Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Seseorang yang memiliki jiwa enterpreneur adalah orang yang berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Kasmir, 2006:16. Menurut Suryana 2006:2 kewirausahaan merupakan suatu kemampuan berpikir kreatif dan berperilaku inovatif menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang dijadikan dasar, sumber daya, kiat dan proses menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian mengambil resiko. Berdasarkan hal tersebutlah betapa penting jiwa pemimpin dalam berjalannya suatu usaha serta peran pemimpin yang selalu dibutuhkan dalam melaksanakan dan menjalankan suatu usaha. Peran pemimpin yang selalu kreatif dan berperilaku inovatif sangat menunjang berjalannya suatu usaha karena pemimpin dapat menciptakan berbagai ide demi kemajuan dan kelangsungan suatu usaha tersebut. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peran Pimpinan Dalam Menjalankan Usaha Pada Butik YSMN Medan”. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : “Apakah Peran Pimpinan Berpengaruh terhadap Menjalankan Usaha pada Butik YSMN Medan”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis peran pimpinan dalam menjalankan usaha pada usaha Butik YSMN Medan. Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Butik YSMN, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemilik usaha Butik YSMN dalam pengaruh pimpinan manajerial terhadap pengembangan usahanya. 2. Bagi penulis, sebagai wadah penulisan yang bersifat ilmiah serta memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas wawasan dan pengetahuan berpikir dalam bidang pengusaha kecil, khususnya yang berkaitan dengan membangun dan mengembangkan suatu usaha kecil yang berkelanjutan. 3. Bagi peneliti lain, sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang, khususnya penelitian yang berkaitan dengan pengaruh pimpinan manajerial yang berkaitan dengan pengusaha kecil. Universitas Sumatera Utara BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 Usaha Kecil

2.1.1 Pengertian

Usaha kecil adalah usaha yang pemiliknya mempunyai jalur komunikasi langsung dengan kegiatan operasi dan juga dengan sebagian besar tenaga kerja yang ada dalam kegiatan usaha tersebut, dan bisanya hanya mempekerjakan tidak lebih dari lima puluh orang. Usaha kecil memiliki ciri-ciri: 1 manajemen tergantung pemilik, 2 modal disediakan oleh pemilik sendiri, 3 skala usaha dan jumlah modal relatif kecil, 4 daerah operasi usaha bersifat lokal, 5 sumber daya manusia yang terlibat terbatas, 6 biasanya berhubungan dengan kebutuhan kehidupan sehari-hari, 7 karyawan ada hubungan kekerabatan emosional, dan 8 mayoritas karyawan berasal dari kalangan yang tidak mampu secara ekonomis Kemendiknas 2010 : 1

2.1.2 Bentuk Usaha Kecil

Pada hakikatnya usaha kecil yang ada dapat dikelompokkan ke dalam 3 tiga golongan khusus meliputi : 1. Industri kecil Misalnya: industri kerajinan rakyat, industri cor logam, konveksi dan berbagai industri lainnya. 2. Perusahaan berskala kecil Misalnya: penyalur, toko kerajinan, koperasi, Waserba, Restoran, Toko bunga, Jasa Profesi, dan lainnya. Universitas Sumatera Utara 3. Sektor informal Misalnya: agen barang bekas, kios kaki lima dan lainnya Subanar, 1994:3-4

2.1.3 Alasan Orang Tertarik Mendirikan Usaha

Tentunya banyak alasan yang melatarbelakangi, masyarakat kita lebih tertarik menjalankan kewirausahaannya dengan memulai dari usaha kecil. Alasan tersebut di antaranya adalah: 1. Banyak orang yang terlibat dalam usaha kecil. 2. Usaha-usaha kecil menghasilkan kelompok “senasib”, yang bisa sangat vokal dan besar, sehingga secara politis tidak mungkin diabaikan. 3. Para pelaku pekerja, dan kadang pemilik cenderung kurang mampu terkait dengan pendapatan dan standar hidup. 4. Usaha kecil menawarkan banyak kesempatan kerja. 5. Usaha kecil mengurangi kemiskinan dan memiliki sumbangan terhadap pembangunan ekonomi nasional Kemendiknas 2010: 2.

