Zat Adiktif adiktif dan
1. Zat Adiktif adiktif dan
psikotropika.
a. Rokok
Tembakau atau Nicotiana Tabacum L. mengandung suatu senyawa psikoaktif yang disebut nikotin. Kadar nikotin dalam tembakau berkisar dari 1-4%. Dalam satu batang rokok terdapat nikotin ± 1,1 mg. Pada waktu rokok diisap, tersedot pula hasil
pembakaran (pirolisis) yang berupa CO 2 , CO, polycyclic aromatic hydrokarbon (PAH), tar, N 2 O, amonia, asetaldehida, partikulat, dan
ada pula ± 4.000 macam senyawa. Sebagian besar nikotin terbakar ketika dirokok, tetapi sekitar
0,25 mg per batang rokok sampai ke paru-paru.
1) Beberapa zat dalam rokok yang berbahaya terhadap kesehatan, antara lain sebagai berikut.
a) Karbon monoksida (CO) adalah gas yang sangat beracun, mudah terikat pada hemoglobin, sehingga mengurangi kemampuan darah mengikat oksigen.
b) PAH (Polycyclic Aromatic Hydrokarbon); uap PAH dapat menyebabkan kanker.
c) Tar adalah cairan kental berwarna coklat, dapat menumpuk dan mengganggu kinerja paru-paru. Ada sekitar 30 jenis
Sumber: Dok. Penerbit
senyawa yang terdapat dalam tar yang diduga dapat S Gambar 12.1 Tembakau menyebabkan kanker. sebagai bahan utama rokok.
d) Nikotin, bersifat racun dan dapat menyebabkan ketagihan (adiksi). Nikotin dapat menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit seperti: kanker paru-paru, jantung koroner, arterioskle-rosis, dan nafsu makan menurun.
2) Ciri-ciri fisik perokok, antara lain sebagai berikut.
a) sering batuk-batuk,
b) wajah terlihat kusam karena pengaruh asap rokok,
Zat Adiktif dan Psikotropika
d) kuku kotor karena nikotin,
e) bibir biru kehitaman,
f) mulut dan keringat berbau rokok.
3) Cara-cara pencegahan dari ketergantungan pada rokok Prinsip utama untuk terbebas dari rokok adalah niat untuk
berhenti merokok. Adapun cara-cara untuk mencegah keter- gantungan pada rokok, antara lain sebagai berikut.
a) secara bertahap berhenti untuk merokok dengan mengurangi
konsumsi rokok,
b) menyadari bahaya rokok bagi kesehatan,
c) akibat merokok berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain di
sekitarnya,
d) merokok berimbas untuk mengenali obat-obat berbahaya
lainnya, misalnya psikotropika.
b. Minuman Keras (Alkohol atau Etanol)
Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol atau etanol (C 2 H 5 OH). Menurut keterangan berbagai sumber, minuman beralkohol sudah dikenal manusia sejak ± 5.000 tahun yang lampau. Di sebagian daerah yang ada di Indonesia ada beberapa minuman lokal yang beralkohol, misalnya tuak, ciu, dan arak.
1) Penggolongan minuman keras
Menurut peraturan Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan, minuman keras dibagi menjadi tiga golongan berdasarkan kadar alkohol di dalamnya, yaitu sebagai berikut.
a) Golongan A: kadar etanol 1-5%, contoh: bir
b) Golongan B: kadar etanol 5-20%, contoh: anggur
c) Golongan C: kadar etanol 20-45%. contoh: vodka, wiski dan
lain-lain. Adapun etanol mempunyai khasiat menekan aktivitas susunan
saraf pusat. Dalam jumlah sedikit, mula-mula akan menekan pusat inhibisi (pusat pengendalian diri), sehingga etanol berkhasiat seolah-olah merangsang susunan sarat pusat. Akibat menekan pusat inhibisi, rasa malu-malu akan berkurang, peminum akan lebih berani bicara, merasa santai, dan tidak merasakan kecemasan.
Dalam jumlah yang lebih banyak, peminum akan sempoyongan, bicaranya cedal (bahasa Jawa: pelo), dan kemampuan menilai sesuatu akan berkurang untuk sementara waktu. Dalam jumlah
Sumber: Dok. Penerbit
yang lebih banyak lagi dapat menyebabkan koma, bahkan
S Gambar 12.2 Macam-macam
kematian. Jika kebiasaan minum dihentikan, maka akan
minuman keras yang mengan- dung etanol
Mari BIAS 2 Mari BIAS 2
Kebanyakan minum minuman keras dalam waktu yang lama dapat menyebabkan antara lain kanker hati (cirrhosis hepatitis), kerusakan pada otak dan jantung, kerusakan lambung (gastri- tis), daya ingat turun, gangguan jiwa, koordinasi motorik terganggu, dan sikap nekat bertambah
Adapun, ciri-ciri fisik seseorang yang mengalami ketergantung- an pada minuman keras, antara lain sebagai berikut.
a) Bibir biru kehitaman.
b) Gigi berwarna coklat.
c) Muka merah.
d) Mata cekung.
e) Badan tidak terlihat segar dan tidak energik/malas.
f) Napas berbau alkohol.
g) Berat badan tidak normal, biasanya terlihat kurus.
2) Cara-cara pencegahan dari ketergantungan pada minuman keras
Kita sering mendengar peristiwa kejahatan yang terjadi akibat pelaku mabuk karena minum-minuman keras. Oleh karena itu, jangan sekali-kali mencoba minum-minuman keras walaupun hanya sedikit. Sebab walaupun hanya sedikit, efeknya sangat besar karena bersifat adiktif (candu).
Adapun cara-cara mencegah ketergantungan pada minuman keras, antara lain sebagai berikut.
a) Menolak pemberian apabila orang lain menawarkan mi- numan keras.
b) Jangan sekali-kali mencoba minum-minuman keras karena bersifat adiktif (candu).
d) Selalu ingat pada bahaya minuman keras.