Deskripsi Hasil Penelitian

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola persebaran, tingkat ketersediaan sekolah serta layanan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Kebumen.

1. Pola Sebaran Sekolah Menengah Pertama

a. Sebaran Sekolah

Sebaran sekolah yang ada di Kabupaten Kebumen dapat diketahui setelah dilakukan observasi lapangan dan dilakukan ploting dengan menggunakan GPS. Sebaran sekolah yang ada dapat dipetakan dengan menggunakan simbol titik. Lokasi absolute sekolah yang ada di Kabupaten kebumen dapat dilihat pada Tabel

12 , lampiran 1. Untuk membantu penyajian data persebaran sekolah di Kabupaten Kebumen yaitu dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang mengolah data atribut berupa titik lokasi sekolah kemudian dimasukkan ke dalam peta dasar yang dikompilasi dari 15 Peta Rupabumi Indonesia yang digunakan didalam pembuatan peta. Pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan SIG menghasilkan peta persebaran Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Kebumen. Penentuan jumlah titik berdasarkan jumlah populasi SMP/MTs negeri yang ada di Kabupaten Kebumen. Jumlah SMPN dan MTsN yang ada di Kabupaten Kebumen berjumlah 64 buah. Persebaran sekolah yang paling banyak terdapat di Kecamatan Kebumen yaitu 9 sekolah atau 14,06% dari jumlah seluruh SMPN/MTsN, dan terdapat kecamatan yang tidak memiliki sekolah yaitu Kecamatan Bonorowo. Peta persebaran sekolah yang ada di Kabupaten Kebumen dapat dilihat pada Peta 2.

commit to user

commit to user

b. Pola Sebaran Sekolah

Pola persebaran sekolah di Kabupaten Kebumen dapat diketahui dengan menggunakan analisis tetangga terdekat (nearest neighbour analysis). Dasar perhitungan indek parameter tetangga terdekat dalam penelitian ini adalah peta jarak terdekat sekolah di Kabupaten Kebumen. Perhitungan tetangga terdekat dilakukan dalam satu Kabupaten dengan asumsi bahwa Kabupaten Kebumen memiliki topografi yang hampir seragam, meskipun ada beberapa daerah yang memiliki topograi berbukit namun ketinggian daerah tersebut tidak terlalu tinggi, karena di Kabupaten Kebumen tidak terdapat gunungapi.

Pada peta 2 merupakan peta persebaran sekolah Kabupaten Kebumen, peta ini digunakan sebagai dasar dalam analisis tetangga terdekat, skala yang digunakan adalah 1:200.000, yang berarti satu satuan di peta berbanding 200.000 cm di lapangan. pada peta dapat dilihat bahwa sekolah yang ada di Kabupaten Kebumen mempunyai jarak yang berdekatan. Sekolah yang ada di Kabupaten Kebumen disimbolkan dengan menggunakan simbol titik dengan bentuk, ukuran, dan warna yang sama/seraga. Untuk lebih jelasnya pola persebaran sekolah dapat dilihat pada peta 3.

commit to user

commit to user

terdapat 64 sekolah atau titik (N=64) dengan luas daerah 128.111.50 ha atau 1.281,115 km² dengan jarak antar titik sekolah satu dengan sekolah yang lain dapat dilihat pada Tabel 13, lampiran 2

Berdasarkan analisis peta 3 terdapat 64 titik sekolah yang tersebar di Kabupaten Kebumen, kemudian dilakukan analisis tetangga terdekat, terdapat 2 titik sekolah yang tidak memiliki tetangga terdekat dikarenakan terhalang oleh faktor sungai besar, yaitu titik 18 SMPN Satu Atap Sempor dan titik 48 SMPN 1 Sadang. Sehingga nilai tetangga terdekat kedua titik tersebut 0 (Nol).

Perhitungan jarak rata – rata yang diukur antara satu titik dengan titik yang lain yang paling dekat adalah sebagai berikut :

Jadi jarak rata – rata yang diukur antara satu titik sekolah dengan titik sekolah yang lain yang terdekat di Kabupaten Kebumen adalah 1,73 Km.

