METODE PENELITIAN

K. Teknik Analisis Data

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel (bivariate correlation). Menentukan seberapa besar hubungan antarvariabel dengan koefisien korelasi atau indeks korelasi antarvariabel (Dahlan,2009). Langkah untuk menentukan uji hipotesis, yaitu menentukan variabel yang akan dihubungkan, menentukan jenis hipotesis (komparatif atau korelatif), dan menentukan masalah skala variabel (numerik atau kategorik). Uji korelatif kategorik (nominal) terdapat dua pilihan uji, yaitu uji korelasi koefisiensi kontingensi dan lambda. Pemilihan uji korelasi Lambda karena kedudukan variabel tidak setara, di mana ada variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian ini tidak mengklasifikasikan dua variabel tingkat kecemasan dan kecenderungan insomnia sebagai variabel terikat ataupun

commit to user

variabel bebas. Oleh karena itu, teknik korelasi koefisien kontingensi yang dipilih sebagai uji korelatif (Dahlan, 2009).

Teknik korelasi koefisien kontingensi digunakan pada dua variabel yang dikorelasikan berbentuk kategori (dua atau lebih) atau merupakan gejala ordinal. Besarnya koefisien kontingensi dapat dilihat di kolom value dan besarnya probabilitas lebih kecil 0,05 berarti Ho ditolak dengan simpulan ada hubungan antar variabel. Besarnya probabilitas lebih besar dari 0,05 berarti Ho diterima dan H1 ditolak, berarti tidak ada hubungan antarvariabel (Hartono,2009). Nilai koefisien kontingensi (C) berkisar antara

0 hingga 1. Jika nilai C = 0, tidak ada keterkaitan antara variabel bebas dan terikat. Jika nilai C = 1, terdapat keterkaitan yang sangat kuat antardua variabel. Dan, jika C > 0,5 terdapat keterkaitan cukup kuat antara keduanya. Serta, jika C < 0,5 terdapat keterkaitan antara keduanya namun keterkaitan tersebut lemah (Dahlan, 2005). Koefisien kontingensi C dapat diperoleh dengan rumus :

C= √

X 2 (Riwidikdo, 2008)

X 2 +N

C = koefisien kontingensi

X 2 = Chi Square

N = total banyak sampel

commit to user