EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN MEMPREDIKSI PADA MATERI KOLOID

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang berkem-bang berdasarkan pada fenomena alam. Ada tiga hal yang berkaitan dengan kimia yaitu, kimia sebagai produk yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori; kimia sebagai proses; dan kimia sebagai sikap. Oleh sebab itu pembelajaran ki-mia harus memperhatikan karakteristik kiki-mia sebagai proses, produk, dan sikap. Faktanya, pembelajaran kimia di sekolah cenderung hanya menghadirkan konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori saja; tanpa menyuguhkan bagaimana pro-ses ditemukanya konsep, hukum, dan teori tersebut; sehingga tidak tumbuh sikap ilmiah dalam diri siswa.

Padahal sebagian besar materi kimia dapat dikaitkan dengan kondisi atau masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Namun yang terjadi selama ini, materi pe-lajaran lebih dikondisikan untuk dihafal oleh siswa, akibatnya siswa mengalami kesulitan menghubungkannya dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitar, dan tidak merasakan manfaat dari pembelajaran kimia. Selain itu, pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru pada materi pokok kimia adalah pembelajaran konven-sional yang tidak melibatkan siswa dalam menemukan atau membangun konsep. Pembelajaran cenderung berpusat pada siswa (student centered), dimana siswa hanya menerima dan memperoleh konsep yang diberikan guru.


(2)

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru kimia SMA YP Unila Bandar Lampung diperoleh informasi bahwa selama ini pembelajaran di sekolah umumnya dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Pada metode ceramah, penyampaian materi pelajaran disam-paikan langsung secara lisan oleh guru, sehingga pembelajaran berpusat pada guru, bukan pada siswa. Oleh karena itu, pembelajaran dengan metode ceramah siswa menjadi pasif dan cepat merasa bosan karena siswa hanya memperoleh penjelasan-penjelasan dari guru tanpa dilibatkan langsung dalam menemukan konsep dari materi tersebut. Hal ini menyebabkan kebanyakan siswa kurang dapat memahami materi dan siswa cenderung hanya menghafal materi.

Dalam proses pembelajaran guru seharusnya tidak hanya mengedepankan produk akhir sebagai satu-satunya aspek penilaian tetapi juga memperhatikan aspek lain seperti sikap dan proses sesuai dengan hakikat ilmu kimia. Dalam melakukan pro-ses pembelajaran, guru juga diharapkan dapat memilih model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran banyak sekali jenisnya. Masing-masing model mem-punyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan suatu model perlu memperhatikan beberapa hal seperti yang disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia, jumlah siswa, mata pelajaran, fasilitas dan kondisi siswa dalam pembelajaran serta hal-hal yang berkaitan dengan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Sa-lah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adaSa-lah model problem so-lving. Model problem solving adalah suatu penyajian materi pelajaran dengan menghadapkan siswa kepada persoalan yang harus dipecahkan atau diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, siswa diharuskan melakukan penyelidikan otentik untuk mencari penyelesaian terhadap masalah


(3)

yang diberikan. Mereka menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengem-bangkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, membuat refe-rensi dan merumuskan kesimpulan. Model problem solving terdiri dari 5 fase. Fase 1 yaitu mengorientasikan siswa pada masalah, fase 2 yaitu mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, fase 3 yaitu mene-tapkan jawaban sementara dari masalah, fase 4 yaitu menguji keaktifan jawaban sementara, dan fase 5 yaitu menarik kesimpulan (Depdiknas, 2008). Keberhasilan model pembelajaran problem solving ini dibuktikan dengan hasil penelitian Adyana (2009) yang menunjukkan bahwa penerapan model problem solving pada pembelajaran kimia dapat meningkatkan aktivitas belajar, kompetensi kerja ilmi-ah, pemahaman konsep kimia dan respon positif siswa.

Ilmu kimia dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti mengamati (observasi), inferensi, mengelompokkan, menafsirkan (interpretasi), meramalkan (prediksi), dan mengkomunikasikan. Keterampilan proses sains (KPS) pada pembelajaran sains lebih menekankan pembentukan kete-rampilan untuk memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan hasilnya. Me-latihkan KPS bertujuan mengembangkan kemampuan siswa. Guru perlu melatih-kan KPS kepada siswa, karena dapat membekali siswa dengan suatu keterampilan berpikir dan bertindak melalui sains untuk menyelesaikan masalah serta menjelas-kan fenomena yang ada dalam kehidupannya sehari-hari.

Koloid merupakan salah satu materi kimia kelas XI IPA yang perlu dipelajari ka-rena koloid sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti agar-agar, tin-ta, cat, busa, santan, dan kabut. Kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa


(4)

da-lam mempelajari koloid adalah membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya dan mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penera-pannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai kompetensi dasar tersebut, diperlukan suatu proses yang dapat memunculkan karakter sains. Proses yang baik akan terwujud jika siswa memiliki keterampilan proses dalam mempelajari kimia sebagai rumpun ilmu sains yaitu, keterampilan proses sains. Dua diantaranya ada-lah keterampilan berkomunikasi dan memprediksi. Meskipun materi pelajaran ko-loid relatif mudah dipelajari oleh siswa, namun untuk menumbuhkan keterampilan berkomunikasi dan memprediksi pada materi koloid pada siswa adalah hal yang berbeda. Diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat menumbuhkembang-kan kreatifitas siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif dan terampil dalam me-mecahkan masalah terutama yang berkaitan dengan ilmu kimia secara ilmiah serta mampu menerapkan berbagai keterampilan dalam mempelajari sains secara lebih optimal. Model pembelajaran problem solving dirasa cocok untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan memprediksi siswa pada materi koloid karena fase-fase yang dilalui dalam pembelajaran problem solving, terutama fase 3 dan fase 4, melatih siswa untuk meningkatkan dua keterampilan tersebut.

Selain itu melalui pengamatan langsung ini juga siswa dituntut agar mampu men-jelaskan hasil percobaan; menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel/ dia-gram; membaca dan mengkompilasi informasi dalam tabel, grafik atau diadia-gram; menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas. Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan indikator keterampilan berkomunikasi. Hal ini menunjukkan bahwa secara tidak langsung pembelajaran problem solving mampu meningkatkan KPS siswa yaitu keterampilan berkomunikasi dan memprediksi.


(5)

Dalam upaya meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan memprediksi khu-susnya pada materi pokok koloid, maka dilaksanakanlah penelitian ini dengan ju-dul : “Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving dalam Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi dan Memprediksi pada Materi Koloid”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masa-lah penelitian ini adamasa-lah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah efektivitas model pembelajaran problem solving dalam me-ningkatkan keterampilan berkomunikasi pada materi koloid?

2. Bagaimanakah efektivitas model pembelajaran problem solving dalam me-ningkatkan keterampilan memprediksi pada materi koloid?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran problem solving dalam mening-katkan keterampilan berkomunikasi dan memprediksi pada materi koloid.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang bersangkutan.

1. Siswa

Dengan diterapkannya model pembelajaran problem solving dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat menumbuhkan motivasi, minat belajar, dan


(6)

kemampuan berpikir siswa pada materi koloid karena siswa belajar berdasar-kan masalah dan temuannya sendiri.

2. Guru

Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu alternatif model dan strategi pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan produktif bagi guru. 3. Sekolah

Penerapan model problem solving dalam pembelajaran merupakan alternatif untuk meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.

4. Peneliti lain

Sebagai bahan/gambaran untuk dapat mengembangkan penelitian sejenis

de-ngan ruang lingkup yang lebih luas.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari penelitian yang berbeda-beda terhadap istilah yang diguna-kan, maka perlu dikembangkan beberapa istilah sebagai berikut.

1. Lokasi penelitian di SMA YP Unila Bandar Lampung

2. Pembelajaran problem solving yang digunakan dalam penelitian ini adalah model problem solving menurut Depdiknas (2008). Model ini terdiri dari 5 fase. fase 1 yaitu mengorientasikan siswa pada masalah, fase 2 yaitu mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, fase 3 yaitu menetapkan jawaban sementara dari masalah, fase 4 yaitu menguji keaktifan jawaban sementara, dan fase 5 yaitu menarik kesimpulan


(7)

3. Pembelajaran problem solving dikatakan efektif apabila ada perbedaan pema-haman awal dan pemapema-haman akhir siswa yang ditunjukkan dengan rerata n-gain.

4. Indikator keterampilan berkomunikasi meliputi kemampuan membaca dan mengkompilasi informasi dalam tabel, grafik atau diagram, menggambar data empiris dengan grafik, tabel atau diagram, menjelaskan hasil percobaan, me-nyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas, sedangkan in-dikator keterampilan memprediksi meliputi menggunakan pola-pola hasil pe-ngamatan dan mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati.


(8)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Problem Solving

Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan suatu masalah dan memecahkannya berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat. Proses problem so-lving memberikan kesempatan peserta didik berperan aktif dalam mempelajari, mencari, dan menemukan sendiri informasi untuk diolah menjadi konsep, prinsip, teori, atau kesimpulan. Dengan kata lain, problem solving menuntut kemampuan memproses informasi untuk membuat keputusan tertentu (Hidayati, 2006).

Problem solving bukan perbuatan yang sederhana, akan tetapi lebih kompleks da-ripada yang diduga. Problem solving memerlukan keterampilan berpikir yang ba-nyak ragamnya termasuk mengamati, melaporkan, mendeskripsi, menganalisis, mengklasifikasi, menafsirkan, mengkritik, meramalkan, menarik kesimpulan, dan membuat generalisasi berdasarkan informasi yang dikumpulkan dan diolah. Un-tuk memecahkan masalah kita harus melokasi informasi, menampilkannya dari ingatan lalu memprosesnya dengan maksud untuk mencari hubungan, pola, atau pilihan baru.