2.1.4 Kompetensi Utama Untuk Sukses Dalam Usaha Kecil

1. Pengetahuan Usaha Seorang individu yang berpikir tentang kewirausahaan perlu mengembangkan beberapa bidang pengetahuan bisnis. Pengetahuan adalah pemahaman tentang sebuah subyek yang diperoleh melalui pengalaman atau melalui pembelajaran dan studi. 2. Keterampilan Usaha Seorang wirausaha membutuhkan banyak keterampilan untuk dapat menjalankan bisnis dengan sukses. Kemampuan yang baik dalam menerapkan Universitas Sumatera Utara pengetahuan yang diperoleh dan membuktikan kemampuannya tersebut dalam menjalankan sebuah bisnis menunjukkan tingkat keterampilan yang diperoleh oleh seorang wirausaha. Keterampilan-keterampilan ini berbeda-beda antara satubisnis dengan bisnis yang lain, karena setiap usaha memang berbeda. Tentu saja, setiap bisnis akan membutuhkan beberapa pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperlukan untuk bisnis itu sendiri.

2.1.5 Kiat Sukses Dalam Membangun Usaha

Memulai sebuah bisnis yangsukses tergantung pada kemampuan untuk menemukan peluang bisnis, dan segera bertindak dengan mengelola sumber daya yang dibutuhkan untuk menawarkan sesuatu yang menarik bagi pelanggan, dan mengambil risiko yang ada. Hal ini penting bagi kewirausahaan adalah mengambil inisiatif untuk menciptakan serta melakukan penawaran menarik yang bernilai kepada calon pelanggan. Kemampuan pengusaha untuk melakukan hal ini dengan berhasil tergantung pada empat 4 faktor, yaitu: 1 Motivasi, 2 kemampuan, 3 ide produk yang dijual, dan 4 sumber daya. Adapun penjelasan mengenai masing-masing faktor sebagai berikut: a. Motivasi dorongan untuk memulai usaha Telah diketahui secara luas bahwa untuk meraih keberhasilan, individu atau kelompok memerlukan motivasi yang tinggi dan dorongan untuk memulai bisnis sampai meraih keberhasilan. Hal ini dicerminkan, misalnya, bagaimana dari ketangguhan mereka dalam menghadapi rintangan yang menghalangi, bagaimana mereka mencari informasi dan bagaimana mereka bersikap terhadap berbagai peluang yang ada. Indikator tambahan adalah komitmen dan perilaku kerja Universitas Sumatera Utara mereka kualitas, efisiensi, jam kerjayang panjang, pengorbanan sebelumnya dalam memulai bisnis, dan dukungan keluarga atau mitra bisnis. 11 b. Kemampuan pengetahuan dan keterampilan teknis bisnis Pertanyaan penting lainnya adalah apakah individu atau orang lain yang terlibat memiliki kemampuan tertentu ini dapat berupa pengetahuan, keterampilan teknis atau manajerial yang berhubungan dengan bisnis yang akan dijalankan. Satu jalan untuk mengisi kekurangan di bidang ini adalah bergabung dengan orang lain yang memiliki keterampilan yang dibutuhkan atau mempekerjakannya. c. Ide sesuatu yang akan dipasarkan Hal penting yang ditentukan di sini adalah kelayakan dari ide, proyek, produk, atau layanan yang ditawarkan. Dengan kata lain, apakah ide, produk, atau layanan itu sesuai dengan kebutuhan atau keinginan sejumlah pelanggan yang mampu membeli produk tersebut dan mau menggunakanmembeli dalam jumlah yang sesuai, sehingga proyek bisnis secara keseluruhan menjadi bernilai memberi keuntungan, dalam konteks bisnis. Bagaimana produk itubisa menjadi sesuatu yang lebih diinginkan atau lebih baik dari yang telah ada dan bagaimana reaksi pesaing. d. Sumber daya Akhirnya, kemampuan orang-orang yang bekerja di dalam perusahaan untuk menguasai dan mengelola sumber daya yangada, tidak hanya akan mempengaruhi kinerja usaha tersebut, tapijuga apakah mereka bisa memulai bisnis itu atau tidak. Sumberdaya itu meliput i modal, uang, tempat usaha, bahan baku, peralatan, dan Universitas Sumatera Utara tenaga kerja. Ketersediaan infrastruktur seperti listrik, telepon, jalan dan layanan pendukung juga sangat penting Kemendiknas 2010:10-11.

