Penelitian Yang Relevan

B. Penelitian Yang Relevan

1. Siti Sulaeha (2004) Analisis Pertumbuhan Penduduk Dan Penyediaan Fasilitas Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang Tahun 2003-2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) pertumbuhan penduduk dan persebaran penduduk usia Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang pada tahun 2003-2013, (2) Mengetahui penyediaan fasilitas pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang pada tahun 2003-2013. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) Tingkat pertumbuhan penduduk usia 13-15 tahun di Kecamatan Menes sebesar 1,13%. Tingkat pertumbuhan penduduk paling tinggi terdapat di Desa Sukasari yaitu sebesar 5,03% sedangkan tingkat pertumbuhan penduduk paling rendah terdapat di desa Menes yaitu -7,93%. (2) penduduk usia 13-15 tahun di Kecamatan Menes tersebar di 15 desa, jumlah penduduk paling tinggi terdapat di Desa Purwaraja sebanyak 512 anak dan paling rendah di desa Kadupayung hanya 117 anak. Pada tahun 2013 yang akan datang jumlah penduduk usia 13-15 tahun di Kecamatan Menes bertambah menjadi 4.026 anak. (3) Gedung SLTP dan MTs di Kecamatan Menes tersebar di 6 desa, dan belum merata. (4) Guru SLTP dan MTs yang ada di Kecamatan Menes

commit to user

Kecamatan Menes untuk SLTP dan MTs berjumlah 108 kelas dan tersebar di

13 sekolah.

2. Alindasari Nurhidayah (2009), Pemetaan Rumah Tinggal Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tahun 2007. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Memetakan rumah dosen FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2007, (2) Mengetahui pola persebaran perumahan dosen FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2007, (3) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola persebaran perumahan dosen FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif geografis. Teknik sampling yang digunakan adalah populasi, dan stratified random sampling (sampel acak terstratifikasi) dengan rumus alokasi proporsional. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis peta, teknik analisis parameter tetangga terdekat dan analisis tabel silang. Hasil penelitian ini adalah : (1) Persebaran rumah dosen FKIP UNS Surakarta tahun 2007 sebagian besar tersebar di Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar sejumlah 112 rumah dosen (32%). Berturut-turut besar jumlah dosen di Kabupaten Sukoharjo sejumlah 79 rumah dosen (22%), di Kabupaten Klaten sejumlah 17 rumah dosen (5%), di Kabupaten Boyolali sejumlah 13 rumah dosen (4%), di Kabupaten Sragen sejumlah

11 rumah dosen (3%), dan di Kabupaten Wonogiri sejumlah 6 rumah dosen (2%). (2) Pola persebaran rumah dosen FKIP UNS Surakarta tahun 2007 adalah mengelompok dengan nilai T = 0,31917. Rumah dosen FKIP UNS Surakarta mengelompok di Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar. (3) Faktor yang mempengaruhi pola persebaran rumah dosen adalah : (a) Tingkat pendapatan, (b) Transportasi, (c) Perbedaan keinginan, (d) Hak milik pribadi, dan (e) Kedekatan dengan fasilitas/pelayanan.