(9)

Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu pembelajaran yang berlandaskan teori kontruktivisme. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri. Konstruktivisme menurut Von Glasersfeld da-lam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu (2001) "konstruktivisme juga menyata-kan bahwa semua pengetahuan yang kita peroleh adalah hasil konstruksi sendiri, maka sangat kecil kemungkinan adanya transfer pengetahuan dari seseorang kepa-da yang lain”.

Fase-fase model problem solving (Depdiknas, 2008) yaitu meliputi :

1. Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.

2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan ma-salah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, berta-nya dan lain-lain.

3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.

4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa ha-rus beha-rusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawa-ban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawajawa-ban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu sa-ja diperlukan model lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain. 5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan


(10)

B. Keterampilan Proses Sains

Menurut Gagne (Dahar, 1996) keterampilan proses IPA adalah

kemampuan-kemampuan dasar tertentu yang dibutuhkan untuk menggunakan dan memahami

sains. Setiap keterampilan proses merupakan keterampilan yang khas yang

digu-nakan oleh semua ilmuwan, serta dapat digudigu-nakan untuk memahami fenomena

apapun juga. Keterampilan proses sains mempunyai cakupan yang sangat luas,

sehingga aspek-aspek keterampilan proses sains dapat digunakan dalam beberapa

pendekatan dan metode pembelajaran. Demikian halnya dalam model

pembelaja-ran yang dikembangkan yaitu problem solving, keterampilan proses sains menjadi bagian yang tidak terpisah dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan.

Menurut Hariwibowo, dkk. (2009):

Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan, sedangkan pendekatan keteram-pilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperha-tikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreatifitas.

Menurut Esler & Esler (Cartono, 2007) keterampilan proses sains dikelompokkan

seperti pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan Proses Dasar Keterampilan Proses Terpadu Mengamati (observasi) Inferensi Mengelompokkan (klasifikasi) Mengajukan pertanyaan Berhipotesis Penyelidikan


(11)

Menafsirkan (interpretasi) Meramalkan (prediksi) Berkomunikasi

Menggunakan alat/bahan Menerapkan Konsep Melaksanakan percobaan

Conny Semiawan (Hariwibowo, 2008) mengemukakan empat alasan mengapa

pendekatan keterampilan proses harus diwujudkan dalam proses belajar dan

pembelajaran, yaitu:

a. Dengan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,

guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep dari sekian mata

pelajaran, karena waktunya tidak akan cukup.

b. Siswa-siswa, khususnya dalam usia perkembangan anak, secara psikologis

le-bih mudah memahami konsep,apalagi yang sulit, bila disertai dengan

contoh-contoh konkrit, dialami sendiri, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. J.

Piaget mengatakan bahwa intisari pengetahuan adalah kegiatan atau aktivitas,

baik fisik maupun mental.

c. Ilmu pengetahuan dapat dikatakan bersifat relatif, artinya suatu kebenaran teori

pada suatu saat berikutnya bukan kebenaran lagi, tidak sesuai lagi dengan

situ-asi. Suatu teori bisa gugur bila ditemukan teori-teori yang lebih baru dan lebih

jitu. Jadi, suatu teori masih dapat dipertanyakan dan diperbaiki. Oleh karena

itu, perlu orang-orang yang kritis, mempunyai sikap ilmiah. Wajar kiranya

ka-lau siswa sejak dini sudah ditanamkan dalam dirinya sikap ilmiah dan sikap

kritis ini. Dengan menggunakan keterampilan proses, maksud tersebut untuk

saat ini pantas diterima.

d. Proses belajar dan pembelajaran bertujuan membentuk manusia yang utuh


(12)

pengembangan pengetahuan dan sikap harus menyatu. Dengan keterampilan

memproses ilmu, diharapkan berlanjut kepemilikan sikap dan mental.

C. Keterampilan Berkomunikasi dan Memprediksi

Berkomunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian dan memperoleh fakta, dan konsep ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara dan visual (Dimyati dan Mudjiono, 2002). Menurut Funk (Dimyati dan Moedjiono, 2002) berkomunikasi dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, tin-dakan, atau penampilan misalnya dengan berdiskusi, mendeklamasikan, mendra-makan, mengungkapkan, melaporkan (dalam bentuk lisan, tulisan, gerak, atau penampilan).

Adapun indikator keterampilan komunikasi menurut Cartono (2007) adalah mam-pu membaca dan mengkompilasi informasi dalam grafik atau diagram, menggam-bar data empiris dengan grafik, tabel atau diagram, menjelaskan hasil percobaan, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas.

Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan ten-tang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendaten-tang, berdasarkan perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan. Apabila siswa dapat menggunakan pola-pola ha-sil pengamatannya untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamatinya, maka siswa tersebut telah mempunyai kemampuan proses


(13)

memprediksi. Prediksi bisa berdasarkan metode ilmiah ataupun subjektif belaka. Cartono (2007) menyusun indikator-indikator keterampilan memprediksi sebagai berikut : menggunakan pola-pola hasil pengamatan dan mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati.

D. Penelitian yang Relevan

Berikut ini adalah beberapa data penelitian yang relevan:

Tabel 2. Penelitian yang relevan No Nama dan

Tahun

Judul Penelitian Metode/Desain Penelitian

Hasil Penelitian 1 Adyana,

Gede P., 2009 Meningkatkan Aktivitas Belajar, Kompetensi Kerja Ilmuah dan Pemahaman Konsep Siswa melalui Penerapan Model Problem Solving pada Pembelajaran Kimia Penelitian Tindakan Kelas/Siklus Belajar Penerapan model problem solving pada pembelajaran kimia dapat meningkatkan aktivitas belajar, kompetensi kerja ilmiah, pemahaman konsep kimia dan respon positif siswa

2 Hertanti, Tri I., 2009 Peningkatan Pemahaman Konsep Hakikat Biologi Sebagai Ilmu Dengan Pembelajaran Problem Solving Melalui Media VCD Lingkungan Bagi Siswa kelas X2 SMA Muhammadiyah I Semarang Penelitian Tindakan Kelas/Siklus Belajar 1. Pembelajaran dengan berbasis problem

solving dapat meningkatkan pemahaman konsep Biologi sebagai ilmu sehingga kreatifitas siswa dalam memecahkan masalah yang terjadi di dalam


(14)

lingkungan meningkat. 2. Pemanfaatan media pembelajaran yang berupa VCD lingkungan dapat dipakai sebagai pengganti ekosistem yang asli, sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep biologi sebagai ilmu. 3. Pembelajaran dalam kelompok kecil dapat meningkatkan pemahaman konsep biologi sebagai ilmu dan terciptanya kerjasama diantara siswa sehingga siswa dapat dengan mudah menyelesaikan tugas-tugasnya. 3 Lidiawati,

2011 Efektivitas Penerapan Metode Problem Solving Dalam Meningkatkan Keterampilan Mengkomunikasikan dan Penguasaan Konsep Koloid Kuasi Eksperimen/Prete st-Posttest Control Group Design Penerapan metode problem solving lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan mengkomunikasi kan dan penguasaan konsep daripada pembelajarn konvensional.


(15)

E. Kerangka Berpikir

Model pembelajaran memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Kemam-puan guru untuk memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat akan menentukan sejauh mana siswa dapat mengembangakan keterampilan proses sains dalam pembelajaran IPA, terutama pembelajaran kimia. Salah satu model pembe-lajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses sains sis-wa adalah dengan model pembelajaran problem solving. Model pembelajaran problem solving ini membiasakan kita untuk mampu memecahkan permasalahan secara ilmiah, yaitu secara rasional dan dapat dibuktikan melalui percobaan.

Setiap langkah dalam model pembelajaran ini melatih siswa untuk mengembang-kan keterampilan proses sains yang dimiliki siswa. Langkah pertama dalam mo-del pembelajaran problem solving adalah mengidentifikasi masalah untuk dipe-cahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya. Langkah kedua adalah mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Hasil yang diperoleh dari tahapan ini adalah sis-wa dapat mengembangkan keterampilan proses mengamati, menafsirkan, menga-jukan pertanyaan, mengelompokkan dan penyelidikan. Langkah ketiga adalah menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan pada data yang telah diperoleh pada langkah kedua. Hasil dari langkah ketiga ini adalah siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan pro-ses memprediksi dan merumuskan hipotesis atau dugaan sementara. Langkah ke-empat adalah menguji hipotesis yang telah dibuat. Pengujian hipotesis umumnya dilakukan melalui percobaan. Dari langkah ini hasil yang diperoleh siswa adalah


(16)

dapat mengembangkan keterampilan proses mengamati, berkomunikasi, melaku-kan percobaan dan penyelidimelaku-kan serta menggunamelaku-kan alat dan bahan. Langkah ter-akhir dalam pembelajaran problem solving adalah menarik kesimpulan. Dari lang-kah ini hasil yang dicapai siswa adalah dapat mengembangkan keterampilan pro-ses menarik kesimpulan.

Dari uraian di atas terlihat bahwa model pembelajaran problem solving sangat mendukung siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sains yang dimili-kinya terutama keterampilan berkomunikasi dan memprediksi yang sangat relevan dengan langkah ketiga dan langkah keempat model pembelajaran problem

solving.

