PEMBENTUKAN PETA CURAH HUJAN
ACARA VII PEMBENTUKAN PETA CURAH HUJAN
Oleh: Atika Nur Solikhah A1L014029 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi, terutama daerah Sumatera dan Kalimantan yang vegetasinya masih cukup banyak. Daerah degan vegetasi yang cukup banyak biasanya memiliki curah hujan yang cukup tinggi sehingga menyebabkan pencucuian hara pada daerah tersebut. Jumlah vegetasi yang berbeda-beda menyebabkan curah hujan di beberapa daerah memiliki intensitas yang cukup tinggi.
Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh dan tertampung pada permukaan datar dalam periode waktu tertentu. Curah hujan sangat mempengaruhi aspek dalam pertanian. Tanaman pada umumnya memiliki kebutuhan air yang berbeda-beda, sehingga setiap daerah akan memiliki jenis tanaman yang berbeda-beda pula untuk ditanam.
Praktikum acara VII ini akan dilakukan pembuatan peta curah hujan. Peta curah hujan yang akan dibuat yaitu pada wilayah Cilongok kabupaten Banyumas. Peta curah hujan dibuat diharapkan untuk mempermudah dan memberikan beberapa informasi yang dibutuhkan sebelum melakukan budidaya tanaman. Informasi tersebut meliputi jumlah curah hujan yang ada di kawasan Cilongok Kabupaten Banyumas.
B. Tujuan
Praktikum acara ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui maksud dari curah hujan.
2. Mengetahui curah hujan pada daerah Cilongok.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sitem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000).
Sistem informasi geografis (SIG) adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan dan mengupdate, memenipulasi, menganalisa dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis. Banyaknya pemahaman tenteng informasi geografis yang ada tergantung dari segi mana sistem informasi geografis itu dilihat. Di pengertian lain, sistem informasi geografis adalah sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang terinferensi secara spasial atau koordinat geografi. Dengan kata lain, SIG merupakan sistem basis data dengan kemampuan khusus dalam menangani data yang terinferensi secara spasial, selain merupakan sekumpulan operasi-operasi yang dikenakan terhadap data tersebut (Widyawati, 2014).
Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari alam yang terdapat di atmosfer. Bentuk presipitasi lainnya adalah salju dan es. Hujan berasal dari uap air di atmosfer, sehingga bentuk dan jumlahnya dipengaruhi oleh faktor klimatologi seperti angin, temperatur dan tekanan atmosfer. Uap air tersebut Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari alam yang terdapat di atmosfer. Bentuk presipitasi lainnya adalah salju dan es. Hujan berasal dari uap air di atmosfer, sehingga bentuk dan jumlahnya dipengaruhi oleh faktor klimatologi seperti angin, temperatur dan tekanan atmosfer. Uap air tersebut
Curah hujan (mm) merupakan ketinggian air hujan yang jatuh pada tempat yang datar dengan asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) mm adalah air hujan setinggi 1 (satu) mm yang jatuh (tertampung) pada tempat yang datar seluas 1 m 2 dengan asumsi tidak ada yang menguap,
mengalir dan meresap. Kepulauan maritim Indonesia yangberada di wilayah tropik memiliki curah hujan tahunan yang tinggi, curah hujansemakin tinggi di daerah pegunungan. Curah hujan yang tinggi di wilayah tropik pada umumnya dihasilkan dari proseskonveksi dan pembentukan awan hujan panas. Pada dasarnya curah hujan dihasilkan dari gerakan massa udara lembab keatas. Agar terjadi gerakan ke atas, atmosfer harus dalam kondisi tidak stabil. Kondisi tidak stabil terjadi jika udara yangnaik lembab dan lapse rate udara lingkungannya berada antara lapse rate adiabatik kering dan lapse rate adiabatik jenuh (Mulyono, 2014). Karakteristik curah hujan meliputi hal-hal yang menyangkut distribusi (tahunan, musiman, bulanan, atau harian, intensitas, lamanya hujan, maupun frekuensi hari hujan (Nieuwolt, 1997).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Sistem informasi geografis acara VII yaitu Pembuatan peta Curah Hujan ini dilaksanakan pada tanggal 11 April 2017, bertempat di Laboratorium Pedologi, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah software QGIS 2.18 dan data curah hujan dan batas administrasi daerah Cilongok. Alat yang digunakan dalam pembuatan peta curah hujan adalah alat tulis, seperangkat komputer/ laptop, optical mouse.
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada acara VII ini adalah sebagai berikut:
1. Data curah hujan dalam excel di input ke QGIS.
2. Mehu view diklik, kemudian diklik panels dan toolbox.
3. QGIS Geo 116 dipilih, kemudian vector creation tool diklik dan point layer from table di klik lalu di atur penyimpanannya.
