Perumusan Strategi Pemasaran Tahu di Kota Solo

C. Perumusan Strategi Pemasaran Tahu di Kota Solo

1. Analisis Faktor Internal dan Eksternal

Dalam penentuan alternatif strategi pemasaran, digunakan analisis SWOT dengan terlebih dahulu melakukan analisis terhadap faktor internal dan eksternal untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam memasarkan tahu di Kota Surakarta.

a. Analisis Faktor Internal : Analisis faktor internal merupakan proses identifikasi kekuatan serta kelemahan pada industri tahu meliputi kondisi keuangan, sumber daya manusia, pemasaran, produksi dan manajemen.

1) Kondisi Keuangan Permodalan merupakan salah satu aspek penting dalam menjalankan suatu usaha. Sumber modal yang tersedia merupakan salah satu faktor yang diperhatikan karena merupakan suatu titik 1) Kondisi Keuangan Permodalan merupakan salah satu aspek penting dalam menjalankan suatu usaha. Sumber modal yang tersedia merupakan salah satu faktor yang diperhatikan karena merupakan suatu titik

2) Sumber Daya Manusia Faktor sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting karena manusia berperan dalam setiap proses produksi dan proses pengambilan keputusan untuk semua fungsi dalam kegiatan pemasaran. Kualitas dan kemampuan pelaku usaha dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja dan, etos kerja, mental dan kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan.

Pengusaha tahu di sentra industri tahu Kota Surakarta sebagian besar ialah tenaga kerja tidak terdidik dengan tingkat pendidikan yang cukup rendah akantetapi mereka memiliki rata-rata pengalaman yang cukup lama dalam bidang industri tahu sehingga dengan pengalaman yang dimiliki mampu untuk memahami keinginan konsumen serta lingkungan tempat mereka bekerja. Kurangnya tenaga ahli dalam proses produksi dapat menjadi penghambat dalam tahapan penjualan berikutnya, meskipun pekerja dibagian produksi sudah cakap dan memiliki pengalaman yang cukup akan tetapi pada tahapan selanjutnya akan mengalami kesulitan dalam menemukan konsumen.

3) Pemasaran Pasar merupakan upaya produsen untuk mencapai konsumen dan melayaninya secara lebih efisien, menghasilkan laba, dan 3) Pemasaran Pasar merupakan upaya produsen untuk mencapai konsumen dan melayaninya secara lebih efisien, menghasilkan laba, dan

a) Produk Tahu memiliki kelembutan tekstur yang menyebabkan tahu mudah dikunyah, mengandung kalsium dan protein serta mudah dijumpai di pasaran. Harganya relatif murah dan dapat dimasak dengan aneka cara seperti digoreng atau bahkan hanya direbus. Masyarakat menyukai tahu sebagai lauk pauk dan cemilan. Produk tahu yang dihasilkan oleh pengusaha tahu adalah jenis tahu putih berbentuk persegi dengan berbagai ukuran seperti ukuran 2 x 2 cm atau 5 x 5 cm. Pengusaha juga memproduksi tahu kempal yaitu jenis tahu putih yang dipadatkan dan diikat dalam kain dan tahu sayur. Jenis tahu putih lebih banyak diproduksi dibandingkan tahu kuning karena jenis tahu ini lebih disukai oleh konsumen.

Kualitas merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi produsen dalam menghasilkan suatu produk. Kualitas tahu yang baik sangat tergantung dari beberapa hal diantaranya dilihat dari kualitas kedelai, kebersihan saat proses produksi, campuran yang digunakan hingga cara pengemasan produk. Kualitas produk yang baik akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen sehingga memudahkan usaha pemasaran. Oleh karena itu, pengusaha tahu selaku produsen selalu berusaha mengoptimalkan dan memberikan jaminan terbaik pada kualitas produk yang dihasilkan. Jaminan yang diberikan diantaranya tahu yang diproduksi berwarna putih tidak mengkilat karena pembuatannya tidak menggunakan bahan pemutih maupun formalin sebagai pengawet, tahu putih tidak kenyal, tahan hingga 1-2 hari jika disimpan dilemari pendingin, tidak berbau sangit dan tahu tidak Kualitas merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi produsen dalam menghasilkan suatu produk. Kualitas tahu yang baik sangat tergantung dari beberapa hal diantaranya dilihat dari kualitas kedelai, kebersihan saat proses produksi, campuran yang digunakan hingga cara pengemasan produk. Kualitas produk yang baik akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen sehingga memudahkan usaha pemasaran. Oleh karena itu, pengusaha tahu selaku produsen selalu berusaha mengoptimalkan dan memberikan jaminan terbaik pada kualitas produk yang dihasilkan. Jaminan yang diberikan diantaranya tahu yang diproduksi berwarna putih tidak mengkilat karena pembuatannya tidak menggunakan bahan pemutih maupun formalin sebagai pengawet, tahu putih tidak kenyal, tahan hingga 1-2 hari jika disimpan dilemari pendingin, tidak berbau sangit dan tahu tidak

b) Harga Harga adalah salah satu variabel pemasaran yang perlu diperhatikan oleh para pengusaha karena harga akan langsung mempengaruhi besarnya volume penjualan dan laba yang akan diperoleh. Pengusaha tahu telah membuat hitungan untuk menentukan harga yang akan dikenakan pada produknya. Pengusaha menjual satu cetakan tahu yang berisi 81 tahu dengan harga berkisar antara Rp. 18.000-Rp. 20.000 dan untuk satuannya, pedagang menjual tahu seharga Rp. 250-Rp. 300. Harga tahu tergantung dari ukuran serta ketebalan tahu. Semakin besar ukuran dan ketebalannya maka semakin tinggi harganya.

Masalah murah atau mahalnya tahu sangat relatif sifatnya namun menurut pengusaha tahu, harga yang sudah ada sekarang ini, jika dinaikkan akan menimbulkan protes dari konsumen yang sudah terbiasa membeli tahu dari pengusaha-pengusaha tersebut. Kenaikan harga tahu dapat dipengaruhi beberapa hal semisal kenaikan harga bahan baku atau kenaikan biaya produksi.

c) Promosi Promosi merupakan kegiatan mengenalkan produk yang telah dibuat oleh produsen kepada masyarakat luas. Untuk promosi

produknya, pengusaha tahu lebih memilih mempromosikan produknya dengan personal selling dimana pengusaha tahu akan menjelaskan secara lisan mengenai produknya, pengusaha tahu lebih memilih mempromosikan produknya dengan personal selling dimana pengusaha tahu akan menjelaskan secara lisan mengenai

d) Distribusi Distribusi merupakan masalah lain yang akan dihadapi oleh pengusaha pada saat produk selesai diproses. Masalah ini menyangkut cara penyampaian produk ke tangan konsumen sehingga untuk memudahkan atau memperlancar agar produknya dapat sampai ke tangan konsumen, pengusaha tahu memerlukan saluran distribusi. Saluran distrbusi merupakan hal penting dalam lalu lintas perdagangan dari produsen ke konsumen. Penentuan jumlah penyalur penting untuk dipertimbangkan sesuai dengan sifat produk yang ditawarkan. Untuk mendistribusikan produk tahu agar sampai ke tangan konsumen dengan baik, pengusaha harus tepat dalam menentukan jumlah penyalur dan pola saluran distribusi yang dilakukan ada dua pola saluran.