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa-siswa kelas XI IPA4 semester genap SMA YP UNILA tahun ajaran 2011/2012 yang menjadi subjek penelitian mempunyai kemampuan dasar yang sama dalam penguasaan konsep kimia.

2. Tingkat kedalaman dan keluasan materi yang dibelajarkan sama. 3. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkatan keterampilan

berkomunikasi dan keterampilan memprediksi pada materi pokok koloid siswa kelas XI semester genap SMA YP UNILA tahun ajaran 2011/2012 di kelas XI IPA4 sekecil mungkin sehingga dapat diabaikan.


(17)

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan model problem solving efektif dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan memprediksi siswa pada materi koloid.


(18)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Latar Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA4 SMA YP Unila Bandar Lampung yang berjumlah 38 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai sejak bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun 2012.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang bersifat kuantitatif dan data sekunder yang bersifat kualitatif. Data primer yaitu data hasil tes sebelum pembelajaran diterapkan (pretest) dan hasil tes setelah pembelajaran diterapkan (postest) pada siswa sedangkan data sekunder yaitu lembar aktifitas siswa, lembar psikomotor siswa dan lembar observasi kinerja guru . Adapun sumber data adalah siswa kelas XI IPA4 SMA YP Unila Bandar Lampung.

C. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah pre-eksperiment. Penelitian ini meng-gunakan One Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2002). Di dalamnya ter-dapat langkah-langkah yang menunjukkan suatu urutan kegiatan penelitian yaitu:


(19)

Pretest Perlakuan Postest

O1 X O2

O1 adalah pretest yang diberikan sebelum diberikan perlakuan, O2 adalah postest yang diberikan setelah diberikan perlakuan. X adalah perlakuan berupa penera-pan model pembelajaran problem solving.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai variabel bebas adalah pembelajaran menggunakan model problem solving. Sedangkan yang bertindak sebagai varia-bel terikat adalah keterampilan berkomunikasi dan memprediksi.

E. Alur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA YP Unila. Adapun langkah-langkah penelitian ditunjukkan pada alur penelitian, seperti ditunjukkan pada alur berikut:

Gambar 1. Alur Penelitian Tes awal (Pretest)

Pembelajaran dengan model problem solving

Tes akhir (Postest) Observasi

Analisis data Temuan

Kesimpulan

Penyusunan perangkat pembelajaran


(20)

Di dalam penelitian ini tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesu-dah perlakuan diberikan. Tes yang dilakukan sebelum perlakuan disebut pretest dan sesudah perlakuan disebut postest. Kegiatan dalam tahap pelaksanaan ini meliputi:

a. Pelaksanaan pretes untuk menjaring keterampilan awal siswa. Soal pretest terdiri dari 6 soal essay yang mewakili 2 indikator keterampilan proses sains yakni keterampilan berkomunikasi dan keterampilan memprediksi.

b. Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan jadwal penyajian materi pokok dan dilaksanakan dalam rentang waktu yang telah ditentukan.

c. Pelaksanaan postest untuk melihat perbedaan keterampilan sebelum dan se-sudah siswa diberi pembelajaran problem solving . Soal postest terdiri dari 6 soal essay yang mewakili 2 indikator keterampilan proses sains yakni ke-terampilan berkomunikasi dan keke-terampilan memprediksi .

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu. Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul da-ta untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan dada-ta (Arikunto, 1997). Pada pe-nelitian ini, instrumen yang digunakan berupa LKS Kimia, soal-soal pretest dan postest, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Silabus.

LKS Kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah LKS yang dibuat dengan menerapkan model pembelajaran problem solving. Terdapat empat LKS yaitu LKS 1 yang berisi materi tentang pengertian koloid , LKS 2 berisi materi jenis dan


(21)

contoh-contoh koloid, LKS 3 berisi materi sifat-sifat koloid , dan LKS 4 berisi materi penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari dan pembuatan koloid.

Soal pretest dan posttest adalah materi pokok sistem koloid yang terdiri 6 butir essay yang mewakili 2 indikator keterampilan proses sains, yakni 3 butir soal ke-terampilan berkomunikasi dan 3 butir soal memprediksi. Untuk memperoleh hasil penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan maka instrumen yang digunakan ha-rus dilakukan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Na-mun dikarenakan keterbatasan peneliti dan pertimbangan efektivitas waktu, maka instrumen yang digunakan hanya dilakukan uji validitas. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikata-kan valid apabila mampu mengukur apa yang diingindikata-kan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam konteks pengujian validitas ins-trumen dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu cara judgment atau penilai-an, dan pengujian empirik. Penelitian ini menggunakan validitas isi. Adapun pe-ngujian validitas isi ini dilakukan dengan cara judgment. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian antara tujuan peneliti-an, tujuan pengukurpeneliti-an, indikator, dan butir-butir pertanyaannya. Bila antara unsur-unsur itu terdapat kesesuaian, maka dapat dinilai bahwa instrumen dianggap valid untuk digunakan dalam mengumpulkan data sesuai kepentingan penelitian yang bersangkutan. Oleh karena dalam melakukan judgment diperlukan ketelitian dan keahlian penilai, maka peneliti meminta ahli untuk melakukannya. Dalam hal ini dilakukan oleh dosen pembimbing penelitian untuk mengujinya. Sedangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Silabus dibuat sesuai dengan stan-dar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).


