TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan Pada Koperasi Karyawan Pabrik Gula Lestari.
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
PENJUALAN PADA KOPERASI KARYAWAN PABRIK GULA LESTARI
TUGAS AKHIR
Nama : Patrick Julius Christian
NIM : 07.41010.0058
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
(2)
ix
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xxviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Pembatasan Masalah... 4
1.4 Tujuan ... 5
1.5 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
2.1 Sistem ... 8
2.2 Informasi ... 9
2.3 Sistem Informasi ... 10
2.4 Sistem Informasi Manajemen ... 12
2.5 Penjualan ... 13
2.6 Sistem Penjualan ... 14
2.7 Sistem Informasi Penjualan ... 16
2.8 Retur Penjualan ... 17
2.9 Koperasi ... 17
(3)
x
2.9.2 Jenis Koperasi ... 19
2.9.3 Keanggotaan Koperasi ... 19
2.9.4 Karakteristik Pelaporan Koperasi ... 20
2.9.5 Sisa Hasil Usaha ... 22
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 24
3.1 Analisis Sistem ... 24
3.1.1 Identifikasi Masalah ... 24
3.1.2 Hasil Analisis ... 27
3.2 Perancangan Sistem ... 28
3.2.1 Block Diagram ... 29
3.2.2 System Flow ... 37
3.2.3 Context Diagram ... 45
3.2.4 HIPO (Hierarchy Input Proses Output)... 45
3.2.5 Data Flow Diagram ... 47
3.2.6 Entity Relational Diagram ... 63
3.2.7 Struktur Tabel ... 64
3.2.8 Desain Interface ... 73
3.3 Perancangan Pengujian dan Evaluasi Aplikasi ... 122
3.3.1 Uji Coba Fungsi Aplikasi ... 122
3.3.2 Uji Coba Aplikasi Kepada Pengguna ... 144
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 147
4.1 Implementasi ... 147
4.1.1 Kebutuhan Sistem ... 147
4.1.2 Instalasi Program ... 148
(4)
xi
4.2.2 Uji Coba Perhitungan Manual ... 223
4.2.3 Uji Coba Kemudahan Penggunaan Aplikasi oleh User ... 241
4.2.4 Analisa Hasil Uji Coba ... 247
BAB V PENUTUP ... 248
5.1 Kesimpulan ... 248
5.2 Saran ... 248
(5)
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Barang ... 66
Tabel 3.2 Jenis ... 66
Tabel 3.3 Kategori ... 67
Tabel 3.4 Satuan ... 67
Tabel 3.5 Kemasan ... 68
Tabel 3.6 Anggota ... 68
Tabel 3.7 Karyawan ... 69
Tabel 3.8 Detail Login... 69
Tabel 3.9 Penjualan ... 70
Tabel 3.10 Detail Penjualan ... 70
Tabel 3.11 Retur Penjualan ... 71
Tabel 3.12 Detail Retur Penjualan ... 72
Tabel 3.13 Biaya Operasional ... 72
Tabel 3.14 Detail Biaya Operasional ... 73
Tabel 3.15 Fungsi Objek Rancangan Form Login ... 74
Tabel 3.16 Fungsi Objek Rancangan Form Menu Utama ... 75
Tabel 3.17 Fungsi Objek Rancangan Form Master Anggota ... 76
Tabel 3.18 Fungsi Objek Rancangan Form Master Karyawan ... 78
Tabel 3.19 Fungsi Objek Rancangan Form Master Barang ... 79
Tabel 3.20 Fungsi Objek Rancangan Form Master Kategori Barang ... 81
Tabel 3.21 Fungsi Objek Rancangan Form Master Jenis Barang ... 82
(6)
xiii
Tabel 3.25 Fungsi Objek Rancangan Form Input Barang ... 87
Tabel 3.26 Fungsi Objek Rancangan Form Master Biaya Operasional ... 88
Tabel 3.27 Fungsi Objek Rancangan Form Transaksi Penjualan ... 90
Tabel 3.28 Fungsi Objek Rancangan Form Cari Anggota ... 91
Tabel 3.29 Fungsi Objek Rancangan Form Cari Barang ... 92
Tabel 3.30 Fungsi Objek Rancangan Form Transaksi Retur Penjualan ... 93
Tabel 3.31 Fungsi Objek Rancangan Form Cari Barang Diretur ... 95
Tabel 3.32 Fungsi Objek Rancangan Form Pembayaran Penjualan ... 96
Tabel 3.33 Fungsi Objek Rancangan Form Cetak Nota Penjualan ... 97
Tabel 3.34 Fungsi Objek Rancangan Form Cetak Nota Retur Penjualan... 97
Tabel 3.35 Fungsi Objek Rancangan Form Laporan Pendapatan Kotor Periodik ... 98
Tabel 3.36 Fungsi Objek Rancangan Form Laporan Hasil Penjualan Periodik ... 99
Tabel 3.37 Fungsi Objek Rancangan Form Laporan Jenis Barang Terjual ... 100
Tabel 3.38 Fungsi Objek Rancangan Form Perbandingan Jenis Barang Terjual ... 101
Tabel 3.39 Fungsi Objek Rancangan Form Laporan Penjualan Tertinggi ... 102
Tabel 3.40 Fungsi Objek Rancangan Form Laporan Partisipasi Anggota ... 104
Tabel 3.41 Fungsi Objek Rancangan Form Laporan Persediaan Barang ... 105
Tabel 3.42 Fungsi Objek Rancangan Form Laporan Jenis Barang Diminati Anggota ... 106
Tabel 3.43 Fungsi Objek Rancangan Form Laporan Perputaran Penjualan Barang Periodik ... 108
(7)
xiv
Tabel 3.45 Fungsi Objek Rancangan Form Laporan Jenis Barang Sering
Diretur ... 110
Tabel 3.46 Fungsi Objek Rancangan Form Laporan Sisa Hasil Usaha ... 111
Tabel 3.47 Fungsi Objek Rancangan Form Laporan Pembagian Sisa Hasil Usaha ... 112
Tabel 3.48 Daftar Input yang akan Diuji Coba pada Form Login ... 122
Tabel 3.49 Rencana Uji Coba Form Login ... 123
Tabel 3.50 Daftar Input yang akan Diuji Coba pada Form Master Anggota ... 124
Tabel 3.51 Rencana Uji Coba Form Master Anggota... 124
Tabel 3.52 Daftar Input yang akan Diuji Coba pada Form Master Barang ... 125
Tabel 3.53 Rencana Uji Coba Form Master Barang ... 126
Tabel 3.54 Daftar Input yang akan Diuji Coba pada Form Input Barang... 127
Tabel 3.55 Rencana Uji Coba Form Input Barang ... 127
Tabel 3.56 Daftar Input yang akan Diuji Coba pada Form Transaksi Penjualan ... 128
Tabel 3.57 Rencana Uji Coba Form Transaksi Penjualan ... 129
Tabel 3.58 Daftar Input yang akan Diuji Coba pada Form Retur Penjualan ... 130
Tabel 3.59 Rencana Uji Coba Form Retur Penjualan ... 131
Tabel 3.60 Daftar Input yang akan Diuji Coba Form Laporan Pendapatan Kotor Periodik ... 132
Tabel 3.61 Rencana Uji Coba Form Laporan Pendapatan Kotor Periodik ... 132
Tabel 3.62 Daftar Input yang akan Diuji Coba pada Form Laporan Hasil Penjualan Periodik ... 133
Tabel 3.63 Rencana Uji Coba Form Laporan Hasil Penjualan Periodik ... 133
Tabel 3.64 Daftar Input yang akan Diuji Coba pada Form Laporan Jenis Barang Terjual ... 134
(8)
xv
Tabel 3.67 Rencana Uji Coba Form Laporan Perbandingan Jenis Barang
Terjual ... 135 Tabel 3.68 Daftar Input yang akan Diuji Coba pada Form Laporan
Penjualan Tertinggi ... 136 Tabel 3.69 Rencana Uji Coba Form Laporan Penjualan Tertinggi ... 136 Tabel 3.70 Daftar Input yang akan Diuji Coba pada Form Laporan
Partisipasi Anggota ... 137 Tabel 3.71 Rencana Uji Coba Form Laporan Partisipasi Anggota ... 137 Tabel 3.72 Daftar Input yang akan Diuji Coba pada Form Laporan
Persediaan Barang ... 138 Tabel 3.73 Rencana Uji Coba Form Laporan Persediaan Barang ... 138 Tabel 3.74 Daftar Input yang akan Diuji Coba pada Form Laporan
Jenis Barang Diminati Anggota ... 139 Tabel 3.75 Rencana Uji Coba Form Laporan Jenis Barang Diminati Anggota... 140 Tabel 3.76 Daftar Input yang akan Diuji Coba pada Form Laporan
Perputaran Penjualan Barang Periodik... 140 Tabel 3.77 Rencana Uji Coba Form Laporan Perputaran Penjualan
Barang Periodik ... 140 Tabel 3.78 Daftar Input yang akan Diuji Coba pada Form Laporan
Anggota Sering Retur ... 141 Tabel 3.79 Rencana Uji Coba Form Laporan Anggota Sering Retur ... 141 Tabel 3.80 Daftar Input yang akan Diuji Coba pada Form Laporan
Jenis Barang Sering Diretur ... 142 Tabel 3.81 Rencana Uji Coba Form Laporan Jenis Barang Sering Diretur ... 143 Tabel 3.82 Daftar Input yang akan Diuji Coba pada Form Laporan
Sisa Hasil Usaha ... 143 Tabel 3.83 Rencana Uji Coba Form Laporan Sisa Hasil Usaha ... 144 Tabel 4.1 Daftar Input yang Diuji Coba pada Form Login ... 176
(9)
xvi
Tabel 4.2 Uji Coba Form Login ... 176
Tabel 4.3 Daftar Input yang Diuji Coba pada Form Master Anggota ... 179
Tabel 4.4 Uji Coba Form Master Anggota ... 180
Tabel 4.5 Daftar Input yang akan Diuji Coba pada Form Master Barang ... 183
Tabel 4.6 Uji Coba Form Master Barang ... 183
Tabel 4.7 Daftar Input yang Diuji Coba pada Form Input Barang ... 187
Tabel 4.8 Uji Coba Form Input Barang ... 187
Tabel 4.9 Daftar Input yang Diuji Coba pada Form Transaksi Penjualan ... 190
Tabel 4.10 Uji Coba Form Transaksi Penjualan ... 191
Tabel 4.11 Daftar Input yang akan Diuji Coba pada Form Retur Penjualan ... 194
Tabel 4.12 Rencana Uji Coba Form Retur Penjualan ... 194
Tabel 4.13 Daftar Input yang Diuji Coba Form Laporan Pendapatan Kotor Periodik ... 198
Tabel 4.14 Uji Coba Form Laporan Pendapatan Kotor Periodik ... 199
Tabel 4.15 Daftar Input yang Diuji Coba pada Form Laporan Hasil Penjualan Periodik ... 200
Tabel 4.16 Rencana Uji Coba Form Laporan Hasil Penjualan Periodik ... 201
Tabel 4.17 Daftar Input yang Diuji Coba pada Form Laporan Jenis Barang Terjual ... 202
Tabel 4.18 Uji Coba Form Laporan Jenis Barang Terjual ... 202