Pola saluran distribusi yang pertama adalah pola saluran distribusi langsung dimana pengusaha tahu dapat menyampaikan produk ke tangan konsumen tanpa melalui perantara. Jenis distribusi ini cocok digunakan sesuai dengan sifat tahu yang mudah rusak dan tidak tahan lama. Biasanya konsumen jenis pola saluran ini berdomisili disekitar pabrik atau tempat pembuatan tahu. Pola saluran distribusi yang kedua adalah pola saluran distribusi tidak langsung dimana pengusaha tahu memerlukan perantara agar produknya dapat sampai ke tangan konsumen. Pengusaha tahu menjual produknya ke pedagang pengecer yang kemudian akan dipasarkan ke berbagai tempat di Kota Surakarta. Pemasaran dengan jenis saluran ini, membantu pengusaha untuk Pola saluran distribusi yang pertama adalah pola saluran distribusi langsung dimana pengusaha tahu dapat menyampaikan produk ke tangan konsumen tanpa melalui perantara. Jenis distribusi ini cocok digunakan sesuai dengan sifat tahu yang mudah rusak dan tidak tahan lama. Biasanya konsumen jenis pola saluran ini berdomisili disekitar pabrik atau tempat pembuatan tahu. Pola saluran distribusi yang kedua adalah pola saluran distribusi tidak langsung dimana pengusaha tahu memerlukan perantara agar produknya dapat sampai ke tangan konsumen. Pengusaha tahu menjual produknya ke pedagang pengecer yang kemudian akan dipasarkan ke berbagai tempat di Kota Surakarta. Pemasaran dengan jenis saluran ini, membantu pengusaha untuk

4) Produksi Untuk memproduksi tahu di gunakan bahan baku pokok yaitu kedelai. Jenis kedelai terdiri atas 4 macam yaitu kedelai kuning, kedelai hitam, kedelai coklat dan kedelai hijau. Pengrajin tahu di Kota Surakarta biasanya menggunakan kedelai kuning. Syarat mutu kedelai yang baik untuk memproduksi tahu diantaranya yaitu bebas dari sisa tanaman seperti kulit palangatau biji-bijian, biji kedelai tidak luka atau bebas serangan hama dan penyakit dan kulit biji kedelai tidak keriput. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat tahu sangat mudah diantaranya kedelai, air dan asam cuka yang dipakai sebagai campuran sari kedelai agar dapat menggumpal menjadi tahu. Dalam seluruh proses produksi tahu, air bersih sangat penting, baik untuk mencuci, merendam maupun untuk membuat sari kedelai. Berikut adalah tahapan dalam proses produksi tahu yaitu :

a) Kedelai direndam kurang lebih 5-6 jam, kemudian dicuci sampai bersih.

b) Kedelai digiling dalam sampai halus berbentuk bubur.

c) Bubur kedelai direbus selama setengah atau satu jam dengan menggunakan wajan berukuran besar. Bahan bakar yang digunakan cukup sederhana yaitu menggunakan kayu, kulit kacang, dan kulit padi.

d) Setelah direbus, bubur kedelai diangkat dari tempat merebus kemudian disaring menggunakan kain kasa. Pemerasan bubur kedelai ini dilakukan berkali-kali hingga bubur kedelai habis.

e) Air dari perasan bubur kedelai diletakkan di bak kemudian dicampur dengan asam cuka untuk menggumpalkan.

f) Gumpalan atau jonjot putih yang mulai mengendap kemudian dicetak menjadi tahu. Air asam yang masih ada dipisahkan dari jonjot-jonjot tahu.

g) Tahu yang sudah dicetak kemudian dipotong-potong dengan ukuran 2 x 2 cm ataupun 5 x 5 cm, dan siap untuk dijual.

5) Manajemen Kegiatan industri tahu di Kota Surakarta tidak terlepas dari prinsip-prinsip manajemen yaitu mengatur kegiatan usaha dengan tahap-tahap seperti perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi. Industri tahu dalam menjalani kegiatan usahanya memang belum mampu untuk melaksanakan tahapan dari prinsip manajemen secara baik akan tetapi industri ini sudah mampu menerapkan prinsip manajemen dalam mengelola usahanya walaupun tidak secara sempurna.

Kegiatan perencanaan merupakan kegiatan awal yang dilakukan sebelum melakukan kegiatan produksi tahu, dengan adanya kegiatan tersebut pengusaha tahu memiliki standar yang diharapkan dalam memproduksi. Pengusaha menghitung kebutuhan sarana produksi dan mempersiapkan cara-cara khusus untuk menangani suatu masalah ketika kegiatan produksi tahu mengalami hambatan. Kegiatan pengorganisasian industri tahu diantaranya melakukan koordinasi antar pekerja dalam melaksanakan kegiatan produksi tahu. Pengusaha bekerja sesuai konsep yang telah ditetapkan berdasarkan perencanaan.

Kegiatan pengawasan dan evaluasi belum diterapkan secara sempurna oleh para pengusaha tahu. Mereka melakukan kegiatan pengawasan hanya sebatas pada pengawasan stok bahan baku, akan tetapi pengawasan dalam kegiatan produksi maupun dalam pengolahan limbah belum terlaksana dengan baik. Masalah pengolahan limbah menjadi hal sangat penting untuk diperhatikan karena selama ini limbah dari industri tahu merugikan bagi Kegiatan pengawasan dan evaluasi belum diterapkan secara sempurna oleh para pengusaha tahu. Mereka melakukan kegiatan pengawasan hanya sebatas pada pengawasan stok bahan baku, akan tetapi pengawasan dalam kegiatan produksi maupun dalam pengolahan limbah belum terlaksana dengan baik. Masalah pengolahan limbah menjadi hal sangat penting untuk diperhatikan karena selama ini limbah dari industri tahu merugikan bagi

b. Analisis Faktor Eksternal

1) Pemerintah Pemerintah Kota Surakarta memiliki peran untuk keberlangsungan industri kecil tahu. Pemerintah melalui beberapa peraturan dan kebijakannya, mengharapkan bahwa industri kecil tahu mampu untuk bertahan bahkan lebih berkembang. Salah satu peran pemerintah yaitu memberikan bantuan berupa subsidi kedelai bagi para pengusaha tahu yang kesulitan dalam mendapatkan kedelai ketika harga kedelai melonjak tinggi. Kebijakan lainnya yaitu pemerintah memfasilitasi bantuan modal bagi para pengusaha tahu yang kekurangan modal untuk mengembangkan usahanya. Bantuan modal ini dapat diperoleh dengan mengirimkan proposal kepada Dinas Koperasi. Selain itu, peran pemerintah dalam mendukung usaha pemasaran tahu di Kota Surakarta ialah mengundang para pelaku usaha industri kecil tahu untuk mengikuti pameran kuliner yang diadakan oleh Pemerintah Daerah setiap dengan fasilitas stan yang akan disediakan oleh pemerintah.

2) Pesaing Pemasaran tahu di Kota Surakarta tidak terlepas dari persaingan yang cukup ketat antar pengusaha diluar sentra industri maupun pengusaha yang berada di luar Kota Surakarta. Pesaing industri tahu Kota Surakarta berasal dari wilayah lain seperti

Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo.

Pesaing dari Kabupaten Sragen, Karanganyar dan Sukoharjo memiliki tahu yang tidak jauh berbeda dengan tahu produksi Surakarta akantetapi yang menjadi permasalahannya ialah tahu produksi dari daerah pesaing merambah pasar yang ada di dalam Kota surakarta sehingga pengusaha yang berada didalam Kota Surakarta harus bersaing memperebutkan pasar. Selain dari persaingan pasar, kualitas dan kuantitas tahu dari daerah pesaing tidak jauh berbeda akan tetapi daerah pesaing sudah menggunakan teknologi yang lebih maju sehingga kualitas dan kuantitas tahu yang diberikan mampu menyaingi kualitas dan kuantitas tahu produksi Kota Surakarta. Selain itu, persaingan terhadap produk sejenis lainnya seperti tempe, juga banyak mempengaruhi pemasaran tahu. Banyaknya produk dari pesaing ini menyebabkan harga tawar pembeli yang rendah karena produk berlimpah.

3) Konsumen Pembeli atau pelanggan mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka untuk menekan turunnya harga dan permintaan terhadap kualitas produk yang lebih baik. Dalam bentuk yang lain kemampuan pelanggan dapat menjadi penghalang masuknya suatu industri ke dalam suatu daerah apabila sudah terbentuk kepercayaan pelanggan pada produk tertentu. Hal tersebut juga yang dialami pada industri tahu di Kota Surakarta dalam pemasaran produk. Adanya kepercayaan dari konsumen tahu membuat pengusaha mampu untuk memproduksi tahu sesuai dengan permintaan konsumen. Konsumen tahu biasanya hanya berasal dari dalam Kota Surakarta. Konsumen merupakan konsumen rumah tangga yang membeli produk tahu untuk dikonsumsi dan konsumen produk tahu tidak terbatas usia dan pendapatan yang diperoleh.

4) Pemasok bahan baku

Pemasok bahan baku kedelai sangat penting bagi berlangsungnya produksi tahu di Kota Surakarta. Tanpa adanya pemasok bahan baku, produksi tahu tidak akan berjalan. Pemasok bahan baku kedelai berasal dari berbagai tempat seperi pemasok yang berasal dari daerah Mojosongo dan Surakarta. Pemasok bahan baku mendapatkan pasokan kedelai dari petani-petani yang berasal dari daerah Praci, Batu, Purwodadi, Sragen, Gemolong, Nganjuk atau Madura. Jika salah satu daerah tidak dapat memenuhi permintaan kedelai, biasanya pemasok akan meminta pasokan bahan baku dari daerah lainnya yang mampu untuk memenuhi permintaan akan kedelai.