Setelah menghitung Ju maka langkah selanjutnya adalah menghitung Jh, untuk menghitung Jh harus diketahui nila P terlebih dahulu. Nilai P merupakan perbandingan antara jumlah titik sekolah dengan luas wilayah Kabupaten Kebumen sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :

Ju =

JN

110,942

64 = 1,733

NL

64 1.281,11 =

0,049

commit to user

wilayah Kabupaten Kebumen (P) adalah 0,049. Setelah diketahui nilai P kemudian baru dapat menghitung nilai Jh dengan perhitungan sebagai berikut :

Jadi, nilai Jh di Kabupaten Kebumen adalah 2,262. Setelah nilai Ju dan Jh diketahui maka dapat dihitung nilai Indeks persebaran tetangga terdekat (T) dengan perhitungan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tetangga terdekat, nilai T sekolah yang berada di Kabupaten Kebumen adalah 0,766. Nilai tersebut dicocokkan dengan persebaran menurut Bintarto dan Surastopo, dapat diketahui pola persebaran sekolah di Kabupaten Kebumen mendekati angka 1, sedangkan T=1 menunjukkan pola persebaran acak (random), sehingga pola persebaran sekolah mendekati acak (random).

commit to user

2. Tingkat Ketersediaan Fasilitas Sekolah Menengah Pertama

Penyediaan fasilitas sekolah erat kaitannya dengan kebutuhan ruang kelas pada suatu daerah yang didasarkan dengan jumlah penduduk usia sekolah pada jenjang tertentu.

a. Jumlah dan Persebaran Gedung Sekolah

Penyediaan jumlah gedung dan persebaran gedung SMPN/MTsN yang ada di Kabupaten Kebumen Tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 14, berikut.

Tabel 14. Persebaran SMPN/MTsN di Kabupaten Kebumen Tahun 2011

No

Kecamatan

Jumlah Gedung Sekolah

57 7 Sumber : Dinas Dikpora Kabupaten Kebumen

Berdasarkan Tabel 14, terdapat 64 sekolah negeri yang tersebar di 26 kecamatan, dengan 57 Sekolah Menengah Pertama Negeri dan 7 Madrasah

commit to user

Kecamatan Kebumen yaitu 9 sekolah dan di Kecamatan Bonorowo belum terdapat sekolah.

b. Jumlah dan Persebaran Ruang Kelas

Sarana dan prasarana mengenai jumlah dan persebaran ruang kelas SMPN/MTsN di Kabupaten Kebumen Tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 15, berikut ini :

Tabel 15. Jumlah dan Persebaran Ruang Kelas SMPN/MTsN di Kabpaten

Kebumen Tahun 2011

No

Kecamatan

Jumlah Ruang

Kelas

Jumlah Rombongan Belajar

Sumber : Dinas Dikpora Kabupaten Kebumen Tahun 2011

commit to user

yang terdapat di Kabupaten Kebumen adalah 1212 buah, dengan jumlah yang paling banyak terdapat di Kecamatan Kebumen yaitu 212 ruang kelas, dan di Kecamatan Bonorowo tidak terdapat kelas, karena tidak terdapat bangunan SMPN/MTsN.

c. Perhitungan Kebutuhan Ruang Kelas

1) Angka Partisipasi Kasar (APK)

Kebutuhan Ruang Kelas Kabupaten

Jumlah APK Kabupaten

Kebutuhan ruang kelas dengan Angka Partisipasi Kasar terdapat 83.531 penduduk usia 13 – 15 tahun, kebutuhan ruang kelas di Kabupaten Kebumen sebesar 2.612 ruang. Untuk setiap kecamatan kebutuhan ruang kelas dihitung dari jumlah penduduk usia 13 – 15 tahun dengan standar jumlah siswa pada kelas (32 siswa). Tabel perhitungan kebutuhan ruang kelas pada tingkat kecamatan, dapat dilihat pada Tabel 16, Lampiran 3.

Berdasarkan Tabel 16, dapat diketahui bahwa Kabupaten Kebumen berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang kelas dengan menggunakan Angka Partisipasi Kasar masih terdapat kekurangan 1.400 ruang, yang tersebar di 23 kecamatan. Terdapat 3 kecamatan yang memiliki lebih ruang kelas yaitu Kecamatan Prembun, Kecamatan Gombong, dan Kecamatan Karanganyar. Kekurangan kelas yang paling banyak terdapat di Kecamatan Alian yaitu 117 ruang, dan kekurangan ruang kelas yang paling kecil terdapat di Kecamatan di Kecamatan Kutowinangun.

