10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian tentang Anak Autis
1. Pengertian Anak Autis
Terdapat banyak definisi dari para ahli mengenai anak autis. Rudy Sutadi 2000: 33 menyatakan autis adalah gangguan perkembangan berat
yang mempengaruhi cara seseorang untuk berkomunikasi
dan berhubungan dengan orang lain. Sedangkan menurut Yosfan Azwandi
2005: 43
autis adalah
gangguan perkembangan
otak yang
mengakibatakan hambatan dalam berkomunikasi verbal ataupun nonverbal, hambatan pada interaksi sosial, pola perilaku
repetitive
dan resistensi terhadap perubahan pada rutinitas.
Daniel Muijs dan David Reynolds 2008: 237 menyatakan autisme adalah disabilitas perkembangan neurobiologis yang mempengaruhi
kemampuan orang untuk berkomunikasi, memahami bahasa dan berinteraksi dengan orang lain. Pendapat lain menyatakan bahwa autisme
adalah suatu bentuk ketidakmampuan dan gangguan perilaku yang membuat penyandangnya lebih suka menyendiri Prasetyono, 2008: 5
Menurut Catherine Lord and James P. McGee 2001: 1 berpendapat bahwa:
Autistic spectrum disorders are present from birth or very early indevelopment and affect essential human behaviors such as
social interaction, the ability to communicate ideas and feelings, imagination, and the establishment of relationships with others.
Although precise neurobiological mechanisms have not yet been established, it is clear that autistic spectrum disorders reflect the
operation of factors in the developing brain.
11
Pendapat di atas dapat diartikan bahwa autis muncul sejak lahir atau sangat dini dalam perkembangan yang mempengaruhi perilaku alami
manusia seperti interaksi sosial, kemampuan mengkomunikasikan ide dan perasaan, imajinasi, dan berinteraksi dengan orang lain.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat ditegaskan bahwa anak autis merupakan anak yang memiliki gangguan perkembangan pada
fungsi otak sehingga mengakibatkan terjadinya hambatan dalam tiga aspek pokok yaitu komunikasi, interaksi sosial dan perilaku.
2. Karakteristik Anak Autis