Analisa Penerapan Sistem Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tanjung Morawa Medan.
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
SKRIPSI
ANALISIS PENERAPAN SISTEM BIAYA STANDAR
SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI
PADA PT. BERLIAN UNGGAS SAKTI
OLEH:
NAMA : ESMIANTA
TARIGAN
NIM
: 040503058
DEPARTEMEN
: AKUNTANSI
PROGRAM
STUDI
: S-1
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Medan
2008
(2)
i
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
“Analisa Penerapan Sistem Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya
Produksi Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tanjung Morawa Medan”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat,
dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi
level S-1 Reguler departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan jelas dan apa
adanya.Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia
menerima sanksi yang ditetapkan oleh departemen.
Medan, 8 juli 2008
Yang membuat Pernyataan,
Esmianta Tarigan
NIM: 040503058
(3)
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat, dan syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kemurahannya.
Karunia yang diberikanNya berupa kesehatan dan kemudahan petunjuk yang menjadi kekuatan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang berjudul ”Analisa Penerapan Sistem Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalaian pada PT. Berlian
Unggas Sakti Tanjong Morawa Medan” ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi di Program S1 Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
Segala kesempurnaan hanya milik Tuhan, dan penulis adalah manusia yang tak luput dari kesalahan. Penulis
sangat menyadari adanya keterbatasan, kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan menuju kesempurnaan di masa
akan datang.
Dengan segenap kasih sayang dan cinta penulis persembahkan skripsi ini untuk Ayahanda dan Ibunda: Kabten
Tarigan dan Setianna br Sembiring yang senantiasa melimpahkan kasih sayang dan memanjatkan doa yang tak henti
untuk penulis.Semoga skripsi ini membawa kebahagiaan dan kebanggaan bagi ayah dan ibu. Selanjutnya saya
berterimakasih kepada abang dan kakak yang menjadi motivator dan memberi inspirasi bagi penulis: Heliana br
Tarigan, Rudi Gurusinga, Oktavianus Ginting terima kasih atas semangat, cinta dan kasih kalian.
Disamping itu, penulis juga berterimakasih kepada beberapa pihak antara lain:
1.
Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2.
Bapak Drs. Arifin Akhmad, MSi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi USU dan Bapak Fahmi Natigor
Nasution, SE, Macc, Ak Selaku Seketaris Departemen Akuntansi yang senatiasa memberikan diorongan
dan masukan yang sabgat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
3.
Bapak Drs. Syamsul Lubis, Ak selaku dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan
tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4.
Bapak M. Utama Nasution, SE, MM, Ak selaku Penguji 1 yang senantiasa memberikan masukan kepada
penulis tanpa pamrih.
5.
Ibu Dra Salbiah ,Msi , Ak selaku dosen penguji II yang telah banyak memberi saran dan kritik dalam
penyusunan skripsi ini.
(4)
bagi penulis.
7.
Seluruh Staf Kariawan FE USU Khususnya Departemen Akuntansi, perpustakaan Ekonomi yang banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
8.
Kepada sahabat- sahabat saya yang menemani baik suka maupun duka antara lain: Wahyuningsih,
Mahyuni, Anggi, Juita, saya bangga menjadi bagian dari kalian: AsnIrawati, Yesvirika, Vevi, Rizki
Ramadona, Tiurmaida, Eca, Elvi, terimakasih atas support kalian.
9.
Teman-teman di Ekonomi Akuntansi Khususnya Angkatan 2004 yang tidak bisa penulis sebutkan satu per
satu, kalian banyak memberikan warna dalam hidupku.
10.
Buat Teman- teman satu gereja: Betseba, Esterina, Natalia, Mega, Febri.Terimakasih buat doanya.
11.
Kepada selusuH pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian skripsi ini.
Medan,8 Juli 2008
Penulis
Esmianta Br Tarigan
NIM.040503058
(5)
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal
1. Tabel 2.1 Anggaran Biaya Overhead
2. Tabel 2.2 Jadwal Penelitian 36
3 Tabel 4.1 Standar pemakaian bahan baku langsung per unit
4. Tabel 4.2 Standar pemakaian bahan baku 400.000
5.. Tabel 4.3 Standar Biaya Pemakaian bahan baku 67
6. Tabel 4.4 Anggaran biaya tidak langsung 70
7. Tabel 4.5 Analisa varians Kuantitas bahan baku 72
8. Tabel 4.6 Analisa varians harga bahan baku 81
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
No Uraian Hal
1. Realisasi anggaran biaya tidak langsung
88
2. Struktur organisasi perusahaan 89
(7)
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian
Hal
1. Gambar 2.1 Siklus Analisa Varian 18
(8)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN... i
KATA PENGANTAR... ii
ABSTRACT... v
ABSTRAK... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR... xi
BAB I .PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Batasan Masalah... 4
C. Perumusan Masalah... 4
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Dan Unsur-Unsur Biaya Produksi... 6
B.
Pengertian Dan Manfaat Biaya Standa... 9
C.
Cara Penentuan Biaya Standar... 12
D.
Analisis Varians Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi... 17
E.
Prosedur Akuntansi Biaya Standar... 35
F.
Kerangka Konseptual... 42
Bab III. METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitin... 44
B.
Jenis Data... 44
C.
Teknik Penelitian Lapangan... 45
D.
Teknik Pengumpulan Data... 45
E.
