Riwayat keperawatan Pemeriksaan fisik

depannya. Kemudian biarkan berdiri sebentar untuk memastikan bahwa ia tidak merasa pusing. Apabila memerlukan bantuan sebaiknya yang membantunya berada disampingnya Asmadi, 2008. 2.2.4.Asuhan keperawatan klien dengan masalah aktivitas 2.2.4.1 Pengkajian Pengkajian terkait aktivitas klien meliputi riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik tentang kesejajaran tubuh, gaya berjalan, penampilan, dan pergerakan sendi, kemampuan dan keterbatasan gerak, kekuatan dan massa otot, toleransi aktivitas, masalah terkait mobilitas dan kebugaran fisik.

2.2.4.2 Riwayat keperawatan

Pengkajian riwayat keperawatan meliputi riwayat aktivitas dan olahraga yang mencakup tingkat aktivitas, toleransi aktivitas, jenis dan frekuensi olahraga, faktor yang mempengarui mobilitas, serta pengaruh imobilitas Mubarok, Nurul Chayatin, 2007.

2.2.4.3 Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik berfokus pada aktivitas dan olahraga yang menonjolkan kesejajaran tubuh, cara berjalan, penampilan dan pergerakan sendi, kemampuan dan keterbatasan gerak, kekuatan dan massa otot, serta toleransi aktivitas. 1. Kesejajaran tubuh Universitas Sumatera Utara Tujuan pemeriksaan kesejajaran tubuh adalah untuk mengidentifikasi perubahan postur akibat pertumbuhan dan perkembangan normal, hal-hal yang perlu dipelajari untuk mempertahankan postur tubuh yang baik, faktor yang menyebabkan postur tubuh yang buruk misalnya kelelahan dan harga diri rendah , serta kelemahan otot dan kerusakan motorik lainnya. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menginspeksi pasien dari sisi lateral, dan posterior guna mengamati apakah bahu dan pinggul sejajar, jari-jari kaki mengarah kedepan dan tulang belakang lurus, tidak melengkung kesisi lain Mubarok, Nurul Chayatin, 2007. 2.Cara berjalan Pengkajian berjalan dilakukan untuk mengidentifikasi mobilitas klien dan resiko cedera akibat jatuh. Hal ini dilakukan dengan meminta klien berjalan sejauh kurang lebih 10 kaki didalam ruangan, kemudian amati hal-hal berikut: kepala tegak, pandangan lurus, dan tulang belakang lurus. Tumit menyentuh tanah lebih dulu dari pada jari kaki, kaki dorsofleksi pada fase ayunan. Lengan mengayun kedepan bersamaan dengan ayunan kaki disisi yang berlawanan. Gaya berjalan halus, terkoordinasi, dan berirama, ayunan tubuh dari sisi ke sisi minimal dan tubuh bergerak lurus kedepan, dan gerakan dimulai dan di akhiri dengan santai. Selain itu perawat juga perlu mengkaji kecepatan berjalan normalnya 70-100 langkah permenit Mubarok, Nurul Chayatin, 2007. 3.Penampilan dan pergerakan sendi Universitas Sumatera Utara Pemeriksaan ini meliputi inspeksi, palpasi, serta pengkajian rentang gerak aktif atau rentang gerak pasif. Hal-hal yang dikaji antara lain: adanya kemerahan atau pembengkakan sendi, adanya deformitas, perkembangan otot yang terkait dengan masing-masing sendi, adanya nyeri tekan, krepitasi, peningkatan temperatur di sekitar sendi dan derajat gerak sendi. 4.Kemampuan dan keterbatasan gerak. Pengkajian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang adanya indikasi rintangan dan keterbatasan pada pergerakan klien dan kebutuhan untuk memperoleh bantuan. Hal-hal yang perlu di kaji antara lain : a. Bagaimana penyakit klien mempengaruhi kemampuan klien untuk bergerak. b. Adanya hambatan dalam bergerak c. Kewaspadaan mental dan kemampuan klien untuk mengikuti petunjuk. d. Keseimbangan dan koordinasi klien e. Adanya hipotensi ortostatik sebelum berpindah tempat. f. Derajat kenyamanan klien g. Penglihatan 5.Kekuatan dan masa otot. 6.Toleransi aktivitas 7.Masa terkait mobilisasi Universitas Sumatera Utara Pemeriksaan ini dilakukan segera setelah klien mengalami imobilisasi. Data yang diperoleh tersebut kemudian menjadi standar data dasar yang akan di bandingkan dengan data selama periode imobilisasiMubarok, Nurul Chayatin, 2007.

2.3 Pola Aktivitas Pasien Rheumatoid Arthritis