Latar Belakang Peramalan Jumlah Produksi Kacang Kedelai Di Provinsi Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kedelai kadang-kadang ditambah kacang di depan namanya adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur. Kedelai putih diperkenalkan ke Nusantara oleh pendatang dari Cina sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok, sementara kedelai hitam sudah dikenal lama orang penduduk setempat. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910. Sekitar 85 persen dari kedelai dunia diproses, atau hancur, setiap tahunnya ke dalam makanan dan minyak kedelai. Kira-kira 98 persen dari makanan kedelai yang ditumbuk lebih lanjut diolah menjadi pakan ternak dengan keseimbangan yang digunakan untuk membuat tepung dan protein kedelai. Fraksi minyak, 95 persen Universitas Sumatera Utara dikonsumsi sebagai edible oil, sisanya digunakan untuk produk industri seperti asam lemak, sabun dan biodiesel. Kedelai adalah salah satu dari sedikit tanaman yang memberikan protein lengkap karena mengandung delapan asam amino esensial bagi kesehatan manusia. Dengan peningkatan yang dramatis selama dekade terakhir, kedelai yang telah dibiakkan secara tradisional telah menjadi semakin berharga untuk digunakan di Uni Eropa dan daerah lainnya sangat sensitif terhadap penggunaan modifikasi genetik. Varietas tradisional juga digunakan dalam makanan organik dan lain-lain produk untuk konsumen yang mengharapkan alami produk. Referensi tertulis pertama untuk kedelai muncul dalam daftar tanaman Cina dari 2853 SM, didalamnya terdapat banyak tulisan-tulisan kuno sebagai salah satu dari lima butir penting untuk peradaban Cina. Kontak negara asing terhadap kedelai dan soyfoods terbatas sehingga orang-orang Asia mulai ber-emigrasi dalam jumlah besar ke Eropa dan Amerika Serikat di tahun 1800an. Sebagian jumlah hektar yang ditujukan untuk kedelai terus tumbuh selama tahun 1960an, Amerika Serikat menjadi adidaya kedelai dunia dan mulai mengekspor kedelai dalam jumlah besar, serta makanan dan minyak, ke Eropa dan Asia. Perindustrian pertumbuhan telah melambat dalam beberapa tahun terakhir dengan meningkatnya persaingan, tetapi AS masih menghasilkan dalam tahun-tahun awal abad ini sekitar 75 juta metrik ton kedelai setiap tahun. Sedangkan pada produksi kedelai dunia meningkat lebih dari 500 persen dalam 40 tahun terakhir, dan akan terus tumbuh pada permintaan kuat untuk pakan ternak khususnya di Cina, di mana peningkatan pesat standar hidup rata-rata memungkinkan konsumen untuk makan Universitas Sumatera Utara lebih banyak daging daripada sebelumnya. Signifikan pertumbuhan permintaan untuk bahan baku biodiesel juga terjadi, kedelai akan terus menjadi salah satu bahan baku utama tersebut dalam waktu dekat. Dibandingkan dengan sumber-sumber makanan utama saat ini, hanya pada sumber makanan yang ada di kedelai yang benar-benar memiliki sebuah adidaya gizi. Mereka mengandung jumlah protein tertinggi dari setiap biji-bijian atau kacang- kacangan, dan dalam jumlah besar lemak, karbohidrat, serat, vitamin, mineral dan toko virtual phytochemical yang berguna untuk pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit kronis. Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya protein dan lemak serta beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin asam fitat dan lesitin. Olahan biji dapat dibuat menjadi tahu tofu, bermacam-macam saus penyedap salah satunya kecap, yang aslinya dibuat dari kedelai hitam, tempe, susu kedelai baik bagi orang yang sensitif laktosa, tepung kedelai, minyak dari sini dapat dibuat sabun, plastik, kosmetik, resin, tinta, krayon, pelarut, dan biodiesel, taosi serta tauco. Dari penjelasan diatas kita melihat bahwa Amerika menjadi negara adidaya untuk mengekspor minyak kedelai, yang terlintas dalam bacaan di atas adalah mengapa negara kita Indonesia tidak termasuk pengekspor kedelai, apa yang terjadi dengan nilai produksi kacang kedelai di negara kita, padahal kita tahu bahwa negara kita adalah negara yang selalu mengkonsumsi kedelai, contohnya saja tempe, hampir setiap hari masyarakat di negara kita mengkonsumsi tempe. Ada apa dengan produksi kacang kedelai kita, sebenarnya apakah yag dilihat konsumen, harganya atau kualitas kedelai itu sendiri. Disini penulis akan mencoba mencari tahu jumlah produksi kacang kedelai di masa yang akan datang, apabila didapatkan nilai peramalannya menurun, Universitas Sumatera Utara sebaiknya pemerintah mencari tahu apa penyebabnya dan data ini juga membantu pemerintah untuk memikirkan bagaimana cara mengatasinya, dan apabila data ramalannya meningkat maka pemerintah dan dinas pertanian harus mempertahankan dan memikirkan bagaimana caranya agar produksi kedelai ini bisa bertahan, apalagi dengan adanya perdagangan bebas saat ini, tentu pemerintah dan dinas pertanian harus lebih keras lagi memikirkan hal ini, agar kualitas produk sendiri tidak kalah saing dengan negara luar yang masuk di perdagangan bebas kita. Yang pada intinya adalah bahwa penulis ingin memberikan gambaran kepada pemerintah dan dinas pertanian agar bisa mengantisipasi jumlah produksi kedelai, mau itu meningkat ataupun menurun, pemerintah dan dinas pertanian harus mulai memikirkan caranya dan mencari sebab akibat dari semua jawaban yang nantinya akan diperoleh. Tentu hal ini sangat penting bagi masyarakat Indonesia, karena Indonesia adalah salah satu konsumen terbesar kacang kedelai. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk membahas masalah tersebut dalam sebuah karya tulis berbentuk tugas akhir dengan judul PERAMALAN JUMLAH PRODUKSI KACANG KEDELAI DI PROVINSI SUMATERA UTARA.

1.2 Perumusan Masalah