dan pengerahan aktivitas. Melalui prsoses ini standar dibuat dan kemudian digunakan, diikuti umpan balikyang menimbulkan perbaikan Swansburg, 2000.
Huber 2006 menyatakan bahwa fungsi pengendalian adalah fungsi yang digunakan untuk memantau dan mengatur perencanaan, proses, dan sumber daya
manusia yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
Robins Coulter 2007 menyatakan bahwa fungsi ini adalah fungsi yang terakhir di dalam manajemen dan fungsi memantau dan mengevaluasi setiap
kegiatan yang telah berjalan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan dan memantau kinerja stafnya, Kinerja tersebut kemudian dibandingkan dengan
sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Apabila kinerja tersebut menyimpang maka fungsi manajemen yang lain diperiksa kembali. Proses pengendalian ini
meliputi memantau, memperbandingkan, dan mengoreksi.
3.3 Fungsi Manajemen Kepala Ruangan
Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawatan profesional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan
di satu ruang rawat Depkes, 1994. Kepala ruangan mempunyai tanggung jawab dalam manajemen menurut Depkes RI 1994 adalah secara admnistratif dan
fungsional bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perawatan, secara teknis medis operasional bertanggung jawab kepada dokter penanggung jawab, dokter
yang berwenangKepala UPF.
Universitas Sumatera Utara
Tugas pokok kepala ruangan adalah mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat yang berada di wilayah tanggung
jawabnya. Adapun fungsi manajemen keperawatan kepala ruangan adalah: 1.
Fungsi Perencanaan Kegiatan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Fungsi perencanaan manajemen keperawatan di ruang rawat inap yang
dilaksanakan oleh kepala ruangan sebagai pemikiran atau konsep-konsep tertulis seorang manajer. Sebelum melakukan perencanaan terlebih dahulu dianalisa dan
dikaji sistem, strategi organisasi dan tujuan organisasi, sumber-sumber organisasi, kemampuan yang ada, aktifitas spesifik dan prioritasnya. Perencanaan di ruang
rawat inap melibatkan seluruh personil mulai dari perawat pelaksana, ketua tim dan kepala ruangan. Perencanaan kepala ruang sebagai manajer meliputi
perencanaan tahunan, bulanan, mingguan, dan harian Swansburg, 2000. Perencanaan kepala ruang di ruang rawat inap meliputi perencanaan
kebutuhan tenaga, pengembangan tenaga, kebutuhan logistik ruangan, program kendali mutu yang akan disusun untuk pencapaian tujuan jangka pendek,
menengah dan panjang. Kepala ruangan juga merencanakan kegiatan di ruangan seperti pertemuan dengan staf pada akhir minggu Swansburg, 2000.
Nursalam 2009 menyatakan bahwa tanggung jawab kepala ruangan dalam fungsi perencanaan sebagai berikut 1 menunjuk ketua tim yang bertugas
di ruangan masing-masing; 2 mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya; 3 mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien : gawat, transisi,
dan persiapan pulang, bersama ketua tim; 4 mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim,
mengatur penugasanpenjadwalan; 5 merencanakan strategi pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
keperawatan; 6 mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang dilakukan terhadap pasien; 7 mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan meliputi membimbing pelaksanaan asuhan
keperawatan, membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah, memberikan
informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk; 8 membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri; 9 membantu membimbing
peserta perawat didik keperawatan; 10 menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.
Uraian tugas kepala ruangan yang ditentukan oleh Depkes 1994 dalam melaksankan fungsi perencanaan adalah 1 merencanakan jumlah dan kategori
tenaga keperawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan; 2 merencanakan jumlah jenis peralatan keperawatan yang diperlukan sesuai kebutuhan; 3 merencanakan
dan menentukan jenis kegiatan dan asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
2. Fungsi Pengorganisasian Kegiatan Keperawatan di Ruang Rawat Inap
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan, dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan
wewenang, dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi Muninjaya, 2004. Ada tiga aspek penting
dalam pengorganisasian meliputi : pola struktur organisasi, penataan kegiatan, dan
Universitas Sumatera Utara
struktur kerja organisasi. Prinsip-prinsip pengorganisasian adalah pembagian kerja, pendelegasian tugas, koordinasi, dan manajemen waktu Warsito, 2006.
Nurhidayah 2003 menyatakan bahwa, kepala ruangan bertanggung jawab untuk mengorganisasikan kegiatan asuhan keperawatan di unit kerjanya untuk
mencapai tujuan pengorganisasian, pelayanan keperawatan di ruangan meliputi: a.
Struktur Organisasi Struktur organisasi ruang rawat inap terdiri dari : struktur, bentuk dan bagan.
Berbagai struktur, bentuk dan bagan dapat digunakan tergantung pada besarnya organisasi dan tujuan yang ingin dicapai. Struktur organisasi
ruang rawat inap menggambarkan pola hubungan bagian atau staf atasan baik vertikal maupun horizontal. Sehingga dapat dilihat juga posisi tiap
bagian, wewenang, tanggung jawab serta tanggung gugat. b.
Pengelompokkan kegiatan Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus
diselesaikan untuk mencapai tujuan. Pengelompokkan kegiatan dilakukan untuk memudahkan pembagian tugas perawat sesuai dengan pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta serta disesuaikan dengan kebutuhan pasienklien.
c. Koordinasi kegiatan
Kepala ruangan sebagai koordinator kegiatan harus menciptakan kerjasama yang selaras satu sama lain dan saling menunjang untuk
menciptakan suasana kerja yang kondusif. Selain itu, adanya pedelegasian tugas perlu dilakukan kepada ketua tim atau perawat
pelaksana dalam asuhan keperawatan di ruang rawat inap.
Universitas Sumatera Utara
d. Evaluasi kegiatan
Kegiatan yang telah dilaksanakan perlu dievaluasi menilai apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana. Kepala ruangan
berkewajiban untuk memberi asuhan yang jelas tentang kegiatan yang dilakukan.
e. Kelompok kerja
Kegiatan di ruang rawat inap diperlukan kerja sama antar staf dan kebersamaan dalam kelompok, hal ini untuk meningkatkan motivasi
kerja dan perasaan keterikatan dalam kelompok, hal ini untuk meningkatkan kualitas kerja dan mencapai tujuan pelayanan dan asuhan
keperawatan.
3. Fungsi Pengaturan Staf Kegiatan Keperawatan di Ruang Rawat Inap
Kegiatan pelayanan keperawatan bergantung pada kualitas dan kuantitas perawat yang bertugas selama 24 jam terus-menerus di bangsal. Upaya
peningkatan mutu pelayanan yang diperlukan adalah dukungan sumber daya manusia yang mampu mengemban tugas dan mengadakan perubahan. Hal ini akan
dapat terlaksana dengan baik diperlukan adanya perencanaan, baik jumlah maupun klasifikasi tenaga kerja, serta pendayagunaan tenaga kerja sesuai dengan
sistem pengelolaan yang ada Swansburg, 2000. Swansburg 2000 berpendapat bahwa pengaturan staf keperawatan
merupakan proses yang teratur dan sistematis, berdasarkan rasional, diterapkan untuk menentukan jumlah dan jenis personel keperawatan yang dibutuhkan untuk
memberikan asuhan keperawatan pada standar yang ditetapkan sebelumnya pada
Universitas Sumatera Utara
kelompok pasien dalam situasi tertentu. Proses pengaturan staf bersifat kompleks. Komponen pengaturan staf adalah sistem kontrol termasuk studi pengaturan staf,
penugasan rencana pengaturan staf, dan rencana penjadwalan. Kebutuhan keperawatan dipengaruhi oleh karateristik populasi pasien yang
ditentukan oleh jumlah dan kemampuan staf medis. Kebutuhan khusus individu dokter, waktu dan lamanya ronde; waktu, kompleksitas, dan jumlah tes, obat-
obatan, dan pengobatan; jumlah dan jenis pembedahan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas personel perawatan yang diperlukan dan mempengaruhi
penempatan Swansburg, 2000. Pengaturan staf yang rendah mempunyai efek yang negatif terhadap moral
staf, kualitas pelayanan keperawatan, dan modalitas praktik keperawatan. Hal tersebut dapat menurunkan jumlah pasien, menyebabkan penurunan kehadiran,
kebosanan, dan ketidakpuasan Swansburg, 2000.
4. Fungsi Kepemimpinan Kegiatan Keperawatan di Ruang Rawat Inap
Fungsi kepemimpinan adalah suatu konsep dari suatu tujuan dan metoda untuk mencapainya, serta suatu mobilisasi dari seluruh fasilitas yang diperlukan
untuk pencapaian hasil dari penyesuaian nilai-nilai terhadap faktor lingkungan yang ingin dicapai dari tujuan perencanaan yang telah ditetapkan.
Fungsi kepemimpinan ini dipandang sebagai suatu proses interaktif yang dinamis yang mencakup tiga dimensi yaitu: pimpinan, bawahan, dan situasi.
Ketiga dimensi tersebut saling mempengaruhi, misalnya: pencapaian tujuan bukan hanya bergantung pada sifat pribadi seorang pimpinan tetapi juga bergantung pada
kebutuhan bawahan dan bentuk dari suatu keadaan Swansburg, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi kepemimpinan kepala ruangan di ruang rawat inap bertindak sebagai manajer yang membuat tanggung jawab, membuat unit kerja, mendengar,
berbicara, membujuk dan dibujuk, menggunakan kebijaksanaan bersama untuk membuat keputusan. Kepala ruangan di ruang rawat inap merupakan posisi
kepemimpinan yang paling berpengaruh. Kepala ruangan sebagai manajer perawat dapat mempraktikkan fungsi kepemimpinan perilaku untuk merangsang motivasi
tenaga perawat diruangan Swansburg, 2000. Fungsi kepemimpinan merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerja
sama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien Muninjaya, 2004. Kepala ruangan dalam melakukan
kegiatan kepemimpinan dengan cara: saling memberi motivasi, membantu pemecahan masalah, melakukan pendelegasian, melakukan, menggunakan
komunikasi yang efektif, melakukan kolaborasi dan koordinasi Swansburg, 2000.
Nursalam 2009 menyatakan bahwa, tanggung jawab kepala ruangan dalam fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut: 1 memberi pengarahan
tentang penugasan kepada ketua tim; 2 memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap; 3 menginformasikan hal-hal yang
dianggap penting dan berhubungan dengan askep pasien; 4 melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan; 5 membimbing bawahan yang
mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya; 6 meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
Universitas Sumatera Utara
5. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian Keperawatan di Ruang Rawat Inap
Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan standar keberhasilan program yang dituangkan dalam bentuk target pencapaian, prosedur kerja, dan
sebagainya harus dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan oleh staf. Fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar
penggunaan sumber daya dapat lebih diefisienkan, dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat diefektifkan Muninjaya, 2004.
Fungsi pengawasan dan pengendalian ini sangat penting karena dapat memberi gambaran kualitas pelayanan rumah sakit khususnya pelayanan
keperawatan. Kualitas pelayanan merupakan tipe pengawasan yang berhubungan dengan kegiatan yang dipantau atau diatur dalam pelayanan. Pencapaian kualitas
pelayanan keperawatan memerlukan supervisi keperawatan. Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian berbagai sumber
yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam mencapai tujuan organisasi Nursalam, 2009 sedangkan Depkes 2000, dalam Nursalam,
2009, supervisi adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan
keperawatan, masalah ketenagaan, dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat.
Tujuan dari supervisi keperawatan adalah pemenuhan dan peningkatan kepuasan pelayanan pada pasien dan keluarganya. Supervisi difokuskan pada
kebutuhan, keterampilan, dan kemampuan perawat untuk melakukan tugasnya Nursalam, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan supervisi merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilaksanakan oleh manajer dari tingkatan yang rendah, menengah, dan atas.
Manajer yang melakukan supervisi disebut sebagai supervisor. Sasaran supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan bawahan yang melakukan pekerjaang. Di rumah
sakit yang bertindak sebagai manajer keperawatan yang melakukan supervisi adalah kepala ruang, pengawas keperawatan, kepala seksi, kepala bidang, dan
wakil direktur keperawatan Nursalam, 2009. Proses supervisi praktek keperawatan meliputi tiga elemen yaitu: standar
keperawatan sebagai acuan, fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk menetapkan pembanding untuk menetapkan pencapaian atau
kesenjangan, tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas asuhan. Area supervisi meliputi: pengetahuan dan pengertian tentang
pasien dan diri sendiri, keterampilan yang dilakukan sesuai dengan standar, dan sikap serta penghargaan terhadap pekerjaan Nursalam, 2009.
Nursalam 2009 menyatakan bahwa, tanggung jawab kepala ruang dalam fungsi pengawasan adalah sebagai berikut: 1 melalui komunikasi seperti
mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien; 2 melalui
supervisi meliputi pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati sendiri, atau laporan langsung secara lisan, dan
memperbaikimengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga; pengawasan tidak langsung, yaitu memeriksa daftar hadir ketua tim, membaca dan
memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama proses keperawatan dilaksanakan didokumentasikan, mendengar laporan ketua tim
Universitas Sumatera Utara
tentang pelaksanaan tugas; evaluasi; mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua
tim; audit keperawatan.
3.4 Alat Ukur Fungsi Manajerial Keperawatan Kepala Ruangan Alat ukur fungsi manajerial keperawatan kepala ruangan yang digunakan
merupakan hasil pengembanganmodifikasi. Alat ukur fungsi manajerial kepala ruangan merupakan modifikasi dari beberapa sumber seperti dari Swansburg
2000, Nursalam 2009, pedoman uraian tugas tenaga perawatan di rumah sakit yang dikeluarkan oleh tim Depkes 1994, dan dari penelitian sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan fungsi manajerial kepala ruangan dengan tingkat kepatuhan perawat dalam penerapan
pengendalian infeksi nosokomial dimana fungsi manajerial kepala ruangan terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengaturan staf,
pengendalian. Tingkat kepatuhan perawat dipengaruhi oleh faktor internal meliputi pengetahuan, sikap, kemampuan, dan motivasi; dan faktor eksternal
meliputi karakteristik organisasi, karakteristik kelompok, karakteristik pekerjaan, karakteristik lingkungan, sesuai dengan tujuan penelitian, maka didapatkan skema
sebagai berikut:
Variabel independen Variabel dependen
: Area yang diteliti Skema 3.1 Kerangka Penelitian Hubungan Fungsi Manajerial Kepala Ruangan
dengan Tingkat Kepatuhan Perawat dalam Penerapan Pengendalian Infeksi Nosokomial
Fungsi Manajerial Kepala Ruang :
Perencanaan Pengorganisasian
Pengaturan Staf Kepemimpinan
Pengendalian Tingkat Kepatuhan Perawat dalam
penerapan pengendalian infeksi nosokomial
Universitas Sumatera Utara