4. Data kemudian di save as dalam bentuk point.
5. Menu raster diklik, lalu analisis kemudian grid dan diatur.
6. Data diklasifikasikan sehingga akan timbull 3 warna sesuai dengan curah hujannya.
7. Batas administrasi Cilongok ditarik lalu ditransparansikan.
8. Setelah ditransparansikan kemudian kawasan Cilongok didigit sesuai dengan warna pada data yang diperoleh.
9. Data atribut diinput.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Gambar 7. Hasil pembuatan Peta Curah hujan kawasan Cilongok
B. Pembahasan
Curah hujan sangat mempengaruhi dalam kegiatan budidaya tanaman. Setiap tanaman memiliki kebutuhan akan air yang berbeda-beda, sehingga curah hujan ada suatu daerah sangat mempegaruhi jenis tanaman yang akan dibudidayakan. Menurut Nieuwolt (1997), curah hujan (mm) merupakan ketinggian air hujan yang jatuh pada tempat yang datar dengan asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) mm adalah air hujan setinggi 1 (satu) mm yang
jatuh (tertampung) pada tempat yang datar seluas 1 m 2 dengan asumsi tidak ada yang menguap, mengalir dan meresap.
Curah hujan merupakan unsur iklim yang fluktuasinya tinggi dan pengaruhnya terhadap produksi tanaman cukup signifikan. Jumlah curah hujan secara keseluruhan sangat penting dalam menentukan hasil (Anwar et al., 2015 dalam Suciantini, 2015), terlebih apabila ditambah dengan peningkatan suhu, peningkatan suhu yang besar dapat menurunkan hasil. Peningkatan curah hujan di suatu daerah berpotensi menimbulkan banjir, sebaliknya jika terjadi penurunan dari kondisi normalnya akan berpotensi terjadinya kekeringan. Kedua hal tersebut tentu akan berdampak buruk terhadap metabolisme tubuh tanaman dan berpotensi menurunkan produksi, hingga kegagalan panen. Menurut Latiri et al (2010), curah hujan berkorelasi tinggi terhadap komponen hasil. Studi Latiri et al (2010) di Tunisia, menunjukkan bahwa komponen hasil sangat dipengaruhi oleh kondisi curah hujan pada musim gugur, yang menunjukkan pentingnya tahap pertumbuhan awal. Air merupakan faktor pembatas utama di wilayah semi arid, hal itu ditunjukkan tidak saja dari produksi per hektarnya, tetapi juga dari total luas panen.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu membuat peta curah hujan pada kawasan Cilongok didapatkan hasil yang dapat dilihat pada gambar 6. Terlihat pada gambar 6 bahwasanya Cilongok terbagi menjadi 3 jenis daerah dengan curah hujan yang berbeda. Kawasan dengan warna merah memiliki curah hujan yang sangat tinggi, daerah dengan warna ungu memiliki curah hujan yang sedang dan daerah dengan warna hijau memiliki curah hujan yang tinggi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan adalah:
1. Curah hujan (mm) merupakan ketinggian air hujan yang jatuh pada tempat yang datar dengan asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir.
2. Curah hujan pada kawasn Cilongok yaitu kawasan dengan warna merah memiliki curah hujan yang sangat tinggi, daerah dengan warna ungu memiliki curah hujan yang sedang dan daerah dengan warna hijau memiliki curah hujan yang tinggi.
B. Saran
Sebaiknya pada saat menjelaskan langkah-langkah kerja pada saat pembuatan peta lebih pelan lagi dan sebelum melangkah ke langkah selanjutnya sebaiknya asisten benar-benar memastikan bahwasanya pada langkah sebelumnya seluruh praktikan telah menyelesaikan semua dan tidak ada yang ketinggalan.
DAFTAR PUSTAKA
Barus B., dan U.S. Wiradisastra. 2000. Sistem Informasi Geografi. Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi, Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Latiri K, Lhomme JP, Annabi M, Setter TL. 2010. Wheat production in Tunisia: progress, inter-annual variability, and relation to rainfall. Eur J Agron 33: 33-42.
Mulyono, Dedi. 2014. Analisis Karakteristik Curah Hujan di Wilayah Kabupaten Garut Selatan. J. Konstruksi Vol 13(1).
Nieuwolt, 1997. Tropical Climatology an Introduction to the Climate of the Low Latitude . John Wiley and Son. New York.
Suciantini. 2015. Interaksi iklim (curah hujan) terhadap produksi tanaman pangan di Kabupaten Pacitan. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon Vol 1(2), April 2015.
Widyawati, Sri. 2014. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Komoditas Hortikultura Berbasis Web pada Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo. J. Ilmiah Ilmu-ilmu Teknik. Vol 4(2).
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS