Hubungan Antara Pengetahuan dengan Pencarian Pengobatan

yang memiliki pendapatan rendah yaitu 9,8, dibanding kelompok responden yang memiliki pendapatan tinggi hanya sebesar 7,3. Hal ini dikarenakan responden dengan tingkat ekonomi tinggi masih memiliki pengetahuan dan sikap yang kurang dalam mencari pengobatan, sehingga berpengaruh pada pelaksanaan dalam mencari pengobatan tersebut. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nursita Maharani 2011 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara status ekonomi dengan pencarian pengobatan p value= 0,009. Pencarian pengobatan tidak baik pada responden yang berpendapatan rendah karena dengan tingkat ekonomi rendah menyebabkan masyarakat untuk memberikan pelayanan pengobatan kepada anggota keluarganya juga rendah.

5.1.5 Hubungan Antara Pengetahuan dengan Pencarian Pengobatan

Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dengan alternatif uji Fisher dilakukan penggabungan sel pada kategori variabel bebas pengetahuan rendah- sedang dan variabel terikat pencarian pengobatan rendah-sedang, sehingga diperoleh tabel 2x2 sebagaimana dihasilkan nilai p value sebesar 0,002 p0,05 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan pencarian pengobatan pada penderita kusta. Pencarian pengobatan kurang baik pada responden yang mempunyai pengetahuan rendah sebesar 73,2 dan pada responden yang mempunyai pengetahuan tinggi sebesar 12,2 saja. Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ruslan 2014 yang menyatakan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pencarian pengobatan. Pada penelitian tersebut, responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik mempunyai risiko 5,79 kali untuk tidak melakukan pencarian pengobatan pada fasilitas kesehatan dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan baik. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Ruslan, pada penelitian ini prosentase pencarian pengobatan kurang pada responden yang memiliki pengetahuan rendah sebesar 73,2, dan responden yang memiliki pengetahuan tinggi sebesar 12,2. Hal ini dikarenakan responden dengan tingkat pengetahuan rendah memiliki tingkat pendidikan rendah juga tidak sekolah, SD dan SMP sebesar 78,1. Sedangkan responden dengan pengetahuan baik memiliki tingkat pendidikan tinggi SMA sebesar 90. Menurut Notoatmodjo 2007, sebagian besar pengetahuan didapatkan dari diri sendiri dan orang lain, sedangkan tingkat pendidikan menentukan mudah tidaknya seseorang dalam menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Pada umumnya, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin baik pula pengetahuannya. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian Nugraheni 2005 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pencarian pengobatan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni Dian, prosentase pencarian pengobatan tidak baik pada responden dengan pengetahuan tinggi sebanyak 78,8, dibanding responden dengan pengetahuan rendah 52,9. Hal tersebut dikarenakan pada kelompok responden yang pengetahuannya rendah sudah mendapatkan informasi dari petugas kesehatan tentang program pengobatan kusta pada waktu mencari pengobatan kusta dan adanya dukungan keluarga, petugas dan masyarakat untuk mengikuti pengobatan penyakit kusta di Puskesmas.

5.1.6 Hubungan Antara Sikap dengan Pencarian Pengobatan

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI PENDERITA KUSTA DALAM KELOMPOK PERAWATAN DIRI (KPD)DI KABUPATEN BREBES

0 5 182

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAWATAN DIRI KUSTA PADA PENDERITA KUSTA DI PUSKESMAS KUNDURAN KECAMATAN KUNDURAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2011

0 14 121

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUNAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kusta Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabunan Kabupaten Pemalang.

0 1 16

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keteraturan Dan Ketepatan Perawatan Diri Pada Penderita Kusta Di Wilayah Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi Tahun 2011.

1 3 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN DAN KETEPATAN PERAWATAN DIRI PADA PENDERITA KUSTA Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keteraturan Dan Ketepatan Perawatan Diri Pada Penderita Kusta Di Wilayah Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi Tahun 2011

0 1 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KECACATAN PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN NGAWI.

0 0 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis Di Wilayah Puskesmas Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 5 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis Di Wilayah Puskesmas Nguter Kabupaten Sukoharjo.

0 2 13

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENDERITA KUSTA DALAM PENCARIAN PENGOBATAN DI PUSKESMAS KUNDURAN KABUPATEN BLORA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 138

85 1 165 1 10 20161107

0 0 14