38
g. Apabila orang yang disuruh melakukan suatu itndak pidana itu
tidak mempunyai suatu hoedanigheid atau suatu sifat tertentu seperti yang telah disyaratkan oleh undng-undang yaitu sebagai
suatu sifat yang harus dimiliki oleh pelakunya sendiri.
C. Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan
Tindak pidana pencurian di dalam KUHP diatur di dalam Pasal 362 pencurian biasa, Pasal 363 pencurian dengan pemberatan, Pasal
364 pencurian ringan, dan Pasal 365 pencurian dengan kekerasan. Ketentuan mengenai pencurian dengan kekerasan
sebagaimana diatur pada Pasal 365 Ayat 1, 2, ke 1, dan 2 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP, yaitu:
1.
Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan
atau ancaman kekerasan, terhadap orang dengan maksud atau mempersiapkan atau mempermudah pencurian, atau dalam hal
tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang
dicuri.
2.
Diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun
Masalah kejahatan pada dasarnya sudah ada semenjak manusia itu ada di permukaan bumi ini, atau dengan perkataan lain dapat
39
disebutkan bahwa “kejahatan itu adalah setua dan seumur dengan umat manusi
a di alam jagad raya ini”.
25
Bahkan dalam perkembangan selanjutnya dewasa ini suatu peristiwa kejahatan
sering dilakukan bukan hanya dilakukan oleh satu orang pelaku saja melainkan dilakukan oleh lebih dari seorang pelaku yang
dilakukan secara bersama-sama.
Untuk melindungi serta menyelamatkan berbagai macam kepentingan yang ada di dalam masyarakat dari berbagai bentuk
kejahatan dan demi untuk terciptanya kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan sejahtera maka diciptakanlah berbagai aturan-aturan
atau norma-norma didalam kehidupan masyarakat yang diantaranya adalah norma hukum. Dalam hal ini adalah norma hukum pidana atau
yang dikenal sebagai hukum pidana. Adapun yang dimaksud dengan hukum pidana adalah
26
: “Bagian dari keseluruhan hukum yang
berlaku di suatu Negara yang mengadakan dasar-dasar atau aturan- aturan untuk:
1. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh
dilakukan, yang dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa melanggar larangan
tersebut.
25
Schaffmeister, Keijzer, dan Sutoris, Hukum Pidana
26
Moelyatno, Asas-Asas Hukum Pidana,
40
2. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang
telah melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan.
3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dpat
dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut.
4. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang
telah melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan.
5. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat
dilaksnakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut.
Hukum Pidana adalah merupakan aturan yang akan diterapkan kepada orang yang melakukan tindak pidana dan telah terbukti
kesalahannya di muka persidangan. Akan tetapi apabila si pelaku dalam melakukan tindak pidananya bukan hanya dilakukannya sendiri
melainkan dilakukan lebih dari dua orang bersekutu dan berlanjut, maka penerapan hukum pidana bagi yang bersangkutan secara teoritis
harus senantiasa dihubungkan dengan “Ajaran Penyertaan dan teori Gabungan Tindak Pidana”.
Adapun ancaman yang akan dijatuhkan kepada orang yang telah melakukan tindak pidana dinamakan sanksi atau hukuman atau
41
pidana yaitu “reaksi atas delik dan ini berujud suatu nestapa yang sengaja ditimpakan Negara kepada pembuat delik itu ”Dengan
demikian maka setiap orang yang telah melanggar aturan atau hukum pidana yang memang telah ditetapkan terlebih dahulu aturannya
sudah barang tentu dapat dipidana.
27
Akan tetapi ternyata menurut ilmu pengetahuan hukum pidana juga ditegaskan : “Seseorang yang
melakukan suatu tindak pidana tidak selalu dapat dipidana. Hal ini tergantung dari apakah orang itu dalam melakukan tindak pidana itu
mempunyai kesalahan atau tidak?. Sebab untuk dapat menjatuhkan pidana terhadap seseorang itu tidak cukup dengan dilakukanya tindak
pidana saja tetapi selalin daripada itu harus ada pila kesalahan, atau sikap batin yang dapat dicela”.
D. Penyidikan Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan