ANALISIS HABITAT SIAMANG (Hylobathes syndactilus) DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN KECAMATAN PESISIR TENGAH LAMPUNG BARAT
ABSTRACT
HABITAT ANALYSIS OF SIAMANG (Hylobathes syndactilus) IN REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN
PESISIR TENGAH DISTRICT LAMPUNG BARAT by
Rosmerry Yuliana
Repong damar Pekon Pahmungan Pesisir Tengah District West Lampung , is one of man made forest which vegetations has a complex structure. Repong damar Pahmungan are habitat for Siamang (Hylobathes syndactilus). The analysis is performed to determine repong damar sustainability as habitat for Siamang. Aspect of habitat analysis includes vegetation structure, vegetation feed and topography in repong damar. The research was conducted in Repong damar Pekon Pahmungan Pesisir Tengah District West Lampung on June- August 2011.
Research using exploration method, vegetation analysis, observation and
measurement. The analysis is done by comparing the Siamang’s habitat in Repong
Damar with Bukit Barisan Selatan National Park.
Based on vegetation analysis obtained 13 species of cover tree, which the highest important value index (INP) is Damar (Shorea javanica) at 143,16%. There are
13 species of plant feed’s Siamang in repong damar. Repong damar has an
altitude between 0 – 500 asl, with elevation of 25 %. Comparative analysis showed that difference characteristic of habitat on Repong Damar and Bukit Barisan Selatan National Park, but repong damar can provide space to develop and sustain daily needs of Siamang, including food availability and vegetation that is suistable for daily activities.
(2)
ABSTRAK
ANALISIS HABITAT SIAMANG (Hylobathes syndactilus) DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN KECAMATAN PESISIR TENGAH LAMPUNG BARAT
Oleh Rosmerry Yuliana
Repong damar Pekon Pahmungan Kecamatan Pesisir Tengah Lampung Barat merupakan hutan buatan manusia yang memiliki struktur vegetasi yang kompleks. Repong damar Pahmungan adalah salah satu habitat bagi Siamang (Hylobathes syndactilus). Analisis habitat dilakukan untuk mengetahui kesesuaian repong damar sebagai habitat Siamang. Aspek analisis habitat meliputi struktur vegetasi cover dan tumbuhan pakan Siamang serta topografi lahan di repong damar. Penelitian dilakukan di repong damar Pekon Pahmungan Kecamatan Pesisir Tengah Lampung Barat pada bulan Juni- Agustus 2011. Penelitian menggunakan metode penjelajahan, analisis vegetasi, pengamatan dan pengukuran. Analisis kesesuaian dilakukan dengan membandingkan habitat Siamang di Repong Damar dengan habitat Siamang di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Berdasarkan analisis vegetasi diperoleh 13 spesies pohon penyusun cover Siamang dengan INP tertinggi adalah Damar sebesar 143,16%. Terdapat 13 spesies tumbuhan pakan Siamang di repong damar. Repong damar memiliki ketinggian antara 0-500 mdpl dengan kemiringan sebesar 25%. Analisis perbandingan habitat menunjukkan bahwa repong damar memiliki perbedaan karakteristik dengan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan namun repong damar mampu memberikan ruang untuk berkembang serta menopang kebutuhan hidup Siamang, meliputi ketersediaan pakan dan vegetasi yang sesuai untuk aktivitas hariannya.
(3)
ANALISIS HABITAT SIAMANG (Hylobathes syndactilus) DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN KECAMATAN PESISIR TENGAH LAMPUNG BARAT
Oleh
ROSMERRY YULIANA Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEHUTANAN
Pada
Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2012
(4)
ANALISIS HABITAT SIAMANG (Hylobathes syndactilus) DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN
KECAMATAN PESISIR TENGAH LAMPUNG BARAT
(Skripsi)
Oleh
ROSMERRY YULIANA
JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
(5)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar
1. Desain Petak Contoh yang digunakan di Areal Penelitian ... 20
2. Profil Vegetasi Cover Siamang di Repong Damar ... 35
3. Kecambah Biji Pohon Puta ... 40
4. Pengamatan Keberadaan Siamang di Lokasi Penelitian... 57
5. Keadaan Vegetasi di Repong Damar Pahmungan ... 57
6. Aktivitas Brachiachi Siamang di Repong Damar ... 58
7. Pohon Tidur Siamang di repong Damar dari genus Ficus sp ... 58
8. Karakteristik Pohon yang Digunakan Siamang untuk Bermain dan Berpindah Tempat (Shorea javanica, Durio zibethinus, dan Pterospermum javanicum) ... 59
9. Salah Satu Jenis Tumbuhan pakan Siamang di Repong Damar Handita (Sterculia oblongata) ... 59
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... i
DAFTAR GAMBAR ... ii
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Kerangka Pemikiran... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Taksonomi dan Morfologi Siamang ... 7
B. Habitat Siamang ... 8
C. Perilaku Siamang ... 8
D. Aktivitas Harian ... 10
1. Kegiatan Bersuara ... 10
2. Kegiatan Makan ... 11
3. Kegiatan Istirahat ... 13
4. Jelajah Harian dan Homerange ... 13
E. Komponen Habitat ... 14
1. Pakan ... 14
2. Ketersediaan Air... 14
3. Cover ... 15
4. Topografi ... 15
III. METODE PENELITIAN ... 17
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 17
B. Objek dan Alat Penelitian ... 17
C. Batasan Penelitian ... 17
D. Jenis Data ... 18
E. Metode Pengumpulan Data ... 18
1. Data Primer ... 18
2. Data Sekunder ... 20
F. Pengolahan dan Analisis Data ... 21
(7)
2. Analisis Struktur dan Profil Vegetasi ... 22
3. Analisis Jenis Pakan Siamang ... 22
4. Analisis Topografi ... 23
5. Analisis Habitat ... 23
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 24
A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 24
B. Aksesibilitas ... 26
C. Keadaan Penduduk ... 26
D. Sarana dan Prasarana... 28
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30
A. Keberadaan Siamang di Repong Damar Pekon Pahmungan ... 30
B. Struktur Vegetasi Cover Siamang ... 31
C. Profil Vegetasi Cover Siamang ... 33
D. Tumbuhan Pakan dan Perilaku Makan Siamang ... 37
E. Topografi ... 40
F. Analisis Kesesuaian Habitat ... ... ... 42
G. Ancaman bagi Siamang di Repong Damar ...……… 46
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 48
A. Simpulan ... 48
B. Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 50
LAMPIRAN ... 53 A. Tabel ... 54-56 B. Gambar ... 57-59
(8)
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra, H.S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar Jilid 1. Institut Pertanian Bogor. Bogor
1997. Teknik Pengelolaan Satwa Liar : Dalam Rangka Mempertahankan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Andriansyah, O. 2005. Studi Adaptasi Perilaku Siamang (Hylobathes syndactilus)
pada Habitat yang Mengalami Aktivitas Perladangan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung. Bakorsutanal. 2004. Lampung Barat dalam Angka. Bakorsutanal Lampung.
