Jenis-jenis Standar Penerapan Sistem Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Lateks Pekat Pada PT. Gotong Royong Jaya Medan.

B. Jenis-jenis Standar

Berbagai jenis standar yang dapat dipertimbangkan penggunaannya oleh perusahaan harus didasarkan kepada faktor-faktor anggapan sebagai berikut:

1. Faktor tingkat harga

Beberapa konsep tingkat harga yang dapat dipakai untuk menentukan biaya standar adalah:

a. Standar Ideal Ideal Standard

Standar Ideal untuk harga mendasarkan anggapan kepada tingkat harga bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik yang paling rendah. Apabila tidak ada perubahan yang lebih besar terhadap keadaan perekonomian, standar ideal ini jarang diubah.

b. Standar Normal Normal Standard

Standar Normal untuk tingkat harga mendasarkan anggapan kepada tingkat harga rata-rata yang diharapkan terjadi dalam siklus perusahaan. Standar harga ini umumnya tidak direvisi sebelum skedul perusahaan berakhir.

c. Standar Karen Current Standard

Standar Karen untuk tingkat harga mendasarkan anggapan kepada tingkat harga yang diharapkan akan terjadi didalam periode akuntansi pemakaian standar. Standar harga ini akan direvisi dalam periode akuntansi yang bersangkutan apabila terjadi perubahan harga yang besar.

d. Standar Dasar Basic Standard

Standar dasar untuk tingkat harga menggunakan anggapan kepada tingkat harga yang diharapkan terjadi pada tahun pertama permulaan penggunaan Universitas Sumatera Utara standar. Standar tersebut tidak direvisi dengan adanya perubahan tingkat harga pada periode sesudahnya, akan tetapi hanya dihubungkan sejalan dengan indeks harga yang berlaku.

2. Faktor Tingkat Prestasi

Didalam menyusun standar harus didasarkan kepada konsep tingkat prestasi yang akseptabel atau pantas dapat dicapai. Penentuan tingkat prestasi standar dapat dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Standar prestasi teoritis theoritical performance standar

Standar prestasi teoritis disebut pula standar ideal atau standar sempurna. Standar ini didasarkan kepada anggapan bahwa semua pelaksana akan dapat bekerja dengan tingkat yang paling efisien. Sehingga tidak terjadi pemborosan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, maupun overhead pabrik sama sekali. Standar ini tidak memperhitungkan hambatan-hambatan prestasi yang tidak dapat dihindari terjadinya dan akibatnya sangat sulit dicapai oleh para pelaksana. Apabila standar ini dipakai, pada umumnya tidak diharapkan untuk dicapai oleh kegiatan sesungguhnya tetapi bertujuan untuk dapat memperbaiki tingkat efisiensi.

b. Standar prestasi terbaik yang dicapai

Standar prestasi ini didasarkan kepada standar prestisi teoritis dengan memperhitungkan hambatan-hambatan prestasi yang tidak dapat dihindari terjadinya. Standar prestisi ini dapat dicapai oleh para pelaksana yang bekerja dengan efisiensi tinggi, sehingga merupakan tingkat prestasi yang banyak dipakai didalam praktek. Universitas Sumatera Utara

c. Standar prestasi rata-rata masa lalu

Standar prestasi ini mendasarkan kepada rata-rata prestasi masa lalu untuk menentukan standar prestasi yang akan datang. Standar prestasi ini umumnya relatif mudah dicapai, akan tetapi bukan merupakan alat pengukur prestasi yang baik. Rata-rata prestasi masa lalu umumnya terdapat unsur prestasi yang tidak efisien yang seharusnya tidak dimasukkan di dalam penentuan standar.

d. Standar prestasi normal

Standar prestasi normal didasarkan atas taksiran tingkat prestasi dan efisiensi yang normal dapat dicapai oleh para pelaksana diwaktu yang akan datang, standar prestasi normal ini ditentukan untuk jangka waktu yang relatif panjang dengan mengeliminasi keadaan yang bersifat musiman dan fluktuasi yang bersifat siklikal cyclical

3. Faktor Tingkat Produksi

Tingkat produksi yang dapat dipertimbangkan didalam penentuan standar adalah sebagai berikut:

a. Standar kapasitas teoritis

Standar kapasitas teoritis mendasarkan kepada kemampuan produksi suatu departemen atau pabrik pada kecepatan penuh tanpa henti. Pada standar kapasitas teoritis tidak memperhitungkan hambatan-hambatan atau pemberhentian kegiatan produksi yang tidak dihindari, baik yang disebabkan faktor internal atau eksternal perusahaan. Seringkali standar ini disebut standar pada kapasitas penuh full capacity atau kapasitas 100. Standar kapasitas toritis umumnya tidak dipakai sebagai alat menentukan kapasitas produksi standar, hal ini disebabkan standar Universitas Sumatera Utara tersebut terlalu tinggi dan tidak mungkin untuk dicapai. Manfaat standar ini untuk menentukan standar tingkat produksi praktis dan normal.

b. Standar kapasitas praktis

Standar kapasitas praktis merupakan salah satu konsep pendekatan jangka panjang. Standar kapasitas praktis didasarkan kepada tingkatan produksi teoritis dikurangi dengan hambatan-hambatan kegiatan produksi yang tidak dapat dihindari karena faktor internal perusahaan, jadi didasarkan pada kegiatan pabrik dengan tingkat efisiensi yang diharpakna dapat dicapai pada kondisi pemakaian standar. Pada standar kapasitas praktis belum mempertimbangkan pengurangan kapasitas karena hambatan yang tidak dapat dihindari dari faktor eksternal perusahaan.

c. Standar kapasitas normal

Standar kapasitas normal juga merupakan konsep pendekatan jangka panjang. Standar kapasitas normal adalah standar kegiatan produksi yang dihitung dari standar kegiatan teoritis dikurangi hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindari baik yang datangnya dari faktor internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Faktor eksternal tersebut misalnya faktor musiman, siklus atau fluktuasi perekonomian yang dapat berpengaruh terhadap penjualan produk perusahaan.

d. Standar kapasitas yang diharapkan

Standar kapasitas yang diharapkan mendasarkan kepada kegiatan produksi yang diharapkan dapat dicapai pada periode akuntansi pemakaian standar, sehingga merupakan pendekatan jangka pendek. Besarnya tingkat produksi yang Universitas Sumatera Utara diharapkan dipengaruhi oleh ramalan penjualan pada periode akuntansi yang akan datang dan perubahan persediaan produk yang dikehendaki.

C. Pengertian dan Tujuan Pengendalian