20
e. Reaksi terhadap obat-obatan
Beberapa jenis antibiotik seperti klindamisin, sefalosporin, sulfonamida, laksatif obat pencahar dan antasida Hung, 2006.
Jenis-jenis mikroorganisme penyebab diare sebagai berikut:
Tabel 2.1. Etiologi Diare
Bakteri Virus Parasit
Diarrheagenic Escherichia coli
Campylobacter jejuni Vibrio cholerae O1
Vibrio cholerae O139 Shigella species
V.parahaemolyticus Bacteroides fragilis
C.coli C.upsaliensis
Nontyphoidal
salmonellae Clostridium difficile
Yersinia enterocolitica Y.pseudotuberculosis
Rotavirus Norovirus
calicivirus Adenovirus serotype
4041 Astrovirus
Cytomegalovirus Protozoa
Cryptosporidium parvum
Giardia intestinalis
Microsporida Entamoeba
histolytica Isospora belli
Cyclospora cayetanensis
Dientamoeba fragilis
Blastocystis hominis
Strongyloides stercoralis
Angiostrongylus costaricensis
Schistosoma mansoni,
S. japonicum Sumber : World Gastroenterology Organisation, 2012
2.1.6. Faktor Risiko
Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan transmisi enteropatogen adalah :
a. Tidak cukup tersedianya air bersih.
Universitas Sumatera Utara
21
b. Tercemarnya air oleh tinja.
c. Tidak ada atau kurangnya sarana MCK mandi, cuci, kakus.
d. Hygiene perorangan dan lingkungan yang buruk.
e. Cara penyimpanan dan penyediaan makan yang tidak higienis.
f. Cara penyapihan bayi yang tidak baik terlalu cepat disapih, terlalu
cepat diberi susu botol, terlalu cepat diberi makanan padat. Beberapa faktor risiko pada pejamu host yang dapat meningkatkan
kerentanan pejamu terhadap enteropatogen diantaranya adalah : a.
Malnutrisi. b.
Bayi berat lahir rendah BBLR. c.
Imunodefisiensi dan imunodepresi. d.
Rendahnya kadar asam lambung. e.
Peningkatan motilitas usus. f.
Faktor genetik Sunoto, 2002.
2.1.7. Patogenesis
Patogenesis terjadinya diare sangat bervariasi dari satu penyebab ke penyebab lain, secara garis besar patogenesisnya adalah sebagai berikut :
a. Virus
Virus terbanyak penyebab diare adalah rotavirus, selain adenovirus, enterovirus, astrovirus, minirotavirus, calicivirus
. Awalnya virus masuk bersama makanan dan minuman ke dalam traktus digestivus, kemudian
berkembang biak dalam usus. Setelah itu virus masuk ke dalam epitel usus halus dan menyebabkan kerusakan bagian apikal vili usus halus. Sel epitel
usus halus bagian apikal akan diganti oleh sel dari bagian kripta yang belum matang, berbentuk kuboid atau gepeng. Akibatnya sel-sel epitel ini tidak dapat
berfungsi untuk menyerap air dan makanan. Sebagai akibat lebih lanjut akan terjadi diare osmotik. Vili usus kemudian akan memendek sehingga
Universitas Sumatera Utara
22
kemampuannya untuk menyerap dan mencerna makanan pun akan berkurang. Pada saat inilah biasanya diare mulai timbul. Setelah itu sel retikulum akan
melebar, dan kemudian akan terjadi infiltrasi sel limfoid dari lamina propria, untuk mengatasi infeksi sampai terjadinya penyembuhan.
b. Bakteri
Patogenesis terjadinya diare oleh karena bakteri berawal pada saat bakteri masuk bersama makanan ataupun minuman yang terkontaminasi ke
dalam traktus digestivus, kemudian berkembang biak didalamnya. Bakteri ini kemudian mengeluarkan toksin yang akan merangsang epitel usus sehingga
terjadi peningkatan aktivitas enzim adenil siklase bila toksin bersifat tahan panas, disebut labile toxin = LT atau enzim guanil siklase bila toksin bersifat
tahan panas, disebut stable toxin = ST. Sebagai akibat peningkatan aktivitas enzim-enzim ini akan terjadi peningkatan cAMP cyclic Adenosin
monophospate atau cGPM cyclic Guanosine monophospate, yang
mempunyai kemampuan mensekresi klorida, natrium dan air dari dalam sel ke lumen usus serta menghambat absorbsi natrium, klorida dan air dari lumen
usus ke dalam sel. Hal ini menyebabkan peninggian tekanan osmotik di dalam lumen usus. Kemudian akan terjadi hiperperistaltik usus untuk mengeluarkan
cairan yang berlebihan dalam lumen usus, sehingga cairan dapat dialirkan dari lumen usus halus ke lumen usus besar kolon. Dalam keadaan normal, kolon
orang dewasa dapat menyerap sebanyak 4400 mL cairan sehari, karena itu produksi atau sekresi cairan sebanyak 4500 mL sehari belum menyebabkan
diare. Bila kemampuan penyerapan kolon berkurang, atau sekresi cairan melebihi kapasitas penyerapan kolon, maka akan terjadi diare. Pada kolera
sekresi cairan dari usus halus ke usus besar dapat mencapai 10 liter atau lebih sehari. Oleh karena itu, diare pada kolera biasanya sangat hebat, suatu
keadaan yang disebut diare profus.
Universitas Sumatera Utara
23
Secara umum golongan bakteri yang menghasilkan cAMP akan menyebabkan diare lebih hebat dibandingkan golongan bakteri yang
menghasilkan cGMP. Golongan kuman yang mengandung LT dan merangsang pembentukan cAMP, diantaranya V.cholera, ETEC, Shigella spp.
dan Aeromonas spp. Sedangkan yang mengandung ST dan merangsang pembentukan cGMP adalah ETEC, campylobacter sp., Yersinia sp. dan
Staphylococcus sp Sunoto, 2002.
2.1.8. Patofosiologi