Tabel 4.19 Daftar Input yang Diuji Coba pada Form Laporan Perbandingan Jenis Barang Terjual ... 204
Tabel 4.20 Uji Coba Form Laporan Perbandingan Jenis Barang Terjual ... 204
Tabel 4.21 Daftar Input yang Diuji Coba pada Form Laporan Penjualan Tertinggi ... 206
Tabel 4.22 Uji Coba Form Laporan Penjualan Tertinggi ... 207
Tabel 4.23 Daftar Input yang Diuji Coba pada Form Laporan Partisipasi Anggota ... 208
(10)
xvii
Persediaan Barang ... 211
Tabel 4.26 Uji Coba Form Laporan Persediaan Barang ... 211
Tabel 4.27 Daftar Input yang Diuji Coba pada Form Laporan Jenis Barang Diminati Anggota ... 213
Tabel 4.28 Uji Coba Form Laporan Jenis Barang Diminati Anggota ... 213
Tabel 4.29 Daftar Input yang Diuji Coba pada Form Laporan Perputaran Barang Periodik ... 215
Tabel 4.30 Uji Coba Form Laporan Perputaran Barang Periodik ... 215
Tabel 4.31 Daftar Input yang Diuji Coba pada Form Laporan Anggota Sering Retur ... 217
Tabel 4.32 Uji Coba Form Laporan Anggota Sering Retur ... 217
Tabel 4.33 Daftar Input yang Diuji Coba pada Form Laporan Jenis Barang Sering Diretur ... 219
Tabel 4.34 Uji Coba Form Laporan Jenis Barang Sering Diretur ... 219
Tabel 4.35 Daftar Input yang akan Diuji Coba pada Form Laporan Sisa Hasil Usaha ... 221
Tabel 4.36 Rencana Uji Coba Form Laporan Sisa Hasil Usaha ... 221
Tabel 4.37 Data Manual Laporan Pendapatan Kotor Perodik ... 234
Tabel 4.38 Data Manual Laporan Hasil Penjualan Perodik ... 225
Tabel 4.39 Data Manual Laporan Perbandingan Jenis Barang Terjual ... 227
Tabel 4.40 Data Manual Laporan Penjualan Tertinggi ... 228
Tabel 4.41 Data Manual Laporan Persediaan Barang ... 230
Tabel 4.42 Data Manual Laporan Jenis Barang Diminati Anggota ... 231
Tabel 4.43 Data Manual Laporan Anggota Sering Retur ... 234
Tabel 4.44 Data Manual Laporan Jenis Barang Sering Diretur ... 235
(11)
xviii
Tabel 4.46 Data Manual Biaya Operasional Januari-Desember 2011 ... 238
Tabel 4.47 Data Manual Laporan Partisipasi Anggota ... 240
Tabel 4.48 Rekap Hasil Angket Manajemen ... 243
Tabel 4.49 Rekap Hasil Angket Karyawan ... 244
(12)
xix
Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Manajemen ... 12
Gambar 3.1 Block Diagram Sistem Penjualan Konvensional ... 26
Gambar 3.2 Block Diagram Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan ... 29
Gambar 3.3 Model Pengembangan ... 37
Gambar 3.4 System Flow Penjualan Tunai ... 38
Gambar 3.5 System Flow Retur Penjualan ... 39
Gambar 3.6 System Flow Biaya Operasional ... 40
Gambar 3.7 System Flow Perhitungan SHU ... 41
Gambar 3.8 System Flow Pelaporan ... 43
Gambar 3.9 System Flow Pelaporan (lanjutan) ... 44
Gambar 3.10 Context Diagram Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan .... 45
Gambar 3.11 Diagram Berjenjang Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan ... 46
Gambar 3.12 Diagram Berjenjang Proses Maintenance ... 46
Gambar 3.13 Diagram Berjenjang Proses Transaksi Penjualan... 47
Gambar 3.14 Diagram Berjenjang Proses Retur Penjualan ... 47
Gambar 3.15 Diagram Berjenjang Proses Pembuatan Laporan ... 47
Gambar 3.16 Data Flow Diagram Level 0 ... 49
Gambar 3.17 Data Flow Diagram Level 0 (lanjutan) ... 50
Gambar 3.18 DFD Level 1 – Sub Proses Maintenance ... 51
Gambar 3.19 Gambar 3.17 DFD Level 1 – Sub Proses Transaksi Penjualan Tunai ... 53
Gambar 3.20 DFD Level 1 – Sub Proses Transaksi Retur Penjualan ... 55
(13)
xx
Gambar 3.21 DFD Level 2 – Sub Proses Maintenance Master Anggota ... ..57
Gambar 3.22 DFD Level 2 – Sub Proses Maintenance Master Karyawan ... 58
Gambar 3.23 DFD Level 2 – Sub Proses Maintenance Master Barang ... 59
Gambar 3.24 DFD Level 2 – Sub Proses Maintenance Master Kategori Barang ... 60
Gambar 3.25 DFD Level 2 – Sub Proses Maintenance Master Jenis Barang ... 60
Gambar 3.26 DFD Level 2 – Sub Proses Maintenance Master Kemasan Barang ... 61
Gambar 3.27 DFD Level 2 – Sub Proses Maintenance Master Satuan Barang ... 62
Gambar 3.28 DFD Level 2 – Sub Proses Maintenance Master Biaya Operasional ... 63
Gambar 3.29 CDM Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan Koperasi Karyawan Pabrik Gula Lestari ... 64
Gambar 3.30 PDM Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan Koperasi Karyawan Pabrik Gula Lestari ... 65
Gambar 3.31 Rancangan Form Login ... 74
Gambar 3.32 Rancangan Form Menu Utama ... 76
Gambar 3.33 Rancangan Form Master Anggota ... 76
Gambar 3.34 Rancangan Form Master Karyawan ... 77
Gambar 3.35 Rancangan Form Master Barang... 79
Gambar 3.36 Rancangan Form Master Kategori Barang... 81
Gambar 3.37 Rancangan Form Master Jenis Barang... 82
Gambar 3.38 Rancangan Form Master Kemasan Barang ... 83
Gambar 3.39 Rancangan Form Master Satuan Barang ... 84
Gambar 3.40 Rancangan Form Input Barang ... 86
(14)
xxi
Gambar 3.44 Rancangan Form Cari Anggota... 91
Gambar 3.45 Rancangan Form Cari Barang ... 92
Gambar 3.46 Rancangan Form Transaksi Retur Penjualan ... 93
Gambar 3.47 Rancangan Form Cari Barang Diretur ... 94
Gambar 3.48 Rancangan Form Pembayaran Penjualan ... 95
Gambar 3.49 Rancangan Form Cetak Nota Penjualan ... 96
Gambar 3.50 Rancangan Form Cetak Nota Retur Penjualan ... 97
Gambar 3.51 Rancangan Form Laporan Pendapatan Kotor Periodik... 98
Gambar 3.52 Rancangan Form Laporan Hasil Penjualan Periodik ... 99
Gambar 3.53 Rancangan Form Laporan Jenis Barang Terjual ... 101
Gambar 3.54 Rancangan Form Laporan Perbandingan Jenis Barang Terjual ... 102
Gambar 3.55 Rancangan Form Laporan Penjualan Tertinggi ... 103
Gambar 3.56 Rancangan Form Laporan Partisipasi Anggota ... 104
Gambar 3.57 Rancangan Form Laporan Persediaan Barang ... 105
Gambar 3.58 Rancangan Form Laporan Jenis Barang Diminati Anggota ... 106
Gambar 3.59 Rancangan Form Laporan Perputaran Barang Periodik ... 107
Gambar 3.60 Rancangan Form Laporan Anggota Sering Retur ... 108
Gambar 3.61 Rancangan Form Laporan Jenis Barang Sering Diretur ... 109
Gambar 3.62 Rancangan Form Laporan Sisa Hasil Usaha ... 110
Gambar 3.63 Rancangan Form Laporan Pembagian Sisa Hasil Usaha ... 111
Gambar 3.64 Rancangan Output Laporan Pendapatan Kotor Periodik ... 112
Gambar 3.65 Rancangan Output Laporan Persediaan Barang ... 113
(15)
xxii
Gambar 3.67 Rancangan Output Laporan Perbandingan Jenis Barang Terjual ... 114
Gambar 3.68 Rancangan Output Laporan Jenis Barang Terjual ... 115
Gambar 3.69 Rancangan Output Laporan Perputaran Barang Periodik ... 116
Gambar 3.70 Rancangan Output Laporan Sisa Hasil Usaha ... 116
Gambar 3.71 Rancangan Output Laporan Jenis Barang Diminati Anggota ... 117
Gambar 3.72 Rancangan Output Laporan Penjualan Tertinggi ... 118
Gambar 3.73 Rancangan Output Laporan Jenis Barang Sering Diretur ... 118
Gambar 3.74 Rancangan Output Laporan Hasil Penjualan Periodik ... 119
Gambar 3.75 Rancangan Form Laporan Anggota Sering Retur ... 119
Gambar 3.76 Rancangan Output Laporan Pembagian Sisa Hasil Usaha ... 120
Gambar 3.77 Rancangan Output Nota Penjualan ... 121
Gambar 3.78 Rancangan Output Nota Retur Penjualan... 121
Gambar 3.79 Desain Angket ... 145
Gambar 4.1 Form Login ... 149
Gambar 4.2 Form MDI Parent Master ... 150
Gambar 4.3 Form MDI Parent Transaksi ... 151
Gambar 4.4 Form MDI Parent Laporan ... 151
Gambar 4.5 Form Master Karyawan ... 152
Gambar 4.6 Form Master Anggota ... 153
Gambar 4.7 Form Master Barang ... 154
Gambar 4.8 Form Master Kategori Barang ... 155
Gambar 4.9 Form Master Jenis Barang ... 156
Gambar 4.10 Form Master Kemasan Barang ... 157
Gambar 4.11 Form Master Satuan Barang ... 158
(16)
xxiii
Gambar 4.15 Form Transaksi Penjualan ... 161
Gambar 4.16 Form Cari Anggota ... 162
Gambar 4.17 Form Cari Barang ... 163
Gambar 4.18 Form Pembayaran Penjualan ... 164
Gambar 4.19 Nota Penjualan ... 164
Gambar 4.20 Form Transaksi Retur Penjualan ... 165
Gambar 4.21 Form Cari Barang yang Diretur ... 166
Gambar 4.22 Nota Retur Penjualan ... 166
Gambar 4.23 Form Laporan Pendapatan Kotor Periodik ... 167
Gambar 4.24 Form Laporan Hasil Penjualan Barang Periodik ... 168
Gambar 4.25 Form Laporan Jenis Barang Terjual Periodik ... 168
Gambar 4.26 Form Laporan Perbandingan Jenis Barang Terjual Periodik ... 169
Gambar 4.27 Form Laporan Penjualan Tertinggi ... 170
Gambar 4.28 Form Laporan Persediaan Barang ... 170
Gambar 4.29 Form Laporan Jenis Barang Diminati Anggota ... 171
Gambar 4.30 Form Laporan Perputaran Barang Periodik ... 172
Gambar 4.31 Form Laporan Anggota Sering Retur... 172
Gambar 4.32 Form Laporan Jenis Barang Sering Diretur ... 173
Gambar 4.33 Form Laporan Partisipasi Anggota ... 174
Gambar 4.34 Form Laporan Sisa Hasil Usaha... 174
Gambar 4.35 Form Laporan Pembagian Sisa Hasil Usaha ... 175
Gambar 4.36 Tampilan Form Login Sukses ... 177
(17)
xxiv
Gambar 4.38 Tampilan Form Login Password Salah ... 178
Gambar 4.39 Uji Coba Tampilan Form Login Kosong ... 179
Gambar 4.40 Uji Coba Tampilan Form Login Diluar Sistem ... 179
Gambar 4.41 Tampilan Form Master Anggota Simpan ... 181
Gambar 4.42 Tampilan Form Master Anggota Ubah Data ... 181
Gambar 4.43 Tampilan Form Master Anggota Hapus Data ... 182
Gambar 4.44 Tampilan Form Master Anggota Data Semua Anggota... 182
Gambar 4.45 Tampilan Form Master Barang Simpan Data ... 184
Gambar 4.46 Tampilan Gridview Form Master Barang setelah Simpan Data .... 185
Gambar 4.47 Tampilan Form Master Barang Ubah Data ... 185
Gambar 4.48 Tampilan Gridview Form Master Barang setelah Ubah Data ... 185
Gambar 4.49 Tampilan Form Master Barang Hapus Data ... 186
Gambar 4.50 Tampilan Gridview Form Master Barang setelah Hapus Data ... 186
Gambar 4.51 Tampilan Gridview Form Master Barang Seluruh Data Barang.... 186
Gambar 4.52 Tampilan Form Input Barang Tambah Data 1 ... 188
Gambar 4.53 Tampilan Gridview Form Input Barang setelah Tambah Data 1 ... 188
Gambar 4.54 Tampilan Form Input Barang Tambah Data 2 ... 189
Gambar 4.55 Tampilan Gridview Form Input Barang setelah Tambah Data 2 ... 189
Gambar 4.56 Tampilan Form Input Barang Tambah Data 2 ... 190
Gambar 4.57 Uji Coba Tampilan Gridview sesudah Diisi Data Barang 1... 192
Gambar 4.58 Uji Coba Tampilan Gridview sesudah Diisi Data Barang 2... 192
Gambar 4.59 Uji Coba Tampilan Form Pembayaran ... 193
Gambar 4.60 Uji Coba Tampilan Form Penjualan Simpan Data Transaksi ... 193
Gambar 4.61 Uji Coba Tampilan Form Penjualan Cetak Nota Penjualan ... 193
(18)
xxv
Gambar 4.65 Uji Coba Tampilan Gridview Retur sebelum Diisi Data 2 ... 197
Gambar 4.66 Uji Coba Tampilan Notifikasi Jumlah Barang sesuai ... 197
Gambar 4.67 Uji Coba Tampilan Gridview Retur sesudah Diisi Data 2 ... 197
Gambar 4.68 Uji Coba Tampilan Form Retur Simpan Data Retur... 198
Gambar 4.69 Uji Coba Tampilan Form Retur Cetak Nota Retur ... 198
Gambar 4.70 Uji Coba Form Pendapatan Kotor Periodik Data 1... 199
Gambar 4.71 Uji Coba Form Pendapatan Kotor Periodik Data 2... 200
Gambar 4.72 Uji Coba Form Laporan Hasil Penjualan Periodik Data 1 ... 201
Gambar 4.73 Uji Coba Form Laporan Hasil Penjualan Periodik Data 2 ... 202
Gambar 4.74 Uji Coba Form Laporan Jenis Barang Terjual Periodik Data 1 ... 203
Gambar 4.75 Uji Coba Form Laporan Jenis Barang Terjual Periodik Data 2 ... 204
Gambar 4.76 Uji Coba Form Laporan Perbandingan Jenis Barang Terjual Periodik Data 1 ... 205
Gambar 4.77 Uji Coba Form Laporan Perbandingan Jenis Barang Terjual Periodik Data 2 ... 206
Gambar 4.78 Uji Coba Form Laporan Penjualan Tertinggi Data 1 ... 207
Gambar 4.79 Uji Coba Form Laporan Penjualan Tertinggi Data 2 ... 208
Gambar 4.80 Uji Coba Form Laporan Partisipasi Anggota Data 1 ... 209
Gambar 4.81 Uji Coba Form Laporan Partisipasi Anggota Data 2 ... 210
Gambar 4.82 Uji Coba Form Laporan Persediaan Barang Data 1 ... 212
Gambar 4.83 Uji Coba Form Laporan Persediaan Barang Data 2 ... 212
Gambar 4.84 Uji Coba Form Laporan Jenis Barang Diminati Anggota Data 1 ... 214
Gambar 4.85 Uji Coba Form Laporan Jenis Barang Diminati Anggota Data 2 ... 214
(19)
xxvi
Gambar 4.86 Uji Coba Form Laporan Perputaran Penjualan Barang
Periodik Data 1 ... 215
Gambar 4.87 Uji Coba Form Laporan Perputaran Penjualan Barang Periodik Data 2 ... 216
Gambar 4.88 Uji Coba Form Laporan Anggota Sering Retur Data 1 ... 218
Gambar 4.89 Uji Coba Form Laporan Anggota Sering Retur Data 2 ... 218
Gambar 4.90 Uji Coba Form Laporan Jenis Barang Sering Diretur Data 1 ... 220
Gambar 4.91 Uji Coba Form Laporan Jenis Barang Sering Diretur Data 2 ... 220
Gambar 4.92 Uji Coba Form Laporan Sisa Hasil Usaha Data 1 ... 222
Gambar 4.93 Uji Coba Form Laporan Sisa Hasil Usaha Data 2 ... 222
Gambar 4.94 Form Laporan Pendapatan Kotor Periode 11-13 April 2011 ... 224
Gambar 4.95 Form Laporan Hasil Penjualan Tanggal 1-3 April 2011 ... 225
Gambar 4.96 Data Manual Form Laporan Hasil Penjualan Tanggal 1-3 April 2011 ... 226
Gambar 4.97 Form Laporan Jenis Barang Terjual Tanggal 1-3 April 2011 ... 227
Gambar 4.98 Form Laporan Perbandingan Jenis Barang Terjual Bulan April 2011 ... 228
Gambar 4.99 Form Laporan Penjualan Tertinggi Periode 01-07 April 2011 ... 229
Gambar 4.100 Form Master Barang Periode 09-05-2014 ... 229
Gambar 4.101 Form Penjualan Periode 09-05-2014 ... 230
Gambar 4.102 Form Laporan Persediaan Barang Periode 09-05-2014 ... 231
Gambar 4.103 Form Laporan Jenis Barang Diminati Anggota Periode 04-08 April 2011 ... 232
Gambar 4.104 Form Laporan Perbandingan Jenis Barang Terjual Periode 04-08 April 2011 ... 233
Gambar 4.105 Form Laporan Master Barang Periode April 2011 ... 233
Gambar 4.106 Form Laporan Perputaran Penjualan Barang Periode April 2011 ... 234
(20)
xxvii
Gambar 4.108 Form Laporan Jenis Barang Sering Diretur Periode
Bulan April-Mei 2011 ... 236 Gambar 4.109 Form Laporan Partisipasi Anggota Periode
Bulan April-Juni 2011 ... 237 Gambar 4.110 Data Manual Form Laporan Pendapatan Kotor Periodik... 238 Gambar 4.111 Form Laporan Sisa Hasil Usaha Periode
Januari-Desember 2011 ... 239 Gambar 4.112 Data Manual Form Laporan Sisa Hasil Usaha Periode
Januari-Desember 2011 ... 240 Gambar 4.113 Form Laporan Pembagian Sisa Hasil Usaha Periode
Januari-Desember 2011 ... 241 Gambar 4.114 Angket Manajemen ... 242 Gambar 4.115 Angket Karyawan ... 243
(21)
xxviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Biodata Penulis ... 252
Gambar 1 Surat Keterangan Koperasi Karyawan Pabrik Gula Lestari ... 253
Gambar 2 Angket untuk Pihak Manajemen (1) ... 254
Gambar 3 Angket untuk Pihak Manajemen (2) ... 254
Gambar 4 Angket untuk Karyawan (1) ... 255
Gambar 5 Angket untuk Karyawan (2) ... 255
(22)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Koperasi karyawan pabrik gula lestari adalah koperasi serba usaha yang memiliki beberapa kegiatan ekonomi untuk menyejahterakan para anggotanya diantaranya koperasi simpan pinjam dan koperasi konsumsi. Koperasi bagian konsumsi ini menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi anggotanya berupa barang konsumsi yang berkualitas baik, tetapi dengan harga yang murah dan terjangkau. Barang konsumsi yang dijual di koperasi ini adalah barang hasil produksi pabrik gula lestari seperti: gula, pupuk dan bibit tebu yang berasal dari petani tebu.
Perkembangan bisnis di koperasi pabrik gula lestari terlihat dari pertumbuhan jumlah anggota koperasi yang semula 324 orang menjadi 700 orang anggota dengan rincian petani tetap 324 orang, petani tidak tetap laki-laki 235 orang, petani tidak tetap perempuan 121 orang serta mandor 20 orang. Jumlah petani tidak tetap ini selalu berubah setiap periode tanam/panen. Proses bisnis berjalan di dalam koperasi pabrik gula ini memberikan keuntungan bagi anggota koperasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Penjualan yang berjalan di koperasi pabrik gula lestari masih penjualan konvensional, yaitu para anggota datang melakukan transaksi pembelian yang kemudian dilayani oleh petugas koperasi. Kemudian anggota melakukan transaksi yang dicatat oleh petugas. Petugas selama ini hanya melakukan pencatatan untuk proses transaksi-transaksi penjualan yang terjadi dengan media buku catatan penjualan. Dari hasil pencatatan transaksi penjualan dihasilkan jumlah pendapatan
(23)
2
koperasi serta informasi dari transaksi penjualan yang berlangsung hanya menghasilkan pendapatan koperasi per hari dan jumlah barang yang terjual per hari. Dari hasil pencatatan data-data transaksi penjualan tersebut masih ditemukan ketidak sesuian antara nota penjualan dan buku rekap pendapatan yang membuat pihak manajemen kesulitan memperoleh informasi jenis serta jumlah barang apa yang terjual, informasi pendapatan periodik, perbandingan jenis barang yang terjual, penjualan tertinggi dan hasil penjualan periodik yang digunakan sebagai acuan mengevaluasi keuntungan dari penjualan yang akan didapat oleh koperasi.