Penambahan ruang kelas perlu dilakukan guna memenuhi pelayanan fasilitas pendidikan di daerah tersebut. Penambahan ruang kelas pada suatu kecamatan perlu memperhatikan kondisi sekolah, karena sekolah dengan jumlah rombongan belajar yang sudah maksimal tidak perlu lagi dilakukan penambahan

commit to user

sehingga yang perlu dilakukan ialah membangun sekolah baru.

a) Kecamatan Ayah Masih terdapat kekurangan ruang kelas sejumlah 71 ruang, sekolah yang perlu dilakukan penambahan ruang kelas yaitu SMPN 2 Ayah sebanyak 1 ruang kelas, dan SMPN 3 Satap Ayah sebanyak 18 ruang kelas, dan perlu dilakukan pembangunan sekolah yang baru sebanyak 2 sekolah.

b) Kecamatan Buayan Masih terdapat kekurangan ruang kelas sejumlah 88 ruang, SMPN 1 Buayan dan SMPN 2 Buayan perlu dilakukan penambahan ruang kelas masing – masing 6 ruang kelas.Pembangunan sekolah yang baru sebanyak

3 sekolah.

c) Kecamatan Puring Masih terdapat kekurangan ruang kelas sejumlah 49 ruang, SMPN 1 Puring perlu penambahan 3 ruang kelas, SMPN 2 Puring penambahan 8 ruang kelas, dan MTsN Kaleng Puring sebanyak 3 ruang kelas. Pembangunan sekolah baru sebanyak 1 sekolah.

d) Kecamatan Petanahan Kekurangan ruang kelas sejumlah 79 ruang, perlu penambahan 3 ruang kelas di SMPN 1 Petanahan, dan pembangunan sekolah sebanyak 3 sekolah.

e) Kecamatan Klirong Kekurangan ruang kelas sejumlah 62 ruang, penambahan ruang kelas tidak perlu dilakukan karena jumlah rombongan belajar di SMPN 1 Klirong dan MTsN Klirong sudah maksimal yaitu 24 Rombel. Pembangunan sekolah sebanyak 2 sekolah.

f) Kecamatan Buluspesantren Kekurangan ruang kelas sejumlah 69 ruang, penambahan ruang kelas sejumlah 9 kelas di SMPN 2 Buluspesantren, dan pembangunan sekolah sejumlah 2 sekolah.

commit to user

Masih kekurangan ruang kelas sejumlah 80 ruang, penambahan ruang kelas sebanyak 4 di SMPN 1 Ambal, dan 8 ruang kelas di SMPN 2 Ambal. Pembangunan sekolah sebanyak 3 sekolah.

h) Kecamatan Mirit Masih terdapat kekurangan ruang kelas sejumlah 71, penambahan ruang kelas yaitu 6 ruang kelas di SMPN 2 Mirit, dan pembangunan sekolah sebanyak 3 sekolah.

i) Kecamatan Bonorowo Kekurangan ruang kelas sebanyak 49 ruang, perlu pembangunan sekolah sebanyak 2 sekolah.

j) Kecamatan Prembun Di Kecamatan Prembun terdapat kelebihan ruang kelas sebanyak 6 ruang kelas.

k) Kecamatan Padureso Kekurangan ruang kelas sebanyak 23 ruang, dan perlu penambahan sebanyak 15 ruang di SMPN 1 Padureso.

l) Kecamatan Kutowinangun Kekurangan ruang kelas sebanyak 8 ruang, penambahan ruang kelas sebanyak 8 ruang untuk SMPN 1 Kutowinangun, dan kelebihan ruang di Kecamatan Prembun sebanyak 6 ruang dialihkan atau dipindahkan ke sekolah di Kecamatan Kutowinangun yaitu untuk SMPN 3 Kutowinangun.

m) Kecamatan Alian Kekurangan ruang kelas sebanyak 117 ruang, perlu penambahan ruang kelas sebanyak 19 ruang di SMPN 2 Satap Alian, dan pembangunan sekolah sebanyak 4 sekolah.

