Pendapat Para Ulama 2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

perkara yaitu : sedekah jariyah wakaf, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh yang selalu mendoakan orang tuanya ”.HR. Muslim 74 Beberapa hadits dan ayat Alquran yang bersifat umum dan penulis kemukakan diatas adalah merupakan landasan hukum wakaf yang sudah disepakati oleh para ulama. Berikut shadaqah jariyah dalam hadits diatas sebagai berikut : Imam Muhammad Ismail al-Kahlani dalam kitab Subul al-Salaam hal. 87 mengemukakan hadits tersebut diletakkan dalam bab wakaf karena para ulama menafsirkan shadaqah jariyah itu dengan wakaf. Imam Al Syaukani dalam Nailul Authar mengemukakan hadits ini sebagai dalil wakaf, karena para ulama menafsirkan shadaqah jariyah dengan wakaf. Kemudian Sayyid Sabiq dalam fiqih Sunnah mengemukakan bahwa yang dimaksud shadaqah jariyah adalah wakaf. Dari uaraian diatas, ternyata para ulama sepakat bahwa yang dimaksud shadaqah jariyah dalam hadits tersebut adalah wakaf. Yaitu sedekah harta yang tahan lama dan dapat diambil manfaatnya untuk tuuan kebaikan yang diridhai Allah SWT, seperti menyedekahkan tanah, mendirikan masjid, mendirikan panti asuhan,mendirikan rumah sakit, membuat jembatan dan sebagainya. Oleh karena itu para ulama mazhab kecuali Maliki, berpendapat bahwa “wakaf tidak terwujud kecuali bila orang yang mewakafkan bermaksud mewakafkan hartanya untuk selama-lamanya, maka wakaf itu disebut sebagai shadaqah jariyah”. Sehingga jika orang yang mewakafkan itu membatasi waktunya untuk jangka waktu tertentu seperti mengatakan “ saya wakafkan harta ini untuk waktu sepuluh tahun” maka yang dilakukannya itu tidak bisa disebut sebagai wakaf dalam pengertiannya yang benar”. 75

3. Pendapat Para Ulama

Hukum wakaf telah menjadi perhatian para ahli hukum Islam. Beberapa sumber hukum menyebutkan bahwa wakaf telah dipraktikkan oleh masyarakat yang menganut madhab Hanafi. 74 Imam Muslim, Shahih Muslim, h. 1255 75 M. Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab, h. 635-636 a. Mengungkapkan bahwa Imam Az-Zuhri wafat 124 H berpendapat bahwa dinar dan dirham boleh diwakafkan, caranya adalah dengan menjadikan dinardirham itu sebagai modal usaha, kemudian menyalurkan keuntungannya sebagai wakaf. Wahbah az-Zuhaily juga mengungkapkan bahwa madhab hanafi membolehkan wakaf uang sebagai pengecualian, atas dasar istihsan bi al-urfi adat istiadat mempunyai kekuatan yang sama dengan hokum yang ditetapkan berdasarkan nash teks . b. argument madhab Hanafi adalah hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Masud R.A :Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin, maka dalam pandangan Allah adalah baik, dan apa yang dipandang buruk oleh kaum muslimin, maka dalam pandangan Allah pun buruk . c. Madhab SyafiI juga membolehkan wakaf uang sebagaimana ditulis oleh al-Mawardi Abu Tsaur meriwayatkan dari Imam SyafiI tentang dibolehkannya wakaf dinar dan dirham d. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia MUI juga membolehkan wakaf uang 2003: 86. Fatwa komisi fatwa MUI itu dikeluarkan pada tanggal 11 Mei 2002. Dalam fatwa tersebut ditetapkan bahwa: wakaf uang Cash WakafWaqf al-Nuqud merupakan wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai cash.Termasuk dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga. Wakaf uang hukumnya jawaz bolehWakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan secara Syari Nilai pokok wakaf harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibahkan dan atau diwariskan. e. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Pasal 16 adalah 1 Harta benda wakaf terdiri dari:a. benda tidak bergerak; danb. benda bergerak.2 Benda tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a meliputi:a. hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar;b. bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana dimaksud pada huruf a;c. tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah; hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang.undangan yang berlaku;e. benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang undangan yang berlaku.3 Benda bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b adalah harta benda yang tidak bisa habis karena dikonsumsi, meliputi:a. uang;b. logam mulia;c. surat berharga;d. kendaraan;e. hak atas kekayaan intelektual;f. hak sewa; dang. benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang.undangan yang berlaku. f. Di Negara Indonesia, wakaf uang sudah diatur pelaksanaannya melalui Peraturan Pemerintah PP Republik Indonesia NO 42 tahun 2006.

3. Syarat-Syarat Wakaf