Pada proses persediaan barang, stok barang yang mulai menipis akan dilakukan pencatatan untuk dibuatkan Purchase Order (PO). Ketika barang datang akan dilakukan pengecekan kondisi fisik barang dan dihitung jumlah barang sesuai dengan arsip PO. Apabila proses pengecekan barang sesuai dengan arsip PO, selanjutnya barang dikirim ke gudang. Proses pengecekan persediaan dilakukan tiap minggu ketiga dalam satu bulan berdasarkan stok barang minimal 10% dari kebutuhan barang. Dengan proses pengecekan tersebut, seringkali stok barang yang ada di gudang kosong sehingga pihak manajemen kesulitan untuk memperoleh informasi mengenai jenis barang diminati anggota serta informasi perputaran penjualan barang dalam periode penjualan agar memudahkan pihak manajemen dalam menyediakan jenis barang yang diminati oleh anggota. Informasi persediaan barang ini juga digunakan sebagai acuan perputaran penjualan barang yang dibutuhkan oleh pihak manajemen untuk mencatat jenis barang apa saja yang masuk dan keluar saat proses penjualan dan persediaan.
Selama ini proses retur barang di koperasi karyawan pabrik gula lestari hanya mencatat penukaran barang yang diretur pada hari tersebut. Anggota
(24)
membawa barang yang akan diretur beserta nota penjualan kemudian barang dan nota penjualan diperiksa oleh petugas. Setelah memenuhi persyaratan, petugas akan mengganti barang tersebut dan membuat bukti tanda retur penjualan. Karena pencatatan tidak menyertakan anggota yang sering melakukan retur barang, jenis barang dan jumlah barang yang paling banyak diretur serta kondisi barang yang diretur maka pihak manajemen tidak dapat memperoleh informasi retur penjualan yang terjadi secara detail.
Selain proses retur, pada koperasi karyawan pabrik gula lestari ini juga terdapat permasalahan lain yaitu belum tersedianya informasi yang akurat mengenai anggota yang sering melakukan transaksi pembelian. Hal ini dikarenakan partisipasi anggota ketika melakukan transaksi pembelian tidak diperhitungkan dan dicatat. Dampaknya, pihak manajemen tidak dapat mengetahui secara pasti anggota yang sering melakukan transaksi pembelian dan yang tidak padahal partisipasi anggota ini dapat menjadi masukan dalam menentukan pembagian sisa hasil usaha bagi anggota pada akhir periode penjualan.
Dari permasalahan tersebut, solusi yang akan ditawarkan adalah pembuatan sistem informasi penjualan yang dapat digunakan untuk membantu manajemen dalam mengevaluasi dan mengatur kegiatan penjualan serta mampu memberikan informasi sisa hasil usaha bagi seluruh anggota koperasi. Output yang akan dihasilkan oleh sistem informasi penjualan ini pada transaksi penjualan yaitu: informasi pendapatan kotor periodik, informasi hasil penjualan periodik, informasi jenis barang terjual, informasi perbandingan jenis barang yang terjual, informasi penjualan tertinggi, informasi partisipasi anggota dan informasi
(25)
4
pembagian sisa hasil usaha. Selanjutnya, pada proses persediaan barang berupa informasi jenis barang diminati anggota, informasi perputaran penjualan barang periodik, informasi persediaan barang. Pada proses retur barang menghasilkan informasi berupa informasi anggota yang sering melakukan retur barang, informasi jenis barang yang sering diretur.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat
dituliskan rumusan masalah sebagai berikut: ”Bagaimana membuat rancang bangun sistem informasi penjualan pada koperasi karyawan pabrik gula lestari ?”. Dari permasalahan tersebut dapat dirinci sub-bab masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana menghasilkan informasi pendapatan kotor periodik, hasil penjualan periodik, jenis barang terjual, perbandingan jenis barang terjual, penjualan tertinggi, partisipasi anggota, sisa hasil usaha ?
2. Bagaimana menghasilkan informasi jenis barang yang diminati anggota, perputaran penjualan barang periodik, persediaan barang ?
3. Bagaimana menghasilkan informasi anggota yang sering melakukan retur barang, jenis barang yang sering diretur ?
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam pembuatan tugas akhir sistem informasi penjualan pada Koperasi Karyawan Pabrik Gula Lestari ini, ruang lingkup permasalahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Sistem informasi ini tidak menangani masalah keamanan data dan jaringan yang ada di sistem informasi penjualan yang akan dibuat.
(26)
2. Sistem informasi ini hanya membahas masalah transaksi penjualan, persediaan, retur penjualan dan pembagian sisa hasil usaha bagi anggota koperasi.
3. Pembagian sisa hasil usaha hanya dilakukan pada Koperasi Unit Gula (KUG).
4. Penggantian barang yang rusak diganti dengan barang.
5. Transaksi penjualan dilakukan dengan pembayaran secara tunai.
6. Aplikasi yang dibangun untuk KUG hanya berbasis Local Area Network
(LAN) tanpa media internet.
1.4 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: “Menghasilkan sistem informasi penjualan yang mampu memberikan informasi, mencatat dan menghitung seluruh hasil transaksi penjualan, termasuk riwayat penjualan barang sehingga membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan saat melakukan proses persediaan kembali serta menghasilkan informasi pembagian sisa hasil usaha untuk seluruh anggota koperasi dalam mengevaluasi kegiatan penjualan.”
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penyusunan laporan ini dibedakan dengan pembagian bab sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan, dan sistematika dari rancang
(27)
6
bangun sistem informasi penjualan pada koperasi karyawan pabrik gula lestari.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang teori yang berkaitan dengan sistem, sistem informasi, sistem informasi manajemen, penjualan, sistem penjualan, sistem informasi penjualan dan koperasi. Teori tersebut digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam rancang bangun sistem informasi penjualan pada Koperasi Karyawan Pabrik Gula Lestari.
BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang pembahasan sistem dan perancangan sistem yang meliputi prosedur penelitian, identifikasi permasalahan, analisis kebutuhan sistem, Block
Diagram, System Flow, Context Diagram, HIPO, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (CDM), Entity Relationship Diagram (PDM), struktur tabel, desain interface,
rancangan pengujian dan evaluasi aplikasi terhadap fungsi aplikasi dan pengguna aplikasi.
BAB IV : EVALUASI DAN IMPLEMENTASI
Bab ini menjelaskan tentang implementasi dari analisis dan aplikasi yang dibuat secara keseluruhan beserta penjelasan dari rancangan input dan output. Adapun isi dari bab ini antara lain: Kebutuhan sistem hardware, kebutuhan sistem software, instalasi program, implementasi sistem, hasil evaluasi sistem
(28)
mengenai uji coba aplikasi, uji coba data perhitungan manual, uji coba kemudahan penggunaan aplikasi oleh end user, analisis hasi uji coba sistem.
BAB V : PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang penutup yang berisi kesimpulan setelah program aplikasi selesai dibuat dan saran untuk proses pengembangan selanjutnya.
(29)
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan untuk mendukung perancangan sistem. Adapun landasan teori yang digunakan sebagai berikut:
2.1 Sistem
Gondodiyoto (2007) menyatakan bahwa sistem adalah merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Berdasarkan batasan pengertian tersebut, sistem mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Sistem adalah kumpulan elemen-elemen atau sumber daya yang saling berkaitan
secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hierarkis.
2. Sistem memiliki sasaran yang akan dicapai. Setiap sistem berusaha mencapai satu atau lebih sasaran yang merupakan arah, yang merupakan kekuatan yang memberikan arah suatu sistem.
3. Konstruksi sistem terdiri dari: Masukan-Proses-Keluaran. Masukan merupakan semua arus berwujud atau tidak berwujud yang masuk ke sistem. Keluaran merupakan semua arus keluar atau akibat yang dihasilkan. Proses terdiri dari metode yang digunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran.
(30)
4. Sistem memiliki pengguna. Setiap sistem harus mengarahkan sub sistemnya agar dapat mencapai sasaran. Sasaran sistem sebagai ukuran penentu keberhasilan suatu sistem.
5. Sistem memiliki keterbatasan.
6. Sistem memiliki subsistem yang membentuk suatu jaringan terpadu.
7. Sistem memerlukan pengendalian.
2.2. Informasi
Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti (bermanfaat) bagi penerimanya, menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata yang dapat dipahami dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, sekarang maupun masa depan (Gondodiyoto, 2007). Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data item. Data sebagai input perlu diolah oleh suatu sistem pengolahan data agar dapat menjadi output, yaitu informasi yang lebih berguna bagi pemakainya. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa :
1. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna, lebih bermanfaat dan lebih berarti bagi penggunanya.
2. Data menggambarkan suatu kejadian-kejadian, data dinyatakan sebagai
symbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata, angka-angka, atau huruf-huruf yang menunjukkan suatu ide, objek, kondisi atau situasi tertentu.
3. Informasi digunakan untuk pengambilan keputusan. Bagi manajemen suatu
(31)
10
yang menentukan keberhasilan atau kesuksesan organisasi pada masa yang akan datang.
2.3. Sistem Informasi
“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai tujuan tertentu” (Jogiyanto, 1995).
“Informasi adalah terdiri dari data yang telah diambil kembali dan diolah atau sebaliknya dan digunakan untuk tujuan informatif atau kesimpulan, argumentasi,
atau sebagai dasar untuk peramalan atau pengambilan keputusan”. Sistem Informasi
adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.
Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem
informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan
keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi (McLeod, 1998).
Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada proseduralnya, dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedural mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan pendekatan sistem yang
(32)
menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Kedua kelompok definisi ini adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah pendekatannya. Mempelajari suatu sistem akan lebih mengena bila mengetahui terlebih dahulu apakah sistem itu. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas. Definisi ini banyak diterima karena kenyataannya suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian.
Informasi menurut Jogiyanto (1999) adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna, dan lebih berarti lagi bagi yang menerimanya. Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. Saat ini para pembuat keputusan memahami bahwa informasi tidak hanya sekedar produk sampingan bisnis yang sedang dijalankan, namun juga sebagai bahan pengisi bisnis dan menjadi faktor kritis dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan suatu usaha.