Pemasok kedelai harus menyediakan kedelai sesuai standar yang diminta/diinginkan oleh pengusaha tahu yaitu kedelai baru dengan kualitas baik, tidak ada biji mati, garing dan kering, berwarna kuning serta tidak ada bekasan serangan hama dan bebas dari penyakit serta kulit kedelai tidak boleh keriput. Pemasok bekerja selama 6 hari kerja dan biasanya untuk mendapatkan kedelai, pengusaha datang langsung ke gudang pemasok. Sistem pembayaran yang dilakukan adalah dengan cara pengusaha tahu memesan terlebih dahulu kedelai yang akan dibeli kemudian pengusaha membayar dimuka atau dapat dibayar dengan cara dicicil dengan tempo waktu tertentu. Adanya kerjasama serta kepercayaan antar pengusaha tahu dan pemasok bahan baku mendatangkan keuntungan dan hubungan yang baik selama ini.

5) Lembaga pemasaran Adanya jarak antara produsen dan konsumen akhir akan memerlukan keterlibatan beberapa pedagang perantara untuk menyalurkan produk dari produsen ke tangan konsumen akhir. Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen akan mengakibatkan relatif panjangnya saluran pemasaran yang dapat mengakibatkan tingginya harga beli yang harus dibayar oleh 5) Lembaga pemasaran Adanya jarak antara produsen dan konsumen akhir akan memerlukan keterlibatan beberapa pedagang perantara untuk menyalurkan produk dari produsen ke tangan konsumen akhir. Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen akan mengakibatkan relatif panjangnya saluran pemasaran yang dapat mengakibatkan tingginya harga beli yang harus dibayar oleh

Harga yang dipatok oleh pedagang eceran tidak berbeda jauh dengan harga yang berasal dari pengusaha tahu. Jika pengusaha tahu menjual 1 cetakan tahu yang berisi 81 potong dengan harga berkisar antara Rp. 18000-Rp. 20.000 per cetakan atau seharga Rp. 222 per buah, maka pedagang akan menjual tahu seharga Rp. 250 - Rp. 300 per buah.

Sebagian pedagang eceran yang membantu pengusaha tahu untuk memasarkan produk tahu hingga sampai ke tangan konsumen adalah bagian dari keluarga dari pengusaha tahu sehingga pedagang tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk mengambil tahu dan sebagian lainya adalah pedagang yang berlokasi tidak jauh dari tempat produksi tahu sehingga hal ini menguntungkan bagi pedagang.

6) Teknologi Teknologi pengolahan pangan pada saat ini sudah berkembang maju sehingga perkembangan ini membawa dampak yang positif bagi para pelaku usaha pembuatan tahu. Perubahan dan penemuan teknologi mempunyai dampak signifikan terhadap banyak 6) Teknologi Teknologi pengolahan pangan pada saat ini sudah berkembang maju sehingga perkembangan ini membawa dampak yang positif bagi para pelaku usaha pembuatan tahu. Perubahan dan penemuan teknologi mempunyai dampak signifikan terhadap banyak

2. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan eksternal maka dapat diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap pemasaran tahu di Kota Surakarta. Adapun faktor- faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam Pemasaran Tahu di Kota Surakarta

Faktor Internal Kekuatan Kelemahan

Kondisi · Modal usaha terbatas Keuangan Sumber

Daya · Pengalaman usaha di · Tingkat pendidikan Manusia

bidang industri tahu

yang masih rendah

· Hubungan yang baik antar pengusaha

Pemasaran · Saluran distribusi yang · Tidak adanya

keragaman produk · Kualitas produk tahu · Promosi terbatas

pendek

baik

Produksi

· Kontinuitas produksi

· Pengelolaan kurang

higienis Manajmen

terjamin

· Belum melaksanakan pengawasan dan evaluasi secara baik

· Limbah belum dikelola secara

optimal

Faktor

Ancaman Eksternal

Peluang

Pemerintah

· Adanya perhatian dari

· Implementasi

pemerintah

kebijakan/peraturan rendah

· Proses yang rumit untuk mendapatkan pinjaman modal dari

Dinas Koperasi Pesaing

· Adanya persaingan kualitas dan kuantitas tahu antar industri tahu

Konsumen

· Adanya kepercayaan

dari konsumen Pemasok Bahan · Kontinuitas bahan baku · Adanya fluktuasi Baku

harga bahan baku Lembaga

terjamin

· Pedagang membantu

Pemasaran

memperluas pemasaran

Teknologi

· Perkembangan

teknologi pengolahan pangan

Sumber : Analisis Data Primer

a. Identifikasi Faktor Kekuatan

1) Pengalaman usaha di bidang industri tahu Pengalaman produksi dalam mengolah sangat diperlukan untuk menunjang kualitas tahu yang dihasilkan. Lamanya pengalaman dalam memproduksi tahu menjadi kekuatan bagi pengusaha tahu karena pengalaman yang cukup lama membuat pengusaha tahu mengetahui bagaimana cara membuat tahu yang berkualitas dan sesuai dengan permintaan konsumen. Pengusaha tahu akan lebih mahir 1) Pengalaman usaha di bidang industri tahu Pengalaman produksi dalam mengolah sangat diperlukan untuk menunjang kualitas tahu yang dihasilkan. Lamanya pengalaman dalam memproduksi tahu menjadi kekuatan bagi pengusaha tahu karena pengalaman yang cukup lama membuat pengusaha tahu mengetahui bagaimana cara membuat tahu yang berkualitas dan sesuai dengan permintaan konsumen. Pengusaha tahu akan lebih mahir

Contohnya adalah pada tahun 2007 ketika harga kedelai melonjak tinggi, dengan pengalaman yang cukup lama dan telah melewati berbagai kejadian, pengusaha tahu mengetahui langkah apa yang sebaiknya dilakukan agar usaha mereka tidak merugi. Pengusaha tidak menaikkan harga tahu per buah akan tetapi mereka mengurangi ketebalan dari tahu itu sendiri. Jika sebelum harga kedelai melonjak, ketebalan tahu sekitar 2-3 cm dan ketika harga kedelai melonjak, ketebalan tahu berkurang hingga 1-2 cm. Pengalaman pengusaha yang cukup lama dalam industri tahu ini yang membuat konsumen percaya untuk mengkonsumsi tahu produksi Kota Surakarta.

2) Hubungan yang baik antar pengusaha Hubungan baik yang terjalin antar pengusaha tahu sangat baik. Hal ini merupakan salah satu kekuatan dalam usaha pemasaran tahu di Kota Surakarta. Antar pengusaha tahu menjalin hubungan yang tidak merugikan masing-masing pihak. Hubungan baik ini tercermin dari beberapa kegiatan, misalnya adalah kegiatan diskusi yang diadakan setiap satu bulan sekali untuk sekedar bertukar informasi maupun membahas masalah-masalah yang dihadapi oleh pengusaha tahu. Waktu kegiatan diskusi memang tidak selalu rutin diadakan sebulan sekali akantetapi pengusaha tahu benar- benar memanfaat kegiatan diskusi ini untuk mendapatkan informasi sekaligus memperluas jaringan sosial. Kegiatan diskusi antar pengusaha tahu bermanfaat bagi pelaku usaha karena dengan kegiatan ini, pengusaha tahu mengetahui akan 2) Hubungan yang baik antar pengusaha Hubungan baik yang terjalin antar pengusaha tahu sangat baik. Hal ini merupakan salah satu kekuatan dalam usaha pemasaran tahu di Kota Surakarta. Antar pengusaha tahu menjalin hubungan yang tidak merugikan masing-masing pihak. Hubungan baik ini tercermin dari beberapa kegiatan, misalnya adalah kegiatan diskusi yang diadakan setiap satu bulan sekali untuk sekedar bertukar informasi maupun membahas masalah-masalah yang dihadapi oleh pengusaha tahu. Waktu kegiatan diskusi memang tidak selalu rutin diadakan sebulan sekali akantetapi pengusaha tahu benar- benar memanfaat kegiatan diskusi ini untuk mendapatkan informasi sekaligus memperluas jaringan sosial. Kegiatan diskusi antar pengusaha tahu bermanfaat bagi pelaku usaha karena dengan kegiatan ini, pengusaha tahu mengetahui akan

Selain kegitan diskusi, biasanya ada beberapa kelompok pengusaha yang berdiri atas inisiatif mereka sendiri. Beberapa kelompok ini terdiri dari pengusaha-pengusaha yang berdomisili dalam satu wilayah. Kelompok ini pernah mengadakan kunjungan/study tour ke daerah lain seperti Jawa Timur untuk menambah perbekalan sekaligus menambah jaringan sosial.