Lampung
BKSDA Lampung. 2007. Daftar Satwa Dilindungi. Balai KSDA Lampung. Lampung.
Dewi. B. S. 2009. Biokonservasi Satwa dan Tumbuhan di Repong Damar Pekon Pahmungan. Laporan Hasil Penelitian. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Gunawan. 2008. Keanekaragaman Mamalia Besar Berdasarkan Ketinggian Tempat di Taman Nasional Gunung Ciremai. Jurnal Penelitian. Jurnal Biologi Indonesia. Bogor.
Harianto, S.P. 1988. Habitat dan Tingkah Laku Siamang (Hylobathes syndactilus) di Calon Taman Nasional Way Kambas, Lampung. Tesis. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Harianto, S.P. dan G.D. Winarno. 2008. Dinamika Tumbuhan di Repong Damar Krui. Laporan Hasil Penelitian. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.
Janimaster. 2006. Karakteristik Pohon yang Digunakan dalam Aktivitas Harian Siamang (Symphalangus syndactilus) di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Jurnal Penelitian. Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Lampung.
Markhamah, S. 2006. Pola Pergerakan Siamang (Hylobathes syndactilus) di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Jurnal Penelitian. Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Lampung.
(9)
Pemerintah Kabupaten. 2008. Monografi dan Profil Pekon Pahmungan. Pemerintah Kabupaten Lampung Barat. Lampung.
Rusmanto. 2001. Pemencaran Biji oleh Siamang (Hylobathes syndactilus) di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Jurnal Penelitian. Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Lampung.
Rinaldi, D. 1992. Penggunaan Metode Triangle dan Concentration Count Dalam Penelitian Sebaran dan Populasi Gibbon (Hyllobatidae). Diakses dari http://akademik.unsri.ac.id/download/journal/Dones_Rinaldi_penggunaa n_metode_triangle/ tanggal 8 April 2011. Pukul 11.15 WIB.
Sallampessy, A. 2002. Studi Habitat Badak (Rhinocerous sondaicus) di Taman Nasional Way Kambas. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung WCS-IP. 2000. Siamang Lestari. Wildlife Conservation Society Indonesia
Program. Jakarta.
Sumber Publikasi Internet
Anonim. 2011. Hubungan Struktur Tumbuhan Dengan Faktor Abiotik. Diakses dari http://www.abhest.co.cc/2011/01/hubungan-struktur-tumbuhan-dengan-faktor-abiotik.html/ tanggal 9 Mei 2011. Pukul 13.00 WIB. Departemen Kehutanan. 2004. Kemiringan Lahan Pada Lahan Kritis. Diakses
dari http://www.dephut.go.id/informasi/RRL/RLPS/SK_dirjen RLPS/14_167_04.pdf/ tanggal 9 Mei 2011. Pukul 13.00 WIB. Irwanto. 2010. Tipe Hutan Berdasarkan Faktor Iklim. Diakses dari
http://www.irwantoshut.net/tipe_hutan_tropis.html/ tanggal 29 Juli 2011. Pukul 19.30 WIB.
Janimaster. 2009. Siamang Perlu Hutan-Hutan Perlu Siamang. Diakses dari http://blog.unila.ac.id./janter/2009/08/18/siamang-perlu-hutan-hutan-perlu-siamang/ tanggal 8 April 2011. Pukul 10.30 WIB.
Larasati, S. 2009. Mari Kita Mengenal Primata. Diakses dari
http://wulanprimataloversblogspot.com/ tanggal 8 April 2011. Pukul 11.00 WIB.
Supriatna, J. dan Hernandas, E. 2000. Panduan Lapangan Primata Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Diakses dari
http://books.google.co.id/books?id=uptshOgJkfoC&pg=PA2gu&dq=”pe rilaku+makan+siamang”&sou/ tanggal 8 April 2011. Pukul 10.30 WIB.
(10)
Taman Safari Indonesia. 2010. Siamang. Diakses dari
http://tamansafari.com/fauna/preview.php?id=19. tanggal 7 Oktober 2011. pukul 19.00 WIB.
Wiyadi. 2010. Macam-Macam Perilaku Makan. Diakses dari
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/nutrition/2079655-makan-dan-macam-macam-perilaku/#ixzz1aCELakTI/ tanggal 7 Oktober 2011. Pukul 19.00 WIB.
(11)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Taksonomi dan Morfologi Siamang (Hylobathes syndactilus)
Siamang merupakan satwa liar yang termasuk dalam ordo Primata dari famili Hylobatidae. Yang memiliki nama ilmiah Hylobathes syndactilus.
Taksonomi Siamang dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Napier&Napier, 1986 yang dikutip oleh Andriansyah, 2005) :
Kingdom : Animallia Phylum : Chordata Klass : Mamalia Ordo : Primata Famili : Hylobatidae Genus : Symphalangus
Spesies : Hylobathes syndactilus
Siamang merupakan primata yang hampir seluruh tubuhnya ditutupi rambut hitam pekat kecuali bagian muka yang berwarna kecokelatan. Siamang berukuran lebih besar dari keluarga Hylobatidae lainnya. Rentangan tangannya mencapai 1,5 meter, panjang tubuh 80-90 cm, berat tubuhnya mencapai 11 kg. Saat bersuara kantung udara pada leher menggelembung. Kantung suara ini memungkinkannya untuk bersuara keras. Suara
(12)
B. Habitat Siamang
Siamang menempati hutan tropis primer atau sekunder mulai dataran rendah hingga perbukitan dengan ketinggian 3.800 m. Siamang banyak mendiami hutan di Pulau Sumatera. Siamang hidup monogami dengan pasangan jantan dan betina yang tetap dan diikuti oleh beberapa anak. Mereka hidup di dataran seluas 23 ha (Larasati, 2009).