n) Kecamatan Poncowarno Kekurangan ruang kelas sebanyak 9 ruang. o) Kecamatan Kebumen Kekurangan ruang kelas sebanyak 46 ruang, perlu penambahan ruang kelas di SMPN 1 Kebumen sebanyak 3 ruang, SMPN 5 Kebumen

commit to user

pembangunan sekolah sebanyak 1 sekolah. p) Kecamatan Pejagoan Kekurangan 68 ruang kelas, perlu penambahan ruang kelas di SMPN 1 Pejagoan sebanyak 2 ruang, di SMPN 2 Pejagoan sebanyak 6 ruang, dan pembangunan sekolah sebanyak 2 sekolah.

q) Kecamatan Sruweng Kekurangan ruang kelas sebanyak 83 ruang, perlu penambahan ruang kelas di SMPN 2 Sruweng sebanyak 10 ruang, dan pembangunan sekolah sebanyak 3 sekolah.

r) Kecamatan Adimulyo Kekurangan 20 ruang kelas, perlu penambahan ruang kelas di SMPN 1 Adimulyo sebanyak 6 ruang.

s) Kecamatan Kuwarasan Kekurangan ruang kelas sebanyak 73 ruang, perlu penambahan ruang kelas di SMPN 1 Kuwarasan sebanyak 4 ruang, dan pembangunan sekolah sebanyak 2.

t) Kecamatan Rowokele Kekurangan ruang kelas sebanyak 76 ruang, perlu penambahan ruang kelas sebanyak 4 ruang di SMPN 1 Rowokele, dan pembangunan 2 sekolah lagi.

u) Kecamatan Sempor Kekurangan ruang kelas sebanyak 102 ruang, perlu penambahan ruang kelas sebanyak 12 ruang di SMPN 2 Sempor, 18 ruang kelas di SMPN 3 Satap Sempor, dan pembangunan sekolah sebanyak 3 sekolah.

v) Kecamatan Gombong Terdapat kelebihan ruang kelas sebanyak 10 ruang. w) Kecamatan Karanganyar Kelebihan ruang kelas sebanyak 1 ruang.

commit to user

Kekurangan ruang kelas sejumlah 80 ruang, perlu penambahan ruang kelas di SMPN 2 Karanggayam sejumlah 8 ruang, dan pembangunan sekolah sebanyak 3 sekolah.

y) Kecamatan Sadang Kekurang ruang kelas sebanyak 34 ruang, perlu penambahan ruang kelas sebanyak 14 ruang di SMPN 1 Sadang, dan pembangunan sekolah.

z) Kecamatan Karangsambung Kekurangan ruang kelas sebanyak 60 ruang, perlu penambahan ruang kelas di SMPN 1 Karangsambung sebanyak 5 ruang, SMPN 2 Karangsambung sebanyak 12 ruang, SMPN 3 Satap Karangsambung sebanyak 18 ruang, SMPN 4 Satap Karangsambung sebanyak 18 ruang.

Untuk lebih lengkapnya mengenai persebaran kebutuhan ruang kelas berdasarkan Angka Partisispasi Kasar (APK) dapat dilihat pada Peta 4.

commit to user

commit to user

2) Angka Partisipasi Murni (APM)

Kebutuhan Ruang Kelas Kabupaten = Jumlah APM Kabupaten

32 = 41.038

32 = 1.282

Kebutuhan ruang kelas dengan Angka Partisipasi Murni terdapat 41.038 siswa yang bersekolah di SMP/MTs Negeri, kebutuhan ruang kelas di Kabupaten Kebumen sebesar 1.282 ruang. Untuk setiap kecamatan kebutuhan ruang kelas dihitung dari jumlah keseluruhan siswa yang bersekolah di SMP Negeri dan MTs Negeri di kecamatan tersebut, kemudian dibandingkan dengan jumlah standar jumlah siswa pada kelas (32 siswa). Tabel perhitungan kebutuhan ruang kelas berdasarkan Angka Partisipasi Murni pada tingkat kecamatan, dapat dilihat pada Tabel 17, lampiran 4.