3) Saluran distribusi yang pendek Pola saluran distribusi tahu di sentra industri tahu Kota Surakarta adalah :

a) Produsen Konsumen

b) Produsen Pengecer Konsumen Saluran distribusi tahu di sentra industri tahu Kota

Surakarta merupakan saluran distribusi yang pendek. Hal ini sesuai dengan sifat dari produk tahu itu sendiri yang mudah rusak sehingga dengan saluran distribusi yang pendek, tahu dapat sampai ke tangan konsumen dengan kondisi yang tidak rusak. Jika saluran distribusi tahu cukup panjang maka dapat dipastikan bahwa tahu yang akan sampai ke tangan konsumen berada dalam kondisi yang sudah rusak atau tidak baik untuk dikonsumsi. Semakin dekat jarak antara produsen dan konsumen mengakibatkan relatif pendeknya saluran pemasaran sehingga harga beli yang harus dibayar oleh konsumen akhir tidak terlalu tinggi.

Saluran yang lebih sering digunakan adalah saluran dari produsen melalui pengecer hingga akhirnya sampai ke tangan konsumen. Melalui saluran ini, ada banyak segmen konsumen yang dituju karena biasanya pengecer menjual tahu yang didapat dari produsen di pasar-pasar yang ada di Kota

Surakarta. Namun, ada juga konsumen yang langsung mendatangi pengusaha untuk membeli tahu. Segmen pasar yang dituju oleh pengusaha tahu adalah konsumen rumah tangga, maka saluran pemasaran melalui pedagang pengecer dianggap paling efektif untuk mempercepat produk dapat sampai ketangan konsumen rumah tangga.

4) Kualitas produk tahu baik Tahu produksi Kota Surakarta merupakan tahu yang layak dan aman untuk dikonsumsi karena tahu yang diproduksi oleh pengusaha tahu terbuat dari bahan-bahan yang aman untuk dikonsumsi. Produk tahu dapat bertahan hingga lebih dari sehari karena tahu yang dihasilkan terbuat dari bahan-bahan yang tidak mengandung zat pewarna tekstil dan zat pengawet yang berbahaya lainnya. Tahu yang di produksi terbuat dari kedelai sebagai bahan utama, asam cuka atau kapur sulfat untuk menggumpalkan serta air.

Walaupun dilihat dari segi pengolahan, produk tahu ini belum termasuk dikelola secara higienis, akantetapi pada dasarnya tahu dibuat tanpa menggunakan bahan-bahan yang berbahaya, sehingga memiliki kualitas yang baik. Dengan demikian, pengusaha mampu menciptakan kesan diingatan konsumen bahwa tahu yang diproduksi merupakan tahu tanpa menggunakan bahan-bahan berbahaya.

5) Kontinuitas produksi terjamin Pengusaha tahu tidak pernah mengalami kekurangan pasokan bahan baku. Tetap tersedianya pasokan bahan baku dari pemasok terkait kontinuitas produksi tahu terjamin setiap harinya. Setiap ada permintaan tahu, pengusaha selalu dapat memenuhi permintaan tersebut. Setiap hari pengusaha mampu memproduksi 300 kg sampai dengan 700 kg kedelai dan tahu yang dihasilkan pun selalu habis terjual. Adanya 5) Kontinuitas produksi terjamin Pengusaha tahu tidak pernah mengalami kekurangan pasokan bahan baku. Tetap tersedianya pasokan bahan baku dari pemasok terkait kontinuitas produksi tahu terjamin setiap harinya. Setiap ada permintaan tahu, pengusaha selalu dapat memenuhi permintaan tersebut. Setiap hari pengusaha mampu memproduksi 300 kg sampai dengan 700 kg kedelai dan tahu yang dihasilkan pun selalu habis terjual. Adanya

b. Identifikasi Faktor Kelemahan

1) Modal usaha terbatas Permodalan merupakan salah satu aspek penting dalam menjalankan suatu usaha. Permodalan untuk menjalankan usaha pemasaran tahu masih terbatas. Modal sebagian besar berasal dari milik pribadi sehingga untuk mengembangkan usaha ataupun untuk perluasan pemasaran tidak mudah. Dalam menjalankan usahanya, pengusaha hanya memutar modal yang didapat dari hasil penjualan, malah terkadang modal untuk melakukan produksi berikutnya tertahan karena beberapa pedagang baru membayar kepada pengusaha yaitu tiga hari kemudian.

Pengusaha membutuhkan modal selain untuk menjalankan produksi untuk selanjutnya juga untuk membeli beberapa peralatan yang mendukung kegiatan produksi seperti pembelian alat-alat yang lebih praktis dan berteknologi tinggi sehingga harapan pengusaha, mereka dapat membuat tahu dengan waktu yang lebih cepat tanpa harus menggunakan tenaga kerja.

2) Tingkat pendidikan yang rendah Tingkat pendidikan pengusaha tahu beragam, mulai dari lulusan Sekolah Dasar hingga lulusan Sekolah Menengah Atas. Namun ada beberapa pengusaha tahu yang tidak menamatkan pendidikannya dibangku sekolah dasar. Rata- rata tingkat pendidikan pengusaha tahu yang berada di sentra industri tahu Kota Surakarta ialah lulusan Sekolah Dasar. Tingkat pendidikan yang rendah berpengaruh pada 2) Tingkat pendidikan yang rendah Tingkat pendidikan pengusaha tahu beragam, mulai dari lulusan Sekolah Dasar hingga lulusan Sekolah Menengah Atas. Namun ada beberapa pengusaha tahu yang tidak menamatkan pendidikannya dibangku sekolah dasar. Rata- rata tingkat pendidikan pengusaha tahu yang berada di sentra industri tahu Kota Surakarta ialah lulusan Sekolah Dasar. Tingkat pendidikan yang rendah berpengaruh pada

3) Tidak adanya keragaman produk Produk tahu yang dihasilkan adalah tahu putih yang biasanya digunakan untuk konsumsi sehari-hari. Pengusaha jarang memproduksi tahu jenis lainnya seperti tahu kuning, tahu sutera, dan tahu kering beku. Hal ini masih terkait dengan permintaan kosumen di Kota Surakarta yang lebih tertarik dengan tahu putih. Tidak adanya keragaman produk berakibat pada produksi dan penjualan yang statis.

Walaupun permintaan nyatanya lebih banyak pada jenis tahu putih, sebaiknya pengusaha mencari inovasi atau keragaman dari produk tahu. Pengusaha tahu dapat membuat berbagai macam produk olahan tahu seperti tahu goreng dengan berbagai macam isian, tahu keripik atau berbagai olahan lainnya yang sifatnya lebih tahan lama dan dengan adanya olahan tahu yang beragam maka akan meningkatkan nilai tambah tahu dan memberikan keuntungan bagi pengusaha tahu.

4) Promosi terbatas Pemasaran yang selama ini dilakukan hanya melalui mulut ke mulut para pelanggan. Hal ini menurut beberapa pengusaha dinilai lebih efektif dan murah jika dibandingkan dengan promosi melalui media cetak dan elektronik. Promosi yang hanya sebatas mulut ke mulut selain efektif, juga tidak membutuhkan banyak biaya. Promosi lewat mulut ke mulut selama ini dianggap cukup menguntungkan, namun memiliki kelemahan yaitu belum mencakup wilayah yang lebih luas 4) Promosi terbatas Pemasaran yang selama ini dilakukan hanya melalui mulut ke mulut para pelanggan. Hal ini menurut beberapa pengusaha dinilai lebih efektif dan murah jika dibandingkan dengan promosi melalui media cetak dan elektronik. Promosi yang hanya sebatas mulut ke mulut selain efektif, juga tidak membutuhkan banyak biaya. Promosi lewat mulut ke mulut selama ini dianggap cukup menguntungkan, namun memiliki kelemahan yaitu belum mencakup wilayah yang lebih luas

5) Pengelolaan kurang higienis Proses pembuatan tahu kurang higienis dilihat dari cara pembuatan, alat produksi dan kebersihan lingkungan. Pengusaha tahu kurang menjaga kebersihan saat memproduksi tahu sehingga berpengaruh pada kualitas tahu yang dihasilkan.

