lampiran 5
3. Kebiasaan Menggunakan Kelambu
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa kebiasaan menggunakan kelambu tidak terbukti sebagai faktor risiko terjadinya
malaria. Meskipun hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa kebiasaan menggunakan kelambu sebagai faktor risiko p=0,04 ; OR : 2,28 ; 95 CI
: 1,04 – 5,00. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Akhsin
yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kebiasaan menggunakan kelambu dengan kejadian malaria p=0,049.
14
Hasil penelitian ini juga
127 sesuai dengan penelitian Piyarat yang menyatakan bahwa penduduk yang
tidak menggunakan kelambu secara teratur mempunyai risiko terkena malaria 6,44 kali.
45
Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian CH2N-UGM 2001 yang menyatakan bahwa individu yang menggunakan tidak
kelambu akan mempunyai risiko untuk sakit malaria 2,8 kali dibandingkan dengan yang menggunakan kelambu saat tidur.
53
Hipotesis ditolak karena meskipun ada responden yang mengatakan bahwa saat tidur menggunakan kelambu tetapi kemungkinan
saat tidur mereka keluar dari kelambu karena kepanasan sehingga menyebabkan nyamuk menggigit mereka. Dimana aktiitas nyamuk
menggigit pada malam hari mulai dari jam 20.00 sampai jam 04.00. Tidak terbuktinya kebiasaan menggunakan kelambu juga
disebabkan frekuensi responden yang tidak menggunakan kelambu pada kelompok kasus dan kontrol hampir sama. Pada kelompok kasus sebanyak
89,0 dan kelompok kontrol yang`tidak menggunakan kelambu saat tidur sebanyak 78,0. Tidak adanya pengaruh kebiasaan menggunakan
kelambu dengan kejadian malaria disebabkan adanya faktor risiko lain yang lebih kuat mengingat variabel yang berpengaruh dianalisis sekaligus
secara bersamaan sehingga dikontrol oleh variabel lain yang lebih besar. Variabel yang lebih kuat berpengaruh pada kebiasaan menggunakan
kelambu adalah pemasangan kawat kasa. Dimana responden yang menggunakan kelambu tetapi tidak memasang kawat kasa pada ventilasi
128 rumahnya sebanyak 60,6 dan yang memasang kawat kasa pada ventilasi
rumah sebanyak 39,4. Jadi meskipun responden menggunakan kelambu saat tidur tetapi ventilasi tidak dipasang kawat kasa sehingga
memungkinkan nyamuk untuk masuk dalam rumah dan menggigit. Lampiran 5
4. Kebiasaan Menggunakan Obat Anti Nyamuk