Berdasarkan Tabel 17, dapat diketahui bahwa Kabupaten Kebumen berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang kelas dengan menggunakan Angka Partisipasi Murni masih terdapat kekurangan 70 ruang, yang tersebar di 23 kecamatan. Terdapat 2 kecamatan yang memiliki lebih ruang kelas yaitu Kecamatan Poncowarno dan Kecamatan Karangsambung. Kekurangan kelas yang paling banyak terdapat di Kecamatan Gombong yaitu 9 ruang, dan kekurangan ruang kelas yang paling kecil terdapat di Kecamatan Bonorowo, karena berdasarkan perhitungan Angka Partisipasi Murni di Kecamatan Bonorowo tidak terdapat SMPN/MTsN, sehingga tidak ada siswa yang bersekolah di kecamatan tersebut.

Perhitungan dengan Angka Partisipasi Murni diperoleh angka kebutuhan ruang kelas yang lebih sedikit daripada perhitungan kebutuhan ruang kelas dengan Angka Partisipasi Kasar, karena pada perhitungan dengan Angka Partisipasi Murni jumlah kebutuhan ruang kelas didasarkan pada siswa yang bersekolah di kecamatan tersebut, sedangkan perhitungan dengan Angka Partisipasi Kasar yaitu perhitungan dengan usia penduduk 13 – 15 tahun yang bersekolah pada jenjang

commit to user

kecamatan :

a) Kecamatan Ayah Kekurangan 3 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 2 Ayah atau di SMPN

3 Satap Ayah.

b) Kecamatan Buayan Kekurangan 4 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 1 Buayan atau di SMPN 2 Buayan.

c) Kecamatan Puring Kekurangan 8 ruang kelas dapat dibangun di ketiga sekolah tersebut.

d) Kecamatan Petanahan Kekurangan 2 ruang kelas dapat dibangun atau ditambahkan di SMPN 1 Petanahan.

e) Kecamatan Klirong Kekurangan 8 ruang kelas dialihkan ke kecamatan lain, dikarenakan 2 sekolah di kecamatan tersebut sudah maksimal jumlah ruang kelasnya.

f) Kecamatan Ambal

Kekurangan 5 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 2 Ambal.

g) Kecamatan Mirit

Kekurangan 3 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 2 Mirit.

h) Kecamatan Bonorowo Dikarenakan perhitungan kebutuhan ruang kelas dengan dasar Angka Partisipasi Murni (APM) sehingga di Kecamatan Bonorowo tidak terdapat siswa yang bersekolah di SMPN/MTsN di kecamatan tersebut.

i) Kecamatan Prembun Hanya terdapat kekurangan 1 ruang kelas, dan dapat dibangun di SMPN 2 Prembun, sedangkan di SMPN 1 Prembun terdapat kelebihan 2 ruang kelas sehingga perlu dialihkan ke SMP yang lain.

j) Kecamatan Padureso Di Kecamatan Padureso kebutuhan ruang kelas sudah mencukupi, sehingga tidak memerlukan penambahan ruang kelas.

commit to user

Kekurangan 3 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 1 Kutowinangun atau SMPN 3 Kutowinangun, dan di MTsN Triwarno Kutowinangun terdapat kelebihan ruang kelas sebanyak 7 ruang kelas, sehingga perlu dialihkan ke sekolah yang lain.

l) Kecamatan Alian

Kekurangan 2 ruang kelas dibangun di SMPN 2 Satap Ayah. m) Kecamatan Poncowarno

Di Kecamatan Poncowarno terdapat kelebihan 4 ruang kelas. n) Kecamatan Kebumen

Kekurangan 3 ruang kelas, dapat didirikan di SMPN 5 Kebumen. o) Kecamatan Pejagoan

Kekurangan 4 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 2 Pejagoan. p) Kecamatan Sruweng

Kekurangan 2 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 2 Sruweng. q) Kecamatan Adimulyo

Kekurangan 2 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 1 Adimulyo. r) Kecamatan Kuwarasan

Kekurangan 1 ruang kelas, dapat dibangun di SMPN 1 Kuwarasan. s) Kecamatan Rowokele

Kekurangan 4 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 1 Rowokele. t) Kecamatan Sempor Kekurangan 2 ruang kelas dapat dibangun di SMP 3 Satap Sempor atau di SMPN 2 Sempor.