Tempat Dan Jadwal Penelitian... 46
Bab IV. HASIL PENELITIAN
A. Data penelitian
1.Gambaran Umum PT. Berlian Unggas Sakti... 47
a.Sejarah Singkat Perusahaan... 47
(9)
b.Struktur Organisasi Perusahaan... 48
2.Unsur –Unsur Biaya Produksi... 59
3.Penetapan biaya standar... 61
4 .Analisis varians Sebagai Alat Pengendalian Biay Produksi... 69
B. Analisi Hasil Penelitian
1.Unsur Biaya produksi... 69
2.Penetapan Biaya Standar... 70
3.Analisis Varians Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi... 71
BAB V.KESIMPULAN Dan SARAN
A. Kesimpulan... 76
B. Saran... 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(10)
vi
ABSTRACT
The purpose research to know how to standart cost sistem application
control.This company is a manufac ture company to produce some of feed mill, but in
this research the writer just research about broiler produc.
The researh in berlian unggas sakti tanjung morawa medan. The Method of
this research is case studied method, have purpose to undersatnd problem fenomena
characteristic.
The result reseach t o show are: 1) The company not do yet about varians an
lysis, in order hand an analysis of varians with compare between budged with
realization but the basic of budged is standart cost, 2) The company also not make a
journal standart cost accountancy, 3) the limited from standart cost control is 10 %
from standart cost before,4) from the varians analysis of the writer research base on
research there are from tolerancy limit.
Key Wors : Standar Cost Application, Control, production cost
(11)
v
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peneraoan
sistem biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi. Perusahaan ini adalah
sebuah perusahaan manufacture yang memeproduksi berbagai jenis pakan, namun
penulis membatasi penelitian ini untuk produk Broiler saja.
Penelitian ini dilakukan pada PT. Berlian Unggas Sakt i tanjung Morawa
Medan.Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitia yang bersifat studi
kasus yalni penelitian yang bertujuan untuk memehami karakteristik fenomena
masalah yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut : 1) Perusahaan belum
melakukan anlisa varians sebagaimana dengan yang ada pada teori, melainkan
menganalisis nva rians dengan membandingkan abntara anggaran dengan
realisasinya, namun dasar dari pe nyusunan anggaran itu sendiri adalah biaya standar,
2) Perushaan juga belum membuat prosedu r akauntansi dar i berbagai varians yang
muncul, 3) perusahaan telah menetapkan batas toleransi pengendalian biaya produksi
sebesar 10% dar biaya yang disatndarkan terlebih dahulu dan 4) Dari pembahasan
anlisa varians yang dilakukan oleh penulis berdasarka teori yang ada maka ada dua
varians harga bahan baku yang telah melewati batas toleransi yang ditetapkan
manajemen
(12)
vi
ABSTRACT
The purpose research to know how to standart cost sistem application
control.This company is a manufac ture company to produce some of feed mill, but in
this research the writer just research about broiler produc.
The researh in berlian unggas sakti tanjung morawa medan. The Method of
this research is case studied method, have purpose to undersatnd problem fenomena
characteristic.
The result reseach t o show are: 1) The company not do yet about varians an
lysis, in order hand an analysis of varians with compare between budged with
realization but the basic of budged is standart cost, 2) The company also not make a
journal standart cost accountancy, 3) the limited from standart cost control is 10 %
from standart cost before,4) from the varians analysis of the writer research base on
research there are from tolerancy limit.
Key Wors : Standar Cost Application, Control, production cost
(13)
v
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peneraoan
sistem biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi. Perusahaan ini adalah
sebuah perusahaan manufacture yang memeproduksi berbagai jenis pakan, namun
penulis membatasi penelitian ini untuk produk Broiler saja.
Penelitian ini dilakukan pada PT. Berlian Unggas Sakt i tanjung Morawa
Medan.Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitia yang bersifat studi
kasus yalni penelitian yang bertujuan untuk memehami karakteristik fenomena
masalah yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut : 1) Perusahaan belum
melakukan anlisa varians sebagaimana dengan yang ada pada teori, melainkan
menganalisis nva rians dengan membandingkan abntara anggaran dengan
realisasinya, namun dasar dari pe nyusunan anggaran itu sendiri adalah biaya standar,
2) Perushaan juga belum membuat prosedu r akauntansi dar i berbagai varians yang
muncul, 3) perusahaan telah menetapkan batas toleransi pengendalian biaya produksi
sebesar 10% dar biaya yang disatndarkan terlebih dahulu dan 4) Dari pembahasan
anlisa varians yang dilakukan oleh penulis berdasarka teori yang ada maka ada dua
varians harga bahan baku yang telah melewati batas toleransi yang ditetapkan
manajemen
(14)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini lingkungan pemanufakturan terus berubah karena perkembangan yang sangat pesat baik di bidang teknologi, informasi,komunikasi dan transportasi. Persaingan yang semakin ketat mulai merambah lingkungan ini.Apalagi era globalisasi, produk produk luar negeri dapat dengan bebas memasuki pasar domestik karena tidak ada lagi batas- batas negara.
Menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan-perusahaan dituntut agar mampu menawarkan produk dengan kualitas prima, harga terjangkau, desain yang menarik dan selalu dapat menanggapi keluhan konsumen. Dan untuk dapat melakukan hal ini perusahaan harus dapat mengendalikan biaya produksinya demi mencapai efesiensi dengan tetap memperhatikan kualitas produk. Karena ditengah perekonomian yang semakin sulit ini konsumen akan bertambah selektif terhadap berbagai produk yang ditawarkan perusahaan ini.Dan hal ini akan mempermudah pencapaian tujuan dan kesinambungan perusahaan.
