LOKASI PENELITIAN TEKNIK SAMPLING ALAT DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

penyelesaian sengketa yaitu BPSK di kota Semarang. Untuk memperoleh data ini penulis menggunakan metode dokumentasi dan interview dengan pegawai sekretariat BPSK Kota Semarang antara lain dengan Y. Gunawan Wibisono, SH, Yuni Widiati, SH, dan Tri Widianingsih, SH, dan juga dengan konsumen dan pelaku usaha yang menjadi sampel penelitian.

D. LOKASI PENELITIAN

Dalam penelitian ini, Lokasi penelitian atau tempat dimana penelitian tersebut dilakukan adalah Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen di kota Semarang, yang terletak di Gedung Pandanaran Jalan Pemuda No. 175 Lantai 4 Semarang.

E. TEKNIK SAMPLING

1. Populasi Populasi yaitu keseluruhan obyek yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Konsumen yang mengajukan klaim di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya akan diteliti. Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non random sampling dengan jenis penentuan sampel purpasif purpasif sampling yaitu anggota sampel ditentukan berdasarkan pada ciri-ciri tertentu yang dianggap mempunyai hubungan erat dengan ciri populasi. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah konsumen yang mengajukan klaim atau konsumen yang pernah ditangani oleh BPSK sebanyak tiga kasus masing- masing mewakili kasus yang diselesaikan dengan cara konsiliasi, mediasi dan arbitrasi.

F. ALAT DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Hasil penelitian yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan memerlukan alat dan teknik pengumpulan data yang baik pula, sehingga data yang diperoleh adalah data yang obyektif. Oleh karena itu diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat dan akurat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik teknik sebagai berikut: 1. Dokumentasi Yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya Moleong 2004: 206. Dalam metode dokumentasi ini penulis mengumpulkan data-data tertulis melalui buku-buku, literatur, jurnal-jurnal yang berhubungan dengan penelitian ini, khusunya yang berhubungan dengan hukum perlindungan konsumen. Data dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data sekunder melalui studi kepustakaan dan catatan peneliti. 2. Wawancara interview Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Moleong 2004: 135. Menurut Lincoln dan Guba maksud dari mengadakan wawancara antara lain adalah mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapakan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverivikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia triangulasi; dan memverivikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. Moleong 2004: 135 Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara: 1. pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. 2. pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai Check-list. Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan penggabungan dari kedua pedoman diatas, yaitu dengan cara membuat pedoman wawancara yang terstruktur dan kemudian dipadukan dengan pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan topik wawancara.

G. OBJEKTIFITAS DAN KEABSAHAN DATA

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

1 86 105

Perlindungan Nasabah Kartu Kredit Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

3 72 93

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Ditinjau Dari Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 53 70

Perlindungan Konsumen Terhadap Jasa Pelayanan Tukang Gigi Ditinjau Dari Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

12 99 88

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA PENITIPAN HEWAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

1 9 50

Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Di Kota Semarang.

0 1 1

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PEMBELIAN PERUMAHAN BERSUBSIDI DI PANGKALPINANG DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

0 0 16

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN JASA KOLAM RENANG DI KOTA PANGKALPINANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

0 1 18

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN TENTANG PEREDARAN KOSMETIK MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DI KOTA PANGKALPINANG SKRIPSI

0 0 14

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA MAKASSAR DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

1 2 141