u) Kecamatan Gombong Kekurangan 9 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 1 Gombong, SMPN 2 Gombong, dan SMPN 3 Gombong.

v) Kecamatan Karanganyar Kekurangan 2 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 2 Karanganyar, dan kelebihan ruang kelas di SMPN 1 Karanganyar dapat dialihkan ke SMPN

3 Karanganyar.

commit to user

Kekurangan 5 ruang kelas dapat dibangun di SMPN 2 Karanggayam. x) Kecamatan Sadang Kekurangan 2 ruang kelas dapat diabngun di SMPN 1 Sadang, karena di sekolah ini baru terdapat 10 ruang kelas.

y) Kecamatan Karangsambung Kelebihan 1 ruang kelas, namun tidak perlu dialihkan karena jumlah ruang kelas di setiap sekolah sudah memenuhi kebutuhan ruang kelas minimal.

Untuk lebih jelasnya mengenai persebaran kebutuhan ruang kelas berdasarkan Angka Partisipasi Murni pada setiap kecamatan dapat dilihat pada Peta 5. Perbedaan hasil perhitungan kebutuhan ruang kelas menggunakan perhitungan APK dan APM yaitu tingkat kecukupan ruang kelas di setiap kecamatan yang berbeda. Pada perhitungan dengan APK di Kecamatan Gombong, Karanganyar, dan Prembun kebutuhan ruang kelas sudah terpenuhi, sedangkan dengan perhitungan APM ketiga kecamatan tersebut belum mencukupi, peritungan dengan APM kecamatan yang sudah mencukupi yaitu Kecamatan Karangsambung dan Kecamatan Poncowarno. Hal ini dikarenakan dalam perhitungan kebutuhan ruang kelas mengabaikan hak anak untuk sekolah di luar daerah tempat tinggalnya, perhitungan kebutuhan ruang kelas dengan menggunakan asumsi bahwa anak bersekolah di daerah tempat tinggalnya. Sehingga diperoleh kebutuhan ruang kelas yang berbeda – beda di setiap kecamatan.

commit to user

commit to user

3. Kondisi Layanan Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Pertama

Layanan sarana dan prasarana sekolah dapat diketahui dengan melakukan observasi atau survei sarana dan prasarana di sekolah. Observasi/ survei dilakukan pada sampel sekolah, sampel diambil dari data SMPN/MTsN berdasarkan strata akreditasi masing – masing sekolah. Klasifikasi SMPN/MTsN berdasarkan akreditasi dapat dilihat pada Tabel 18, lampiran 5.

Sampel sekolah akreditasi A sebanyak 26 sekolah, B sebanyak 9 sekolah, dan C sebanyak 5 sekolah, total sampel yang diambil 40 sekolah di Kabupaten Kebumen. Penilaian tentang sarana prasarana terdapat pada Tabel 19, lampiran 6.

Data sarana dan prasarana masing sampel sekolah kemudian dihitung sesuai dengan teknik penskoran. Nilai tertinggi sarana dan prasarana sekolah terdapat di SMP Negeri 3 Kebumen dengan nilai 321, dan nilai terendah yaitu terdapat di sekolah SMP Negeri 3 Satap Sempor dengan nilai 74. Klasifikasi yang dilakukan guna menentukan kategori kelas layanan sarana dan prasarana sebagai berikut :

Nilai Tertinggi – Nilai Terendah

321 - 74

3 = 82,33 dibulatkan 82

Kelas layanan

74 – 155

=1

kategori rendah

156 – 237

=2

kategori sedang

238 – 321

=3

kategori tinggi

Berdasarkan Tabel 19, dapat diketahui bahwa masih terdapat sekolah dengan peringkat akreditasi A yang standar sarana dan prasarananya masih masuk kategori sedang, diantaranya SMP N 1 Petanahan, SMP N 1 Karanggayam, SMP N 1 Klirong, SMP N 1 Kuwarasan, SMP N 1 Karangsambung, SMP N 1

commit to user

memiliki akreditasi B memiliki keragaman kategori, termasuk kategori tinggi antara lain SMP N 3 Gombong, SMP N 5 Kebumen, SMP N 3 Karanganyar, SMP N 2 Buluspesantren, dan SMP N 1 Mirit. Untuk kategori sedang yaitu SMP N 2 Ambal, SMP N 1 Padureso dan SMP N 4 Satap Karangsambung, dan kategori rendah yaitu SMP N 1 Sadang. Sekolah dengan peringkat akreditasi C memiliki standar sarana dan prasarana yang masih rendah, dikarenakan sekolah ini digabung dengan Sekolah Dasar (SD) yaitu SMP N 2 Atap Poncowarno, SMP N 3 Atap Karangsambung, SMP N 3 Atap Sempor, dan SMP N 2 Atap Alian, sedangkan SMP N 3 Satap Ayah memiliki penilaian standar sarana prasarana sedang.