Jika dilihat langsung ke pabrik pembuatan tahu, maka akan menemukan beberapa peralatan yang tampak tidak terawat dan tidak bersih. Dimulai dari alat penggiling kedelai, alat perebus, alat penyaring, alat pemotong, serta ember untuk menyimpan hasil perasan kedelai. Selain dari alat, ternyata faktor tenaga kerja juga menyebabkan pengelolaan tahu kurang higienis karena beberapa pekerja ini tidak menggunakan sarung tangan, celemek bahkan tidak menggunakan pakaian atas ketika sedang bekerja. Lingkungan produksi yang kotor seperti berada satu atap dengan kandang ayam, digunakan sebagai tempat penyimpanan barang-barang bekas dan terkesan gelap karena kurang ventilasi, merupakan salah satu penyebab kurang higienisnya tahu.

6) Belum melaksanakan pengawasan dan evaluasi secara baik Industri tahu yang dijalankan sebagian besar merupakan usaha yang sifatnya turun temurun dan dikelola dengan manajemen keluarga. Usaha yang dikelola dengan menggunakan manajemen tradisional belum menerapkan salah satu prinsip manajemen modern yaitu pengawasan dan evaluasi secara baik. Pengusaha tahu lebih banyak menekankan bagaimana menghasilkan keuntungan yang 6) Belum melaksanakan pengawasan dan evaluasi secara baik Industri tahu yang dijalankan sebagian besar merupakan usaha yang sifatnya turun temurun dan dikelola dengan manajemen keluarga. Usaha yang dikelola dengan menggunakan manajemen tradisional belum menerapkan salah satu prinsip manajemen modern yaitu pengawasan dan evaluasi secara baik. Pengusaha tahu lebih banyak menekankan bagaimana menghasilkan keuntungan yang

Prinsip penerapan manajemen modern akan membantu pengusaha tahu untuk mengetahui posisi dan job deskripsi yang menjadi tanggung jawab pekerjanya untuk melakukan usahanya. Dalam hal ini sebaiknya struktur organisasi industri harus dirancang sedemikian rupa sehingga budaya kerja dapat dibangun dan hubungan antar tugas jelas terlihat.

7) Limbah belum dikelola secara optimal Limbah air dari hasil produksi seringkali dibuang begitu saja ke saluran-saluran pembuangan air secara sembarang. Limbah biasanya dibuang ke saluran didepan rumah dan secara sembarangan dialirkan ke sungai-sungai kecil disekitar pemukiman penduduk sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Pengusaha-pengusaha ini belum mendapatkan pengarahan serta informasi secara jelas dari pihak pemerintah yang membina industri-industri tahu untuk mengolah limbah air dari hasil produksi.

Sebenarnya, limbah tahu dapat dikelola secara optimal dan dapat menghasilkan biogas. Dari beberapa pengusaha tahu yang ada di sentra industri tahu di Kota Surakarta, hanya satu pengusaha yang sudah mampu mengolah limbah dengan baik. Secara singkat, biogas terbentuk dari limbah tahu yang berupa dialirkan menuju ke satu lubang yang nantinya akan mengalami equalisasi dan pengendapan filter dalam bak sedimentasi anaerobik yang berada dibawah tanah. Hasilnya nanti berupa gas yang dialirkan melalui pipa-pipa yang Sebenarnya, limbah tahu dapat dikelola secara optimal dan dapat menghasilkan biogas. Dari beberapa pengusaha tahu yang ada di sentra industri tahu di Kota Surakarta, hanya satu pengusaha yang sudah mampu mengolah limbah dengan baik. Secara singkat, biogas terbentuk dari limbah tahu yang berupa dialirkan menuju ke satu lubang yang nantinya akan mengalami equalisasi dan pengendapan filter dalam bak sedimentasi anaerobik yang berada dibawah tanah. Hasilnya nanti berupa gas yang dialirkan melalui pipa-pipa yang

Pengolahan limbah tahu memang menguntungkan akantetapi membutuhkan biaya yang cukup besar untuk membeli alat-alat yang dibutuhkan. Karena hal ini, banyak pengusaha tahu yang belum mampu mengolah limbah tahu menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

c. Identifikasi Faktor Peluang

1) Adanya perhatian dari pemerintah Industri tahu mulai dari skala industri kecil sampai menengah selalu mendapat perhatian pemerintah daerah. Bentuk perhatian pemerintah daerah antara lain adanya subsidi kedelai pada Tahun 2007 dan bantuan permodalan bagi pengusaha tahu yang ingin mengembangkan usahanya dengan cara mengirimkan proposal ke Dinas Koperasi bagian pengembangan usaha kecil dan menengah. Pemerintah juga pernah memberikan bantuan peralatan produksi secara gratis kepada para pengusaha tahu.

Selain itu, kegiatan-kegiatan seperti pameran, pesta atau event kuliner yang diselenggarakan di Kota Surakarta, pemerintah akan mengundang pengusaha tahu untuk berpartisipasi sebagai peserta dalam kegiatan pameran tersebut.

2) Adanya kepercayaan dari konsumen Kepercayaan yang diberikan konsumen kepada pengusaha tahu merupakan suatu aset bagi para pengusaha. Pengusaha tahu di Kota Surakarta telah memperoleh kepercayaan dari konsumennya, hal ini dapat dilihat dari kontinyuitas permintaan konsumen terhadap produk tahu yang cenderung stabil karena tahu merupakan salah satu makanan rakyat yang memiliki kandungan gizi yang tinggi dan memiliki 2) Adanya kepercayaan dari konsumen Kepercayaan yang diberikan konsumen kepada pengusaha tahu merupakan suatu aset bagi para pengusaha. Pengusaha tahu di Kota Surakarta telah memperoleh kepercayaan dari konsumennya, hal ini dapat dilihat dari kontinyuitas permintaan konsumen terhadap produk tahu yang cenderung stabil karena tahu merupakan salah satu makanan rakyat yang memiliki kandungan gizi yang tinggi dan memiliki

3) Kontinuitas bahan baku terjamin Ketersediaan pasokan bahan baku kedelai akan berkaitan dengan proses produksi dan harga jual tahu. Kontinuitas pasokan bahan baku kedelai terjamin karena para pemasok mendapatkan kedelai dari para petani yang berada di dalam maupun luar Jawa Tengah. Selain kedelai lokal, pemasok juga mendatangkan kedelai impor yang berasal dari Negara Amerika Serikat.

Pemasok bahan baku mendapatkan pasokan kedelai dari petani-petani yang berasal dari daerah Praci, Batu, Purwodadi, Sragen, Gemolong, Nganjuk atau Madura. Jika salah satu daerah tidak dapat memenuhi permintaan kedelai, biasanya pemasok akan meminta pasokan bahan baku dari daerah lainnya yang mampu untuk memenuhi permintaan akan kedelai. Selain kedelai yang berasal dari petani dalam negeri, gudang pemasok juga berisi kedelai yang berasal dari luar negeri dengan salah satu merek kedelai ‘Soybean’ asal Amerika Serikat.