Biasanya Siamang memakan 160 spesies tanaman mulai dari tanaman anggur hingga tanaman berkayu. Siamang lebih suka memakan buah-buahan yang sudah matang dan daun muda dibandingkan daun tua. Siamang juga
memakan bunga-bungaan dan beberapa hewan seperti serangga. Komposisi makanan Siamang adalah 59% daun, 31% buah, 8% bunga, dan 3% berbagai jenis serangga lainnya (BKSDA Lampung, 2007).
C. Perilaku Siamang
Siamang bersifat monogami, hidup sebagai pasangan jantan dan betina yang tetap serta diikuti oleh beberapa anak yang belum mandiri. Keluarga Siamang membentuk kelompok dengan keluarga lain. Jumlah anggota kelompok ini dapat mencapai 2 sampai 10 individu. Masa hamil primata ini berkisar antara 200 sampai 210 hari . Jarak antar kelahiran berkisar antara 3 sampai 4 tahun, dan dapat bertahan hidup hingga 35 tahun (Supriatna dan Hernandas, 2000).
Kehidupan Siamang sebagian besar dihabiskan diatas pohon (arboreal). Umumnya pergerakan Siamang dibagi dalam empat kategori utama yaitu
(13)
brakiasi, climbing, leaping, dan bipedal walking. Selama ini berpindah tempat dengan brakiasi adalah yang paling umum dilakukan oleh Siamang. Sedangkan memanjat (climbing) antara 9-11%, melompat (leaping) sebesar 1- 2% dan berjalan dengan dua kaki (bipedal walking) antara 8-11% (WCS-IP, 2000).
Siamang melakukan kegiatan mencari makan, memberi makan anak-anaknya, bermain dan melakukan kegiatan sosial lainnya. Siamang beristirahat di tengah malam, selama istirahat mereka menggunakan dahan atau ranting untuk menidurkan punggungnya. Mencari makan dan bermain biasanya dilakukan pada pagi hari. Pada musim kering, biasanya barisan Siamang lebih panjang daripada musim hujan. Siamang di Sumatera Selatan lebih sedikit melakukan kegiatan memberi makan dibandingkan dengan Siamang di beberapa tempat lainnya. Hal tersebut dilakukannya dengan tujuan agar mereka dapat memperoleh lebih banyak buah-buahan untuk dimakan, sehingga mereka mendapat lebih banyak nutrisi yang sangat berguna bagi kesehatan mereka. Kadangkala Siamang dapat menghabiskan waktunya seharian di pohon besar, mereka hanya bergelayutan, beristirahat sejenak dan memakan buah-buahan yang ada di pohon itu (Larasati, 2009).
Di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), pohon yang digunakan Siamang memiliki karakter atau ukuran yang berbeda berdasarkan aktivitas yang dilakukannya. Contohnya pohon sebagai tempat tidur berbeda dengan pohon yang digunakan untuk berpindah. Sebagai tempat tidur Siamang
(14)
memilih pohon yang tinggi dan besar. Sedangkan untuk berpindah dipilih pohon yang lebih rendah (Jani, 2009).
D. Aktivitas Harian 1. Kegiatan Bersuara
Kegiatan bersuara merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh kelompok Siamang yang berfungsi untuk mempertahankan dan menunjukkan teritorialnya serta pengaturan ruang antar kelompok (spacing mechanism). Pada Siamang kegiatan bersuara pada umumnya dilakukan pada satu atau beberapa pohon yang tinggi yang berdekatan sambil melakukan gerakan-gerakan akrobatik. Kegiatan bersuara
dilakukan pada pagi hari (85%). Kegiatan bersuara juga dilakukan secara sendiri oleh individu jantan yang mengalami proses penyapihan dan biasanya dilakukan sedikit jauh dari kelompok utamanya (Rinaldi, 1992).
Siamang memiliki suara yang sangat keras dan dapat terdengar dari jarak kurang lebih 2 km (Kawabe, 1970 dalam Harianto, 1988). Siamang akan bersuara lebih banyak di saat musim buah-buahan hutan berlangsung. Bersuara pada Siamang dilakukan pada pohon yang paling dominan atau pada pohon kesukaannya yang sedang berbuah (Chivers, 1974 dalam Harianto, 1988). Kegiatan bersuara pada Siamang di pagi hari dilakukan selama lebih kurang 15 menit (Chivers, 1979 dalam Harianto, 1988).
(15)
Pola tingkah laku makan berhubungan erat dengan anatomi dan fisiologi tiap jenis satwa dan sifat makanannya yang khas (Tanudimadja dan Kusumamihardja, 1985 dalam Harianto, 1988). Menurut Chivers (1974) dalam Andriansyah (2005) perilaku makan Siamang menghabiskan 25% dari aktivitas hariannya. Aktivitas Siamang sangat aktif dilakukan pada pagi hari dan menjelang matahari terbenam (Andriansyah, 2005).
Keluarga Siamang dapat melakukan kegiatan makan pada pohon yang sama untuk 2 sampai 3 hari berturut-turut dengan sesekali melakukan penjelajahan dan biasanya tidur pada pohon yang berdekatan dengan pohon sumber makanan tersebut. Lamanya kegiatan makan disuatu pohon sangat bervariasi terutama ditentukan oleh jenis dan kelimpahan makanan (Rinaldi, 1992).