SMP yang digabung dengan Sekolah Dasar (Satu Atap) rata – rata memiliki rombongan belajar masih kurang dari 10, masih kekurangan kelas/ ruangan untuk belajar. Sarana dan prasarana masih belum lengkap, belum memiliki ruang laboratorium, ruang perpustakaan, mushola, Ruang UKS, Ruang OSIS, Ruang BK. Terdapat penggabungan ruang, yaitu satu ruang difungsikan untuk beberapa kegiatan, yaitu dengan dibagi – bagi menjadi ruang pimpinan, ruang guru, ruang tenaga usaha, dan ruang perpustakaan jika ada. Untuk sekolah Satu Atap belum memiliki ruang laboratorium sendiri, bahkan peralatan pendidikan untuk kegiatan praktikum juga masih minim, namun ada satu sekolah atap yaitu SMP N 1 Atap Ayah yang sudah memiliki bangunan untuk ruang laboratorium, meskipun alat – alat penunjang kegiatan praktikum masih belum lengkap.

Berdasarkan hasil perhitungan layanan sarana dan prasaranan dari fasilitas pendidikan dapat diketahui persebaran layanan sarana prasarana pendidikan pada jenjang SMP/MTs di Kabupaten Kebumen, sebagai berikut :

a) Kategori Rendah Kategori rendah yaitu sarana dan prasarana sekolah yang belum memenuhi standar pelayanan minimal penyelenggaraan sekolah. Sekolah yang masuk kategori rendah antara lain SMP N 1 Sadang, SMP N 2 Satu Atap

commit to user

Sempor, dan SMP N 2 Satu Atap Alian.

b) Kategori Sedang Kategori sedang yaitu dalam penyelenggaraan sarana dan prasarana yang sudah memenuhi standar pelayanan minimal sekolah. Sekolah yang masuk kategori sedang antara lain SMP N 1 Petanahan, SMP N 1 Karanggayam, SMP N 1 Klirong, SMP N 1 Kuwarasan, SMP N 1 Karangsambung, SMP N

1 Poncowarno, MTs N Gombong, SMP N 1 Padureso, SMP N 4 Satu Atap Karangsambung, SMP N 2 Ambal, dan SMP N 3 Satu Atap Ayah.

c) Kategori Tinggi Kategori tinggi yaitu faktor sarana dan prasarana di sekolah sudah tinggi pelayanannya, sarana prasarana sekolah sudah lengkap. Sekolah yang masuk kategori tinggi diantaranya SMP N 1 Sempor, SMP N 3 Kebumen, SMP N 1 Prembun, SMP N 1 Ambal, SMP N 1 pejagoan, SMP N 1 Adimulyo, SMP N

1 Karanganyar, SMP N 1 Gombong, SMP N 1 Buluspesantren, SMP N 1 Alian, SMP N 3 Kutowinangun, SMP N 1 Rowokele, SMP N 1 Buayan, SMP N 1 Sruweng, SMP N 1 Puring, SMP N 1 Ayah, MTs N Kaleng Puring, MTs N Triwarno Kutowinangun, MTs N Prembun, SMP N 3 Gombong, SMP N 3 Karanganyar, SMP N 5 Kebumen, SMP N 2 Buluspesantren, dan SMP N 1 Mirit.

Persebaran layanan sarana dan prasarana dapat dilihat pada peta 6, Sekolah disimbolkan dengan simbol titik dengan menggunakan warna bervariasi. Warna merah menunjukkan tingkat pelayanan rendah, warna kuning menunjukkan tingkat pelayanan sedang, dan warna hijau menunjukkan tingkat pelayanan tinggi.

commit to user

86