4) Pedagang membantu memperluas pasar Adanya pedagang pengecer dalam sistem penyaluran produk hingga sampai pada tangan konsumen dapat membantu pengusaha tahu dalam memasarkan produknya dan menjangkau pasar lebih luas. Pedagang membantu memasarkan produk tahu untuk konsumsi rumah tangga, rumah sakit Brayat Minulya dan Dr. Oen hingga ke pabrik Sritex. Dengan adanya pedagang pengecer, membantu pengusaha tahu untuk memperkenalkan serta memperluas produk mereka sehingga produk mereka tidak hanya beredar 4) Pedagang membantu memperluas pasar Adanya pedagang pengecer dalam sistem penyaluran produk hingga sampai pada tangan konsumen dapat membantu pengusaha tahu dalam memasarkan produknya dan menjangkau pasar lebih luas. Pedagang membantu memasarkan produk tahu untuk konsumsi rumah tangga, rumah sakit Brayat Minulya dan Dr. Oen hingga ke pabrik Sritex. Dengan adanya pedagang pengecer, membantu pengusaha tahu untuk memperkenalkan serta memperluas produk mereka sehingga produk mereka tidak hanya beredar

5) Perkembangan teknologi pengolahan pangan Perkembangan teknologi pengolahan pangan terutama dalam hal memproduksi tahu adalah dengan adanya mesin pemanas yang sudah menggunakan mesin boiler. Manfaat dari mesin boiler ini adalah lebih hemat bahan bakar dan proses pemanasannya lebih cepat. Mesin boiler merupakan mesin uap yang disalurkan melalui pipa-pipa untuk memanaskan kedelai yang sudah digiling. Dengan cara ini, satu mesin boiler dapat disalurkan untuk lima tempat pemanas sehingga lebih efisien. Sebelum menggunakan mesin boiler ini, masing-masing pemanas menggunakan tungku sendiri- sendiri sehingga bahan bakarnya agak boros. Mesin boiler ini menggunakan bahan bakar kayu yang mudah. Menggunakan mesin boiler ini mampu menghemat bahan bakar hingga 50 persen dan prosesnya pun lebih cepat. Manfaat lainnya adalah tahu yang dihasilkan baunya tidak sangit.

d. Identifikasi Faktor Ancaman

1) Implementasi kebijakan/peraturan rendah Pemerintah memberikan perhatian kepada industri kecil di Kota Surakarta terutama industri tahu. Ada banyak kebijakan maupun peraturan yang telah dibuat untuk membantu pengembangan industri tahu. Contohnya seperti membuat kelompok-kelompok ditiap daerah yang berfungsi sebagai sarana antar pengusaha tahu untuk bertukar informasi maupun untuk kemudahan dalam memberikan 1) Implementasi kebijakan/peraturan rendah Pemerintah memberikan perhatian kepada industri kecil di Kota Surakarta terutama industri tahu. Ada banyak kebijakan maupun peraturan yang telah dibuat untuk membantu pengembangan industri tahu. Contohnya seperti membuat kelompok-kelompok ditiap daerah yang berfungsi sebagai sarana antar pengusaha tahu untuk bertukar informasi maupun untuk kemudahan dalam memberikan

tersebut tidak terlaksana dengan baik. Pemerintah belum mampu merangkul semua industri kecil tahu di Kota Surakarta. Selain itu, perhatian pemerintah belum optimal dimana dalam 10 tahun terakhir ini, pemerintah hanya memberikan bantuan berupa subsidi kedelai pada tahun 2007 dan bantuan peralatan pada tahun 2004 yang ternyata tidak seluruhnya didapatkan oleh pengusaha yang benar-benar membutuhkan peralatan tersebut.

Kenyataannya,

program-program

2) Proses yang rumit untuk mendapatkan pinjaman modal dari Dinas Koperasi

Dinas Koperasi Kota Surakarta memberikan bantuan kepada para pengusaha tahu yang ingin mengembangkan usahanya dan bantuan tersebut berupa pinjaman modal. Ada prosedur untuk dapat meminjam modal dari Dinas Koperasi yaitu pengusaha tahu atau kelompok pengusaha tahu mengirimkan proposal yang berisi rincian kegiatan serta modal yang diperlukan untuk menunjang kegiatan yang akan dijalankan. Setelah mengirimkan proposal, perwakilan Dinas Koperasi akan langsung turun ke lapangan untuk meninjau lokasi usaha. Jika usaha tersebut layak, maka Dinas Koperasi akan memberikan pinjaman modal dan pengusaha harus mengembalikan pinjaman tersebut dengan waktu berkala serta bunga pinjaman 0,5-1,2 persen pertahun, tergantung dari harga dollar. Pembayaran pada tahun pertama dan kedua hanya berupa bunga pinjaman, setelah itu pengusaha membayar angsuran beserta bunganya.

Secara teori terlihat mudah, akan tetapi kenyataannya pengusaha tahu jarang sekali mendapatkan pinjaman modal dengan berbagai alasan seperi usaha yang tidak layak dan tidak berprospek. Alasan lain pengusaha tahu tidak meminjam modal dari Dinas Koperasi adalah proses yang berbeli-belit dan membutuhkan waktu yang cukup lama agar proposal disetujui dan pinjaman dapat dicairkan. Pengusaha lebih cenderung untuk mendapatkan pinjaman modal di Bank-Bank seperti Bank BRI atau Bank Danamon yang tidak memerlukan waktu yang cukup lama.

3) Adanya persaingan kualitas dan kuantitas tahu antar industri tahu

Banyaknya pengusaha tahu yang berasal dari luar sentra industri tahu mengakibatkan persaingan yang tinggi. Persaingan antara produk sejenis di luar sentra industri tahu dan sekitarnya dapat menjadi ancaman jika produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik atau harga yang lebih murah.

Pesaing berasal dari luar sentra industri yaitu dari daerah Sukoharjo, Karanganyar atau Sragen. Sebagian pesaing ini juga ikut menjual tahu dipasar-pasar yang ada di Kota Surakarta. Selain pesaing sejenis, pesaing produk yang tidak sejenis juga menjadi ancaman seperti pesaing yang menjual produk yang juga berbahan baku kedelai seperti tempe.

4) Adanya fluktuasi harga bahan baku Fluktuasi harga bahan baku kedelai akan mempengaruhi produksi dan harga jual tahu. Modal untuk bahan baku bertambah, biaya produksi meningkat, produksi tahu dapat menurun atau tetap dan hal ini akan menyebabkan harga jual produk naik dan ini dapat menjadi ancaman bagi besar kecilnya penjualan.

Keputusan yang diambil oleh pengusaha tahu dengan adanya kenaikan harga bahan baku yaitu tidak menaikkan harga juak tahu tetapi ketebalan tahu dikurangi. Jika sebelum harga bahan baku naik, ketebalan tahu mencapai 3-4 cm namun dengan naiknya harga kedelai, ketebalan tahu berkurang 1-2 cm tergantung seberapa besar kenaikan harga kedelai. Jika keputusan yang diambil adalah menaikkan harga tahu, pengusaha yakin bahwa konsumen akan menolak kenaikan tersebut.

3. Alternatif Strategi

Untuk merumuskan alternatif strategi yang diperlukan dalam pemasaran tahu di Kota Surakarta digunakan analisis Matriks SWOT. Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal dapat dipadukan dengan kekuatan dan kelemahan internal sehingga dihasilkan rumusan strategi pemasaran tahu di Kota Surakarta. Matriks ini menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T.

Tabel 22. Matriks SWOT Pemasaran Tahu di Kota Surakarta

Kekuatan/ Strength (S)

Kelemahan/Weakness(W)

1. Pengalaman usaha di

1. Modal usaha terbatas

bidang industri tahu

2. Tingkat pendidikan

2. Hubungan yang baik

yang masih rendah

antar pengusaha

3. Tidak adanya

3. Saluran

distribusi

keragaman produk

yang pendek

4. Promosi terbatas

4. Kualitas produk tahu

5. Pengelolaan kurang

baik

higienis

5. Kontinuitas produksi

6. Belum melaksanakan

terjamin

pengawasan dan evaluasi secara baik

7. Limbah belum dikelola secara optimal

Peluang/Opportunities(O) Strategi S-O Strategi W-O

1. Meningkatkan volume pemerintah

1. Adanya perhatian dari

penjualan melalui

diversifikasi produk dari konsumen

2. Adanya kepercayaan

dengan pemanfaatan

perkembangan

dengan memanfaatkan

kebijakan mengenai baku terjamin

3. Kontinuitas bahan

teknologi

untuk

menjaga kepercayaan

kuliner.

(W3,W4,O1,O2) memperluas

4. Pedagang membantu

konsumen.

2. Peningkatan kualitas pemasaran

(S1,S4,O2,O5)

2. Membentuk

SDM melalui program-

program dari teknologi pengolahan

5. Perkembangan

asosiasi/serikat

pemerintah. pangan

pengusaha tahu guna

menjaga bargaining

(W2,O1)

position terhadap pemasok (S2,S5,O3,O4)

Ancaman/Threats (T)

Strategi S-T

Strategi W-T

1. Penggunaan SOP kebijakan/peraturan

1. Implementasi

1. Meningkatkan

secara sederhana guna rendah

kualitas dan menjaga

kontinuitas produk

keefektifan dan

efissien. untuk mendapatkan

2. Proses yang rumit

dengan manajemen

(W1,W5,W6,W7,T1,T2 pinjaman modal dari

produksi yang baik

,T4) Dinas Koperasi

untuk meningkatkan

daya saing.