Informasi harus dikelola dengan benar agar dapat memaksimalkan manfaat informasi tersebut. Manajer perlu memahami bahwa biasanya diasosiasikan dengan produksi, distribusi, keamanan, penyimpanan, dan pencarian informasi sebanyak-banyaknya. Informasi banyak terdapat disekitar kita, namun apabila tidak dimaksimalkan manfaat informasi tersebut maka peluang bisnis yang menguntungkan dari banyaknya informasi tersebut akan hilang dan terlewatkan.
(33)
12
2.4. Sistem Informasi Manajemen
“Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi yang berguna
untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian”
(Cushing, 1974). Model sistem informasi manajemen dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Pemecah Masalah Organisasi
Perangkat Lunak
Penulis Laporan Model Matematika
Database Lingkungan
Lingkungan
Data Informasi
Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Manajemen (Sumber: McLeod hlm.327) Menurut Kristanto (2003) pada dasarnya tingkatan manajemen dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. Manajemen tingkat atas (top level management) yang terdiri dari executive
(34)
2. Manajemen tingkat menengah (middle level management) yang terdiri dari kepala cabang dan kepala divisi lainnya.
3. Manajemen tingkat bawah (lower level management) yang meliputi mandor dan
pengawas.
2.5. Penjualan
Penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan
kebutuhan penjualan dipenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan”.
Jadi konsep penjualan adalah cara untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan (Kotler dan Amstrong, 2011).
Konsep penjualan adalah gagasan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk perusahaan kecuali jika perusahaan tersebut melakukan cukup banyak penjualan dan promosi dalam skala besar (Jobber, 2006).
Menurut Marwan (1991), penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba. Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasilkan. Menurut Winardi dalam Marwan (2009), penjualan adalah suatu transfer hak atas benda-benda. Dari penjelasan tersebut dalam memindahkan atau mentransfer barang dan jasa diperlukan orang-orangyang bekerja di bidang penjualan seperti pelaksanaan dagang, agen, wakil pelayanan dan wakil pemasaran.
(35)
14
Pada saat perusahaan menjual barang dagangannya, maka diperoleh pendapatan. Jumlah yang dibebankan kepada pembeli untuk barang dagang yang diserahkan merupakan pendapatan perusahaan yang bersangkutan. Penjualan dapat dilakukan secara kredit maupun tunai dan pada umumnya kepada beberapa pelanggan. Seperti halnya waktu membeli, ketika menjual perusahaan juga terikat dengan syarat jual beli tertentu (Soemarso, 1992).
Pada waktu menjual, kadang-kadang perusahaan harus menerima pengembalian barang yang dijual tidak sesuai dengan permintaan pembeli. Penerimaan barang kembali yang telah dijual disebut penjualan retur (sales return), sedangkan pemberian potongan harga disebut pengurangan harga (sales allowances) (Soemarso, 1992).
2.6. Sistem Penjualan
“Menurut West Churman sebuah sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai suatu tujuan”
(Krismiaji, 2002). Menurut Abdurachman (2001) dalam pengertian penjualan (sale) dalam buku Ensiklopedia Ekonomi. Keuangan dan Perdagangan adalah “suatu kontrak atau perjanjian antara dua pihak, masing-masing dikenal sebagai penjual, dan pembeli, yang mewajibkan pihak pertama itu untuk, atas pertimbangan ajan suatu pembayarn, akan suatu janji akan pembayaran sejumlah harga dalam uang tertentu,
(36)
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem penjualan adalah suatu sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk menjual atau memasarkan barang dagangan kepada konsumen.
Dalam unsur penjualan meliputi:
1. Formulir, yang berupa dokumen-dokumen antara lain: a. Faktur penjualan tunai.
b. Pita kas register.
c. Bill of lading.
d. Rekapitulasi Harga Penjualan Pokok. e. Faktur Penjualan Kredit.
f. Surat tagihan.
2. Catatan yang digunakan antara lain: a. Jurnal penjualan.
b. Kartu Piutang. c. Kartu gudang.
d. Jurnal penerimaan kas.
e. Jurnal umum.
f. Kartu persediaan.
3. Laporan informasi yang dihasilkan antara lain: a. Data pelanggan/pembeli.
b. Data barang yang tersedia untuk dijual. c. Kas yang diterima dari penjualan. d. Jumlah piutang pada setiap pelanggan.
(37)
16
2.7. Sistem Informasi Penjualan
Sistem informasi penjualan diartikan sebagai suatu pembuatan pernyataan penjualan, kegiatan akan dijelaskan melalui prosedur-prosedur yang meliputi urutan kegiatan sejak diterimanya informasi dari pembeli, pengecekan barang, ada atau tidak ada dan diteruskan dengan pengiriman barang yang disertai dengan pembuatan faktur dengan mengadakan pencatatan atas penjualan yang telah dilakukan (Niswonger, 1999).
Sistem informasi penjualan adalah sebuah kolaborasi dari teknologi data yang memfasilitasi kumpulan dan proses berbagai informasi untuk membantu proses penjualan. Tujuan dari sistem informasi penjualan ini untuk peningkatan akuisisi pelanggan, retensi hubungan pelanggan meningkat, peningkatan hubungan pelanggan, integrasi untuk menghubungi manajemen. (Donaldson, 2002a). Sistem informasi penjualan secara luas digunakan dalam perencanaan penjualan antara lain
mailing list, daftar profil pelanggan, prospect bank, lead generation, segmentasi,
efektivitas kampanye. Data-data tersebut digunakan untuk penjualan strategis seperti: profil penjualan, produk kompetitor, penyimpanan kontak lama, dimana data-data tersebut digunakan organisasi layanan keuangan. (Donaldson, 2002b).
Menurut Strategic (2013) rumus perhitungan perputaran penjualan adalah Sell Thru(%) = Sales / (Sales+On-Hand) *100
Sales = jumlah barang yang laku terjual On-Hand = jumlah barang yang tersedia
(38)
2.8. Retur Penjualan
Menurut James Hall (2001) retur penjualan adalah kemungkinan pengembalian barang yang dibeli oleh pelanggan sewaktu-waktu, yang terjadi karena disebabkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Penjual mengirimkan barang dagangan dengan tidak sesuai.
2. Barang dagangan rusak atau cacat.
3. Barang dagangan rusak pada saat pengangkutan.
4. Penjual mengirimkan barang dagangan terlalu lama atau terjadi penundaan pengangkutan dan pembeli menolak pengiriman.
2.9. Koperasi
2.9.1. Pengertian Koperasi
Istilah koperasi dari bahasa asing co-operation. (Co = bersama, operation = usaha), koperasi berarti usaha bersama, misalnya Koperasi Unit Desa (KUD) artinya usaha bersama masyarakat di satu wilayah desa, Koperasi Dalam Negeri artinya usaha bersama pegawai negeri. Koperasi merupakan kumpulan orang bukan kumpulan modal. Koperasi harus betul-betul mengabdi kepada kepentingan perikemanusiaan semata-mata bukan kepada kebendaan. Kerjasama dalam koperasi didasarkan pada kesamaan derajat, dan kesadaran para anggotanya. Koperasi merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial. Koperasi adalah milik bersama para anggota, pengurus dan pengelola. Usaha tersebut diatur sesuai dengan keinginan para anggota melalui musyawarah rapat anggota(Tunggal, 2002).
(39)
18
Pengertian koperasi menurut undang-undang Nomor 25 tahun 1992 ialah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Pengertian ini disusun tidak hanya berdasar pada konsep koperasi sebagai organisasi ekonomi dan sosial tetapi secara lengkap telah mencerminkan norma-norma dan kaidah-kaidah yang berlaku bagi bangsa Indonesia. Norma dan kaidah tersebut dalam UU tersebut lebih tegas dijabarkan dalam fungsi dan peran koperasi Indonesia sebagai:
1. Alat untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Alat untuk mempertinggi kehidupan manusia dan masyarakat.
3. Alat untuk memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.
4. Alat untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Adapun pengertian koperasi menurut Kohl dan Abrahamson dalam (Ropke, 2003) adalah sebagai berikut :
“Koperasi adalah badan usaha dengan kepemilikan dan pamakai jasa merupakan anggota koperasi itu sendiri serta pengawasan terhadap badan usaha tersebut harus
(40)
2.9.2. Jenis Koperasi
Menurut Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia(2013), jenis koperasi terdapat dalam pasal 17 Bagian 6 UU No.12 tahun 1967, dilakukan dengan: 1. Lapangan usahanya
a. Koperasi konsumsi, yang berusaha untuk menyediakan barang-barang yang dibutuhkan anggotanya, baik barang keperluan sehari-hari maupun barang-barang kebutuhan sekunder yang dapat meningkatakan kesejahteraan hidup para anggotanya, dalam arti dapat dijangkau oleh daya belinya.
b. Koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit, yang berusaha untuk mencegah para anggotanya untuk terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada hidupnya, dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang atau barang dengan bunga yang serendah-rendahnya.
c. Koperasi produksi, yang berusaha untuk menggiatkan para anggotanya dalam menghasilkan dengan produk tertentu yang biasa diproduksinya serta sekaligus mengkoordinir pemasarannya, dengan demikian para produsen akan memperoleh kesamaan harga yang wajar atau layak dan mudah memasarkannya.
d. Koperasi serba usaha, yang berusaha dalam beberapa macam kegiatan ekonomi
yang sesuai dengan kepentingan-kepentingan para anggotanya.
2.9.3. Keanggotaan Koperasi
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian Pasal 5 Ayat 1, keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
(41)
20
Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian Pasal 17-19, anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota. Anggota koperasi ialah setiap warga Negara Indonesia yang mampu melakukan tindakan hukum atau koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar. Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang persyaratan, hak, dan kewajiban keanggotaannya ditetapkan dalam anggaran dasar.
2.9.4. Karakteristik Pelaporan Koperasi
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27, tentang akuntansi koperasi tahun 1996, (Perdana, 2013) menguraikan bahwa karakteristik pelaporan koperasi adalah sebagai berikut:
1. Pengurus bertanggungjawab dan wajib melaporkan kepada rapat anggota segala
sesuatu yang menyangkut tata kehidupan koperasi. Aspek keuangan merupakan salah satu dari aspek–aspek yang tercakup dalam tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi.
2. Laporan keuangan koperasi juga merupakan bagian dari sistem pelaporan keuangan koperasi. Laporan keuangan koperasi lebih ditujukan kepada pihak– pihak di luar pengurus koperasi dan tidak dimaksudkan untuk pengendalian usaha.
(42)
3. Pemakai utama dari laporan koperasi adalah para anggota koperasi itu sendiri beserta pejabat koperasi. Pemakai lainnya yang mempunyai kepentingan terhadap koperasi diantaranya adalah calon anggota koperasi, bank, kreditur, dan kantor pajak.
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk menetukan jumlah sumber daya, karya, dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi.