Siamang memakan hampir semua bagian tumbuhan seperti daun, buah, biji, dan bunga. Selain itu, satwa ini juga mengkonsumsi beberapa jenis serangga. Komposisi makanan Siamang adalah 59% daun, 31% buah, 8% bunga dan 3% berbagai jenis serangga. Siamang dikenal sebagai penyebar biji-bijian beberapa jenis tumbuhan Ficus (Supriatna dan Hernandas, 2000). Berikut ini beberapa jenis tumbuhan pakan Siamang di Taman Nasional Way Kambas (Tabel 1) dan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tabel.2).
Tabel 1. Jenis tumbuhan pakan Siamang di Taman Nasional Way Kambas (Harianto, 1988)
(16)
No. Jenis Pohon Bagian yang dimakan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. Aglaia palembanica Antidesma stipulare Artocarpus elastica Artocarpus sp Baccaurea sp Blumeodendron sp Bouea macrophylla Cananga odoratum Canarium denticulatum Chrysophyllum sp Cinnamomum inners Dalbergia sp Dillenia excelsa Eugenia sp Eugenia densiflora Eugenia operculata Ficus sp Garcinia diocia Garcinia dulcis Helicia serrata Koompassia malaccensis Lansium domesticum Litsea sp Mangifera similes Mangifera caesia Nauclea sp Naphellium eriopetalum Naphelium mutabile Pithecelobium lobatum Sandoricum indicum Sarcotheca sp Sindora javanica Spondias dulcis Terminalia foetidissima Buah Buah Buah, daun Buah, daun Buah Buah, daun Buah, daun Daun, bunga Buah Buah Daun Buah, bunga Bunga, daun Buah, bunga, daun Buah, bunga, daun Buah, daun Buah, daun Buah, daun Buah Buah Buah, daun Buah Daun, buah Buah Buah Buah Buah Buah, bunga Buah, daun Buah, daun Buah, daun Daun Buah Daun
(17)
Tabel 2. Jenis tumbuhan pakan Siamang di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Andriansyah, 2005)
No. Jenis Pohon Bagian yang dimakan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Elaeucarpus sphaericus Flacuurtia rukem Eugenia polyantha Toona sureni Arthocarpus anisophylus Ficus fulva Ficus fariegata Ficus carica Litsea firma Leucaena aurea Samanea saman Dillenia aurea Buah Buah Buah Buah Buah Buah Daun, buah Daun, buah Daun Daun Daun Bunga
3. Kegiatan Istirahat
Kegiatan istirahat umumnya dilakukan pada siang hari setelah melakukan kegiatan makan dan pada kondisi cuaca yang panas serta gerimis atau hujan. Dilakukan pada pertengahan tajuk pohon yang rindang. Pada saat istirahat semua anggota kelompok akan berkumpul dan melakukan kegiatan berkutu-kutuan (grooming) atau kegiatan bermain (playing) bagi individu muda. Lamanya kegiatan istirahat pada Siamang kurang lebih 155-184 menit dari waktu aktifnya (Rinaldi, 1992).
4. Jelajah Harian dan Home Range
Jelajah harian merupakan pengembaraan yang dilakukan suatu kelompok dalam satu hari atau waktu aktifnya. Sedangkan home range merupakan areal yang dicakup oleh gabungan jelajah harian suatu kelompok. Selanjutnya dinyatakan juga bahwa ukuran dan kestabilan home range bervariasi menurut sumber dan jenis makanan, topografi, kepadatan
(18)
populasi, predator dan ukuran kelompok. Ukuran home range pada Siamang rata-rata 28 ha (Rinaldi, 1992).
E. Komponen Habitat
Satwa liar dalam hidupnya memerlukan tempat-tempat yang digunakan untuk mencari makan, minum, tempat bermain dan bekembang biak. Tempat-tempat ini yang menjadi habitat satwa tersebut. Menurut Alikodra (1990), habitat adalah kawasan yang terdiri dari berbagai komponen, baik fisik maupun biotik, yang merupakan satu kesatuan dan digunakan sebagai tempat hidup serta berkembangbiaknya satwa liar. Pada dasarnya ada tiga bagian komponen penting bagi kehidupan satwa liar yaitu pakan, air dan cover. 1. Pakan
Pakan merupakan salah satu faktor penting keberlangsungan kehidupan satwa liar. Kuantitas dan kualitas pakan berhubungan erat dengan tingkat kesejahteraan satwa. Pakan merupakan sumber energi. Seperti manusia, satwa liar juga memerlukan energi untuk proses metabolisme tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Rendahnya kuantitas dan kualitas pakan akan berdampak negatif bagi satwa liar tersebut seperti menurunnya kesehatan satwa, penurunan populasi akibat bahaya kelaparan dan pada beberapa kejadian dapat menyebabkan satwa punah.
2. Ketersediaan Air
Air digunakan satwa liar untuk minum dan berkubang, air berperan dalam metabolisme tubuh satwa. Jenis-jenis vertebrata liar mendapatkan air dari berbagai sumber yaitu air bebas yang tersedia di danau, kolam, sungai dan
(19)
air yang terdapat pada parit-parit atau irigasi, bagian vegetasi yang mengandung air, embun dan air yang dihasilkan dari proses-proses
metabolisme lemak maupun karbohidrat di dalam tubuh (Alikodra, 1990).
3. Cover
Kehadiran pelindung sangat diperlukan dan peranannya sangat penting bagi proses kelestarian suatu populasi. Pelindung adalah struktur lingkungan yang dapat melindungi kegiatan reproduksi dan berbagai kegiatan satwa liar lainnya (Alikodra, 1990). Secara fisik berupa vegetasi, goa dan bentukan alam lainnya.
4. Topografi
Topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal. Topografi umumnya
menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan. Objek topografi adalah mengenai posisi suatu bagian dan secara umum menunjuk pada koordinat secara horizontal seperti garis lintang dan garis bujur, dan secara vertikal. Kemiringan lahan adalah perbandingan antara beda tinggi (jarak vertikal) suatu lahan dengan jarak mendatarnya (Departemen Kehutanan, 2004).
Konfigurasi permukaan bumi sangat mempengaruhi ketinggian, kemiringan dan deodinamika lahan sebagai habitat, yang akan
(20)
kelembaban) yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan erat dengan masyarakat tumbuhan dalam kaitannya dengan kehadiran,
distribusi, jenis-jenis tumbuhan, dan berbagai proses biologi tumbuhan (Anonim, 2011).