commit to user

Gombong Kabupaten Kebumen Tahun 2010. Tujuan dari penelitian ini : (1) untuk memetakan sarana kesehatan Eks Kawedanan Gombong Kabupaten Kebumen 2010, (2) untuk mengetahui tingkat aksesibilitas sarana kesehatan Eks Kawedanan Gombong Kabupaten Kebumen Tahun 2010, (3) untuk mengetahui interaksi wilayah sarana kesehatan Eks Kawedanan Kabupaten Kebumen tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode Analisis data sekunder dan analisis peta. Hasil dari penelitian ini : (1) sarana kesehatan eks Kawedanan Gombong berjumlah 114 unit, distribusi paling banyak di Kecamatan Gombong 38 unit dan paling sedikit di Kecamatan Rowokele, (2) tingkat aksesibilitas tertinggi di Kecamatan Gombong yaitu 36,87583 dan terendah di Kecamatan Rowokele 4,646259 , (3) Interaksi wilayah dibedakan menjadi 3, pertama prediksi gerakan penduduk dalam mendatangi puskesmas yaitu hampirsama di masing – masing kecamatan, kedua prediksi gerakan penduduk dalam mendatangi praktek dokter, paling banyak di Kecamatn Gombong yaitu 115.190 pasien (49,83%), dan paling sedikit di Kecamatan Rowokele 5.007 pasien (2,17%), ketiga prediksi gerakan penduduk dalam mendatangi Rumah Sakit di Kecamatan Gombong sebanyak 194.308 jiwa (70,75%) dan di Buayan 80.329 (29,25%).

4. Nurul Sulistiyo Pribadi (2011) Analisis Layanan Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Kebumen Tahun 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui pola sebaran Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Kebumen Tahun 2011 (2) Mengetahui Tingkat Ketersediaan Sekolah Menengah Pertama (Ruang Kelas) di Kabupaten Kebumen Tahun 2011 (3) Mengetahui kondisi layanan sarana dan prasarana Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Kebumen Tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Kebumen. Hasil penelitian ini adalah : (1) pola sebaran acak dengan nilai T=0,766 , distribusi sekolah yang paling banyak terdapat di

commit to user

(14,06%) dan terdapat kecamatan yang belum memiliki sekolah negeri yaitu Kecamatan Bonorowo. (2) Tingkat ketersediaannya adalah jumlah ruang kelas yang terdapat di Kabupaten Kebumen sebanyak 1.212 ruang, perhitungan kebutuhan ruang kelas dengan APK di Kabupaten Kebumen sejumlah 2.612 ruang, masih kekurangan 1.400 ruang kelas. Perhitungan dengan APM di Kabupaten Kebumen kebutuhan ruang kelas sejumlah 1.282 ruang, masih kekurangan 70 ruang kelas. (3) Tingkat layanan sarana dan prasarana dari beberapa sekolah sampel diperoleh hasil 3 kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Sekolah dengan layanan sarana dan prasarana rendah yaitu SMP N 1 Sadang, SMP N 2 Satu Atap Poncowarno, SMP N 3 Satu Atap Karangsambung, SMP N 3 Satu Atap Sempor, dan SMP N 2 Satu Atap Alian. Dan terdapat sekolah dengan akreditasi A yang layanan sarana dan prasarana sedang yaitu SMPN 1 Petanahan, SMP N 1 Karanggayam, SMP N 1 Klirong, SMP N 1 Kuwarasan, SMP N 1 Karangsambung, SMP N

1 Poncowarno, dan MTs N Gombong.

No Peneliti

Judul

Tujuan

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

1 Siti Sulaeha (Skripsi,

Pendidikan Geografi UNS, 2004)

Analisis Pertumbuhan Penduduk

Dan

Penyediaan Fasilitas Pendidikan

Pertama di Kecamatan Menes

 pertumbuhan penduduk

dan persebaran penduduk usia Sekolah Lanjutan Tingkat

pada tahun 2003-2013.  Mengetahui penyediaan

fasilitas

pendidikan

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Kecamatan Menes

Kabupaten

Pandeglang pada tahun 2003-2013

Deskripsi Kualitatif

 Tingkat pertumbuhan penduduk usia 13-15 tahun di Kecamatan Menes

sebesar 1,13%. Tingkat pertumbuhan penduduk paling tinggi terdapat di Desa Sukasari yaitu sebesar 5,03% sedangkan tingkat pertumbuhan penduduk paling rendah terdapat di desa Menes yaitu -7,93%.

 penduduk usia 13-15 tahun di Kecamatan Menes tersebar di 15 desa,

jumlah penduduk paling tinggi terdapat di Desa Purwaraja sebanyak 512 anak dan paling rendah di desa Kadupayung hanya 117 anak. Pada tahun 2013 yang akan datang jumlah penduduk usia 13-15 tahun di Kecamatan Menes bertambah menjadi 4.026 anak.

