HASIL DAN PEMBAHASAN spatial analysis on the location of potential danger of flooding in Regency of Donggala using Analytical Hierarchy Process (AHP) | Mudin | Gravitasi 4439 14251 1 PB

80 Kelasinterval = NbT −NbR 3 4 NbT = Nilai Bahaya Tertinggi NbR= Nilai bahaya terendah

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembobotan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian banjir dilakukan dengan analisis AHP . Analisis ini dilakukan dengan mengelompokkan Kabupaten Donggala menjadi 2 bagian yaitu bagian selatan dan bagian utara. Pembagian wilayah ini didasarkan oleh sangat luasnya daerah penelitian yang mencapai 8.397,48 Km 2 dan terdapat perbedaan karakteristik fisik wilayahnya seperti curah hujan, penggunaan lahan, luas DAS dan jenis tanah. Prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan suatu masalah kompleks menjadi bagian-bagiannya dan menatanya dalam suatu hirarki atau peringkat. Input awal untuk matriks perbandingan dalam metode ini digunakan dengan menentukan skor masing-masing faktor yang digunakan. Proses skoring ini diberikan berdasarkan pengaruh terhadap banjir . Semakin tinggi skornya maka semakin tinggi pengaruh faktor tersebut terhadap bahaya banjir. Dari Gambar 4.8 dan Gambar 4.9, diketahui bahwa di bagian utara Kabupeten Donggala jumah skor tertinggi adalah luas DAS dengan nilai 119 dan faktor terendah adalah jenis tanah dengan jumlah skor 25. Sedangkan di bagian selatan skor tertinggi adalah penggunaan lahan dengan jumlah skor 79 dan skor terendah adalah jenis tanah dengan jumlah skor 24. Gambar 4. Grafik jumlahbobot faktor penyebab bahaya banjir di bagian Selatan Kabupeten Donggala Gambar 5. Grafik jumlah bobot faktor penyebab bahaya banjir di bagian Selatan Kabupeten Donggala Analisis Potensi bahaya banjir di Kabupaten Donggala Berdasarkan Pembobotan yang dilakukan, terjadinya bahaya banjir di Kabupatean Donggala disebabkan oleh kondisi fisik daerah ini yaitu meluapnya sungai dibeberapa daerah yang memiliki nilai kemiringan kecil ketika musim penghujan. Di bagian utara daerah ini faktor utama penyebab bahaya banjir yaitu karakteristik DAS dengan bobot sebesar 45,28. Sedangkan faktor –faktor lainnya yaitu penggunaan lahan, curah hujan, akumulasi aliran, jenis tanah dan kemiringan lereng dengan bobot masing-masing yaitu 23,91, 4,75 , 14.,88, 2,74 dan 8,44. 2.74 23.91 4.75 45.28 14.88 8.44 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 bagian utara bobot Faktor 10 20 30 40 50 bagian selatan faktor bobott 81 Di bagian selatan daerah ini faktor utama penyebab bahaya banjir adalah penggunaan lahan dengan bobot 46,09 . Di Sebagian besar Kecamatan di wilayah ini selain menggunakan lahan untuk pemukiman dan perkebunan juga digunakan untuk tambak masyarakat seperti Kecamatan Banawa, Kecamatan Banawa Tengah dan Kecamatan Banawa Selatan. Kegiatan tambak dan perkebunan masyarakat ini menyebabkan berkurangnya fungsi tanah untuk menyerap air dan umumnya berada di daerah dengan kemiringan kecil. Sedangkan faktor penyebab bahaya banjir lainnya diwilayah ini yaitu karakteristik DAS 23,59, akumulasi aliran 12,65, kemiringan lereng 8,91, curah hujan 5,21 dan tanah 3,54. Gambar 6. Grafik Luas Ha daerahbahaya banjir kategoritinggi disetiap kecamatan Berdasarkan analisis luas daerah, daerah terluas yang berpotensi bahaya banjir untuk kategori tinggi berada di Kecamatan Sojol dengan luas mencapai 9210,03 Ha sedangkan daerah yang paling kecil luasannya adalah Kecamatan Pinembani dengan luas sebesar 0Ha.Untuk daerah dengan kategorisedang, maka Kecamatan Sojol yang terluas daerahnya yaitu 25582,98Ha, sedangkan daerah yang paling kecil luasannya adalah Kecamatan Banawa dengan luas 581,87 Ha.Perbedaan luas daerah bahaya banjir ini dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab banjir yang digunakan yaitu karakteristik DAS, jenis tanah, penggunaan lahan,curah hujan,akumulasi aliran dan kemiringan lereng di setiap daerah di Kabupaten Donggala.Pengaruh setiap faktor ini berbeda-beda, akan tetapi umumnya kejadian banjir di Kabupaten Donggala terjadi pada musim penghujan dan sangat dipengaruhi oleh luas DAS dan penutupan lahan.

4. KESIMPULAN

Dokumen yang terkait

Implementasi Perbandingan Algoritma Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan Algoritma Simple Additive Weighting (SAW) dalam Pemilihan Website Hosting

6 80 130

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE) untuk Pemilihan Hardisk Eksternal

19 131 147

Kajian Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam Menentukan Posisi Merek Handphone Berdasarkan Persepsi Produsen dan Konsumen terhadap Kriteria Handphone

2 67 79

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Analisis Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Berdasarkan Nilai Consistency Ratio

2 46 123

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

Pendekatan Analytic Hierarchy Process (AHP) Dalam Pemilihan Supplier (Pemasok)

0 35 51