(21)
(22)
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juni – Agustus 2011 di Repong Damar Pekon Pahmungan Kecamatan Pesisir Tengah Lampung Barat.
B. Objek dan Alat Penelitian
Objek yang diteliti adalah keberadaan Siamang, vegetasi repong damar dan topografi lahan. Alat yang digunakan selama penelitian meliputi : denah lokasi, binokuler, GPS (Global Positioning System), kompas, tali plastik, golok, patok kayu, meteran, christen hypsometer, pita ukur, tally sheet, kamera dan alat tulis.
C. Batasan Penelitian
Batasan dalam penelitian ini adalah:
1. Habitat adalah kawasan yang terdiri dari berbagai komponen, baik fisik maupun faktor biotik yang merupakan satu kesatuan dan
dipergunakan sebagai tempat hidup dan berkembangbiaknya satwa liar dan yang dimaksudkan dalam penelitian adalah repong damar Pekon Pahmungan.
(23)
2. Repong damar adalah tegakan damar yang bersama dengan jenis tanaman lainnya telah membentuk suatu asosiasi tanaman pohon dengan struktur vegetasi yang kompleks yang dikelola oleh masyarakat setempat atau perorangan secara lestari.
3. Pakan Siamang adalah bagian tumbuhan yang dikonsumsi oleh Siamang selama penelitian di repong damar.
D. Jenis Data yang Dikumpulkan
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data keberadaan Siamang, jenis pakan Siamang, struktur vegetasi cover Siamang dan topografi lahan di repong damar. Data sekunder meliputi data keadaan umum lokasi penelitian dan data umum tentang Siamang.
E. Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer
Pengumpulan data tentang keberadaan Siamang diperoleh dengan menggunakan metode penjelajahan di kawasan repong damar Pahmungan. Areal penjelajahan ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu berdasarkan pada informasi-informasi yang diperoleh dari masyarakat setempat.
Data jenis pakan Siamang diperoleh melalui metode penjelajahan dengan melakukan pengamatan jenis tumbuhan pakan yang teramati dikonsumsi oleh Siamang selama penelitian yang didukung dengan
(24)
studi kepustakaan. Pada areal vegetasi tersebut dibuat petak contoh, sehingga dapat diketahui kerapatan, frekuensi, dan dominansi tumbuhan yang menjadi pakan Siamang. Pada saat pengamatan tumbuhan-tumbuhan yang dimakan oleh Siamang dicatat jenis, bagian yang dimakan, diameter batang dan tinggi pohon.
Sedangkan data struktur dan profil vegetasi cover Siamang diambil dengan menggunakan petak contoh berukuran 20 x 20 m2. Petak contoh menggunakan metode petak ganda secara acak. Pengambilan contoh vegetasi pada metode petak ganda dilakukan dengan
menggunakan banyak petak contoh yang letaknya tersebar merata pada areal yang dipelajari (Indriyanto, 2006).
Penggunaan petak ini sesuai dengan sifat dari pola pergerakkan Siamang yang dinamis. Sehingga semua parameter kuantitatif dalam analisis struktur vegetasi cover Siamang di repong damar dapat diperoleh. Petak contoh ini diletakkan secara random di sepanjang jalur jelajah Siamang. Fase pertumbuhan yang diukur adalah fase pohon.
Gambar di bawah ini merupakan desain petak contoh di lapangan dengan metode petak ganda secara acak (Soegianto, 1994 dalam Indriyanto, 2006).
(25)
Gambar 1. Desain Petak Contoh yang Digunakan di Areal Penelitian.
Pengumpulan data topografi lahan diperoleh melalui pengukuran kemiringan dan ketinggian tempat di repong damar Pahmungan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data penunjang penelitian dengan menggunakan metode studi kepustakaan yaitu metode yang digunakan untuk
mencari, menganalisis dan mengumpulkan data dengan mempelajari buku-buku, skripsi dan jurnal penelitian, internet dan bentuk publikasi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
(26)
F. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data habitat pada penelitian ini meliputi analisis vegetasi, analisis struktur dan profil vegetasi cover Siamang, analisis jenis pakan Siamang, analisis topografi dan analisis perbandingan habitat. 1. Analisis Vegetasi
Data vegetasi dihitung dengan menggunakan metode analisis vegetasi secara petak ganda acak sehingga diketahui Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR), Dominansi Relatif (DR) dan Indeks Nilai Penting (INP). Masing-masing spesies hasil perhitungan dianalisis secara deskritif. Persamaan-persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai-nilai tersebut adalah:
Kerapatan jenis i (Ki) :
contoh petak seluruh Luas i jenis individu Jumlah
Kerapatan Relatif (KR) : x100% Ki Ki
Frekuensi jenis i (Fi) :contoh petak seluruh Jumlah i spesies ditemukan contoh petak Jumlah
Frekuensi Relatif (FR) : x100%
Fi Fi
Dominansi Jenis i (Di) :contoh petak seluruh Luas i jenis LBDS
Dominansi Relatif (DR) : x100%
Di Di
Luas Bidang Dasar (LBDS) : ¼ π φ(27)
Keterangan:
Ki : Kerapatan suatu spesies (i)
KR : Kerapatan relatif suuatu spesies (i) Fi : Frekuensi suatu spesies (i)
FR : Frekuensi relatif suatu spesies (i) Di : Dominansi suatu spesies (i) DR : Dominansi relatif suatu spesies (i)
φ : Diameter pohon setinggi dada (dbh)
2. Analisis Struktur dan Profil Vegetasi
Data yang dikumpulkan berupa tinggi pohon, diameter batang dan tajuk pohon yang berada di lokasi penelitian. Dari data ini diperoleh stratifikasi tajuk pohon di habitat Siamang. Struktur pohon tersebut selanjutnya akan digambarkan secara vertikal dan horizontal serta dianalisis secara deskritif sehingga diperoleh profil vegetasi yang mewakili habitat Siamang tersebut.