Menurut Perdana (2013), laporan keuangan koperasi dapat menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya untuk:
1. Mengetahui manfaat yang diperoleh dengan menjadi anggota koperasi,
2. Mengetahui prestasi keuangan koperasi selama suatu periode dengan manfaat keanggotaan koperasi dan sisa hasil usaha sebagai ukuran,
3. Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi, kewajiban dan kekayaan bersih, dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota,
4. Mengetahui transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban, dan kekayaan bersih dalam suatu periode dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota,
5. Mengetahui informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi.
6. Mengetahui informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan pelaporan di atas diantaranya sebagai berikut:
a. Sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi, b. Kewajiban yang harus dipenuhi oleh koperasi,
(43)
22
c. Kekayaan bersih yang dimiliki oleh anggota dan koperasi itu sendiri,
d. Transaksi, kejadian, dan keadaan yang terjadi dalam suatu periode yang mengubah sumber daya ekonomis terdiri dari kewajiban dan kekayaan bersih koperasi,
e. Sumber dan penggunaan dana serta informasi lain yang mungkin
mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan koperasi sedapat mungkin memisahkan antara aktivitas yang dilakukan dengan anggota dan bukan anggota.
2.9.5. Sisa Hasil Usaha
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian pasal 34 mengenai Sisa Hasil Usaha, diatur sebagai berikut:
1. Sisa hasil usaha koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan penyusutan-penyusutan dan biaya-biaya dari tahun buku yang bersangkutan.
2. Sisa hasil usaha berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan juga bukan untuk anggota.
3. Sisa hasil usaha yang berasal dari hasil usaha yang diselenggarakan untuk anggota dibagi untuk:
a. Cadangan koperasi,
b. Anggota sebanding dengan jasa yang diberikan, c. Dana pengurus,
(44)
d. Dana pegawai atau karyawan, e. Dana pendidikkan koperasi, f. Dana sosial,
g. Dana pembangunan kerja daerah.
4. Sisa hasil usaha yang diselenggarakan untuk bukan anggota dibagi untuk: a. Cadangan koperasi,
b. Dana pengurus,
c. Dana pegawai atau karyawan.
Menurut Soermarso (2010) penghitungan sisa hasil usaha dan pembagian sisa hasil usaha yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Laba kotor = (TPB – TRP) - THPP ...(2.1) TPB = Total Penjualan Barang
TRP = Total Retur Penjualan
THPP = Total Harga Pokok Penjualan
Total sisa hasil usaha= Laba kotor – Biaya operasional ...(2.2) SHU semua anggota = 40% X Total sisa hasil usaha ...(2.3) Sisa hasil usaha tiap anggota = (TTA/TTK) X SHU semua anggota ...(2.4) TTA = Total Transaksi Anggota
(45)
24
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
Menurut Jogiyanto (1995:41) analisis permasalahan merupakan bagian dari tahapan System Development Life Cycle (SDLC). Untuk dapat menganalisis permasalahan perlu pemahaman terhadap proses bisnis dan permasalahan yang terjadi. Maka dari itu perlu dilakukan langkah-langkah identifikasi masalah dan analisis kebutuhan pada koperasi karyawan pabrik gula lestari.
3.1.1 Identifikasi Masalah
Untuk memulai proses identifikasi masalah pada koperasi karyawan pabrik gula lestari maka dilakukan observasi mulai tanggal 8 Januari 2014 – 24 Januari 2014. Identifikasi masalah serta pengumpulan data diperoleh dengan wawancara, mencatat serta mempelajari proses bisnis penjualan yang berlangsung pada koperasi karyawan pabrik gula lestari.
Koperasi karyawan pabrik gula lestari hanya menggunakan media buku catatan penjualan untuk mencatat setiap transaksi penjualan. Dari hasil pencatatan transaksi penjualan dihasilkan jumlah pendapatan koperasi serta informasi dari transaksi penjualan yang berlangsung hanya menghasilkan pendapatan koperasi per hari dan jumlah barang yang terjual per hari. Sedangkan pihak manajemen koperasi membutuhkan lebih banyak informasi untuk mengevaluasi transaksi penjualan yang berlangsung. Akibatnya pihak manajemen koperasi mempunyai beberapa kendala
(46)
dalam mendapatkan informasi antara lain: mengetahui jumlah pendapatan kotor koperasi, mengetahui jenis barang yang terjual, mengetahui penjualan tertinggi, mengetahui perbandingan barang terjual dan hasil penjualan yang digunakan untuk mengevaluasi keuntungan yang akan diperoleh oleh koperasi.
Kendala lain yang dihadapi oleh pihak manajemen ialah pengecekan persediaan barang yang dilakukan tiap minggu ketiga dalam satu bulan berdasarkan stok barang minimal 10% dari kebutuhan barang. Dengan proses pengecekan tersebut stok barang yang ada di gudang kosong dan manjemen kesulitan untuk memperoleh informasi dari proses persediaan barang yaitu: informasi persediaan barang, informasi perputaran penjualan barang, informasi jenis barang diminati anggota.
Kendala lain yang dihadapi pada proses retur barang yaitu petugas hanya melakukan pencatatan barang pada hari tersebut sedangkan pihak manajemen membutuhkan informasi mengenai anggota, jenis barang dan jumlah barang yang diretur secara detail.
Kendala terakhir yang dihadapi oleh pihak manajemen yaitu belum tersedianya informasi yang akurat mengenai anggota yang sering melakukan transaksi pembelian. Hal ini disebabkan partisipasi anggota yang tidak dicatat dan diperhitungkan. Sedangkan pihak manajemen membutuhkan informasi untuk mengetahui anggota yang sering melakukan transaksi pembelian dan yang tidak. Dimana partisipasi anggota ini menjadi masukan dalam menentukan pembagian sisa hasil usaha di akhir periode penjualan.
Berdasarkan uraian dari identifikasi masalah, diperlukan suatu sistem informasi penjualan koperasi karyawan yang dapat menghasilkan informasi yang
(47)
26
lebih lengkap dalam mengevaluasi transaksi penjualan, persediaan barang, retur penjualan sampai perhitungan sisa hasil usaha. Informasi yang dihasilkan dapat menyelesaikan kendala yang ada di koperasi tersebut.
Berikut ini adalah sistem penjualan konvensional yang berjalan pada koperasi karyawan pabrik gula lestari adalah sebagai berikut:
Input Proses Output
Nota penjualan
Membuat Laporan Data
Anggota
Data Pesanan
Laporan Rekap Pendapatan
Merekap Pendapatan
Data Stok Barang
Memeriksa Stok Barang
Buku Rekap Pendapatan Data
Barang
Data Penjualan
Data Retur Barang
Mencatat Transaksi Penjualan dan Retur
Laporan Penjualan
Laporan Retur Barang
Laporan Persediaan
Barang
Gambar 3.1 Block Diagram Sistem Penjualan Konvensional
Block diagram pada gambar 3.1 menjelaskan bahwa penjualan konvensional
yang berlangsung pada koperasi karyawan pabrik gula lestari dimulai dengan memasukkan data: data anggota, data barang, data pesanan, data penjualan, data stok barang dan data retur barang yang kemudian diproses sehingga menghasilkan
(48)
keluaran berupa nota penjualan, buku rekap pendapatan, laporan penjualan, laporan retur barang dan laporan persediaan barang.
3.1.2 Hasil Analisis
Dari hasil analisis permasalahan didapatkan beberapa kekurangan proses bisnis yang lama, untuk memperbaiki kekurangan tersebut akan dibuat sistem yang disesuaikan dengan kebutuhan koperasi. Hasil identifikasi masalah pada koperasi karyawan pabrik gula lestari adalah sebagai berikut:
A. Kekurangan dari sistem penjualan yang lama yaitu:
1. Data – data penjualan masih tersimpan dalam bentuk buku catatan penjualan, dan tidak tersimpan pada database, sehingga informasi yang diterima oleh manajer hanya berupa rekap pendapatan harian dan rekap transaksi penjualan, sehingga pihak manajemen kesulitan dalam melakukan evaluasi pada transaksi penjualan barang.
2. Proses persediaan barang hanya berdasarkan jumlah stok barang minimal 10% dari kebutuhan, dimana proses pengecekan persediaan dilakukan minggu ketiga dalam satu bulan. Dampaknya, stok barang di gudang seringkali habis sehingga menghambat proses transaksi penjualan.
3. Partisipasi anggota tidak pernah dicatat dan diperhitungkan sehingga pihak manajemen kesulitan dalam mengevaluasi anggota yang sering melakukan transaksi pembelian dan yang tidak. Dan partisipasi anggota ini menjadi acuan pihak manajemen dalam menentukan pembagian sisa hasil usaha di akhir periode penjualan.
(49)
28
4. Informasi retur penjualan hanya mencatat nama barang yang diretur. Hal ini membuat pihak manajemen kesulitan untuk mengevaluasi retur penjualan secara detail.
B. Kebutuhan informasi pemakai/pihak manajemen
1. Informasi utama untuk pihak manajemen dalam mengevaluasi transaksi
penjualan seperti informasi pendapatan kotor koperasi, jenis barang yang terjual, penjualan tertinggi, perbandingan barang terjual dan hasil penjualan.
2. Informasi untuk membantu pihak manajemen dalam melakukan persediaan
barang yang tidak hanya berdasarkan dari 10% jumlah ketersediaan barang sehingga tidak menghambat proses transaksi penjualan.
3. Informasi untuk membantu pihak manajemen dalam mengambil keputusan dan informasi yang membantu untuk pencatatan dan penghitungan partisipasi anggota yang digunakan sebagai acuan dalam pembagian sisa hasil usaha di akhir periode penjualan.
4. Informasi pendukung untuk pihak manajemen dalam mengevaluasi retur
penjualan secara detail. Informasi yang dibutuhkan seperti informasi anggota sering retur, jenis barang sering diretur.
