PENGARUH SUHU LINGKUNGAN TERHADAP SUHU TUBUH

F. KESIMPULAN

1. Organisme berdarah panas (homeoterm) memiliki organ pengatur suhu tubuh yaitu hipothalamus agar suhu tubuh tetap pada kondisi optimal.

2. Suhu tubuh cenderung turun saat berada dilingkungan yang memiliki suhu rendah, begitu pula sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA

Duke, NH. 1995. The Physiology of Domestic Animal. New York : Comstock Publishing. Nurcahyo, Heru dan Harjana, Tri. 2013. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Yogyakarta : FMIPA

UNY. Pearce, Evelyn C. 1990. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia.

MENGUKUR KADAR HEMOGLOBIN (Hb)

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengukur kadar hemoglobin (Hb) darah.

B. DASAR TEORI Erythrocyte merupakan salah satu sel tubuh manusia yang tidak memiliki inti (nonnucleated cells), tetapi sitoplasma memiliki protein yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen yang disebut hemoglobin. Kadar hemoglobin merupakan salah sati indikator apakah manusia menderita anemia atau tidak. Kadar Hb pada kondisi normal tergantung dari usia masing-masing individu. Kadar hemoglobin dalam darah sangat tergantung pada jenis kelamin dan umur seseorang, antara lain yaitu :

1. Pria dewasa

: 13.2 - 17.3 g/dL darah

2. Perempuan

: 11.7 - 15.5 g/dL darah

3. Bayi baru lahir : 15.2 - 23.6 g/dL darah

4. Anak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 g/dL darah

5. Anak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 g/dL darah

6. Anak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 g/dL darah Hemoglobin merupakan molekul bulat dengan diameter 5.5 nm yang ditemukan pada sel

darah merah, dengan fungsi utamanya untuk mentransport oksigen dari paru-paru ke setiap jaringan dalam tubuh. Molekul Hb A (hemoglobin manusia dewasa, A = adult) berisi dua rantai

a (masing-masing 141 residu) dan dua rantai b (masing-masing 146 residu). Molekul Hb A umumnya tersusun sebagai a2b2. Kapasitas hemoglobin untuk mengikat oksigen bergantung pada keberadaan gugus prostetik yang disebut heme. Gugus heme yang menyebabkan darah berwarna merah. Gugus heme terdiri dari komponen anorganik dan pusat atom besi.

Hemoglobin (Hb) tersusun atas protein globin dan ferroproto-porfirin (heme) yang berikatan non-kovalen. Setiap molekul Hb memiliki 4 atom Fe yang terdapat pada heme, dan setiap atom Fe dapat mengikat oksigen secara reversibel, dengan demikian setiap molekul Hb

teroksigenasi atau disebut HbO 2 (oksiHb) mengandung 4 mol oksigen. Hb juga dapat berikatan dengan CO 2 pada gugus asam aminonya membentuk karbamino Hb (HbCO 2 ), juga dengan NO

membentuk HbNO. Peroksid, ferrisianid dan kuinon dapat mengoksidasi Fe 3+ menjadi Fe sehingga terbentuk metHb yang tidak mampu mengikat O 2 maupun CO 2 . MetHb dapat direduksi

dengan membentuk kompleks oksigen yang stabil tanpa terjadi oksidasi Fe 3+ menjadi Fe . Hal ini karena adanya sifat hidrofilik kantung heme.

C. METODE PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan • Hemoglobinometer Sahli

• Blood lancet steril (disposable) • Kapas • Alkohol • Aquadest • Larutan HCl 0,1 N

2. Cara Kerja

• Mensterilkan ujung jari manis atau jari tengah dengan kapas yang telah ditetesi alkohol. • Menusuk ujung jari dengan blood lancet steril (disposable) sehingga darah keluar. • Menghisap darah menggunakan pipet khusus yang telah disediakan hingga tanda garis

pada pipet. • Memasukkan darah kedalam tabung dan menambahkan larutan HCl 0,1 N. • Mengaduk larutan dalam tabung hingga merata.

• Menambahkan tetes demi tetes aquadest sambil terus diaduk hingga warnanya sesuai dengan warna larutan standar pada Hemoglobinometer Sahli.

• Mencatat angka pada tabung berskala yang menujukkan kadar Hb dalam gr/100 mL darah atau gr/dl.

D. HASIL PRAKTIKUM Laki-laki

No. Nama

Umur

Kadar Hb (gr/dl)

1 Muhamad Hasbi A.

2 Opik Prasetyo

3 Muhammad Reza P.

4 Rendra Darari F. I.

5 Hanifudin Bayu F.

6 Andi Joko P.

7 Hening Triandika R.

Perempuan No.