Menanggapi tuntutan tersebut, pihak manajemen harus mampu membuat kebijakan- kebijakan yang tepat mengenai pengendalian yang bertujuan untuk meningkatkan efesiensi, dimana dalam perusahaan besar ruang lingkup manajemen yang semakin luas dalam mengendalikan kegiatan perusahaan akan semakin berat. Manajemen tidak dapat mengikuti setiap tahap kegiatan secara mendalam namun tetap berusaha semaksimal mungkin menjaga agar perusahaan
beroperasi sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan sebelumnya.Untuk dapat melakukan pengendalian biaya demi mencapai efesiensi maka perusahaan terlebih dahulu harus mengenal unsur-unsur biaya produksi yang terdiri dari tiga yakni:
1. Biaya bahan baku
2. Biaya tenaga kerja langsung 3. Biaya overhead
Pengendalian biaya dalam hal ini diartikan bahwa biaya-biaya dapat diawasi baik dari segi pencatatannya maupun dari segi penglokasiannya.Agar pencatatan dan pengalokasian biaya tidak keluar dari jalur maka perlu ditetapkan suatu alat sebagi tolak ukurnya yang dinamakan biaya standar.
Menurut Armanto ( 2005:115 ) “Standard biaya (standard cost) adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu untuk memproduksi satu unit atau sejumlah unit produk selama periode tertentu dimasa akan datang”. Biaya standar merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi berjalan.
Dengan adanya penerapan biaya standar maka diharapkan setidak- tidaknya biaya yang dikeluarkan secara aktual sama dengan jumlah yang ditetapkan terlebih dahulu. Namun hal yang sering terjadi dalam perusahaan, jumlah yang ditetapkan sebelumnya dapat lebih rendah atau lebih tinggi dibandingkan dengan realisasinya. Perbedaan atau selisih antara keduanya disebut sebagai varian, yang akan selanjutnya dianalisis untuk meningkatkan pengendalian biaya produksi.
Kita tidak dapat memastikan suatu produksi itu efesien dan efektif jika jumlah biaya yang ditetapkan sebelumnya lebih besar dari pada jumlah biaya yang terjadi. Dan sebaliknya, produksi kurang efesien dan efektif apabila biaya produksi yang dikeluarkan lebih besar daripada biaya yang ditetapkan terlebih dahulu.Namun dibutuhkan analisis yang lebih lanjut apa penyebab dari penyimpangan tersebut.
Dengan adanya penerapan biaya standar, perusahaan juga dapat dengan mudah menganalisis apa penyebab pembengkakan biaya yang terjadi untuk setiap elemen biaya.. Dimana pada setiap periode akuntansi biaya standar dibandingkan dengan biaya sesungguhnya sehingga dapat dilakukan pengendalian biaya dan penilaian prestasi dengan jalan menentukan efesiensi setiap elemen biaya pada setiap departemen dimana produk tersebut diolah dan siapa yang bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut serta bagaiman pengaruh efesiensi penggunaan bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik pada laba perusahaan.
PT.Berlian Unggas Sakti adalah salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi pakan ternak yang dalam melaksanakan proses produksinya telah menerapkan sistem biaya standar sebagai sebagai dasar penyusunan anggaran yang berfungsi pengendalian biaya produksi, namun perusahaan ini
(15)
masih sering menghadapi masalah dalam hal munculnya berbagai penyimpangan yang bersifat unfavorable ( merugikan) dan favorable ( menguntunggkan) distandarkan terlebih dahulu yang sama sekali tidak diinginkan perusahaan.
Dalam hal ini analisis lebih lanjut akan diadakan terlebih dahulu terhadap penerapan sistem biaya standar serta bebagai penyimpangan yang terjadi pada PT. Berlian Unggas Sakti yang selanjutnya digunakan sebagai alat pengendalian biaya produksi. Apakah biaya produksi yang distandarkan sudah tepat sehingga biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi, atau ada sebab lain yang diabaikan.Oleh karena alasan inilah penulis tertarik memlih judul “Analisis Penerapan Sistem Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi”.
B Batasan Masalah dan Perumusan Masalah
1.Batasan Masalah
Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam penelitian yang dilakukan, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan sistem biaya standar terhadap pengendalian biaya produksi pada PT. Berlian Unggas Tanjung Morawa Medan pada produk Broiler Tahun 2007.
2.Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis berusaha merumuskan masalah yang hendak dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah penerapan sistem biaya standar pada PT. Berlian Unggas sakti?
b.Bagaimana perlakuan terdap penyimpangan biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi Pada PT.Berlian Unggas Sakti? C.Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin disampaikan dalam penelitian ini yakni :
a.Untuk mengetahui dengan jelas bagaiman penerapan sistem biaya standar yang dilakukan pada PT. Berlian Unggas Sakti
b.Unuk mengetahui sejauh mana analisa penyimpangan biaya standar yang digunakan sebagai alat pengendalian biaya produksi pada PT. Berlian Unggas Sakti.
2.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diperoleh a.Bagi Penulis
Memperoleh dan menambah pengetahuan penulis mengenai penerapan sistem biaya standar melalui objek penelitin PT.Berlian Unggas Sakti. b.Bagi Perusahaaan
Mendapatkan masukan dan informasi yang berkaitan dengan analisa penerapan sistem biaya standar serta penyimpanagannya yang selanjutnya dapat meningkatkan efesisensi.
c.Bagi Akademisi
(16)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian Dan Unsur-Unsur Biaya Produksi
1. Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya produksi sering disebut sebagai biaya pabrikasi atau biaya pabrik. Menurut Usri ( 2004:40 ) “Biaya produksi merupakan penjumlahan dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung , dan overhead pabrik” Sedangkan menurut Yuningsih (2004:16 ) ”Biaya produksi merupakan biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa”
Dan dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi merupakan jumlah pemakaian bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead yang berhubungan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa.