3.2 Perancangan Sistem
Pada tahap ini, penulis membuat rancangan sistem untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut. Rancangan sistem tersebut diterapkan dalam bentuk block
diagram, system flow, context diagram, HIPO, data flow diagram, entity relationship diagram, struktur tabel, dan desain interface. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
(50)
3.2.1 Block Diagram Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan
Berikut ini adalah block diagram rancang bangun sistem informasi penjualan pada Koperasi Karyawan Pabrik Gula Lestari:
Input Proses Output
Data Anggota
Data Barang Data Pesanan
- Informasi pendapatan kotor periodik - Informasi hasil penjualan periodik - Informasi jenis barang terjual
- Informasi perbandingan jenis barang yang terjual
- Informasi penjualan tertinggi - Informasi partisipasi anggota
- Informasi persediaan barang - Informasi jenis barang diminati anggota - Informasi perputaran penjualan barang periodik Membuat Informasi Penjualan Data Retur Penjualan
- Informasi sisa hasil usaha
- Informasi pembagian sisa hasil usaha - Informasi pelanggan yang sering retur - Informasi jenis barang sering diretur Membuat Informasi Retur Penjualan Membuat Informasi Persediaan Membuat Informasi Sisa Hasil Usaha Informasi partisipasi anggota Informasi hasil penjualan periodik Informasi jenis barang terjual Data Karyawan Data Kategori Data Kemasan Data Jenis Data Satuan Jenis Laporan Periode Laporan Proses Transaksi Penjualan Proses Transaksi Retur Penjualan
- Nota Penjualan
- Nota Retur Penjualan
Data Biaya Operasional Informasi pendapatan kotor periodik Gambar 3.2 Block Diagram Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan
Pada gambar diatas, dapat dilihat 4 proses yang digunakan untuk membangun sistem informasi penjualan pada koperasi karyawan pabrik gula lestari. Adapun penjelasan proses-proses pada block diagram sebagai berikut:
(51)
30
1. Membuat informasi penjualan
Proses penjualan adalah proses transaksi utama yang ada pada koperasi karaywan pabrik gula lestari. Proses penjualan dimulai dengan anggota yang datang ke koperasi dengan memilih dan membeli barang yang tersedia di koperasi. Kemudian pesanan anggota tersebut akan dimasukkan dan disimpan oleh petugas koperasi dan selanjutnya dilakukan proses pembayaran atas transaksi tersebut. Pada proses transaksi penjualan ini, data anggota yang disimpan ialah anggota yang melakukan transaksi penjualan dan data pesanan anggota yang berupa barang-barang apa saja yang dibeli oleh anggota. Proses transaksi penjualan ini menghasilkan output nota penjualan yang diberikan kepada anggota, yang digunakan untuk melakukan pengambilan barang yang sudah dibeli anggota dan bukti pembayaran atas barang yang telah dibeli oleh anggota tersebut.
Pada proses transaksi penjualan ini, terdapat beberapa output lain yang dihasilkan yaitu informasi pendapatan kotor periodik yang digunakan untuk melihat pendapatan kotor koperasi dalam tiap-tiap periode penjualan. Laporan pendapatan kotor periodik diperoleh dari total nominal penjualan dikurangi dengan harga pokok pada periode penjualan tersebut.
Ouput selanjutnya pada proses penjualan adalah informasi hasil penjualan
periodik merupakan laporan mengenai hasil penjualan barang-barang di koperasi dalam tiap-tiap periode penjualan, informasi jenis barang terjual periodik digunakan untuk mengetahui jenis barang apa yang terjual di setiap periode penjualan.
Output selanjutnya yang dihasilkan adalah informasi perbandingan penjualan
(52)
yang terjual dalam beberapa periode penjualan. Hasil dari output informasi perbandingan jenis barang yang terjual periodik diperoleh dari data transaksi penjualan beberapa periode. Periode yang digunakan disini adalah periode bulan. Contoh: barang dengan nama “ Bib. Tb. B1 50 kg” pada bulan januari 2013 terjual sebanyak 6 sak, pada bulan februari 2013 terjual sebanyak 5 sak dan bulan maret 2013 terjual 5 sak. Maka dari data transaksi penjualan tersebut, pihak manajemen memperoleh informasi mengenai peningkatan atau penurunan jumlah jenis barang pada periode tertentu.
Output berikutnya adalah informasi penjualan tertinggi digunakan untuk mengetahui barang apa yang memiliki tingkat penjualan yang tertinggi di setiap periode penjualan. Informasi penjualan tertinggi diperoleh dari data beberapa barang pada transaksi penjualan pada periode tertentu. Contoh: barang pertama “Sd. AB.1 100 kg” terjual 23 sak pada bulan januari 2013 dan jumlah stok saat ini sebanyak 60 sak. Barang kedua “Sd. AA.1 100 kg” terjual sebanyak 18 sak pada bulan januari 2013 dan jumlah stok saat ini sebanyak 70 sak. Barang ketiga “KrG.AB.2 100 kg” terjual 21 sak pada bulan januari 2013 dan total jumlah stok saat ini sebanyak 30 sak. Dari keterangan diatas dihasilkan informasi berupa perbandingan jumlah terjual dan jumlah stok masing-masing barang. Peringkat pertama ditempati oleh “Sd. AB.1 100 kg” karena memiliki jumlah terjual paling banyak. Kemudian peringkat kedua ditempati “Sd. AA.1 100 kg”. Dan peringkat ketiga ditempati oleh “KrG.AB.2 100 kg” yang memiliki jumlah terjual paling kecil dan jumlah stok terbanyak. Apabila ada barang yang memiliki jumlah total penjualan yang sama, maka penilaian diambil dari jumlah stok yang tersedia pada saat informasi akan dicetak.
(53)
32
Output berikutnya adalah informasi partisipasi anggota yang digunakan
untuk mencatat partisipasi anggota dalam melakukan transaksi pembelian barang di koperasi. Informasi partisipasi anggota diperoleh dari data anggota yang sering melakukan transaksi pembelian barang pada periode tertentu. Contoh: pada tanggal 10-04-2012 anggota bernama “Aditya Pradipto” dengan pembelian sebanyak 1 barang dan total nominal pembelian senilai Rp 940.000,-. Dan, pada tanggal 25-07-2012 anggota bernama “Aditya Pradipto” melakukan transaksi pembelian lagi sebanyak 4 barang dan total nominal pembelian senilai Rp 1.055.000,-. Dari keterangan diatas, maka dihasilkan informasi anggota bernama “Aditya Pradipto” yang melakukan transaksi pembelian sebanyak 5 barang dan total nominal pembelian anggota sebesar Rp 1.995.000,-.
2. Membuat informasi persediaan barang
Pada saat proses penjualan berlangsung, petugas akan memasukkan data anggota maupun data barang yang dibeli oleh anggota. Ketika data barang tersimpan, maka proses persediaan barang ini berjalan. Jumlah stok barang pada data barang akan otomatis berkurang ketika petugas memasukkan jenis barang yang dibeli anggota dan melakukan pembayaran transaksi penjualan sampai petugas mencetak nota penjualan yang diberikan pelanggan. Proses persediaan barang ini merupakan pencatatan stok barang yang digunakan pada transaksi penjualan maupun retur penjualan dan menyediakan informasi berupa stok barang yang tersedia pada koperasi. Output yang dihasilkan oleh proses persediaan barang ini adalah informasi persediaan barang yang digunakan untuk mengetahui jumlah stok barang yang
(54)
tersedia, informasi jenis barang yang diminati oleh anggota yang digunakan untuk memabantu proses persediaan barang yang disesuaikan dengan minat anggota.
Output terakhir adalah informasi perputaran penjualan barang periodik
digunakan untuk mengetahui persentase data jenis atau nama barang yang laku terjual dalam tiap periode penjualan. Persentase diperoleh dari jumlah barang yang laku terjual dibagi dengan stok barang terakhir yang ditambah dengan jumlah barang yang laku terjual kemudian hasilnya dikalikan seratus (100). Contoh: barang dengan nama “Gula LSR.B 50 kg” pada bulan maret 2013 terjual 6 sak dan total stok barang terakhir barang sebanyak 90 unit. Untuk memperoleh persentase barang “Gula LSR.B 50 kg” pada bulan maret 2013 adalah jumlah barang laku terjual “Gula LSR.B 50kg” dibagi total stok barang “Gula LSR.B 50 kg” dan jumlah barang yang laku terjual
“Gula LSR.B 50kg” pada bulan maret 2013 kemudian dikalikan 100. Berikut adalah
contoh perhitungan: X 100% = 6.25%
3. Membuat informasi retur penjualan
Pada proses retur penjualan ini adalah proses dimana anggota mengembailkan barang yang telah dibeli dari koperasi karyawan pabrik gula lestari dengan keterangan barang tersebut dalam kondisi rusak atau kelebihan pada saat menerima barang yang dibeli. Proses ini dimulai dengan anggota datang ke koperasi, kemudian anggota menyerahkan nota penjualan dan barang yang akan diretur kepada petugas koperasi. Setelah nota penjualan dan barang yang akan diretur diterima, petugas akan memeriksa kondisi barang yang akan diretur. Jika, kondisi barang
(55)
34
barang yang akan diretur sudah memenuhi syarat. Kemudiaan petugas memeriksa stok barang yang digunakan untuk menukar barang yang diretur oleh anggota. Jika stok barang tersedia, petugas akan memasukkan dan menyimpan data anggota, data barang, data penjualan yang berupa nota penjualan, jumlah barang yang diretur serta keterangan barang yang diretur tersebut. Proses retur penjualan ini menghasilkan
output yaitu informasi retur penjualan berupa nota retur penjualan yang diberikan
pada angggota sebagai bukti telah melakukan retur penjualan. Selain output nota retur penjualan, terdapat beberapa output pada proses retur penjualan ini yaitu informasi anggota sering retur yang digunakan untuk mengetahui anggota yang sering melakukan retur penjualan, informasi jenis barang yang sering diretur digunakan untuk mengetahui jenis barang yang sering diretur oleh anggota beserta keterangan kondisi barang yang diretur tersebut.