(22)

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan penelitian ini adalah: 1. Observasi pendahuluan

a. Peneliti meminta izin kepada Kepala SMA YP UNILA untuk melaksanakan penelitian.

b. Peneliti menentukan pokok bahasan yang akan diteliti berdasarkan data nilai kimia Tahun Pelajaran 2010/2011 yang cukup rendah.

c. Peneliti menentukan subjek penelitian sebanyak 1 kelas. 2. Pelaksanaan penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu: a. Tahap persiapan

Peneliti menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan instrumen tes.

b. Tahap pelaksanaan proses pembelajaran. - Memberikan pretest pada siswa - Pembelajaran problem solving - Memberikan posttest pada siswa

H. Teknik Analisis Data

Tujuan analisis data yang dikumpulkan adalah untuk memberikan makna atau arti yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah, tujuan, dan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.


(23)

Data yang diperoleh kemudian dicari gain ternormalisasinya.

I. Gain Ternormalisasi

Setelah subjek penelitian diberi perlakuan, data yang diperoleh dari hasil pretest dan postest tersebut dianalisis untuk mengetahui besarnya peningkatan kemam-puan belajar siswa. Menurut Meltzer besarnya peningkatan dihitung dengan rumus indeks gain ( normalized gain), yaitu:

� = � �� � �� �� � − � �� � �− � �� � �

Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifi-kasi dari Hake seperti terdapat pada tabel berikut:

Tabel 4. Klasifikasi gain ( g )

Besarnya g Interpretasi

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

Dari data gain ternormalisasi tersebut akan terlihat deskripsi efektivitas model pembelajaran problem solving dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan memprediksi siswa pada materi koloid.

100 x maksimal

skor

benar yang jawaban skor

Siswa


(24)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Model problem solving efektif dalam meningkatkan keterampilan

berkomu-nikasi dalam kategori sedang.

2. Model problem solving efektif dalam meningkatkan keterampilan mempre-diksi dalam kategori sedang.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disarankan bahwa:

1. Indeks gain pada penelitian ini masih tergolong sedang, harapannya nanti ada penelitian serupa sehingga indeks gain yang dicapai bisa lebih maksimal. 2. Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian ini, hendaknya

lebih mengoptimalkan persiapan dalam tiap fase pembelajaran problem solving.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Adyana, Gede. P. 2009. Artikel Penerapan Model Problem Solving. [online]

http://www.ziddu.com/download/18872748/ARTIKELPENERAPANMODELPR OBLEMSOLVING.pdf.html. Diakses 14 Agustus 2012.

Arikunto, S. 1997. Penilaian Program Pendidikan. Edisi III . Bina Aksara. Jakarta. Cartono. 2007. Profil Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Program

Pendidikan Jarak Jauh SI PGSD Universitas Sriwijaya. Seminar Proseeding of The International Seminar of Science Education, 27 Oktober 2007.

Bandung.

Depdiknas. 2008. Rambu – Rambu Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB). Depdiknas. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Fessenden dan Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Edisi III. Erlangga. Jakarta. Hariwibowo, K., R. Febrianto, A. Rengganis, dan Hera. Makalah

Pembelajaran-Proses: Pendekatan Keterampilan Proses. [online] http://lubisgrafura.word-press.com/2009/05/26/ makalah-pembelajaran-proses-pendekatan-keterampilan-proses/. Diakes 28 Agustus 2012.

Hertanti, Tri I., 2009. Jurnal Pendidikan. Nomor 3 Volume 2, hal 42-48. Indonesian Scientific Journal Database. [online] http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/ Search.html?act=tampil&id=60228&idc=32. Diakses 14 Agustus 2012. Hidayati, M. 2006. Model Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Kalor dan Perpindahannya Pada Siswa MTsN 1 Tanjung Karang. (Skripsi). Tidak diterbitkan.

Justiana, Sandri., Muchtaridi. 2010. CHEMISTRY For Senior High School Year XI. Yudhistira. Jakarta.

Lidiawati. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving Dalam Meningkatkan Keterampilan Mengkomunikasikan dan Penguasaan Konsep Koloid. (Skripsi). Tidak diterbitkan.


(26)

42 Pembelajaran. Dikti. Jakarta.

Purba, M. 2006. Kimia SMA Kelas XI. Erlangga. Jakarta.

Sudjana, N. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung.