2. Unsur-unsur biaya produksi
Dalam kegiatan produksi perlu mengetahui unsur-unsur biaya produksi agar lebih mudah menggolongkan atau menelusuri perhitungan harga pokok produksi.Berdasarkan pengertian diatas ada 3 unsur biaya produksi yakni:
a. Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya bahan baku langsung adalah semua biaya bahan yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara explisit dalam perhitungan biaya produk.Dengan kata lain biaya bahan baku langsung adalah biaya bahan utama dalam proses produksi.Berbeda halnya dengan bahan tidak langsung yang hanya berfungsi sebagai bahan penolong dalam proses pembuatan suatu produk.
Biaya Bahan baku harus diperhitungkan dalam perhitungan biaya produk pada suatu periode akuntansi untuk mengetahui berapa banyak bahan baku yang digunakan. Contoh dari bahan baku langsung adalah tepung terigu sebagai bahan baku dasar pembuatan kue atau mie.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Misalnya upah yang dibayarkan langsung kepada kariawan yang langsung membuat lemari dari bahan baku kayu.Biaya tenaga kerja langsung dibayarkan pada kariawan tersebut disebut sebagai upah langsung. Hal ini sangat penting dibedakan dengan gaji, karena gaji dibebankan kepada biaya overhead pabrik.Contoh
c. Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead pabrik adalah semua biaya manufaktur yang tidak dapat ditelusur secara langsung ke output tertentu. Atau dengan kata lain overhead pabrik adalah biaya manfaktur selain dari biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung . Biaya overhead pabrik digolongkan berdasarkan perilaku biaya mengingat banyaknya jenis biaya overhead. Perilaku biaya berarti bagaimana biaya merespon perubahan aktivitas adapun pembagian overhed pabrik berdasarkan perilaku biaya adalah:
1) Biaya Overhaed Pabrik Variabel
Biaya overhead pabrik variable adalah biaya yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan tetapi biaya perunit relatif konstan.
2) Biaya Overhead Tetap
Biaya yang tidak dipengaruhi oleh perubahan kegiatan atau aktivitas sampai tindakan tertentu, akan tetapi per unit berubah berlawanan dengan perubahan volume produksi. Misalnya sewa, penyusutan, dan gaji mandor.
3) Biaya Overhead Semi Variabel
Biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai perubahan volume kegiatan , akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding.
Kapasitas yang digunakan perusahaan sebagai dasar penyusunan biaya overhead adalah kapasitas normal dan kapasitas yang sesungguhnya diharapkan perusahaan. Kapasitas normal adalah kapasitas sesungguhnya yang akan diperkirakan dapat terjadi pada tahun akan datang.
Biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung terbagi lagi dalam dua kategori yakni biaya prima ( prime
Universitas Sumatera Utara
(17)
cost ) yang terdiri dari biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung, dan biaya konvers I adalah biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Dimana biaya utama adalah biaya yang berhubungan langsung dengan proses prosuksi, sedangkan biaya konversi adalah biaya yang diperlukan untuk memproses biaya bahan baku mejadi produk selesai.
B. Pengertian dan Manfaat Biaya standar
1. Pengertian Biaya Standar
Salah satu alat yang digunakan manajemen untuk mempermudah pengendalian biaya produksi adalah biaya yang ditetapkan dimuka yang dikenal dengan istilah biaya standar. Alasan lain pentingnya penggunaan biaya standar dalam perusahaan itu sendiri adalah bahwa sistem akuntansi biaya dituntut untuk tidak hanya mampu memperoleh informasi masa lalu (historis) . Karena jika perusahaan hanya mengumpulkan biaya historis manajemen tidak dapat melihat keefesienan atau kesalahan produksi yang dilakukan.Hal ini disebabkan karena biaya dihitung pada saat barang selesai sehinnga memberikan informasi yang digunakan unuk memeperbaiki apa yang telah dilaksanakan.
Menurut Yuningsih ( 2004 : 4 ) “Biaya standar adalah biaya yang seharusnya dikeluarkan utuk membuat satu satuan produk atau membayai kegiatan tertentu”. Sedangkan menurut Armanto Witdjaksono ( 2006:115 ) “Biaya standar merupakan patok duga ( benchmark) yang secara efektif dan efesien ditentukan dimuka ((predetermined) untuk biaya biaya yang seharusnya dikomsumsi suatu produk”.
Biaya standar berbeda dengan biaya taksiran , dalam biaya standar biaya ditentukan dimuka merupakan pedoman dalam pengeluaran biaya yang sesungguhnya. Jika biaya yang sesungguhnya menyimpang dari biaya standar maka biaya standarlah yang dianggap benar, sepanjang asumsi-asumsi yang mendasari penentuannya tidak berubah.Untuk biaya taksiaran apabila terjadi penyimpangan, maka yang dianggap benar adalah biaya yang sesungguhnya Dengan adanya penerapan biaya standar manajemen dapat mengetahui berapa seharusnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu atau sejumlah unit produk sebelum produksi dimulai. Hal ini juga dapat memb antu pihak manajemen mendorong operasi manajemen yang bersifat efesien bukan merupakan pengulangan produksi yang masa lalu yang tidak efesien.Karena manajemen telah mempunyai alat pengendalian biaya khususnya biaya produksi dengan penerapan biaya standar.
