diharapkan dipengaruhi oleh ramalan penjualan pada periode akuntansi yang akan datang dan perubahan persediaan produk yang dikehendaki.
C. Pengertian dan Tujuan Pengendalian
Informasi yang akurat dan tepat sangat diperlukan agar pimpinan dapat terus mengikuti perkembangan operasi maupun kondisi keuangan perusahaan. Untuk
itu diperlukan suatu pengendalian sehingga informasi yang diharapkan dapat dipenuhi dan berguna.
Pengendalian menurut
Supriono 2000
: 24 adalah “ Proses manajemen yang bertujuan untuk menjamin bahwa setiap bagian organisasi yang berfungsi
dengan efisien berdaya guna dan efektif berhasil guna secara maksimal”. Sedangkan menurut Usry dan William 2006 : 5 “Pengendalian control
merupakan usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan yang tepat
untuk mengkoleksi perbedaan yang penting”. Dari defenisi di atas dapat dikemukakan bahwa pengendalian merupakan
proses umpan balik yang bertujuan agar setiap bagian organisasi berfungsi dengan efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dan dapat dilakukan
penyempurnaan tujuan, rencana dan pelaksana. Sedangkan tujuan dari pengendalian itu sendiri menurut Mulyadi 2001 :
163 adalah sebagai berikut: “ a. Menjaga kekayaan organisasi
b. Mengecek ketelitian dan keandalan akuntansi
Universitas Sumatera Utara
c. Mendorong efisiensi d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”
Dari keterangan diatas, dimana telah dijelaskan pengertian dan tujuan pengendalian dengan jelas, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian
merupakan hal yang sangat penting dalam setiap kegiatan baik itu kegiatan menyeluruh dari perusahaan maupun setiap bagian dalam perusahaan terutama
dalam kegiatan produksi dalam suatu perusahaan, karena kegiatan produksi bagi sebuah perusahaan industri merupakan kegiatan utama dalam perusahaannya
dimana biaya yang digunakan akan lebih besar dari kegiatan lain dalam perusahaan. Untuk itu sangat perlu diadakannya pengendalian yang baik agar
tercapainya target atau tujuan perusahaan.
D. Pengertian dan Unsur-Unsur Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya produksi
Menurut Henry Simamora 200: 456 ”Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dengan mengkonversikan bahan baku menjadi produk jadi”.
Sedangkan menurut GarrisonNoreen 2000 : 49 ”Biaya produksi adalah semua biaya yang terkait dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk yang terdiri
dari biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa biaya produksi merupakan
keseluruhan jumlah yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang jadi, yang secara langsung terdiri dari biaya produksi bahn langsung dan biaya tenaga kerja
langsung, sedangkan biaya tidak langsung dimasukan kedalam overhead pabrik.
Universitas Sumatera Utara
Biaya produksi sering juga disebut biaya pabrikasi atau biaya pabrik factory cost. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan equipmen, biaya bahan baku,
biaya bahan penolong, biaya gali karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik secara langsung maupun tidak langsung yang berhubungan dengan proses
produksi menurut objek pengeluarannya.
2. Unsur-Unsur Biaya Produksi
Unsur-unsur biaya produksi pada industri manufaktur menurut Rudianto 2006 : 16 terdiri dari :
a. Biaya bahan baku langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk
membeli bahan baku yang telah digunakan untuk menghasilkan suatu produk jadi tertentu dalam volume tertentu. Misalnya harga
beli kain per potong, harga beli kayu per unit meja dan sebagainya.
b. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar pekeka yang terlibat secara langsung dalam proses
produksi. Misalnya tukang jahit dalam usaha garmen, tukang kayu dalam aerusahaan mebel, dan lain-lain. Tidak semua pekerja yang
terlibat dalam proses produksi selalu dikategorikan sebagai biaya tenaga kerja langsung. Hanya pekerja yang terlibat secara langsung
didalam proses menghasilkan produk perusahaan yang dapat dikelompokan sebagai tenaga kerja langsung.
c. Overhead pabrik adalah berbagai macam biaya selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung tetapi juga
dibutuhkan dalam proses produksi. Termasuk dalam kelompok biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya
tenaga kerja lainnya.
1. Biaya bahan penolong bahan tidak langsung adalah bahan tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk
tertentu. Misalnya, kain dan kancing dibutuhkan untuk menghasilkan pakaian, paku dan cat untuk menghasilkan meja
tulis da sebagainya. Bahan penolong merupakan elemen bahan baku yang dibutuhkan oleh suatu produk jadi, tetapi bukan
merupakan elemen utama. Tanpa bahan penolong suatu produk tidak akan pernah menjadi produk siap pakai dan siap jual.
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah pekerja yang dibutuhkan dalam proses menghasilkan suatu barang tetapi
tidak terlibat secara langsung didalam proses produksi. Misalnya mandor dari para penjahit, Tukang kayu, Satpam
pabrik dan sebagainya. Tenaga kerja penolong merupakan
Universitas Sumatera Utara
tenaga kerja yang tetap dibutuhkan, tetapi bukan merupakan elemen tenaga kerja yang utama dalam suatu produk. Tanpa
tenaga kerja penolong, proses produksi terganggu.
3. Biaya pabrikasi lain adalah biaya-biaya tambahan yang
dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk selain biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja penolong. Seperti, biaya
listrik dan air pabrik. Biaya telepon pabrik
E. Penentuan Standar Biaya Produksi