(27)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN

MEMPREDIKSI PADA MATERI KOLOID

(Skripsi)

Oleh

AGITA DZULHAJH ANGGRAINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(28)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Noor Fadiawati, M.Si ___________

Sekretaris : Dra. Chansyanah Diawati, M.Si ___________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Nina Kadaritna, M.Si ___________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman M.Si

NIP. 19600315 198503 1 003


(29)

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan Saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan Saya diatas, maka Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Bandar Lampung, Oktober 2012

Agita Dzulhajh Anggraini NPM 0813023001


(30)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN

MEMPREDIKSI PADA MATERI KOLOID Oleh

AGITA DZULHAJH ANGGRAINI

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran problem solving dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan mempre-diksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA YP Unila Bandar Lampung kelas XI IPA4 semester Genap Tahun Ajaran 2011-2012. Penelitian ini menggu-nakan metode pre-eksperiment dengan One Group Pretest-Posttest Design. Efek-tivitas model pembelajaran problem solving diukur berdasarkan perbedaan pema-haman awal dan pemapema-haman akhir siswa yang ditunjukkan dengan rerata n-gain.

Berdasarkan hasil penelitian, rerata n-gain keterampilan berkomunikasi sebesar 0,63 dan rerata n-gain keterampilan memprediksi sebesar 0,40. Hal ini menunjuk-kan bahwa (1) model problem solving efektif dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi dalam kategori sedang (2) model problem solving efektif dalam meningkatkan keterampilan memprediksi dalam kategori sedang.

Kata kunci: pembelajaran problem solving, keterampilan berkomunikasi dan keterampilan memprediksi


(31)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gunung Batin Baru, pada tanggal 11 Juli 1990, sebagai anak ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Winarto dan Jujuk Juwariyah. Penulis mengawali pendidikan formal di TK Satya Dharma Sudjana Gunung Madu kemudian melanjutkan ke SD Negeri 1 Gunung Madu sampai tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMP Satya Dharma Sudjana Gunung Madu yang diselesaikan pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis masuk SMA Negeri 9 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur PKAB.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam beberapa lembaga kemahasiswa-an. Pada tahun 2008-2009 penulis aktif sebagai Eksakta Muda Himasakta FKIP Unila dan sebagai Generasi Muda FPPI FKIP Unila. Penulis pernah menjadi ang-gota divisi kaderisasi Himasakta FKIP Unila pada tahun 2009-2010. Pada tahun 2010-2011 penulis menjadi sekertaris divisi kaderisasi Himasakta FKIP Unila. Pada tahun 2011-2012 penulis menjabat sebagai Anggota MMJ IX Himasakta FKIP Unila serta menjabat sebagai sekertaris bidang humas dan alumni FOSMAKI.


(32)

(33)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN

MEMPREDIKSI PADA MATERI KOLOID

Oleh

AGITA DZULHAJH ANGGRAINI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(34)

MOTTO

Think smart, do smart ...

(Agita Dzulhajh A)

The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The superior

teacher demonstrates. The great teacher inspires ...


(35)

i

PERSEMBAHAN

Kepada ayah dan iboe tercinta, untuk setiap doa yang tak henti terucap, untuk setiap senyuman yang tak pernah sirna, untuk setiap kasih sayang yang tak lekang oleh waktu


(36)

ii SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “ Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving dalam Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi dan Memprediksi Pada Materi Koloid” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia.

4. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Pembimbing I, atas keikhlasan waktu, kesabaran, motivasi dan bimbingannya.

5. Ibu Dra. Chansyanah Diawati, M.Si., selaku Pembimbing II, atas keikhlasan waktu, kesabaran, motivasi dan bimbingannya.

6. Bapak Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembahas sekaligus Pembimbing Akademik atas bimbingan, keikhlasan waktu, motivasi, kesabaran dan bantuannya.


(37)

iii 8. Bapak Drs. H. Berchah Pitoewas, M.H, selaku Kepala SMA YP Unila Bandar

Lampung dan Ibu Ismita Dewi, S.Pd selaku guru mitra, yang telah memberi-kan izin penulis untuk melaksanamemberi-kan penelitian.

9. Seluruh siswa, guru dan staf SMA YP Unila Bandar lampung atas kerja sama dan bantuannya selama penelitian.

10.Keluarga penulis khususnya untuk Ayah dan Iboe, Mbak Oni, Mas Willy, Mbak Mpi, Ndot dan Adek Alvaro untuk setiap doa dan harapannya selama proses pengerjaan skripsi ini.

11.Sahabat seperjuangan Anggun Sari Nurulita dan Yuri Andriani atas segala kesabaran yang kita lalui bersama untuk memperoleh gelar dunia ini.

12.Sahabat penulis Ummi Hasanah, S.Pd. dan Veranita, S.Pd. atas persahabatan yang telah terlalui selama ini.