Nama

Umur

Kadar Hb (gr/dl)

1 Noviana Hapsari

2 Ana Arifatul U.

3 Vyta Andri S. U.

4 Anna Astuti

5 Fatharani Yurian W.

6 Dita Imanasita W.

7 Agustina Budi I.

8 Luthfiani P.

9 Cinthya I.

10 Marbelisa B.

11 Fatma Ismawati

12 Rizza Untsa N.

13 Citra Ayuliasari

14 Asri F.

15 Sari Trisnaningsih

16 Shintya Galuh N.S.

17 Ayu Dien I.

18 Luthfiani P.

E. PEMBAHASAN Erythrocyte merupakan salah satu sel tubuh manusia yang tidak memiliki inti (nonnucleated cells), tetapi sitoplasma memiliki protein yang berfungsi sebagai pengangkut E. PEMBAHASAN Erythrocyte merupakan salah satu sel tubuh manusia yang tidak memiliki inti (nonnucleated cells), tetapi sitoplasma memiliki protein yang berfungsi sebagai pengangkut

Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan aquadest. Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel dengan warna batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks eritrosi. Praktikum ini bertujuan untuk mengukur kadar hemoglobin (Hb) dalam darah. Pengukuran kadar hemoglobin dalam darah memerlukan alat dan bahan yaitu hemoglobinometer Sahli, blood lancet steril (disposable), kapas, alkohol, aquadest, dan larutan HCl 0,1 N.

Prosedur kerja yang dilakukan dalam kegiatan pengukuran kadar hemoglobin yaitu ensterilkan ujung jari manis atau jari tengah dengan kapas yang telah ditetesi alkohol. Kemudian menusuk ujung jari dengan blood lancet steril (disposable) sehingga darah keluar. Lalu menghisap darah menggunakan pipet khusus yang telah disediakan hingga tanda garis pada pipet. Setelah itu, memasukkan darah kedalam tabung dan menambahkan larutan HCl 0,1 N kemudian dikocok hingga merata. Kemudian menambahkan tetes demi tetes aquadest sambil terus diaduk hingga warnanya sesuai dengan warna larutan standar pada Hemoglobinometer Sahli. Langkah terakhir, mencatat angka pada tabung berskala yang menujukkan kadar Hb dalam gr/100 mL darah atau gr/dl.

Hasil yang diperoleh kemudian dikelompokkan dalam 2 kelompok berdasarkan jenis kelamin. Kelompok laki-laki terdiri atas 7 orang dengan hasil kadar hemoglobin rata-rata 11.8 gr/dL dengan rata-rata usia ± 20 tahun. Sedangkan kelompok perempuan terdiri atas 18 orang dengan kadar hemoglobin rata-rata 11.2 gr/dL dengan usia rata-rata ± 20 tahun. Hasil yang diperoleh diatas menunjukkan bahwa kadar hemoglobin baik dalam kelompok laki-laki maupun perempuan masih dalam keadaan normal. Apabila kadar hemoglobin kurang maka hal ini mengindikasikan sebagai penderita anemia.

Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O 2 ke jaringan dan mengembalikan CO 2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia. Hemoglobin bisa saja berada dalam keadaan terlarut langsung dalam plasma. Akan tetapi kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak bekerja secara maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor lingkungan.

Hemoglobin yang meningkat terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat dehidrasi yang menurun dipengaruhi oleh berbagai masalah klinis. Hemoglobin merupakan pigmen dari eritrosit yang sangat kompleks. Hemoglobin merupakan persenyawaan antara protein, globin

dan zat warna (heme). Keistimewaan dari hemoglobin adalah dapat mengikat O 2 dan CO 2 . Pada metode sahli, darah sengan larutan HCl 0,1 N akan membentuk hematin yang berwarna coklat. Setelah itu, warna disamakan dengan warna standar sahli dengan menambahkan aquadest sebagai pengencer. Prinsip hemoglobin diubah mejadi asam hematin, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat itu.

F. KESIMPULAN

1. Kelompok laki-laki dengan hasil kadar hemoglobin rata-rata 11.8 gr/dL dengan rata-rata usia ± 20 tahun.

2. Kelompok perempuan dengan kadar hemoglobin rata-rata 11.2 gr/dL dengan usia rata-rata ±

20 tahun.

3. Anemia yaitu penyakit yang ditimbulkan karena kurangnya kadar hemoglobin dalam darah.

DAFTAR PUSTAKA

Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Guyton A. C., Hall J. E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC. Nurcahyo, Heru dan Harjana, Tri. 2013. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Yogyakarta : FMIPA

UNY. Soedjono, Basoeki. 1988. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.