Biaya Standar ditentukan dengan penelitian ilmiah, sehinnga dapat dipertanggungjawabkan . Penentuan yang demikian akan merangsang pelaksana atau kariawan dalam melaksanakan kegiatannya lebih efektif, karena pelaksana telah mengetahui bagaimana seharusnya pekerjaan itu dilaksanakan. 2. Manfaat Biaya standar
Pemakaian biaya memberikan manfaat kepada perusahaan untuk: a. Perencanaan
Penetapan biaya standar didasarkan atas investigasi, studi,dan penelitian faktor yang mempengaruhi biaya standar. Standar tersebut dapat dipakai sebagai dasar untuk menyusun rencana kegiatan perusahaan dengan efesien, ekonomis dan teliti.
b. Koordinasi
Koordinasi adalah fungsi untuk membuat semua bagian di dalam perusahhan berdaya upaya untuk mencapai tujuan perusahaan secara terkoordinasi. Penetapan dan pemakaian biaya standar akan membiasakan adanya koordinasi antar bagian dalam perusahaan yang berhubungan dengan standar tersebut.
c. Pengambilan Keputusan
Pemakaian biaya standar menentukan biaya yang seharusnya terjadi sebelunprodukatau jasa mulai diolah atau diproduksi.Informasi biaya standar tersebut sangat bermanfaat bagi para manajemen sebagai dasar : penentuan harga jual, menolak atau menerima pesanan khusus, membeli atau membuat sendiri produk, rencana perubahan bentuk produk dan lain sebagainya.
d. Pengendalian Biaya
Biaya standar akan dapat dipakai sebagai alat pengendalian biaya produksi dan untuk menilai prestasi pelaksanaaan dengan baik.Pada setiap periode akuntansi biaya sesunnguhnya dibandingkan dengan biaya srtandar , sehingga dapat dilakukan pengendalian biaya dengan jalan menentukan efesiensi setiap elemen biaya pada depatemen Dimana produk tersebut diolah.Penentuan besarnya selisih biaya yang timbul menunjukkan elemen biaya apa,
(18)
pada departemen mana. Dan dan tanggung jawab siapaa selisih biaya yang timbul . e. Memungkinkan Diterapkan Prinsip Pengecualian
Pada pabrik besar yang memiliki kariawan yang relatif banyak dan kegiatan yang berbagai macam , hal ini mengakibatkan pihak ekskutif atau pengawas tidak dapat menilai efesiensi dan produktivitas setiap individu. Untuk mengatasi masalah tersebut manajemen harus menggunakan prinsip pengecualian yang menitikkan perhatianyna kepada hal-hal yang menyimpang dibanding dengan standar yang sudah ditetapkan.
f. Penetuan Insentif kepada personal
Standar yang baik adalah standar yang masuk akal,dan memungkinkan untuk dapat dicapai oleh pelaksana, Apabila standar dikaitkan dengan insentif kepada kariawan yang dapat berprestasi lebih baik dibandingkan dengan standar, maka kariawan akan memperoleh motivasi untuk berprestasi. Bentuk insentif kepada kariawan misalnya berupa bonusdalam bentuk uang, hadiah waktu libur, promosi dan sebagainya.
C. Penentuan Biaya Standar
Agar biaya standar dapat dipakai dengan baik maka penyusunannya harus diserahkan kepada kariawan atau sekelompok kariawan yang diberi wewenang dan bertanggungjawab atas penentuan standar tersebut. Untuk lebih efektifnya standar maka wewenang dari badan yang menentukan standar tersebut hendaknya sederajat dengan pihik-pihak yanbg bertanggung jawab dengan selisih yang timbul.
Badan yang diberi wewenang menetapkan standar dapat memebentuk komite anggaran , dalam komite memerlukan kerjasama dan koordinasi antara bagian produksi, bagian pembelian, akuntansi , personalia,dan lain lain sebagainya.
Standar yang ditentukan hendaknya tidak terlalu tinggi ataupun tidak terlalu rendah. Standar yang terlalu tinggi akan menyebabkan kariawan menjadi frustasi karena tidak akan pernah tercapai, sedangkan standar yang terlalu rendah cenderung akan menurunkan produktivitas karena kariawan cenderung menetapakan sasaran lebih rendah dari apa yang seharusnya dicapai.Jadi standar yang ditenukan hendaknnya standar yang dapat dicapai dalam kondisi kerja yang normal sehingga mampu memotivasi kariawan untuk mencapai tingkat produktivitas yang telah ditetapkan sebelumnya.
Penetuan biaya standar umumnya menyangkut biaya produksi, karena hubungan input(masukan) dan output(keluaran) lebih jelas.Oleh sebab itu pembahasan ini dilakukan bagaimana menetukan biaya produksi standar, yang meliputi,
1.Biaya Bahan Baku Standar
Biaya Bahan baku standar adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi untuk membuat satu satuan produk tertentu.Biaya bahan baku standar terdiri harga bahan baku standar dan kuantitas bahan baku standar.Dibawah ini penentuan dari masing- masaing biaya bahan baku standar:
a. Penetuan Harga Bahan Baku Standar
Harga bahan baku standar adalah harga bahan baku yang diharapkan perusahaan berlaku selama periode tertentu,Standar bahan baku biasanyadibuat oleh departemen pembelian yang didasarkan atas harga suplier pada daftar harga supplier yang sejenis dan dikurangi potongan penjualan yang diharapka dan ditambah biaya angkut yang diperkirakan terjadi untuk mendapatkan bahan baku.Penetuan biaya standar juga dapat dilakukakn dengan harga yang berlaku pada saat penyusunan standar atau harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal pada jangka panjang
Pertimbangan utuama penentuan harga adalah fluctuasi harga . Jika fluktuasi harga cenderung berulang kali terjadi dan tidak dapat ditentukan mempunyai kecenderungan yang naik turun maka harga yang tepat untuk situasi ini adalah harga normal.
Menurut Abdul Halim ( 1999:288 ) penetapan standar harga bahan baku selain dari yang disebutkan diatas dapat juga didasarkan atas: 1). Harga bahan baku yang disetujui dalam kontrak pembelian jangka panjang
2). Peramalan harga bahan baku yang akan terjadi baik yang dilakukan perusahaan sendiri maupun diluar perusahaan 3). Dihitung dari pesanan pembelian yang paling akhir dengan metode rata-rata tertimbang atau median
4).Ditentukan langsung dari taksiran pejabat perusahaan yang mempunyai pengetahuan dan meneliti bahan baku
b. Penetuan Kuantitas Bahan Baku Standar
(19)
Kuantitas bahan baku standar adalah kuantitas bahan baku yang seharusnya dipakai dalam pembuatan satu satuan produk tertentu.Kuantitas standar umumnya didasarkan pada informasi yang disediakan bagian perancangan (design departemen) yang khususnya merancang dan menganalisi spesifikasi produk yang akan dihasilkan. Dengan menganalisa spesifikasi produk yang dihasilkan bagian teknik dapat menegethui jenis bahan baku yang diperlukan , kuantitasnya, dan metode produksi yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut.
Dalam menetukan kuantitas standar harus dipertimbangjkan kemungkinan terjadinya produk rusak ,produk cacat, dan sisa bahan dalam proses produksi yang bersifat normal.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar
Biaya tenaga kerja langsung standar adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya terjadi untuk membuat satu satuan produk. Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri dari tarif upah langsung standar dan jam kerja langsung standar.
a. Tarif Upah Langsung Standar
Tarif upah langsung standar adalah tarif upah langsung yang seharusnya terjadi untuk setiap satu satuan pengupahan dalam pembuatan produk tertentu.Tarif upah standar biasanya didasarkan pada informasi yang disediakan oleh bagian personalia bagian teknik dan bagian akuntansi
Didalam penentuan besarnya tarif upah langsung standar upah langsung dapat didasarka atas sistem penggajian yang akan dilaksanakan,perjanjian kolektif yang diadakan,tarif upah langsung tang akan dibayar, dan berdasarkan pasaran tenaga kerja yang bersaing.
b. Penentuan Jam Kerja Langsung Standar
Jam kerja langsung standar adalah jam kerja langsung yang seharusnya dipakai untuk membuat satu satuan produk tertentu.Jam kerja langsung umumnya ditentukan dengan menggunakan analisa teknik dan jenis tenaga kerja yang digunakan kondisi kerja dan tersedianya bahan baku.Penentuan jam kerja dapat didasarkan atas studi gerak dan waktu yang dilakukan dengan stopwatch, rata-rata prestasi masa lalu,test runs, dan estimasi dimuka.
3. Penetuan Tarif Biaya Overhead Standar
Biaya overhead standar dihitung dengan membagikan jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada kegiatan/ kapasitas normal. Masing-masing jenis biaya overhead pabrik bebeda-beda pengaruhnya jika dihubungkan dengan naik turun aktivitas produksi. Keadaan yang demikianlah bila diinginkan perbandingan dengan standar memerlukan penyesuaian unutk penyesuaian tingkat kegiatan.
Didalam pabrik yang menggunakan tarif tunggal , standar overhead pabrik dapat ditentukan dengan cara: a.Penentuan Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Pada awal periode disusun anggaran untuk setiap elemen biaya overhead pabrik yang digolongkan dalam biaya tetap dan baiya variablel dan lebih baik dalam bentuk anggaran fleksibel
b..Penentuan dasar pembebanan standar dan tingkat kapasitas
Setelah angaran biaya overehead ddisususn , maka untuk menghitung tarif standar perlu ditentukan dasar kapasitas (jam kerja langsung, jam mesin, dan sebagainya.
Dan tingkatan kapasitas yang dipakai misalnya teoritis, normal,praktis dan sesungguhnya diharapkan c. Perhitungan tarif standar biaya overhead pabrik
Penentuan tarif standar biaya overhead pabrik sebesar anggaran biaya overhead pabrik dibagi dengan kapasitas yang dipakai.Untuk tujuan alalisis biaya overhead pabrik dihitgung untuk tarif total, tarif tetap dan tarif variabel.
D. Analisis Penyimpangan Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi
Penyimpangan biaya standar dari realisasi adalah bukanlah sesuatu yang aneh dalam perusahaan sepanjang penyimpangan tersebut masih dalam batas yang wajar. Hal ini terjadi mengingat adanya keterbatasan biaya standar yakni kondisi yang tidak terjadi 100% sama dengan yang diramalkan terlebih dahulu. Menurut Garrison/ Norren ( 2004:476 ) “Penyimpangan merupakan suatu perbedaan antara rencana dengan hasil”.
(20)
penyelidikan tersebut dibanding dengan manfaat yang diperoleh.Agar memperoleh nilai yang paling tinggi maka varians harus diselidiki secepatnya”Penyimopangan memberikan indikasi atau peringatan bawa kegiata operasional tidak berjalan sebagaimana mestinya.Dilihat dari tujuan pengendalian biaya maka penyimpangan dibagi atas dua bagian yakni penyimpangan yang bersifat menguntungkan ( faforable cost varians) dan penyimpangan yang bersifat tidak menguntungkan ( unfaforable cots varians).
Dalam hal ini yang terpenting bukan penyimpangan yang terjadi baik yang bersifat favorable maupun yang bersifat unfaforable, melainkan manajemen perlu mengetahui apakah penyimpangan tersebut masih dalam batas yang diperbolehkan atau sudah melampaui batas yang ditetapkan perusahaan sebelumnya.Apabila penyimpangan sudah melampaui batas yang diperbolekan sebelumnya maka perlu diketahui apa penyebabnya, dan sesudah diketahui apa penyebabnya manajemen perlu melakukan tindakan yang akan diambbil untuk memeperbaikinya.Dan dengan melakukan analisis biaya ini manajemen juga dapat dengan mudah mengetahui elemen biaya apa yang menyimpang, pada bagian mana dan tindakan untuk mengantisipasi penyimangan tersebut.Dalam hal ini aakan dibahas analisis selisih dari ketiga unsur biaya produksi.
1.Analisis Selisih Biaya Bahan Baku
Analisis selisih biaya bahan baku adalah selisih biaya yang disebabka adanya perbedaan antara biaya bahan baku yang sesungguhnya digunakan dengan selisih biaya bahan baku standar.
a. Model analisis satu selisih
Dalam model analisis satu selisih antara biaya bahan baku sesungguhnya dengan biaya bahan baku standar tidak tidak pecah dalam selisih harga dan selisih kuantitas , tetapi hanya ada satu selisih yang merupakan gabungan antara selisish harga dan selisih kuantitas yang disebut dengan selisih total biaya bahan baku.
Secara matematis selisih bahan bahan baku dapat dirumuskan sebagai berikut SBB = Biaya bahan baku sesungguhnya - Biaya bahan baku standar
= ( Hss x Kss ) – ( Hst x Kst )
Dalam hal ini
SBB = Selisih bahan baku total Hss = Harga bahan baku sesungguhnya Hst = Harga bahan baku standar
Kss = Kuantitas sesungguhnya bahan baku Kst = Kuantias standar bahan baku.
Apabila biaya bahan baku sesunggunya lebih besar daripada biaya bahan baku standar selisihnya bersifat tidak menguntungkan ( unfavorable)., apabila biaya sesungguhnya lebih kecil daripada selisih biaya bahan baku standar maka selisinya bersifat menguntungkan ( favorable)
b.Metode Analisis dua selisih
1) Selisih Harga Bahan Baku
Selisih harga bahan baku adalah selisih biaya yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara harga pembelian bahan baku standar dengan harga bahan baku yang dibeli. Selisih harga bahan baku dapat dipecah menjadi dua lagi yakni :
a).Selisih harga pembelian pada saat bahan baku dibeli b).Selisih harga pemakaian pada saat bahan baku dipaka
Secara matematis selisih harga bahan baku yang dibeli dapat dirumuskan: SHBp = ( Hss x Ksp) (Hst x Ksp)
= ( Hss x Hst ) Ksp
Sedangkan selisih harga bahan baku yang dipakai : SHB = (Hss x Kss)( Hst x Kss)
(21)
= (Hss x Hst )Kss
Dalam hal ini
SHB = Selisih harga bahan baku yang dipakai SHBp = Selisih harga bahan baku yang dibeli Hss = harga bahan baku ssungguhnya Hst = harga bahan baku standar
Ksp= Kuantitas sesunggunya bahan baku yang dibeli Kss= Kuantits sesunggunya bahan baku yang dipakai Apabila
Hss > Hst, selisihnya bersifat tidak menguntungkan ( unfaforable) Hss < Hst, selisihnya bersifat menguntungkan ( faforable)
Menurut Supriyono ( 1999 :104) kemungkinan penyebab terjadinya selisih harga bahan baku yakni: (1). Fluctuasi harga pasar bahan baku yang bersangkutan
(2).Kontrk dan jangka waktu pembelian yang menguntungkan dan tidak menguntungkan (3).Pembelian dari supplier yang lokasinya lebih menguntungkan atau tidak menguntungkan
(4).Kegagalan dalam menyempatkan potongan pembelian dan ketidaktepatan jumlah potongan pembelian yang diharapkan (5).Tanbahan pembayaran harga bahan baku adanya pembelian khusus yang harus dilakukan
(6).Pembeliandalam jumlah ekonomis dan tidak ekonomis
(7).Faktor- faktor internal yang mengharuskan pembelian bahan yang mendadak harus dilakukan
2). Selisih Kuantitas Bahan Baku
Selisih kuantitas bahan baku adalah selisih biaya yang disebabkan oleh adanya perbedaan anara kuantitas standar dengan kuantitas bahan baku yang dipakai.Selisih kuantitas bahan baku yang dapat dihitung dengan mengalikan selisih kuantitas pemakaian bahan baku dengan harga standar.Secara matematis seisih kuatitas bahan baku standar dapat dirumuskan sebagai ber
SKB = ( Kss x Hst ) – ( Kst x Hst)
= ( Kss – Kst ) Hst
Dalam hal ini
SKB = Selisih kuantitas bahan baku
Kss = Kuantitas bahan baku sesungguhnya yang dipakai Kst = Kuantitas bahan baku standar
Hst = Harga bahn baku standar
Apabila
Kss > Kst , Selisih bersifat tidak menguntungkan ( unfaforable)
Kss < Kst , maka selisihnya bersifat menguntungkan ( faforable)
Menurut Supriyono (1999:150) mengemukakan lagi kemungkinan penyebab selisih kuantitas bahan baku yakni: a). Perubahan dari bahan baku produk,mesin peralatan atau metode pengolahan
b). Pemakaian bahan baku substitusi, yang menguntungkan atau merugikan c). Pengawasan yang terlalu kaku
d). Kurangnya peralatan ataumesin
(22)
c. Model Analisis Tiga Selisih
Model analisis tiga selisih merupakan perluasan analisis dua selisih, dimana selish harga bahan baku dipisah menjadi selish harga dan slisih campuran.