2. Peningkatan jejaring

permodalan dan kualitas dan kuantitas

3. Adanya persaingan

(S4,S5,T3)

promosi melalui tahu antar industri

2. Meningkatkan

kemasan produk serta tahu

efisiensi pemasaran

dengan menjalin

peningkatan SDM

(W1,W2,W4,T2) harga bahan baku

4. Adanya fluktuasi

kemitraan.

(S2,S3,T1,T2,T4)

Sumber : Analisis Data Primer

Setelah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam pemasaran tahu di Kota Surakarta, maka diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat dipertimbangkan, antara lain:

a. Strategi S-O Strategi S-O (Strength-Opportunity) atau strategi kekuatan- peluang adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi S-O yang dapat dirumuskan adalah :

1) Mempertahankan

dengan pemanfaatan perkembangan teknologi untuk menjaga kepercayaan konsumen. Saat ini, perkembangan teknologi untuk memproduksi tahu sudah cukup banyak dan bervariasi. Tidak hanya ketel uap yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas tahu, akantetapi masih banyak lagi teknologi yang dapat digunakan. Pengusaha tahu dapat memanfaatkan perkembangan teknologi dalam memproduksi tahu sehingga dapat membuat tahu lebih enak, higienis dan tahan lama sehingga konsumen tidak akan pindah ke produk lainnya

kualitas

produk

2) Membentuk asosiasi/serikat pengusaha tahu guna menjaga bargaining position terhadap pemasok.

Dengan membentuk asosiasi atau serikat antar pengusaha tahu, memudahkan pengusaha untuk membeli kedelai dengan harga yang lebih murah. Selain itu, dengan adanya asosisi atau serikat ini, pengusaha sebagai pihak yang memiliki posisi tawar berhak untuk menentukan harga jual tahu ketika harga kedelai naik dipasaran.

secara bersama-sama dapat memperkuat posisi tawar di pasar ketika harga kedelai naik dan akan mempengaruhi harga jual tahu.

b. Strategi W-O Strategi W-O (Weakness-Opportunity) atau strategi kelemahan- peluang adalah strategi untuk meminimalkan kelemahan yang ada untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi W-O yang dapat dirumuskan adalah :

1) Meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner.

Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan volume penjualan suatu produk, salah satunya adalah dengan membuat diversifikasi dari produk tersebut. Tahu tidak hanya dapat diolah menjadi tahu goreng akantetapi tahu dapat didiversifikasikan menjadi berbagai macam produk. Diversifikasi dari produk tahu dapat dilakukan oleh pengusaha tahu untuk meningkatkan volume penjualan karena dengan menciptakan diversifikasi dari produk ini yang sesuai dengan selera konsumen dapat meningkatkan nilai tambah tahu dan meningkatkan keuntungan.

Disisi lain, pemerintah juga memberikan perhatian mengenai kebijakan-kebijakan kuliner di Kota Surakarta. Pemerintah memberikan perhatiannya bagi industri kecil dengan membuat kebijakan-kebijakan mengenai kuliner.

2) Peningkatan kualitas SDM melalui program-program dari pemerintah

Sumberdaya manusia (SDM) adalah salah satu faktor penentu berhasil atau tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Rendahnya tingkat daya saing industri kecil dan menengah disebabkan juga oleh kualitas SDM yang cukup rendah. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM industri- industri kecil dan menengah melalui program-program yang diselenggarakan oleh pemerintah, antara lain dengan pelatihan bagi Sumberdaya manusia (SDM) adalah salah satu faktor penentu berhasil atau tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Rendahnya tingkat daya saing industri kecil dan menengah disebabkan juga oleh kualitas SDM yang cukup rendah. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM industri- industri kecil dan menengah melalui program-program yang diselenggarakan oleh pemerintah, antara lain dengan pelatihan bagi

c. Strategi S-T Strategi W-T (Weakness-Threat) atau strategi kelemahan- ancaman adalah strategi defensif untuk meminimalkan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Alternatif strategi yang dapat dirumuskan adalah :

1) Meningkatkan kualitas dan menjaga kontinuitas produk dengan manajemen produksi yang baik untuk meningkatkan daya saing.

Agar suatu produk mampu bersaing dengan produk pesaing, maka kualitas produk tersebut harus menjadi perhatian. Kualitas tahu yang baik sangat tergantung dari berbagai faktor, salah satunya dengan manajemen produksi yang baik. Pengusaha tahu wajib untuk terus meningkatkan kualitas dari produk mereka dan menjaga kontinuitas produk agar mampu meningkatkan daya saing sehingga tetap bertahan dalam usahanya dan mampu meningkatkan laba.

2) Meningkatkan efisiensi pemasaran dengan menjalin kemitraan. Efisiensi pemasaran tahu dapat dilaksanakan, salah satunya dengan menjalin kemitraan, baik antar pengusaha, pedagang dan koperasi. Dengan menjalin kemitraan, pengusaha merasakan manfaat karena dapat memperoleh bahan baku secara kontinyu dari pemasok, pedagang memperoleh produk dari pengusaha secara kontinyu atau pengusaha dapat bekerjasama dengan pedagang dalam peningkatan akses pasar bagi produknya. hubungan kemitraan ini juga merupakan suatu strategi bisnis dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.

d. Strategi W-T

Strategi S-T (Strength-Threat) atau strategi kekuatan-ancaman adalah strategi untuk mengoptimalkan kekuatan internal yang dimiliki dalam menghindari ancaman. Alternatif strategi S-T yang dapat dirumuskan adalah :

1) Penggunaan SOP secara sederhana guna keefektifan dan efissien. SOP (Standar Operasional Prosedur) merupakan suatu standar atau pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan perusahaan. Penggunaan SOP secara sederhana pada industri tahu dapat membantu karena di dalam SOP memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab, pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin, memuat langkah operasional guna menyelesaikan suatu tugas dengan cepat ,tepat waktu dan tepat biaya, mengatur apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan harus dilaksanakan, bagaimana mengerjakannya yang secara disiplin diterapkan, dan dievaluasi pada waktu-waktu tertentu dalam rangka improvement agar lebih efektif dan efisien.

2) Peningkatan jejaring permodalan dan promosi melalui kemasan produk serta peningkatan SDM.

Peningkatan jejaring permodalan dapat dilakukan dengan cara memperluas akses bagi pengusaha agar dapat memperoleh modal dari lembaga pembiayaan non pemerintah semisal dari bank, koperasi dan lembaga pembiayaan lainnya. Pemerintah dalam hal ini sebagai fasilitator bagi pengusaha unuk memperoleh modal dari lembaga pembiayaan. Dengan adanya modal, diharapkan pengusaha mampu meningkatkan promosi produknya melalui kemasan produk yang dibuat lebih menarik serta informative dan mampu meningkatkan sumberdaya manusia yang berada didalamnya.

4. Prioritas Strategi 4. Prioritas Strategi

Saat ini perkembangan teknologi sebagai alat produksi tahu sudah berkembang namun banyak yang tidak memanfaatkannya. Ketel uap merupakan salah satu alat yang dirancang dengan empat bagian utama seperti tabung ketel untuk memasak, cerobong asap untuk mengalirkan uap, sistem pengaman serta kontrol air yang secara otomatis mengendalikan masukan air kedalam tabung ketel. Ketel ini juga dirancang dengan bahan bakar limbah berupa sekam padi atau limbah gergaji kayu. Penggunaan bahan bakar minyak mulai dihindari seiring dengan langkanya sumber bahan bakar tersebut di pasaran. Ketel uap digunakan untuk memasak bubur kedelai yang akan diproses menjadi tahu dan ketel uap juga dapat digunakan untuk perebusan tahu yang telah dicetak dan menghasilkan produk tahu yang berkualitas.