2.2 Kepemimpinan

2.2.1 Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia Moejiono, 2002. Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan. Menurut Tead; Terry; Hoyt dalam Kartono, 2003 Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Menurut Suyuti 2001:7 kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing dan mempengaruhi pikiran, perasaan, tindakan dan tingkah laku orang lain untuk digerakkan ke arah tujuan tertentu. Kartono 2006:50, kepemimpinan adalah kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu berdasarkan akseptansipenerimaan oleh kelompoknya dan memiliki khusus yang tepat bagi situasi khusus. Definisi lain kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran Robbins, 2006:432. Universitas Sumatera Utara Menurut Gitosudarmo dan Mulyono 2001:216 menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu upaya menanamkan pengaruh dan bukan paksaan untuk memotivasi karyawan sehingga mereka bekerja sesuai dengan yang manajer kehendaki yaitu pencapaian tujuan organisasi.

2.2.2 Fungsi dan Sifat Kepemimpinan

Menurut Siagian Dalam Yuli, 2005:167 terdapat 5 lima fungsi kepemimpinan, yakni: 1. Fungsi Penentu Arah Setiap organisasi, baik yang berskala besar, menengah ataupun kecil semuanya pasti dibentuk dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan itu bisa bersifat jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek yang harus dicapai dengan melalui kerja sama yang dipimpin oleh seorang pemimpin. Keterbatasan sumberdaya organisasi mengharuskan pemimpin untuk mengelolanya dengan efektif, dengan kata lain arah yang hendak dicapai oleh organisasi menuju tujuannya harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan prasarana yang ada. 2. Fungsi Sebagai Juru Bicara Fungsi ini mengharuskan seorang pemimpin untuk berperan sebagai pengubung antara organisasi dengan pihak-pihak luar yang berkepentingan seperti pemilik saham, pemasok, penyalur, lembaga keuangan. Peran ini sangat penting karena disadari bahwa tidak ada satupun organisasi yang dapat hidup tanpa bantuan dari pihak lain. Universitas Sumatera Utara 3. Fungsi Sebagai Komunikator Suatu komunikasi dapat dikatakan berlangsung dengan efektif apabila pesan yang ingin disampaikan oleh sumber pesan tersebut diterima dan diartikan oleh sasaran komunikasi. Fungsi pemimpin sebagai komunikator disini lebih ditekankan pada kemampuannya untuk mengkomunikasikan sasaran-sasaran, strategi, dan tindakan yang harus dilakukan oleh bawahan. 4. Fungsi Sebagai Mediator Konflik-konflik yang terjadi atau adanya perbedaan-perbedaan kepentingan dalam organisasi menuntut kehadiran seorang pemimpin dalam menyelesaikan permasalah yang ada. Kiranya sangat mudah membayangkan bahwa tidak akan ada seorang pemimpin yang akan membiarkan situasi demikian berlangsung dalam organisasi yang dipimpinnya dan akan segera berusaha keras untuk menanggulanginya. Sikap yang demikian pasti diambil oleh seorang pemimpin, sebab jika tidak citranya sebagai seorang pemimpin akan rusak, kepercayaan terhadap kepemimpinan akan merosot bahkan mungkin hilang. Jadi kemampuan menjalankan fungsi kepemimpinan selaku mediator yang rasional, objektif dan netral merupakan salah satu indikator efektifitas kepemimpinan seseorang. 5. Fungsi Sebagai Integrator Adanya pembagian tugas, sistem alokasi daya, dana dan tenaga, serta diperlukannya spesialisasi pengetahuan dan keterampilan dapat menimbulkan sikap, perilaku dan tindakan berkotak-kotak dan oleh karenanya tidak boleh dibiarkan berlangsung terus-menerus. Dengan perkataan lain diperlukan integrator Universitas Sumatera Utara terutama pada hirarki puncak organisasi. Integrator itu adalah pimpinan.Setiap pemimpin, terlepas dari hirarki jabatannya dalam organisasi, sesungguhnya adalah integarator, hanya saja cakupannya berbeda-beda.Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan dalam organisasi, semakin penting pula makna peranan tersebut. Menurut Yuli 2005:171 sifat-sifat kepemimpinan, yakni: 1. Watak dan kepribadian yang terpuji Agar para bawahan maupun orang yang berada di luar organisasi mempercayainya, seorang pemimpin harus mempunyai watak dan kepribadian yang terpuji.Mereka adalah cermin dari bawahan, sumber identifikasi, motivasi, dan moral para bawahan. 2. Keinginan melayani bawahan Seorang pemimpin harus percaya pada bawahan.Ia mendengarkan pendapat mereka dan berkeinginan untuk membantu mereka menimbulkan dan mengembangkan keterampilan mereka agar karir mereka meningkat. 3. Memahami kondisi lingkungan Seorang pemimpin tidak hanya menyadari tentang apa yang sedang terjadi disekitarnya, tetapi juga harus memiliki pengertian memadai, sehingga dapat mengevaluasi perbedaan kondisi organisasi dan para bawahannya. 4. Intelegensi yang tinggi Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan berpikir pada taraf yang tinggi.Ia dituntut untuk mampu menganalisis problem dengan efektif, Universitas Sumatera Utara belajar dengan cepat, dan memiliki minat yang tinggi untuk mendalami dan menggali ilmu. 5. Berorientasi ke depan Seorang pemimpin harus memiliki intuisi, kemampuan memprediksi, dan visi sehingga dapat mengetahui sejak awal tentangg kemungkinan- kemugkinan apa yang dapat mempengaruhi organisasi yang dikelolanya. 6. Sikap terbuka dan lugas Pemimpin harus sanggup mempertimbangkan fakta-fakta dan inovasi baru. Lugas namun konsisten pendiriannya. Bersedia mengganti cara kerja yang lama dengan cara kerja yang baru yang dipandang mampu memberi nilai guna yang efisien dan efektif bagi organisasi.