 Gedung SLTP dan MTS di Kecamatan Menes tersebar di 6 desa, dan belum merata.

 Guru SLTP dan MTS yang ada di Kecamatan Menes berjumlah 305

orang dan tersebar di 13 sekolah.  Kelas yang ada di Kecamatan Menes untuk SLTP dan MTS berjumlah 108

kelas dan tersebar di 13 sekolah.

 Persebaran rumah dosen FKIP Nurhidayah

UNS Surakarta tahun 2007 sebagian metode

(2009), Tinggal

Dosen

dosen FKIP Universitas deskriptif

besar tersebar di Kota Surakarta geografis.

deskriptif Fakultas Keguruan

Sebelas

Maret geografis.

dan Ilmu Pendidikan

Surakarta pada tahun

dan

Kabupaten Karanganyar

sejumlah 112 rumah dosen (32%).

Sebelas Maret (UNS)  Mengetahui

pola

Berturut-turut besar jumlah dosen di

Kabupaten Sukoharjo sejumlah 79

dosen FKIP Universitas

rumah dosen (22%), di Kabupaten

Sebelas

Maret

Klaten sejumlah 17 rumah dosen

Surakarta pada tahun

(5%), di

Kabupaten Boyolali

sejumlah 13 rumah dosen (4%), di

 Mengetahui faktor-

Kabupaten Sragen sejumlah 11

faktor

yang

rumah dosen (3%), dan di

mempengaruhi

pola

Kabupaten Wonogiri sejumlah 6

persebaran

perumahan

rumah dosen (2%).

dosen FKIP Universitas

 Pola persebaran rumah dosen FKIP

Sebelas Maret Surakarta

UNS Surakarta tahun 2007 adalah mengelompok dengan nilai T = 0,31917. Rumah dosen FKIP UNS Surakarta mengelompok di Kota Surakarta

dan Kabupaten

Karanganyar.  Faktor yang mempengaruhi pola

persebaran rumah dosen adalah : (a) Tingkat pendapatan, (b) Transportasi, (c) Perbedaan keinginan, (d) Hak milik pribadi, dan (e) Kedekatan

dengan fasilitas/pelayanan.

(Skripsi, Pendidikan Sarana Kesehatan Di

Gombong berjumlah 114 unit, Geografi UNS. 2010)

kesehatan

Eks sekunder dan

Gombong analisis peta

distribusi paling banyak di Kecamatan

Kabupaten Kebumen

Kabupaten

Kebumen

Gombong 38 unit dan paling sedikit di

Tahun 2010.

Kecamatan Rowokele,

 untuk mengetahui tingkat

 tingkat aksesibilitas tertinggi di

aksesibilitas

sarana

Kecamatan Gombong yaitu 36,87583

kesehatan

Eks

dan terendah di Kecamatan Rowokele

 Interaksi wilayah dibedakan menjadi

Tahun 2010,

3, pertama prediksi gerakan penduduk

 untuk

mengetahui

dalam mendatangi puskesmas yaitu

interaksi wilayah sarana

hampirsama di masing – masing

kesehatan

Eks

kecamatan, kedua prediksi gerakan

Kawedanan Kabupaten

penduduk dalam mendatangi praktek

Kebumen tahun 2010.

dokter, paling banyak di Kecamatn Gombong yaitu 115.190 pasien (49,83%), dan paling sedikit di Kecamatan Rowokele 5.007 pasien (2,17%), ketiga prediksi gerakan penduduk dalam mendatangi Rumah Sakit di Kecamatan

Gombong sebanyak 194.308 jiwa (70,75%) dan

di Buayan 80.329 (29,25%).

