52
peraturan disiplin yang berlaku. Peraturan disiplin itu hendaklah sesedikit mungkin, manun tegas dan jelas. Sebaiknya, isi dan perumusan peraturan
dipikirkan secara matang, diumumkan pada awal tahun ajaran dan dituntut supaya ditaati. Siswa atau guru yang melanggar peraturan tanpa alasan yang masuk akal,
akan kena sanksi seperti yang telah ditentukan. Ternyata disiplin madrasah yang memadai, membantu bagi penyelenggaraan pelajaran di madrasah untuk mencapai
efektivitas akademik yang maksimal Winkel 1987: 219. Pemahaman tentang efektivitas akademik merunut pada proses
pembelajaran. Konsep proses menurut Sudjana dan Susanta dalam Anwar 2003: 41 merujuk kepada kegiatan penanganan transformasi masukan-masukan melalui
subsistem pemrosesan keluaran serta hasil-hasil yang berasal dari masukan dan tindakan berikutnya- melalui umpan balik dana evaluasi keluaran.
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas akademik bukan datang dengan tiba-tiba namun melalui proses yang panjang, terprogram,
dan kontinu. Dengan demikian dapat dilihat hasil lulusan sesuai dengan tujuan madrasah atau tidak.
2.6 Kerangka Berpikir
2.6.1 Korelasi antara Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dengan
Efektivitas Madrasah
Keberhasilan seorang kepala madrasah dalam melaksanakan peranan top manajer sangat ditentukan oleh kualitas hubungan antara kepala madrasah dengan
bawahannya dalam situasi tertentu. Karena itu setiap kepala madrasah harus
53
menguasai, memahami dan menghayati tugas, fungsi dan persyaratan yang harus dimiliki sebagai dasar dan arah dalam berbuat dan berperilaku.
Madrasah sebagai sebuah organisasi merupakan wadah kerja sama antara guru-guru, staf administrasi, kepala madrasah dan siswa untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Para guru akan bekerja penuh semangat mencapai tujuan pembelajaran yakni peningkatan efektivitas akademik siswa. Dalam menjalankan
kepemimpinannya, seorang kepala madrasah harus dapat memahami keinginan, harapan dan cita-cita bawahannya serta berusaha memenuhinya sehingga bawahan
meningkatkan motivasi kerja. Kegagalan para pemimpin dan kepemimpinan seringkali karena kurangnya
perhatian pemimpin terhadap tuntutan dan kebutuhan bawahan. Di samping itu juga karena kurangnya interaksi yang terbuka dengan para bawahan sehingga
berakibat pada mandegnya motivasi kerja yang berakibat menurunnya efektivitas akademik siswa.
2.6.2 Korelasi antara Iklim Madrasah dengan Efektivitas Madrasah
Guru akan merasa termotivasi dengan pekerjannya jika ia berpendapat bahwa pekerjannya menghasilkan perolehan yang diinginkan. Bagaimana seorang
guru akan mendapatkan hal-hal yang diharapkan dalam pekerjaannya, tentu sangat tergantung pada iklim madrasah sebagai tempet dia bekerja. Iklim madrasah
antara lain meliputi komunikasi, imbalan atau gaji, jenis pekerjaan atau tugas, peraturan dan tata tertib, besar kecilnya tanggung jawab guru, kesempatan dan
kepercayaan yang diberikan kepada guru. Jika beberapa hal itu tidak sesuai itu
54
dengan harapan dan keinginan tentunya akan menimbulkan semangat guru turun. Guru akan termotivasi meningkatkan efektivitas akademik siswa apabila iklim
madrasah sudah memenuhi harapan dan keinginannya.
2.6.3 Korelasi antara Kemampuan Manajerial Kepala Madrasah dan Iklim
Madrasah dengan Efektivitas Madrasah
Kemampuan manajerial kepala madrasah yang mendukung pengembangan guru, kebapakan, mengayomi, terbuka, demokratis; dan ditunjang iklim madrasah
yang kondusif membuat motivasi kerja guru meningkat. Dengan karta lain kepala madrasah yang berkemampuan manajerial tinggi dan iklim madrasah bersinergi
kuat meningkatkan prestasi madrasah.
2.7 Hipotesis