4. Membuat informasi sisa hasil usaha
Proses pembuatan laporan sisa hasil usaha ini merupakan proses penghitungan dari laba kotor periodik dikurangi dengan biaya operasional dengan akhir penjualan. Proses pembagian sisa hasil usaha ini mengacu pada informasi partisipasi anggota. Setiap anggota yang berpartisipasi dengan melakukan pembelian di koperasi akan dicatat partisipasinya. Kemudian jumlah partisipasi seluruh anggota akan dihitung sehingga menghasilkan informasi sisa hasil usaha berupa laporan sisa hasil usaha. Total penjualan barang yang diperoleh koperasi pada periode 2011-2012 adalah sebesar Rp 300.000.000,-. Total harga pokok penjualan koperasi periode 2012 sebesar Rp 150.000.000,- dan total retur penjualan koperasi periode 2012 sebesar Rp 2.000.000,- maka diperoleh total laba kotor koperasi periode
(56)
2011-2012 sebesar Rp 30.000.000,-. Sedangkan pada periode 2011-2011-2012 koperasi mengeluarkan biaya operasional seperti sewa air sebesar Rp 1.200.000,-, biaya sewa listrik sebesar Rp 1.200.000,- , biaya sewa telepon sebesar Rp 1.200.000,-, biaya transportasi sebesar Rp 1.400.000,-, biaya gaji sebesar Rp 96.000.000 dan biaya tunjangan sebesar Rp 35.000.000,- dengan total biaya operasional sebesar Rp 136.000.000,-. Maka total sisa hasil usaha yang akan diperoleh koperasi dari total laba kotor dikurangi dengan biaya operasional sebesar Rp 34.000.000,-. Berikut ini contoh perhitungan:
Laba Kotor = Total Penjualan - Total Retur - Total Harga Pokok Penjualan = 320.000.000 – 2.000.000 - 148.000.0000
= Rp 170.000.000,-
Total SHU periode 2011-2012 = Laba Kotor – Biaya Operasional = 170.000.000 – 136.000.000 = Rp 34.000.000,-
Dari total shu yang didapat oleh koperasi, maka dapat dilakukan prose pembagian sisa hasil usah kepada setiap anggota yang aktif dalam melakukan transaksi pembelian Contoh : Anggota bernama “Kris Dartanto” melakukan transaksi pembelian pada bulan April 2011 sebanyak 6 barang dengan total nominal pembelian sebesar Rp 3.100.000,-. Pada bulan Juni 2011 anggota “Kris Dartanto” melakukan transaksi pembelian lagi sebanyak 4 barang dengan total nominal pembelian sebesar Rp 3.575.000,-. Pada bulan Oktober 2011 anggota “Kris Dartanto” melakukan transaksi pembelian lagi sebanyak 16 barang dengan total nominal pembelian sebesar Rp 9.433.800,-. Pada bulan November 2011 anggota “Kris Dartanto” melakukan transaksi pembelian lagi sebanyak 6 barang dengan total nominal pembelian sebesar Rp 4.880.000,-. Pada bulan Desember 2011 anggota “Kris Dartanto” melakukan
(57)
36
transaksi pembelian lagi sebanyak 8 barang dengan total nominal pembelian sebesar Rp 156.000,-. Dari tiga keterangan diatas, anggota “Kris Dartanto” telah melakukan transaksi pembelian total barang 40 barang dengan total nominal pembelian senilai Rp 21.144.800,-. Dengan total laba bersih pada periode 2011-2012 sebesar Rp 34.000.000,-. Maka diperoleh perhitungan pembagian sisa hasil usaha sebagai berikut:
SHU untuk semua anggota = 40% X 34.000.000,- = Rp 13.600.000,-
SHU untuk ‘Kris Dartanto’ = X SHU Semua Anggota
= X 34.000.000
= Rp
125.448,-Dari gambar 3.2 block diagram rancang bangun sistem informasi penjualan dibuatlah model pengembangan sistem yang telah dikembangkan, model pengembangan yang dimaksud adalah alur proses penjualan mulai dari data pesanan anggota yang dimasukkan oleh karyawan ke dalam sistem informasi penjualan yang menghasilkan nota penjualan dan laporan – laporan yang dibutuhkan oleh manajemen. Sedangkan pada proses retur penjualan, dimulai dari data retur penjualan anggota yang berupa nota penjualan yang dimasukkan karyawan ke dalam sistem informasi penjualan sehingga menghasilkan nota retur penjualan dan laporan – laporan mengenai retur penjualan yang dibutuhkan oleh manajemen. Adapun gambar model pengembangan dapat dilihat pada Gambar 3.3 :
(58)
Nota Penjualan
Informasi Penjualan
Informasi Retur Penjualan
Manajemen Anggota
Rancang Bangun Sistem Informasi
Penjualan
Data Pesanan
Data Barang
Karyawan
Anggota
Data Retur
Karyawan
Data Penjualan
Data Retur Anggota
Nota Retur Data Anggota
Sistem Informasi Pembelian
Laporan Penjualan
Laporan Persediaan barang Data Karyawan
Data Karyawan
Informasi Persediaan Barang
Informasi Sisa Hasil Usaha
Laporan Sisa Hasil Usaha Laporan Retur Penjualan Jenis Laporan Periode Laporan
Gambar 3.3 Model Pengembangan
3.2.2 System Flow
A. System Flow Penjualan Tunai
Proses transaksi penjualan dimulai dari pesanan anggota dilakukan oleh karyawan. Karyawan membuka form penjualan, kemudian karyawan memilih data anggota yang akan melakukan pembelian. Setelah data anggota dipilih, karyawan akan memilih data barang yang dibeli anggota dari pesanan anggota. Kemudian
system akan melakukan pemeriksaan terhadap stok dari data barang yang dipilih oleh
karyawan. Selanjutnya stok barang yang dipilih dan tersedia akan diproses untuk memasukkan data barang yang dipilih dan tersedia, data karyawan dan data anggota ke alam tabel transaksi penjualan dan detail penjualan. Setelah data penjualan disimpan akan dilakukan proses pengurangan stok barang dan proses mencetak nota penjualan. Dari proses tersebut dapat menghasilkan informasi berupa nota penjualan
(1)
Tabel 4.50 Parameter Penilaian Angket
No Jawaban Nilai (%) Hal yang dilakukan
1 Sangat Baik Antara 87.51% - 100%
Aplikasi dianggap sangat layak dan memenuhi kebutuhan manajemen Koperasi Pabrik Gula Lestari
2 Baik Antara 62.51% - 87.5%
Aplikasi dianggap layak dan memenuhi
kebutuhan manajemen Koperasi Pabrik Gula Lestari
3 Kurang Baik Antara 37.51% - 62.5%
Aplikasi dianggap kurang layak dan kurang memenuhi kebutuhan manajemen Koperasi Pabrik Gula Lestari
4 Tidak Baik Antara 25% - 37.5%
Aplikasi dianggap tidak layak dan tidak
memenuhi kebutuhan manajemen Koperasi Pabrik Gula Lestari
Ditinjau dari hasil angket pada Tabel 4.48 yang mencerminkan pendapat manajemen dan pada Tabel 4.49 yang mencerminkan pendapat karyawan kemudian dimasukkan dalam Tabel 4.50 yang merupakan parameter untuk mengolah keabsahan jawaban dan penilaian. Seluruh jawaban mengacu pada kriteria 1 dan kriteria 2 pada setiap kategori jawaban. Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa aplikasi yang telah dibangun dianggap layak dan memenuhi kebutuhan manajemen maupun karyawan Koperasi Karyawan Pabrik Gula Lestari.
Dari sisi manajemen dan karyawan Koperasi Karyawan Pabrik Gula Lestari diharapkan aplikasi ini dapat diimplementasikan pada sistem penjualan
(2)
247
yang berlangsung pada Koperasi Karyawan Pabrik Gula Lestari. Karena aplikasi ini dianggap layak untuk dijalankan pada Koperasi Pabrik Gula Lestari . Hal ini mengacu pada total hasil jawaban manajemen dengan hasil 88.75% pada kategori “Sangat Baik” dan total hasil jawaban karyawan dengan hasil 87.5% pada kategori jawaban “Baik”.
4.2.4 Analisis Hasil Uji Coba
Analisis hasil uji coba merupakan kesimpulan yang menjelaskan bahwa output dari keseluruhan daftar uji coba yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil uji coba fungsi aplikasi, uji coba perhitungan manual dan uji coba kemudahan penggunaan aplikasi user melalui angket, dari semua hasil uji coba tidak ditemukan kesalahan mulai merancang sistem sampai dengan mengimplementasikan sistem ke dalam bentuk aplikasi.
(3)
248 5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan uji coba dan evaluasi terhadap sistem informasi penjualan di Koperasi Karyawan Pabrik Gula Lestari, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem dapat menghasilkan informasi pendapatan kotor periodik, hasil penjualan periodik, jenis barang terjual, perbandingan jenis barang terjual, penjualan tertinggi, partisipasi anggota, sisa hasil usaha.
2. Sistem dapat menghasilkan informasi jenis barang yang diminati anggota, perputaran barang periodik, persediaan barang.
3. Sistem dapat menghasilkan informasi informasi anggota yang sering melakukan retur barang, jenis barang yang sering diretur.
4. Sistem dapat menjalankan proses bisnis dan menghasilkan informasi yang dibutuhkan dengan bukti hasil pengolahan angket dari pihak manajemen sebesar 88.75% serta dari karyawan sebesar 87.5%.
5.2 Saran
Adapun saran yang direkomendasikan untuk pengembangan rancang bangun sistem informasi penjualan Koperasi Karyawan Pabrik Gula Lestari adalah:
1. Pengembangan aplikasi dalam bentuk web atau mobile application agar memberikan kemudahan akses bagi user.
(4)
249
2. Aplikasi dapat dikembangkan dalam bentuk sistem informasi eksekutif atau sistem informasi manajemen aset agar pihak manajemen dapat mengevaluasi proses penjualan lebih detil.
(5)
250
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrachman. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Cushing, Barry E. 1974. Accounting Information Systems and Bussiness
Organizations. Boston: Addison-Wesley Publishing Company.
Donaldson, Bill. and Wright, George. 2002a. Sales Information Systems: Are They Being Used for More Than Simple Mail Shots. Journal of Database Marketing Vol. 9, (3), 276-284. London: Henry Stewart Publications.
Donaldson, Bill. and Wright, George. 2002b. Sales Information Systems in the UK Financial Services Industry: an Analysis of Sophistication of Use and Perceived Barriers to Adoption. International Journal of Information Management (22), 405-419. London: Elsevier Science Ltd.
Fees, P. E., Reeve, J. M., Warren, C. S., dan Niswonger, C. R. 1999. Prinsip -Prinsip Akuntansi Jilid 1 Edisi 19. Jakarta: Erlangga.
Gondodiyoto, Sanyoto. 2007. Audit Sistem Informasi+Pendekatan CoBIT. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Hall, James. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Perdana, Irfandi A. 2013. Rancang Bangun Aplikasi Penjualan dan Pembelian Koperasi Mahasiswa (Studi Kasus: Koperasi Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya). Surabaya: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Surabaya.
Jobber, David. 2004. Selling and Sales Management (8th ed). London: Prentice Hall.
Jogiyanto, H.M. 1995. Analisa dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Jogiyanto, HM. 1999. Analisis & Desain. Yogyakarta : Andi.
Krismiaji. 2002. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Kotler, Phillip dan Amstrong, Gary. 2011. Principle of Marketing (14th ed).
Upper Saddle River: Prentice Hall.
Kristanto, Andri. 2003. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Yogyakarta: Gava Media.
Marwan, Asri. dan Supriyanto, John. 1991. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Jakarta: Karunika.
(6)
251
McLeod, Raymond. 1998. Sistem Informasi Manajemen Jilid 2. Jakarta: PT Prenhallindo dan Pearson Education Asia Pte. Ltd.
Ropke, Jochen. 2003. Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Soemarso, S.R. 1992. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Empat. Jakarta: Rineka Cipta.
Soemarso, S.R. 2010. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku Dua Edisi Lima. Jakarta: Salemba Empat.
Strategic Solutions, MEA. 2013. Retail Math Reference and Glossary of Terms. http://meastrategicsolutions.com/wp-content/uploads/2013/06/Retail-Formula-Cheat-Sheet.pdf diakses tanggal 21 Juli 2014.
Tunggal, Amin. 2002. Akuntansi untuk Koperasi. Jakarta: Rineka Cipta.
DPR-RI, 2013. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1967
tentang Pokok-Pokok Perkoperasian.
http://www.dpr.go.id/uu/uu1967/UU_1967_12.pdf diakses tanggal 25 Juni 2013.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Surabaya: Arkola.