Menengah Kualitatif

 Pola sebaran SMPN/MTsN di

Pertama di Kabupaten

Pertama di Kabupaten

Kabupaten Kebumen adalah acak

Kebumen Tahun 2011

Kebumen tahun 2011.

(random) , nilai T=0,.

 Mengetahui

tingkat

 Perhitungan kebutuhan ruang kelas

ketersediaan

Sekolah

dengan APK 2.612 ruang, kekurangan

Menengah

Pertama

1.400 ruang kelas. Perhitungan dengan

APM kebutuhan ruang kelas 1.282

Kabupaten

Kebumen

ruang, kekurangan kelas sebesar 70

 Sekolah dengan layanan sarana dan

prasarana rendah yaitu SMPN 1

prasarana

Sekolah

Sadang, SMPN 2 Satu Atap

Menengah Pertama di

Poncowarno, SMPN 3 Satu Atap

Kabupaten

Kebumen

Karangsambung, SMPN 3 Satu Atap

tahun 2011

Sempor, dan SMP N 2 Satu Atap Alian. Sekolah dengan akreditasi A dengan layanan sedang yaitu SMPN 1 Karanggayam, SMPN 1 Klirong, SMPN 1 Kuwarasan, SMPN 1 Poncowarno, dan MTsN Gombong.

commit to user

Kabupaten Kebumen terdiri dari 26 kecamatan, masing – masing kecamatan memiliki luas wilayah yang berbeda dan jumlah penduduk yang berbeda pula, sehingga kepadatan penduduknya juga beragam. Berdasarkan peringkat di provinsi, dalam bidang pendidikan menduduki peringkat ke 33 dari

35 Kabupaten di Jawa Tengah. Rendahnya mutu atau kualitas pendidikan disebabkan karena belum meratanya fasilitas pendidikan, kualitas sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana dalam pendidikan harus mengacu pada Pedoman Standar Pelayanan Minimal yang telah ditetapkan oleh pemerintah, masing – masing sekolah mempunyai standar sarana dan prasarana yang berbeda.

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari badan statistik Kebumen diketahui jumlah dan alamat dari masing – masing sekolah menengah pertama yang tersebar di setiap kecamatan. Kemudian dilakukan plotting dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) dan akan diperoleh pola persebaran absolutnya. Untuk mengetahui pola persebaran dilakukan dengan menggunakan analisis tetangga terdekat. Analisis tetangga terdekat dilakukan guna mengetahui apakah persebaran sekolah tersebut menggerombol, menyebar atau seragam. Setelah mengetahui persebaran sekolah tersebut kemudian melakukan analisis terhadap layanan sekolah yang meliputi dua dimensi, yaitu ketersediaan atau ketercukupan sekolah (ruang kelas) dan kondisi sarana dan prasarana. Menghitung tingkat ketersediaan fasilitas pendidikan yaitu ketersediaan ruang kelas yang dikaitkan dengan jumlah penduduk usia 13-15 tahun daerah tersebut, dengan asumsi bahwa semua penduduk bersekolah di daerah tersebut, sehingga dapat diketahui tingkat ketercukupan atau tingkat ketersediaan fasilitas pendidikan (ruang kelas) di setiap daerah. Setiap sekolah memiliki pelayanan yang berbeda dalam pembelajarannya, analisis terhadap penyediaan sarana dan prasarana perlu dilakukan guna mengetahui apakah layanan di sekolah sudah mengacu pada pedoman penyusunan standar pelayanan minimal penyelenggaraan Sekolah Menengah Pertama/

commit to user

pelayanan dari masing – masing sekolah akan diperoleh kondisi layanan sarana dan prasarana yaitu masuk kriteria rendah, sedang, atau tinggi yang dihitung dengan menggunakan skoring. Secara sederhana kerangka pemikiran ini dapat dilihat pada gambar berikut :

commit to user

36