PEMBENTUKAN SATUAN LAHAN HOMOGEN

ACARA VIII PEMBENTUKAN SATUAN LAHAN HOMOGEN

Oleh: Atika Nur Solikhah A1L014029 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2017

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara yang sebagian besar memiliki jenis tanah cukup subur. Sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya adalah sebagai petani. Namun beberapa juga terdapat tanah yang tidak subur. Perbedaan tersebut menyebabkan jenis tanaman yang dapat di tanam pada beberapa area juga akan berbeda beda.

Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini, menuntut penerapan teknologi dalam berbagai bidang, tidak terkecuali dalam dalam bidang pertanian sendiri yang merupakan salah sektor perekonomian utama di Indonesia mengingat sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dalam dunia pertanian. Salah satu bentuk teknologi yang saat ini tengah berkembang adalah teknologi komputer. Teknologi dalam komputer yang secara luas dikembangkan adalah Sistem Informasi Geografis (SIG).

Sistem Informasi Geografis adalah kumpulan proses yang dieksekusi pada data mentah untuk menghasilkan informasi baru yang berguna dan berkaitan dengan objek atau fenomena dipermukaan bumi. Salah satu fungsi SIG dalam bidang pertanian adalah mampu mengetahiu kawasan yang menjadi satuan lahan homogen. Praktikum yang akan dilakukan ini akan dibuat peta pembentukan satuan lahan homogeny kawasan Cilongok kabupaten Banyumas.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengertian satuan lahan homogen.

2. Membuat peta pembentukan satuan lahan homogen.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi. SIG dapat diasosiasikan sebagai peta yang berorde tinggi yang juga mengoperasikan dan menyimpan data non spasial. Disebutkan juga SIG telah terbukti kehandalannya untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, menganalisa dan menampilkan data spasial baik biofisik maupun sosial ekonomi. Secara umum SIG menyediakan fasilitas-fasilitas untuk mengambil, mengelola, memanipulasi dan manganalisa data serta menyediakan hasil baik dalam bentuk grafik maupun dalam bentuk tabel, namun demikian fungsi utamanya adalah untuk mengelola data spasial (Rahmi, 2009).

Sistem Informasi Geografis (SIG) pertama pada tahun 1960 yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografis. 40 tahun kemudian perkembangan GIS berkembang tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografi saja tetapi sudah merambah ke berbagai bidang seperti: Analisis penyakit epidemik (demam berdarah).

1. Analisis kejahatan (kerusuhan).

2. Navigasi dan vehicle routing (lintasan terpendek).

3. Analisis bisnis (sistem stock dan distribusi).

4. Urban (tata kota) dan regional planning (tata ruang wilayah).

5. Peneliti: spatial data exploration.

6. Utility (listrik, PAM, telpon) inventory and management.

7. Pertahanan (military simulation) (Husein, 2006). Lahan mempunyai pengertian yaitu semua kondisi lingkungan fisik yang mempengaruhi potensi penggunaannya. Konsep lahan meliputi iklim, tanah, hidrologi, bentuk lahan, vegetasi dan fauna, termasuk di dalamnya akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas-aktivitas manusia baik masa lampau maupun masa sekarang (Dent dan Young, 1981).

Klasifikasi kemampuan lahan merupakan penilaian lahan secara sistematik dan mengelompokannya kedalam beberapa kategori berdasarkan sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya. Tujuan Klasifikasi tersebut adalah memberikan arahan perencanaan dan pemanfaatan sumberdaya dan lingkungan yang ideal dan berkelanjutan (Ramadhan, 2014).

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Sistem informasi geografis acara VIII yaitu Pembuatan Satuan Lahan Homogen ini dilaksanakan pada tanggal 18 April 2017, bertempat di Laboratorium Pedologi, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah software QGIS 2.18 dan peta curah hujan, penggunaan lahan dan peta kelerengan. Alat yang digunakan dalam pembuatan satuan lahan homogen adalah alat tulis, seperangkat komputer/ laptop, optical mouse .

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada acara VIII ini adalah sebagai berikut:

1. Lereng cilongok yang sebelumnya telah dibuat di Tarik.

2. WGS diubah dari 84 menjadi 49S dengan cara di save as lalu diubah menjadi 49S.

3. Lereng dengan WGS 84 dihapus.

4. Batas administrasi Cilongok dihapus.

5. Menu vector diklik, geoprossecing, clip.

6. Akan keluar lembar kerja lalu input diisi dengan lereng sedangkan output diisi batar administrasi Cilongok, lipped dan save to file dengan format polygon dan diberi nama lereng Cilongok Clip.

7. Lereng dan batas administrasi Cilongok dihapus.

8. Data atribut diedit dengan menambahkan keterangan dan skor.

9. Lalu dioverlay Antara peta penggunaan lahan dan peta curah hujan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 8. Hasil pembuatan satuan lahan homogen kawasan Cilongok

