29
2.2.2 Nilai Gizi ASI
1. Kalori
Untuk pertumbuhan yang normal diet bayi harus memenuhi kebutuhan akan kalori dan energi. ASI memenuhi kebutuhan ini sampai usia 6 bulan.
Produksi ASI bulan pertama sekitar 600 ml per hari yang meningkat sampai sekitar 800 ml sehari pada bulan keenam. Setelah 6 bulan volume
ASI yang dihasilkan oleh seorang ibu mulai berkurang dan memang sudah saatnya bayi mendapat makanan tambahan yang lebih padat Suradi,
2002 2.
Lemak ASI juga mengandung lemak yang penting untuk kesehatan bayi. Hal imi
diperlukan untuk perkembangan otak, penyerapan vitamin yang larut dalam lemak, dan merupakan sumber kalori utama. Asam lemak rantai
panjang dibutuhkan untuk perkembangan otak, retina, dan sistem saraf American Pregnancy Assosiation, 2013
3. Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa dan bila dibandingkan dengan susu mamalia lain, kadar laktosa dalam ASI adalah yang paling
tinggi, yaitu 7,0 gdl. Laktosa mudah terurai menjadi glukosa dan galaktosa. Laktosa mempertinggi penyerapan kalsium dan juga
merangsang pertumbuhan Lactobacillus bufidus. 4.
Protein Protein dalam ASI adalah kasein dan whei. Protein dalam ASI terutama
adalah whei, yaitu 60 dari protein dalam ASI yang kadarnya 0,9 gdl. Protein ini lebih mudah dicerna dibandingkan dengan kasein yang menjadi
protein utama dalam susu sapi. Ada dua asam amino dalam ASI yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin diperlukan
Universitas Sumatera Utara
30
untuk pertumbuhan somatik, sedangkan taurin diperlukan untuk perkembangan otak.
5. Vitamin
Bayi yang minum ASI langsung dari ibunya akan mendapatkan vitamin yang terkandung dalam ASI. Vitamin K terdapat dalam ASI dan
penyerapannya cukup baik melalui usus, tetapi oleh karena jumlah ASI yang diminum dalam dua hari pertama masih sangat sedikit dan
pembentukan vitamin K dalam usus bayi belum ada, dianjurkan pemberian vitamin K yang dapat diberikan per oral. Vitamin E juga
banyak sekali terdapat dalam ASI, terutama dalam kolostrum. 6.
Garam dan Mineral Kadar garam dan mineral dalam ASI lebih rendah dibandingkan dalam
susu sapi. Fungsi ginjal yang masih belum sempurna belum dapat mengkonsentrasi urin dengan baik sehingga dibutuhkan susu yang rendah
garam dan mineral. Bayi yang mendapat susu sapi atau formula yang tidak dimodifikasi sering menderita tetani hipokalsemia walaupun kadar
kalsium dan magnesiumnya tinggi. Pada susu formula juga mengandung kadar fosfor yang tinggi, sedangkan fosfor mengikat kalsium dan
magnesium sehingga tidak diserap. 7.
Faktor pertumbuhan Lactobacillus bufidus Jenis bakteri ini cepat tumbuh dan berkembang biak dalam saluran cerna
bayi yang mendapat ASI. Kuman ini dalam usus akan mengubah laktosa yang banyak dalam ASI menjadi asam laktat dan asam asetat, situasi yang
asam dalam usus ini akan menghambat pertumbuhan E.coli, kuman yang paling sering menyebabkan diare pada bayi.
8. Laktoferin
Laktoferin adalah protein yang terikat dengan zat besi yang terdapat dalam ASI. Khasiatnya adalah menghambat pertumbuhan Staphylococcus dan
E.coli dengan cara mengikat ferum sehingga basil tidak mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
31
ferum yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya. Laktoferin juga dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida.
9. Lisozim
Kadar lisozim dalam ASI cukup tinggi yaitu 300 kali lebih tinggi dari kadarnya di dalam susu sapi, selain itu juga lebih tahan terhadap keasaman
lambung. Khasiatnya yaitu dapat memecah dinding bakteri Suradi, 2002. Lisozim adalah suatu enzim yang dapat melindungi bayi terhadap infeksi
bakteri E. Coli dan Salmonella. Enzim ini juga mendorong pertumbuhan flora normal usus dan memiliki fungsi anti-inflamasi American
Pregnancy Assosiation, 2013. 10.
Komplemen C3 dan C4 Komplemen C3 dan C4 terdapat dalam ASI walaupun dalam kadar yang
rendah. Komplemen ini diaktifkan oleh adanya IgA dan IgE dalam ASI. Komplemen ini mempunyai daya opsonik, anafilatoksik, dan kemotaktik.
11. Imunitas humoral
ASI terutama kolostrum mengandung SIgA Secretory IgA. SIgA ini tahan terhadap enzim proteolitik dalam traktus intestinalis dan dapat
membentuk lapisan dipermukaan mukosa usus sehingga mencegah masuknya bakteri patogen dan enterovirus ke dalam sel.
12. Imunitas selular
Sembilan puluh persen sel dalam ASI terdiri dari makrofag. Fungsi makrofag terutama membunuh dan melakukan fagositosis
mikroorganisme, serta membentuk C3, C4, lisozim, dan laktoferin. Sepuluh persen lainnya terdiri dari limfosit T dan B. Fungsinya adalah
melawan organisme yang menyerang melalui traktus digestivus Suradi, 2002
Universitas Sumatera Utara
32
2.2.3 Hubungan Kejadian Diare pada Balita yang Tidak Diberi ASI