3. Analisis Jenis Pakan Siamang
Data yang diperoleh dari penjelajahan ditabulasikan dan dilakukan analisis vegetasi sehingga diperoleh kerapatan relatif, frekuensi relatif dan dominansi relatif. Dalam analisis vegetasi tumbuhan pakan digunakan persamaan-persamaan yang sama dengan analisis struktur vegetasi cover Siamang. Hasil yang diperoleh dari metode analisis vegetasi tersebut dianalisis secara deskriftif kuantitatif sehingga diketahui jenis, kelimpahan dan penyebaran tumbuhan pakan Siamang di areal repong damar.
(28)
4. Topografi
Data mengenai ketinggian dan kemiringan lahan di repong damar akan dianalisis secara deskritif. Dari analisis ini diperoleh informasi
mengenai pengaruh topografi lahan terhadap perilaku Siamang dan vegetasi yang ada di repong damar.
5. Analisis Habitat
Setelah semua data komponen habitat ditabulasikan dan dianalisis, maka dapat dilakukan analisis kesesuaian habitat Siamang di repong damar. Analisis dilakukan secara kualitatif, dengan membandingkan habitat Siamang di repong damar dengan hutan alam. Informasi habitat Siamang di hutan alam diperoleh melalui studi kepustakaan.
(29)
Judul Skripsi : ANALISIS HABITAT SIAMANG
(Hylobathes syndactilus) DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN KECAMATAN
PESISIR TENGAH LAMPUNG BARAT Nama Mahasiswa
:
Rosmerry YulianaNPM : 0714081059 Jurusan : Kehutanan Fakultas : Pertanian
MENYETUJUI
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Agus Setiawan, M.Si. Dr. Arief Darmawan, S.Hut., M.Sc.
NIP. 19590811 198603 1001 NIP. 19790701 200801 1009 Mengetahui,
Ketua Jurusan Kehutanan
Dr. Ir. Agus Setiawan. M.Si. NIP.19590811 198603 1001
(30)
MENGESAHKAN
1. Tim PengujiKetua : Dr. Ir. Agus Setiawan, M.Si. ... Sekretaris : Dr. Arief Darmawan, S.Hut., M.Sc. ... Penguji
Bukan Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Sugeng P Harianto, M.S. ... 2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.Si. NIP. 19610826 198702 1 001
(31)
Motto
Tuhan tidak akan membawa saya sejauh ini
Hanya untuk meninggalkan saya sendiri disini,.
Karena Tuhan menjadikan semua indah pada waktunya..
Keajaiban..
Keajaiban terjadi saat ada keyakinan
Dalam ketidakmungkinan..
Hidup butuh perjuangan..
Perjuangan butuh pengorbanan..
Pengorbanan butuh kesabaran..
Kesabaran butuh keyakinan..
Keyakinan menentukan keberhasilan..
Keberhasilan menentukan kebahagiaan..
(32)
(33)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Repong Damar Pekon Pahmungan merupakan salah satu bentuk ekosistem yang unik dan merupakan salah satu bentuk pengelolaan hutan berbasis masyarakat adat yang berhasil. Menurut Harianto dan Winarno (2008), Repong Damar adalah tegakan damar yang bersama dengan jenis tanaman lainnya (buah-buahan, kayu lainnya, dan rotan) telah membentuk asosiasi tanaman pohon dengan struktur vegetasi yang kompleks yang dikelola oleh masyarakat setempat atau perorangan secara lestari.
Pada repong damar Pahmungan, pohon damar mencapai 65% dari populasi pohon yang ada, yang berdinamika setiap tahunnya (Harianto dan Winarno, 2008). Damar Mata Kucing (Shorea javanica), Durian (Durio zibethinus) dan Duku (Lansium domesticum) merupakan tiga jenis pohon andalan repong damar.
Indikator alami dari keberhasilan ekosistem repong damar adalah
berkembangnya keberadaan satwa liar. Keberanekaragaman jenis pohon merupakan habitat yang tepat bagi kehidupan satwa liar (Dewi, 2009). Salah satu contoh satwa yang berkembang di tempat ini adalah Siamang
(34)
Siamang (Hylobathes sindactylus) merupakan salah satu spesies primata yang asli hidup di daerah Malaysia , Thailand, dan Sumatera. Siamang adalah kelompok primata sejati hutan yang membutuhkan pohon untuk
mempertahankan hidupnya. Siamang membutuhkan hutan sebagai tempat mencari makan, bermain, beristirahat dan melakukan aktivitas sosial lainnya (Larasati, 2009).
Konversi hutan di Pulau Sumatera merupakan ancaman terbesar bagi jenis satwa di alam, begitu pula berbagai jenis primata. Sebagai gambaran antara tahun 1995-2000, tidak kurang dari 40% habitat hutan rusak akibat
pembalakan hutan, kebakaran, penebangan liar dan perubahan lahan menjadi area perkebunan dan pertanian. Kebakaran hutan merupakan penyumbang cukup besar dalam konversi hutan tersebut (WCS-IP, 2000). Hal tersebut juga merupakan ancaman keberlangsungan keberadaan habitat Siamang.
Menurut McNelly (1978) dalam Alikodra (1990), makhluk hidup memiliki ketergantungan pada vegetasi, baik langsung maupun tidak langsung sehingga terdapat hubungan yang erat antara macam vegetasi dan macam komunitas biotik. Vegetasi berfungsi sebagai sumber pakan dan cover bagi Siamang. Perubahan terhadap ekosistem sebagai dampak aktivitas manusia yang negatif akan menimbulkan perubahan lingkungan biotik satwa liar. Lingkungan biotik ini antara lain ketersediaan pakan dan cover bagi satwa dalam mempertahankan kehidupannya. Kondisi ini menunjukkan bahwa keberlangsungan kehidupan satwa bergantung pada habitatnya. Apabila
(35)
habitat dan komponen-komponennya terjaga kelestariannya maka akan mendukung kelestarian satwa di habitat tersebut.
Pada dasarnya pembinaan satwa adalah pembinaan habitatnya, sehingga perhatian pengelola tidak hanya tertuju pada populasinya saja melainkan pada kondisi habitatnya. Untuk itu penelitian tentang habitat Siamang di repong damar perlu dilakukan untuk keberhasilan pengelolaan satwa liar khususnya Siamang dan habitatnya.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Struktur dan profil vegetasi habitat Siamang di repong damar Pekon Pahmungan Krui.
