commit to user 46
B. PENGELOLAAN BAHAN DASAR
1. Sumber dan Proses Penerimaan Bahan Dasar
Bahan dasar simplisia sebagian besar berasal dari pedagang leveransi maupun pemasok misalkan dari daerah malang, Tawangmangu,
Boyolali, Karanganyar, Solo khususnya daerah pucangsawit dan Wonogiri. Bahan baku yang diperoleh dari pedagang maupun pemasok
atau distributor sudah dalam bentuk rajangan simplisia kering. Awalnya, bahan baku yang akan dibeli diperiksa terlebih dahulu oleh pengelola
bagian produksi apabila telah memenuhi persyaratan sesuai permintaan pengelola bagian produksi maka dilakukan negosiasi pedagang.
Apabila harga cocok, maka dilakukan pemesanan dan pembelian yang jumlahnya sesuai kebutuhan. Bahan baku yang masuk dicatat pada
buku penerimaan bahan kemudian dibuat laporan penerimaan yang diserahkan kepada bagian administrasi, setelah itu dilakukan pembayaran.
Bahan baku yang sudah dicatat dalam buku penerimaan dimasukkan dalam gudang bahan kotor.
Gambar 11. Gudang Kotor
2. Jumlah dan Penyediaanya
Untuk memenuhi kebutuhan atau penyediaan bahan baku produksi, PT. Putro Kinasih memasok bahan dasar dari pedagang leveransir.
Jumlah dan macam kebutuhan bahan baku yang masuk sesuai dengan kebutuhan jamu yang dipesan atau yang laku dipasaran. Pemasokan bahan
baku di perusahaan ini sangat banyak antara lain temulawak, kunyit, sirih, dll. Untuk saat ini bahan baku yang paling mudah didapat yaitu kunyit,
commit to user 47
sedangkan bahan baku yang paling susah didapat yaitu temu giring. Kebutuhan bahan baku yang paling banyak berasal dari rimpang yang
pada umumnya sebagai bahan dasar untuk pembuatan jamu di perusahan ini.
3. Spesifikasi Bahan Dasar
Dalam memproduksi jamu, PT. Putro Kinasih menggunakan bahan baku alami yang berupa bahan baku nabati. Simplisia nabati yang
digunakan dapat digolongkan sebagai berikut : a.
Daun-daunan : meniran, jati belanda, kemuning, mimba, kayu putih, purwoceng, salam, kates, sariawan, cengkeh, jati cina, Kumis kucing,
kejibeling, sirih, sendokan, teki, tapak dara b.
Rimpang : temulawak, jahe, kencur, laos, kunyit, temu pepet, temu mangga, bengle, kunir putih, temu ireng, temu giring dan temu kunci
c. Biji-bijian : adas, beras, dawung, isi sawit, jinten, merica, kemangi,
kacang hijau, ketan ireng, kopi d.
Bunga : kenanga e.
Kayu : kayu rapet, cendana, pasak bumi f.
Buah : pace, cipir, delima, majakani. g.
Simplisia : ceplukan, sambiloto, sledri h.
Batang : benalu, sere i.
Akar-akaran : akar wangi j.
Ekstrak : tribulus terestris, Garcinta cambagia Untuk menjamin kualitas produk, PT. Putro Kinasih hanya
menerima pasokan bahan baku yang mempunyai kualitas tinggi diantaranya simplisia harus bebas dari cemaran mikroorganisme seperti
jamur, kapang dan serangga, Apabila simplisia terdapat cemaran tersebut maka simplisia akan di kembalikan kepada pemasok dan dianggap sebagai
retur. Penanganan bahan dasar yang diterima dan dibeli akan disimpan
dalam gudang kotor. Di dalam gudang kotor, bahan baku dilakukan sortasi kering untuk memisahkan simplisia dengan kotoran dan dilakukan
commit to user 48
pengeringan lagi, pengeringan ini dilakukan supaya bahan baku lebih kering lagi sehingga lebih awet selama penyimpanan serta menanggulangi
adanya jamu pada simplisia selama proses pengangkutan. Bahan baku yang sudah disortir dan dikeringkan disimpan dalam gudang bersih.
Gambar 12. Penanganan Bahan Dasar Penjemuran Ulang
C. PRODUKSI KAPSUL SUSPER MONA LISA