Pertumbuhan Ekonomi BAB III_Ranwal RKPD Batang 2018_30 Jan 18

BAB III perlu diwaspadai antara lain pelemahan pertumbuhan ekonomi Tiongkok, kebijakan moneter AS terkait kenaikan suku bunga, kebijakan devaluasi yuan Tiongkok, turunnya harga minyak dunia, menurunnya harga komoditas ekspor, tingginya tuntutan produk ekspor yang berwawasan lingkungan serta ketergantungan bahan baku impor industri manufaktur dan produk konsumsi masyarakat. Kerjasama regional Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA yang dimulai 1 Januari 2016 juga perlu menjadi perhatian bagi perekonomian Jawa Tengah khususnya terhadap kegiatan investasi dan pengembangan UMKM. Dengan dimulainya MEA, pada satu sisi merupakan peluang karena pasar semakin terbuka namun pada sisi lain merupakan tantangan yang berimplikasi pada terbukanya arus barang dan jasa, modal, tenaga kerja dan teknologi antar negara ASEAN. Berdasarkan kondisi tersebut di atas maka perekonomian Jawa Tengah pada tahun 2017 diproyeksikan masih tetap optimis yang antara lain didukung oleh tingginya peminatan terhadap potensi dan peluang investasi yang bersifat padat karya, terealisasinya pembangunan infrastruktur pendukung kegiatan perekonomian, berkembangnya UMKM yang berbasis produk unggulan daerah, meningkatnya intensifikasi sektor pertanian yang didukung rekayasa teknologi, pengembangan usaha disektor kemaritiman, semakin berkembangnya sektor pariwisata, terkendalinya inflasi dan dukungan regulasi yang efektif. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkualitas, kebijakan perekonomian Jawa Tengah Tahun 2017 diarahkan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan energi berkelanjutan serta percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan kemandirian wilayah. Guna mendukung tercapainya sasaran kebijakan tersebut perlu didukung pemantapan reformasi birokrasi, peningkatan kualitas dan kompetensi SDM, pengembangan simpul- simpul pertumbuhan wilayah, kerjasama pembangunan regional serta pelibatan stakeholder terkait.

a. Pertumbuhan Ekonomi

Kondisi perekonomian Jawa Tengah menunjukkan trend pertumbuhan meningkat dalam kurun waktu 2011–2015, pada kisaran 5,14–5,40. Pada kurun waktu tersebut pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebesar 5,40. Rancangan Awal RKPD KABUPATEN BATANG Tahun 2018 BAB III Dilihat dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2015 didukung oleh pertumbuhan seluruh lapangan usaha kecuali Pengadaan Listrik dan Gas yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar 3,3. Angka laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha Jasa Perusahaan sebesar 9,7, diikuti oleh Informasi dan Komunikasi 9,5, Jasa Keuangan dan Asuransi 8,1, Transportasi dan Pergudangan 7,9, Real Estat 7,6, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Jasa Pendidikan dan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial masing-masing tumbuh 7,1. Apabila dilihat dari struktur perekonomian Jawa Tengah menurut lapangan usaha pada tahun 2015 masih didominasi oleh tiga lapangan usaha yaitu Industri Pengolahan 35,3, Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 15,5 dan Perdagangan Besar, Eceran dan Reparasi Mobil – Sepeda Motor 13,3. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2015 dilihat dari sisi pengeluaran didukung oleh hampir seluruh komponen kecuali Komponen Pengeluaran Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga LNPRT dengan pertumbuhan negatif sebesar 3,1. Komponen Ekspor merupakan komponen yang memiliki pertumbuhan tertinggi yaitu 11,0, diikuti oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto PMTB sebesar 5,2 dan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 4,5. Dalam struktur ekonomi Jawa Tengah tahun 2015 menurut pengeluaran didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 61,1, Pembentukan Modal Tetap Bruto 30,3 dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 8,5. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah selama tahun 2011 – 2015 dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2011-2015 Rancangan Awal RKPD KABUPATEN BATANG Tahun 2018 BAB III Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, 2012-2016

b. Produk Domestik Regional Bruto PDRB