Saat ini, perkembangan teknologi untuk memproduksi tahu sudah cukup banyak dan bervariasi. Tidak hanya ketel uap yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas tahu, akantetapi masih banyak lagi teknologi yang dapat digunakan. Pengusaha tahu dapat memanfaatkan perkembangan teknologi dalam memproduksi tahu sehingga dapat membuat tahu lebih enak, higienis dan tahan lama sehingga loyalitas konsumen terjaga.

b. Meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner (5,204) Permintaan tahu di Kota Surakarta memang cenderung pada tahu jenis putih yaitu tahu yang biasa untuk dikonsumsi sebagai lauk pauk b. Meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner (5,204) Permintaan tahu di Kota Surakarta memang cenderung pada tahu jenis putih yaitu tahu yang biasa untuk dikonsumsi sebagai lauk pauk

Tahu sebagai salah satu makanan yang murah dan bergizi dapat diolah menjadi berbagai jenis olahan diantaranya tofu tahu yaitu tahu berkualitas bagus dengan tekstur halus dan cocok dibuat sup, omelet atau salad; tahu sutera yaitu tahu yang dibuat dengan dicetak dan ditekan untuk menghilangkan sebagian air sehingga tahu menjadi keras. Tahu sutera bertekstur sangat halus dan dapat bertahan lama karena kandungan air dalam tahu ini sedikit ; tahu susu yang memiliki tekstur yang lembut karena, selain kedelai, diberi juga tambahan berupa susu dan berbagai jenis lainnya seperti keripik tahu, tahu kering beku (kori tofu), kulit tahu, tahu tawar dan asin dan tahu tauhid. Diversifikasi dari produk tahu diatas dapat dicontoh oleh pengusaha tahu untuk meningkatkan volume penjualan karena dengan menciptakan diversifikasi dari produk ini yang sesuai dengan selera konsumen, dapat meningkatkan nilai tambah tahu dan meningkatkan keuntungan.

Disisi lain, pemerintah juga memberikan perhatian mengenai kebijakan-kebijakan kuliner di Kota Surakarta. Pemerintah memberikan perhatiannya bagi industri kecil dengan membuat kebijakan-kebijakan mengenai kuliner. Kebijakan tersebut diantaranya pemerintah akan mengikutsertakan industri kecil dalam Event-event berupa acara pasar malam, hari ulang tahun Kota Surakarta, event untuk usaha kecil dan menengah yang diselenggarakan oleh swasta, atau bazar. Melalui event pameran, pengusaha dapat memperluas daerah pemasaran karena pengusaha lebih mudah dalam mempromosikan produk tahunya kepada konsumen. Kebijakan lainnya yaitu membuat daerah yang khusus menawarkan berbagai macam aneka panganan seperti yang sudah dilakukan oleh pemerintah daerah Surakarta yaitu membuat pusat oleh- Disisi lain, pemerintah juga memberikan perhatian mengenai kebijakan-kebijakan kuliner di Kota Surakarta. Pemerintah memberikan perhatiannya bagi industri kecil dengan membuat kebijakan-kebijakan mengenai kuliner. Kebijakan tersebut diantaranya pemerintah akan mengikutsertakan industri kecil dalam Event-event berupa acara pasar malam, hari ulang tahun Kota Surakarta, event untuk usaha kecil dan menengah yang diselenggarakan oleh swasta, atau bazar. Melalui event pameran, pengusaha dapat memperluas daerah pemasaran karena pengusaha lebih mudah dalam mempromosikan produk tahunya kepada konsumen. Kebijakan lainnya yaitu membuat daerah yang khusus menawarkan berbagai macam aneka panganan seperti yang sudah dilakukan oleh pemerintah daerah Surakarta yaitu membuat pusat oleh-

c. Meningkatkan kualitas dan menjaga kontinuitas produk dengan manajemen produksi yang baik untuk meningkatkan daya saing (4,922) Agar suatu produk mampu bersaing dengan produk pesaing, maka kualitas produk tersebut harus menjadi perhatian. Kualitas tahu yang baik sangat tergantung dari beberapa hal diantaranya manajemen produksi yang baik yang dapat dilihat dari kualitas kedelai, kebersihan saat proses produksi, campuran yang digunakan hingga cara pengemasan produk. Kualitas produk yang baik akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen sehingga memudahkan usaha pemasaran.

Terjaminnya kontiunitas produksi dan kualitas tahu yang baik karena tidak dibuat dengan menggunakan campuran bahan-bahan berbahaya menjadi suatu kekuatan bagi pengusaha untuk mampu bersaing. Pengusaha tahu wajib untuk terus meningkatkan kualitas dari produk mereka agar mampu meningkatkan daya saing sehingga tetap bertahan dalam usahanya dan mampu meningkatkan laba.

Strategi terbaik yang dapat diterapkan dalam pemasaran tahu di Kota Surakarta berdasarkan analisis Matriks QSP adalah strategi II yaitu Meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner dengan nilai TAS (Total Atractive Score) sebesar 5,204. Pelaksanaan alternatif strategi berdasarkan nilai TAS pada matriks QSP dapat dilakukan dari nilai TAS strategi yang tertinggi, kemudian tertinggi kedua, dan diikuti strategi urutan berikutnya sampai nilai TAS strategi yang terkecil. Hasil perhitungan analisis matriks QSP dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Pemasaran Tahu di Kota Surakarta

ALTERNATIF STRATEGI FAKTOR-FAKTOR KUNCI

BOBOT I II III

AS TAS AS TAS FAKTOR KUNCI INTERNAL

AS TAS

1. Pengalaman usaha dibidang industri tahu 0,073 3 0,219 3 0,219 3 0,219 2. Hubungan yang baik antar pengusaha

0,063 3 0,188 3 0,188 3 0,188 3. Saluran distribusi yang pendek

0,094 4 0,375 4 0,375 4 0,375 4. Kualitas produk tahu baik

0,104 4 0,417 4 0,417 4 0,417 5. Kontinuitas produksi terjamin

0,073 4 0,292 4 0,292 4 0,292 6. Modal usaha terbatas

0,094 2 0,188 1 0,094 1 0,094 7. Tingkat pendidikan yang masih rendah

0,063 1 0,063 2 0,125 2 0,125 8. Tidak adanya keragaman produk

0,063 1 0,063 1 0,063 1 0,063 9. Promosi terbatas

0,115 2 0,229 1 0,115 1 0,115 10. Pengelolaan kurang higienis

0,073 2 0,146 2 0,146 1 0,073 11. Belum melaksanakan pengawasan dan evaluasi secara baik

0,083 1 0,083 2 0,167 2 0,167 12. Limbah belum dikelola secara optimal

0,104 1 0,104 1 0,104 2 0,208 Total Bobot

FAKTOR KUNCI EKSTERNAL

1. Adanya perhatian dari pemerintah 0,078 3 0,235 4 0,314 3 0,235 2. Adanya kepercayaan dari konsumen

0,137 4 0,549 4 0,549 4 0,549 3. Kontinuitas bahan baku terjamin

0,127 4 0,51 4 0,51 4 0,51 4. Pedagang membantu memperluas pasar

0,088 3 0,265 3 0,265 3 0,265 5. Perkembangan teknologi pengolahan pangan

0,127 4 0,51 4 0,51 3 0,382 6. Implementasi kebijakan/peraturan rendah

0,127 1 0,127 1 0,127 1 0,127 7. Proses yang rumit untuk mendapatkan pinjaman modal dari DinKop

0,118 2 0,235 2 0,235 2 0,235 8. Adanya persaingan kualitas dan kuantitas tahu antar industri tahu

0,108 2 0,216 2 0,216 1 0,108 9. Adanya fluktuasi harga bahan baku

0,088 1 0,088 2 0,176 2 0,176 Total Bobot

Jumlah Nilai Daya Tarik

Sumber : Analisis Data primer

Secara tertulis memang industri tahu di Kota Surakarta belum memiliki visi, misi dan tujuan. Untuk dapat terus bersaing dalam industri, Secara tertulis memang industri tahu di Kota Surakarta belum memiliki visi, misi dan tujuan. Untuk dapat terus bersaing dalam industri,

Berdasarkan prioritas strategi yang telah dipilih yaitu meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner, industri tahu mampu meningkatkan volume penjualannya dan pengusaha mampu mencapai tujuan usaha yang telah ditetapkan yaitu mencapai laba maksimal. Peningkatan

dilakukan dengan mendiversifikasikan produk tahu sehingga konsumen akan lebih tertarik untuk membeli produk tahu yang lebih beragam. Pengusaha dapat memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah untuk menjual hasil produknya. Tidak dipungkiri bahwa dengan memanfaatkan kebijakan pemerintah mengenai kuliner untuk menjual diversifikasi produk tahu, pengusaha mampu mempertahankan dan meningkatkan usahanya bahkan dapat untuk terus meningkatkan kualitas tahu yang dihasilkan. Berdasarkan prioritas strategi yang telah dipilih, diharapkan sentra industri tahu dapat mencapai visi, misi dan tujuan dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek lain.