2. Jenis pakan Siamang dan kelimpahannya di repong damar Pekon Pahmungan Krui.
3. Pengaruh topografi terhadap perilaku Siamang dan vegetasi di repong damar Pekon Pahmungan Krui.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis struktur dan profil vegetasi habitat Siamang di repong damar Pekon Pahmungan.
2. Mengetahui jenis tumbuhan pakan Siamang dan kelimpahannya di repong damar Pekon Pahmungan.
(36)
3. Menganalisis pengaruh topografi lahan terhadap perilaku Siamang dan vegetasi di repong damar Pekon Pahmungan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk:
1. Memberikan data dan informasi tentang habitat Siamang di repong damar yang diperlukan dalam upaya perlindungan Siamang dan habitatnya. 2. Dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut tentang habitat
Siamang di repong damar.
E. Kerangka Pemikiran
Habitat merupakan tempat hidup berbagai jenis organisme yang membentuk suatu komunitas, sehingga untuk menjamin kelestarian habitat berarti
kelangsungan di dalam sistem tersebut harus dipertahankan. Pada prinsipnya satwa liar memerlukan tempat-tempat yang dipergunakan untuk mencari makan, minum, berlindung, bermain dan tempat untuk berkembang biak.
Siamang merupakan satwa yang sebagian besar waktu aktifnya dihabiskan untuk bergerak. Oleh sebab itu untuk mengetahui titik-titik keberadaannya digunakan metode penjelajahan kawasan repong damar yang menjadi areal penelitian. Areal penjelajahan ditentukan dengan metode purposive sampling berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari masyarakat setempat
(37)
Kehidupan Siamang sebagai satwa arboreal erat kaitannya dengan keadaan vegetasi di habitat tersebut. Vegetasi yang ada merupakan sarana yang dijadikan sebagai tempat bermain dan beristirahat oleh Siamang. Sehingga perlu diketahui keadaan struktur vegetasinya secara umum. Untuk
mengetahui struktur dan profil vegetasi tersebut dilakukan analisis vegetasi dengan cara membuat petak contoh yang diletakkan secara random di sepanjang jalur jelajah Siamang.
Keberlanjutan hidup Siamang di alam bebas sangat bergantung pada ketersediaan pakannya. Untuk itu perlu dilakukan pengamatan jenis pakan yang dikonsumsi dan kelimpahannya di areal repong damar. Dengan analisis vegetasi pakan, maka dapat diperoleh informasi mengenai penyebaran dan kelimpahan tumbuhan pakan tersebut di repong damar.
Topografi merupakan salah satu faktor abiotik yang mempengaruhi keadaan suatu habitat. Repong damar memiliki topografi yang berbeda dengan areal di sekitarnya. Untuk mengetahui pengaruh topografi terhadap perilaku Siamang dan vegetasi yang terdapat di kawasan tersebut maka diperlukan pengukuran ketinggian dan kemiringan lahan di repong damar.
Berdasarkan semua komponen habitat yang diteliti tersebut maka dapat dilakukan analisis kesesuaian habitat Siamang di repong damar. Analisis kesesuaian dilakukan dengan membandingkan habitat Siamang di repong damar dengan habitat Siamang di hutan alam.
(38)
Semua informasi yang diperoleh mengenai habitat Siamang di repong damar dapat digunakan sebagai data awal yang diperlukan dalam upaya
(39)
(40)
PERSEMBAHAN
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat, rahmat serta
cinta kasih yang senantiasa tercurah pada hamba.
Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati kupersembahkan karya
kecilku ini kepada Bapak dan Mamak yang tidak henti- hentinya
berdoa bagi keberhasilan dan kesuksesanku
Saudara-saudaraku tercinta Risma dan Santo
terimakasih atas motivasi dan semangat kalian selama ini untuk
mendukungku
(41)
(42)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Natar, Lampung Selatan, pada tanggal 16 Juli 1989, sebagai putri ketiga pasangan Bapak Toga Pasaribu dan Ibu Woro Widyastuti.
Pada tahun 1995, penulis masuk di SD N 1 Natar, Lampung Selatan. Tahun 2001 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri dan melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Natar Lampung Selatan sampai tahun 2004. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan pada tahun 2004. Tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan Sarjana (S1) di Universitas Lampung (UNILA) Fakultas Pertanian Jurusan Kehutanan melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
Selama menuntut ilmu di UNILA, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan yakni Pengurus Bidang I Himasylva Periode 2008-2009 dan Bendahara Himasylva Periode 2010-2011. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi Asisten Mata Kuliah Inventarisasi Hutan, Manajemen Hidupan Liar dan Wisata Hutan Berkelanjutan. Selain itu, penulis mengikuti Praktek Umum (PU) Kehutanan di BKPH Cibarengkok, KPH Cianjur, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten.
(43)
SANWACANA
Salam Sejahtera,
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus karena atas kasih
dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis
Habitat Siamang (Hylobathes syndactilus) di Repong Damar Pekon Pahmungan Kecamatan Pesisir Tengah Lampung Barat”. Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan saran berbagai pihak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Agus Setiawan, M.Si., selaku pembimbing utama dan
pembimbing akademik penulis atas bimbingan, saran dan motivasi yang telah diberikan selama penulisan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Arief Darmawan, S.Hut., M.Sc., selaku pembimbing dua penulis atas bimbingan, saran, kritik dan motivasi yang telah diberikan selama penulisan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S. selaku pembahas atas saran dan kritik yang diberikan sehingga selesainya penulisan skripsi ini.
(44)
4. Bapak Dr. Ir. Agus Setiawan, M.Si., selaku Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung atas ilmu yang telah diberikan.
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
7. Bapak dan mamak tercinta, untuk setiap derai air mata dalam urai do’a dan tetesan keringat, yang tiada berhenti berdoa dan berjuang untuk keberhasilan penulis, atas kasih sayang dan semangat yang selalu dicurahkan kepada penulis yang tiada henti-hentinya bagai aliran sungai. ”I love u some much from the bottom of my heart”.