2.3 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Kesimpulan Wardany 2013 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kewirausahaan dan Efektivitas Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Tompak Sari Jaya Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh antara gaya kepemimpinan kewirausahaan terhadap kinerja karyawan sebesar 26, 4 sedangkan besarnya pengaruh efektivitas komunikasi sebesar 64,3. Gaya kepemimp inan kewirausahaan dan efektivitas komunikasi secara simultan memiliki hubungan yang kuat dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 66,9. Dengan adanya penelitian ini pemimpin PT. Tompak Sari Jaya diharapkan untuk lebih bisa memperbaiki dan mengembangkan gaya kepemimpinan dan efektivitas komunikasi sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawannya. Fajrinur 2007 Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil Studi Kasus Pada Pajak USU Bahwa secara simultan variabel modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap memulai usaha pada Pajak USU. Hal ini dapat dilihat dari nilai masing- masing variabel yang diteliti. Universitas Sumatera Utara Wardany 2013 dengan judul penelitian “ Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kewirausahaan dan Efektivitas Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Tompak Sari Jaya ”.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan kewirausahaan dan efektivitas komunikasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Tompak Sari Jaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat asosiatif dengan menggunakan teknik analisis Regresi Sederhana dan Regresi Berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh antara gaya kepemimpinan kewirausahaan terhadap kinerja karyawan sebesar 26,4 sedangkan besarnya pengaruh efektivitas komunikasi sebesar 64,3. Gaya kepemimpinan kewirausahaan dan efektivitas komunikasi secara simultan memiliki hubungan yang kuat dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 66,9. Dengan adanya penelitian ini pemimpin PT. Tompak Sari Jaya diharapkan untuk lebih bisa memperbaiki dan mengembangkan gaya kepemimpinan dan efektivitas komunikasi sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawannya. Fajrinur 2007 dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil Studi Kasus Pada Pajak USU”, diperoleh kesimpulan bahwa secara simultan variabel modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap memulai usaha pada Pajak USU. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung sebesar 3,272 dengan tingkat signifikan 0,024 0,05 pada tingkat kepercayaan 95. Secara parsial diantara variabel bebas yang diteliti ternyata variabel emosional yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap memulai usaha Universitas Sumatera Utara pada Pajak USU, dan di ketahui dari nilai Standardizer Coeficients tertinggi sebesar 0,04 diantara variabel bebas lainnya.

2.4 Kerangka Pemikiran