13.Rekan-rekan Presidium dan Pengurus Himasakta periode 2010-2011. 14. Rekan-rekan PPL di SMA Negeri 1 Ambarawa.

15.Rekan-rekan P. Kimia 08, kakak dan adik tingkat di Program Studi Pendidikan Kimia serta semua pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khu-susnya dan pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, Oktober 2012 Penulis


(38)

v DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Problem Solving ... 8

B. Keterampilan Proses Sains ... 10

C. Keterampilan Berkomunikasi Dan Memprediksi ... 12

D. Penelitian yang Relevan ... 13

E. Kerangka Berpikir ... 15

F. Anggapan Dasar ... 17

G. Hipotesis Penelitian ... 17

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 18


(39)

vi

E. Alur Penelitian ... 19

F. Instrumen Penelitian ... 20

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 22

H. Teknik Analisis Data ... 22

I. Gain Ternormalisasi ... 23

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 24

B. Pembahasan ... 26

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 40

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus ... 43

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 51

3. Lembar Kerja Siswa ... 84

4. Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest ... 89

5. Pedoman Penskoran dan Rubrik Penilaian Pretest dan Postest ... 94

6. Soal Pretest ... 100

7. Soal Posttest ... 103

8. Perolehan Skor Pretes, Skor Postes dan N-gain Keterampilan Berkomu- nikasi dan Memprediksi Siswa ... 106


(40)

vii 11. Lembar Afektif Siswa ... 113 12. Lembar Psikomotor Siswa ... 121 13. Surat Keterangan Penelitian ... 127


(41)

ix DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur penelitian ... 19 2. Diagram rata-rata perolehan skor pretes dan postes keterampilan


(42)

viii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Keterampilan proses sains ... 11

2. Penelitian yang relevan ... 13

3. Desain penelitian ... 18

4. Klasifikasi gain ... 23

5. Rerata skor pretes dan postest keterampilan berkomunikasi dan mempre- diksi ... 24

6. Rerata n-Gain keterampilan berkomunikasi dan memprediksi ... 26

7. Perolehan skor pretest, skor posttest dan n-Gain keterampilan berkomuni- kasi dan memprediksi siswa ... 106


(43)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN MEMPREDIKSI PADA MATERI KOLOID

Nama Mahasiswa : Agita Dzulhajh Anggraini

No. Pokok Mahasiswa : 0813023001

Program Studi : Pendidikan Kimia

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Noor Fadiawati, M. Si. Dra. Chansyanah Diawati, M.Si

NIP 196608241991112001 NIP. 196608241991112002

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si. NIP 196710041993031004


(1)

v DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Problem Solving ... 8

B. Keterampilan Proses Sains ... 10

C. Keterampilan Berkomunikasi Dan Memprediksi ... 12

D. Penelitian yang Relevan ... 13

E. Kerangka Berpikir ... 15

F. Anggapan Dasar ... 17

G. Hipotesis Penelitian ... 17

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 18


(2)

vi

C. Desain dan Metode Penelitian ... 18

D. Variabel Penelitian ... 19

E. Alur Penelitian ... 19

F. Instrumen Penelitian ... 20

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 22

H. Teknik Analisis Data ... 22

I. Gain Ternormalisasi ... 23

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 24

B. Pembahasan ... 26

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 40

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus ... 43

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 51

3. Lembar Kerja Siswa ... 84

4. Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest ... 89

5. Pedoman Penskoran dan Rubrik Penilaian Pretest dan Postest ... 94

6. Soal Pretest ... 100

7. Soal Posttest ... 103

8. Perolehan Skor Pretes, Skor Postes dan N-gain Keterampilan Berkomu- nikasi dan Memprediksi Siswa ... 106


(3)

vii

10. Lembar Observasi Kinerja Guru ... 110

11. Lembar Afektif Siswa ... 113

12. Lembar Psikomotor Siswa ... 121


(4)

ix DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur penelitian ... 19 2. Diagram rata-rata perolehan skor pretes dan postes keterampilan


(5)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Keterampilan proses sains ... 11

2. Penelitian yang relevan ... 13

3. Desain penelitian ... 18

4. Klasifikasi gain ... 23

5. Rerata skor pretes dan postest keterampilan berkomunikasi dan mempre- diksi ... 24

6. Rerata n-Gain keterampilan berkomunikasi dan memprediksi ... 26

7. Perolehan skor pretest, skor posttest dan n-Gain keterampilan berkomuni- kasi dan memprediksi siswa ... 106


(6)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN MEMPREDIKSI PADA MATERI KOLOID Nama Mahasiswa : Agita Dzulhajh Anggraini

No. Pokok Mahasiswa : 0813023001 Program Studi : Pendidikan Kimia Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Noor Fadiawati, M. Si. Dra. Chansyanah Diawati, M.Si

NIP 196608241991112001 NIP. 196608241991112002 2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si. NIP 196710041993031004