8. Kakak Risma dan Abang Santo untuk do’a, kasih sayang dan semangat yang selalu tercurah, terima kasih telah menjadi penopang hidup penulis. (My beloved brotha n sista).
9. Kepala dan masyarakat pekon Pahmungan Krui Lampung Barat atas
bantuannya selama penulis melakukan penelitian hingga selesainya skripsi ini. 10.Himaker dan Big Brother Krui, atas canda tawa dan derai air mata yang kita
untai bersama selama ini. Akan menjadi kepingan cerita indah dalam
rangkaian perjalanan hidup penulis. (titip doa ‘tuk salah satu member Bigbro yang sedang berjuang menimba ilmu di Negeri Sakura, bakas Miss U, Eko Prasetyo Hibike Izhikenzou). Big Hug for All..
11.Mas Tikno dan Pakde Tasman, untuk canda tawa yang tercipta di setiap sudut gedung Kehutanan.
(45)
12.HIMASYLVA terima kasih atas dukungan yang telah diberikan selama ini kepada penulis. SALAM RIMBAWAN..!
13.Teman-teman di Forestry Seven (2007), Icha, Annisa, Wo Ferra, Valen, Oben, Ribai, Daus, Baim, Eko, Echa, Adi, Westi, Lisda, Agus, Sondri, Moses, Daniel, Fajar, Etu, Nanda, Deni, Rani, Anggi, Andri, Ando, Elsa, Rita, Desni, Nove, Edwin atas kebersamaan yang menemani setiap langkah penulis, You’re My Second Famz.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan mereka semua yang telah diberikan kepada penulis. Penulis berharap saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Salam Sejahtera.
Bandar Lampung, Desember 2011
(1)
PERSEMBAHAN
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat, rahmat serta
cinta kasih yang senantiasa tercurah pada hamba.
Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati kupersembahkan karya
kecilku ini kepada Bapak dan Mamak yang tidak henti- hentinya
berdoa bagi keberhasilan dan kesuksesanku
Saudara-saudaraku tercinta Risma dan Santo
terimakasih atas motivasi dan semangat kalian selama ini untuk
mendukungku
(2)
(3)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Natar, Lampung Selatan, pada tanggal 16 Juli 1989, sebagai putri ketiga pasangan Bapak Toga Pasaribu dan Ibu Woro Widyastuti.
Pada tahun 1995, penulis masuk di SD N 1 Natar, Lampung Selatan. Tahun 2001 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri dan melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Natar Lampung Selatan sampai tahun 2004. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan pada tahun 2004. Tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan Sarjana (S1) di Universitas Lampung (UNILA) Fakultas Pertanian Jurusan Kehutanan melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
Selama menuntut ilmu di UNILA, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan yakni Pengurus Bidang I Himasylva Periode 2008-2009 dan Bendahara Himasylva Periode 2010-2011. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi Asisten Mata Kuliah Inventarisasi Hutan, Manajemen Hidupan Liar dan Wisata Hutan Berkelanjutan. Selain itu, penulis mengikuti Praktek Umum (PU) Kehutanan di BKPH Cibarengkok, KPH Cianjur, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten.
(4)
SANWACANA
Salam Sejahtera,
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus karena atas kasih
dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis
Habitat Siamang (Hylobathes syndactilus) di Repong Damar Pekon Pahmungan Kecamatan Pesisir Tengah Lampung Barat”. Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan saran berbagai pihak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Agus Setiawan, M.Si., selaku pembimbing utama dan
pembimbing akademik penulis atas bimbingan, saran dan motivasi yang telah diberikan selama penulisan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Arief Darmawan, S.Hut., M.Sc., selaku pembimbing dua penulis atas bimbingan, saran, kritik dan motivasi yang telah diberikan selama penulisan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S. selaku pembahas atas saran dan kritik yang diberikan sehingga selesainya penulisan skripsi ini.
(5)
4. Bapak Dr. Ir. Agus Setiawan, M.Si., selaku Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung atas ilmu yang telah diberikan.
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
7. Bapak dan mamak tercinta, untuk setiap derai air mata dalam urai do’a dan tetesan keringat, yang tiada berhenti berdoa dan berjuang untuk keberhasilan penulis, atas kasih sayang dan semangat yang selalu dicurahkan kepada penulis yang tiada henti-hentinya bagai aliran sungai. ”I love u some much from the bottom of my heart”.
8. Kakak Risma dan Abang Santo untuk do’a, kasih sayang dan semangat yang selalu tercurah, terima kasih telah menjadi penopang hidup penulis. (My beloved brotha n sista).
9. Kepala dan masyarakat pekon Pahmungan Krui Lampung Barat atas
bantuannya selama penulis melakukan penelitian hingga selesainya skripsi ini. 10.Himaker dan Big Brother Krui, atas canda tawa dan derai air mata yang kita
untai bersama selama ini. Akan menjadi kepingan cerita indah dalam
rangkaian perjalanan hidup penulis. (titip doa ‘tuk salah satu member Bigbro yang
sedang berjuang menimba ilmu di Negeri Sakura, bakas Miss U, Eko Prasetyo Hibike Izhikenzou). Big Hug for All..
11.Mas Tikno dan Pakde Tasman, untuk canda tawa yang tercipta di setiap sudut gedung Kehutanan.
(6)
12.HIMASYLVA terima kasih atas dukungan yang telah diberikan selama ini kepada penulis. SALAM RIMBAWAN..!
13.Teman-teman di Forestry Seven (2007), Icha, Annisa, Wo Ferra, Valen, Oben, Ribai, Daus, Baim, Eko, Echa, Adi, Westi, Lisda, Agus, Sondri, Moses, Daniel, Fajar, Etu, Nanda, Deni, Rani, Anggi, Andri, Ando, Elsa, Rita, Desni, Nove, Edwin atas kebersamaan yang menemani setiap langkah penulis, You’re
My Second Famz.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan mereka semua yang telah diberikan kepada penulis. Penulis berharap saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Salam Sejahtera.
Bandar Lampung, Desember 2011