B. Pembahasan

Lahan merupakan permukaan bumi dengan kekayaan berupa tanah, batuan, mineral, benda cair dan gas yang terkandung di dalamnya. Lahan di permukaan bumi terbentang mulai dari wilayah pantai sampai daerah pegunungan. Menurut Dent dan Young (1981), lahan mempunyai pengertian yaitu semua kondisi lingkungan fisik yang mempengaruhi potensi penggunaannya. Konsep lahan meliputi iklim, tanah, hidrologi, bentuk lahan, vegetasi dan fauna, termasuk di dalamnya akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas-aktivitas manusia baik masa lampau maupun masa sekarang. FAO (1990), menambahkan kualitas lahan merupakan sifat-sifat yang kompleks dari suatu lahan. Masing- masing kualitas Lahan merupakan permukaan bumi dengan kekayaan berupa tanah, batuan, mineral, benda cair dan gas yang terkandung di dalamnya. Lahan di permukaan bumi terbentang mulai dari wilayah pantai sampai daerah pegunungan. Menurut Dent dan Young (1981), lahan mempunyai pengertian yaitu semua kondisi lingkungan fisik yang mempengaruhi potensi penggunaannya. Konsep lahan meliputi iklim, tanah, hidrologi, bentuk lahan, vegetasi dan fauna, termasuk di dalamnya akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas-aktivitas manusia baik masa lampau maupun masa sekarang. FAO (1990), menambahkan kualitas lahan merupakan sifat-sifat yang kompleks dari suatu lahan. Masing- masing kualitas

Suatu lahan memiliki unsur-unsur pembentuk yang berbeda-beda. Lahan dapat dikategorikan menjadi lahan homogen dan lahan yang tidak homogen, dikatakan homogen apabila terdapat kesamaan. Menurut Dardak (2005), satuan lahan homogen adalah suatu daerah yang dibatasi oleh kesamaan dari unsur-unsur pembentuknya, semakin banyak unsur-unsur pembentuk dari suatu lahan, semakin homogen suatu lahan yang bersangkutan. Penggunaan lahan diartikan sebagai bentuk intervensi manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik materiil maupun spiritual. Penggunaan lahan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yakni penggunaan lahan pertanian dan non pertanian.

Satuan lahan dapat dibangun dengan menumpangtindihkan (overlay) berbagai parameter lahan yang dapat dipetakan. Satuan lahan didefinisikan sebagai area homogen dalam berbagai parameter fisik lahan (tanah, lereng, penggunaan lahan, derajat kerusakan erosi, dan lain-lain) yang dapat diidentifikasikan langsung di lapangan. Bila salah satu parameter berubah maka satuan lahan akan berubah pula. Dalam proses evaluasi lahan, satuan lahan homogen ini dianggap sebagai satuan peta (mapping unit) dengan ciri karateristik atau kualitas lahan yang akan dipadankan (matching) dengan persyaratan tumbuh tanaman. Melihat proses pembentukan satuan lahan homogen dengan cara overlay dari parameter penyusunnya diatas, maka pendekatannya dinamakan Pendekatan Sistem Informasi Geografi atau GIS Approach (Wiradisastra, 1989). Berdasarkan praktikum yang Satuan lahan dapat dibangun dengan menumpangtindihkan (overlay) berbagai parameter lahan yang dapat dipetakan. Satuan lahan didefinisikan sebagai area homogen dalam berbagai parameter fisik lahan (tanah, lereng, penggunaan lahan, derajat kerusakan erosi, dan lain-lain) yang dapat diidentifikasikan langsung di lapangan. Bila salah satu parameter berubah maka satuan lahan akan berubah pula. Dalam proses evaluasi lahan, satuan lahan homogen ini dianggap sebagai satuan peta (mapping unit) dengan ciri karateristik atau kualitas lahan yang akan dipadankan (matching) dengan persyaratan tumbuh tanaman. Melihat proses pembentukan satuan lahan homogen dengan cara overlay dari parameter penyusunnya diatas, maka pendekatannya dinamakan Pendekatan Sistem Informasi Geografi atau GIS Approach (Wiradisastra, 1989). Berdasarkan praktikum yang

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan adalah:

1. Satuan lahan homogen adalah suatu daerah yang dibatasi oleh kesamaan dari unsur-unsur pembentuknya, semakin banyak unsur-unsur pembentuk dari suatu lahan, semakin homogen suatu lahan yang bersangkutan.

2. Peta pembentukan satuan lahan homogeny dibuat menggunakan kawasan Cilongok dengan hasil kawasan lindung berwarna hijau tua, kawasan budidaya semusim berwarna hijau agak muda, kawasan budidaya tahunan berwarna hijau muda dan kawasan penyangga berwarna coklat muda.

B. Saran

Praktikum berjalan dengan baik dan lancar, akan tetapi sebaiknya asisten lebih fokus memantau praktikan dalam pengerjaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Dardak, H. 2005. Revitalisasi Penataan Ruang untuk Mewujudkan Ruang Nusantara yang Nyaman, Produktif dan Berkelanjutan di dalam Penataan Ruang untuk Kesejahteraan Masyarakat . Pemikiran Para Pakar, Birokrat dan Praktisi. Ed ke-1. LKSPI Press. Jakarta.

Dent, D. and Young A. 1981. Soil Survey and Evaluation. George Allen and Unwin London.

FAO. 1990. A Framework for Land Evaluation. Soil Resources Management and Conservation Service Land and Water Development Division. FAO Soil Bulletin . No. 32. FAO-UNO. Rome.

Husein, R. 2006. Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Ilmu Komputer. Yogyakarata.

Rahmi, Julia. 2009. Hubungan Kerapatan Tajuk dan Penggunaan Lahan Berdasarkan Analisis Citra Satelit dan Sistem Informasi Geografis di Taman Nasional Gunung Leuser (Studi Kasus Kawasan Hutan Resort Tangka Han, Cinta Raja, Sei Lepan Dan Kawasan Ekosistem Leuser). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara Hal. 23.

Ramadhan, A. 2014. Pengenalan Jaringan Komputer. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Wiradisastra. 1989. Sistem Informasi Geografis. Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS