Perumusan Masalah Batasan Istilah

pengelolaan wakaf produktif dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Di samping pengetahuan yang cukup tentang pemberdayaan wakaf produktif, tentunya akan berdampak pada penentuan sikap yang baik bagi nadzir-nadzir pengelola wakaf, sehingga diharapkan dapat menggerakkan perilaku positif dalam menyikapi pemberdayaan wakaf produktif yang dapat dimanfaatkan hasilnya untuk kesejahteraan ummat. Asumsi di atas merupakan pertimbangan yang sangat signifikan bagi peneliti untuk untuk melakukan sebuah penelitian dan pengkajian tentang bagaimana hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku nadzir pengelola wakaf dalam melaksanakan pemberdayaan wakaf produktif di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat yaitu apakah perilaku pemberdayaan wakaf produktif di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap para Nadzir dalam pemberdayaan wakaf produktif.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan diatas, maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana hubungan antara Pengetahuan dan sikap nadzir pengelola wakaf di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat dengan perilaku mereka melaksanakan pemberdayaan wakaf produktif ”.

C. Batasan Istilah

Untuk memperjelas yang akan diteliti dan menghindari terjadinya kerancuan dalam penelitian nantinya, perlu dihadirkan dalam penelitian ini batasan istilah. Selain itu, batasan istilah diharapkan dapat menunjukkan penggunaan istilah-istilah yang konsisten dalam menjelaskan konsep-konsep sehingga pembaca sedapat mungkin memiliki pemahaman yang tidak jauh berbeda tentang apa yang dimaksud peneliti. Beberapa pengertian dari istilah- istilah yang menurut penulis perlu diberi batasan secara defenitive dalam penelitian ini. Penjelasannya penulis kutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu : 1. “Pengetahuan” ialah segala sesuatu yang diketahui; kepandaian: dia mempunyai pengetahuan dalam bidang teknik; atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal mata pelajaran di tempat pendidikan sekolah, Universitas, dll misalnya jahit menjahit. Bisa juga diartikan dengan segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan sesuatu hal, hasil tahu manusia terhadap sesuatu. 8 2. “Sikap” ialah perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian, sikap dan kesediaan bereaksi terhadap suatu hal, menyukai atau menolak suatu objek, sikap juga merupakan reaksi atau proses seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya dapat di tafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. 9 3. “Perilaku” ialah : responreaksi seorang individu terhadap stimulasi yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini berbentuk dua macam, yakni : bentuk fasif dan bentuk aktif. Notoatmojo mendefenisiskan bahwa Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. 10 4. “Nadzir” ialah : Nadzir berasal dari kata kerja bahasa Arab nadzara- yandzuru-nadzaran yang mempunyai arti, menjaga, memelihara, 8 Lihat dalam Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2002 h. 73 9 Lihat dalam Notoatmodjo,S.b, Pengantar Pendidikan dan Imu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset, 1993. h. 60. 10 Notoatmodjo, Soekidjo, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta.: Rineka Cipta, 2003 h. 89. mengelola dan mengawasif. Adapun nadzir adalah isim fa’il dari kata nadzir yang kemudian dapat diartikan dalam bahasa Indonesia dengan pengawas penjaga. Sedangkan nadzir wakaf atau biasa disebut nadzir adalah orang yang diberi tugas untuk mengelola wakaf. 11 5. “Pemberdayaan” ialah : kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak untuk mendatangkan hasil dan manfaat. Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber- yang menjadi kata “berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Pemberdayaan artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai daya atau mempunyai kekuatan. Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari empowerment dalam bahasa inggris. 12 6. “Wakaf” ialah : menahan harta yang mungkin diambil manfaatnya serta substansi harta itu tetap dengan jalan memutus hak penguasaan terhadap harta itu dari orang yang berwakaf, ditujukan untuk penggunaaan yang halal atau memanfaatkan hasilnya untuk kebaikan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Wakaf berarti menahan harta yang dapat diambil manfaatnya tanpa musnah seketika dan untuk penggunaan yang mubah, serta dimaksudkan untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT. 13 “Wakaf Produktif” adalah : wakaf yang dikelola secara produktif dalam bentuk suatu usaha yang hasilnya dapat dimanfaatkan bagi pihak yang memerlukan. Wakaf produktif adalah sebuah skema pengelolaan donasi wakaf dari umat, yaitu dengan memproduktifkan donasi tersebut, hingga mampu menghasilkan surplus yang berkelanjutan. Donasi wakaf dapat berupa benda 11 http:bwikotamalang.compengertian-nadzir 12 Lihat dalam Risyanti Riza dan Roesmidi, Pemberdayaan Masyarakat Sumedang :Alqaprint Jatinangor, 2006 h. 65. 13 Tim Penulis Dirjen Bimas Islam dan Penyelengaraan Haji Depag-RI. Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai, Jakarta; Direktorat Jenderal Pengembangan Zakat dan Wakaf Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2005, h. 77. bergerak, seperti uang dan logam mulia, maupun benda tidak bergerak, seperti tanah dan bangunan. Surplus wakaf produktif inilah yang menjadi sumber dana abadi bagi pembiayaan kebutuhan umat, seperti pembiayaan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas. 14 Pemunculan wakaf produktif, karenanya menjadi pilihan utama, ketika umat sedang dalam keterpurukan kemiskinan akut. Wakaf produktif, berarti bahwa wakaf yang ada memperoleh prioritas utama ditujukan pada upaya yang lebih menghasilkan. Tentu dengan ukuran-ukuran paradigma yang berbeda dengan wakaf konsumtif, memberi harapan-harapan baru bagi sebagian besar komunitas umat Islam. Wakaf ini tidak berkehendak untuk mengarahkan wakaf pada ibadah mahdlah an sich, sebagaimana yang diarahkan wakaf konsumtif. Wakaf produktif memiliki dua visi sekaligus; menghancurkan struktur-struktur sosial yang timpang dan menyediakan lahan subur untuk mensejahterakan umat Islam. Visi ini secara langsung digapai ketika totalitas diabdikan untuk bentuk-bentuk wakaf produktif yang selanjutnya diteruskan dengan langkah-langkah taktis yang mengarah pada capaian tujuan tersebut. Langkah taktis, sebagai derivasi dari filosofi disyariatkannya wakaf produktif dimana lebih berupa teknis-teknis pelaksanaan wakaf yang produktif.

D. Tujuan Penelitian