rongga mulut adalah melanin dan hemoglobin dalam darah. Melanin diproduksi oleh specialized pigments cells yang dikenal dengan melanocytes, yang terletak di lapisan sel
basal epitel rongga mulut.
4,12
Vestibulum, pipi, dasar mulut dan bibir bagian dalam memiliki lapisan epitel yang tipis, dapat digerak-gerakkan dan berwarna merah tua. Oleh karena epitel yang tipislah
menyebabkan kapiler-kapiler yang terdapat dibawahnya dapat terlihat sehingga warna mukosa bagian-bagian rongga mulut tersebut tampak berwarna merah tua.
4
2.4 Perubahan klinis pada rongga mulut akibat proses penuaan
Gambaran klinis yang dapat dilihat adalah mukosa tampak licin mengkilap tidak ada stippling pada gingiva, pucat, kering, mudah mengalami iritasi dan pembengkakan,
mudah terjadi pendarahan bila terkena trauma lebih parah jika terdapat kelainan sistemik serta elastisitasnya berkurang. Ini karena pertambahan usia menyebabkan sel
epitel pada mukosa mulut mengalami penipisan, berkurangnya keratinisasi, berkurangnya vaskularisasi, serta penebalan serabut kolagen pada lamina propia.
6,7,11
Antara perubahan klinis yang dapat terjadi adalah :
2.4.1 Jaringan flabby
Pada kasus resorbsi tulang alveolar, sering terjadi pada pasien yang sudah lama kehilangan gigi sehingga mengakibatkan linggir alveolar menjadi datar atau jaringan
lunak sekitarnya menjadi flabby. Menurut Boucher cit. Damayanti jaringan flabby merupakan respon dari jaringan ikat yang mengalami hiperplasia yang awalnya
diakibatkan oleh trauma atau luka yang tidak dapat ditoleransi yang terjadi pada residual ridge. Makin tebal jaringan hiperplastik yang terbentuk, makin besar pula derajat jaringan
Universitas Sumatera Utara
flabby. Biasanya terjadi pada penderita yang lama tidak memakai gigitiruan atau dapat juga terjadi pada penderita yang menggunakan gigitiruan yang tidak pas.
6
2.4.2 Kelenjar saliva
Fungsi kelenjar saliva yang mengalami penurunan merupakan suatu keadaan normal pada proses penuaan manusia. Manula mengeluarkan jumlah saliva yang lebih
sedikit pada keadaan istirehat, saat berbicara, maupun saat makan. Keadaan ini disebabkan oleh adanya perubahan atropi pada kelenjar saliva sesuai dengan pertambahan
umur yang akan menurunkan produksi saliva dan mengubah komposisinya sedikit.
6,7,13
Xerostomia merupakan simtom, bukan suatu penyakit. Salah satu penyebab xerostomia adalah kelainan dalam produksi saliva, adanya penyumbatan atau gangguan
pada kelenjar saliva sehingga menghambat pengaliran saliva ke rongga mulut, Sjogren’s Syndrome dan efek negatif dari radioterapi akibat pengobatan kanker. Selain itu,
penyakit-penyakit sistemis yang diderita pada usia lanjut dan obat-obatan yang digunakan untuk perawatannya dapat menyebabkan xerostomia pada manula. Xerostomia adalah
salah satu faktor yang penyebab berkurangnya sensitifitas taste buds, pasien tidak dapat memakai gigitiruan sebagian gigitiruan penuh, serta mengakibatkan sensasi mulut
terbakar pada manula.
6,7,13,14
Fungsi utama dari saliva adalah pelumasan, buffer, dan perlindungan untuk jaringan lunak dan keras pada rongga mulut. Jadi, penurunan aliran saliva akan
mempersulit fungsi bicara dan penelanan, serta menaikkan jumlah karies gigi, dan meningkatkan kerentanan mukosa terhadap trauma mekanis dan infeksi mikrobial.
5,6,7
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Lidah dan pengecapan