Sehingga pada model analisa tiga selisih,biaya bahan baku menjadi : 1).Selisih harga bahan baku
2).Selisih kuantitas bahan baku 3).Selisih harga kuantitas ( campuran)
Secara matematis selisih biaya menurut model analisis tiga selisih dapat dirumuskan sebgai berikut: Sh = ( Hss – Hst ) Kst
Sk = ( Kss -Kst ) Hst
Shk= ( Hss – Hst) x ( Kss – Kst )
Dalam hal ini
Sh = Selisih harga bahan baku Sk = Selisih kuantitas bahan baku
ShK = Selisih kuantitas bahan baku atau selisih campuran Hss = Harga Beli bahan baku sesungguhnya
Hst = Harga bahan baku standar
Kss = Kuantitas bahan baku sesunggunya yang dipakai. Kst = Kuantitas bahan balu standar.
Apabila
Hss > Hst, maka selisih bersifat tidak menguntungkan Hss < Hst maka selisih tersebut menguntungkan
Kss > Kst maka selisih tersebut bersifat tidak menguntungkan Kss < Kst maka selisih bersifat menguntungkan
Agar lebih jelas dalam melakukan perhitungan perhitungan analisis selisih bahan baku maka dapata dilakukan perhitungan sebagai berikut: Baya bahan baku standar untuk memeproduksi satu unit produk sebagai berikut:
Harga standar per Kg = RP 300,00 Kuantitas pemakaian bahan baku = 2 Kg Biaya bahan baku standar per produk adalah = RP 600,00
Dalam periode tertentu dihasilkan data sesungguhnya sebagai berikut Bahan baku yang dibeli = 7000 Kg
Harga per kg = RP 310 Unit yang diproduksi = 3000 Unit Pemkaian bahan baku = 5800 Kg
Dari data diatas maka dapat dilakukan analisis selisih biaya bahan baku: Model analisis satu selisih
(23)
Selisish biaya bahan baku SBB =( Hss x Kss ) - ( Hst x Kst ) = ( 310 x 5800)- ( 300 x 6000 ) = ( 1.798.000) –( 1.800.000) = 2000 ( faforable ) Model analisis dua selisih
• Selisih harga bahan baku yang dibeli
SHp = ( Hss – Hst) Ksp = (310- 300 ) 7.000
= Rp 70.000 ( unfaforable)Selisih harga bahan baku yang dipakai SHB =( Hss- Hst) Kss
= (310 -300) 5800 = RP 58000( Unfaforable) Selisih kuantitas bahan baku SKB = ( Kss- Kst ) Hst = ( 5800 – 6000) 300 = Rp 60.000 ( Favorable)
2.Analisis Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung
Selisih biaya tenaga kerja langsung adalah selisih yang disebakan adanya perbedaan biaya tenaga kerja langsung yang sesungguhnya dengan biaya tenaga kerja langsung standar. Sebagaimana biaya bahan baku , selish ini juga dapat dianaliis dengan cara, yaitu:
a. Metode Analisis Satu Selisih
Selisih upah langsung adalah selisih antara biaya upah langsung yang sesunggunya dengan biaya upah langsung standar. Secara matematis selish upah langsung dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dalam hal ini: SUL = Upah langsung sesungguhnya – Upah langsung standar SUL = ( Tss x JKss) – ( Tst x JKst )
Tst = Tarif Upah Standar SUL = selisih upah langsung Tss = Tarif upah sesungguhnya JKss = jam kerja sesungguhnya JKst = Jam kerja standar
Apabila biaya tenaga kerja langsung yang sesungguhnya lebih besar daripada biaya tenaga kerja langsung standar maka silisihnya bersifat tiadak menguntungkan (unfavorable), Sebaliknya apabila biaya upah langsung sesunggunya lebih kecil dari standar maka selisihnya menguntungkan( faforable)
b. Model Analisis Dua Selisih
1).Selisih Tarif Upah Langsung
Selisih tarif upah langsung adalah selisih biaya yang disebabkan perbedaan tarif upah langsung standar dengan tarif upah langsung sesungguhnya dibayarkan dengan tarif upah langsung yang sesunggunya.
(24)
Secara matematis dapat dirumuskan: STU = ( Tss x JKss) – (Tst x JKss)
= ( Tss –Tst ) JKss
STU = Selisih tarif upah langsung
Tss = tarif upah langsung per jam sesunggunya Tst = Tarif upah langsung perjam standar JKss = Jam kerja sesungguhnya
Apabila
Tss > Tst maka selisihnya besifat tidakmenguntugkan Tss< Tst Maka selisihnya bersifat menguntungkan
Menurut Abdul Halim (1999:288 )selisih tarif upah langsung dapat disebabkan oleh:
(1).Telah dibayar upah dengan tarif yang lebih besar dibandingkan dengan tarif upah yang sesungguhnya selama kegiatan musiman atau kegiatan darurat
(2).Adanya kenaikan atau penurunan pangkat yang mengakibatkan perubahan tarif upah
(3).Telah digunakan tenaga kerja langsung sdengan golonganupah yang berbeda dengan standar untuk pekerjaan tertentu. (4).Adanya peraturan pemerintah tentang upah minimum yang mengakibatkan tambahan pembayaran upah
2). Selisih Efesiensi Upah Langsung
Selish efesiensi upah langsung adalah selish biaya yang disebabkan perbedaan antara jam kerja sesungguhnya yang dipakai dengan jam kerja standar.Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
SEU = (JKss x Tst) – (JKst x Tst) SEU = selisi efesiensi iupah langsung Jkss = Jam kerja sesungguhnya JKst = Jam kerja standar
Tst = Tarif kerja upah lansung standar perjam
JKss >JKst Maka selisihnya bersifat tidak menguntunggkan JKss< JKst maka selisihnya bersifat menguntungkan
Menurut Abdul Halim ( 1999 : 289 ) selisih efesiensi upah langsung dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah :
a.Bagian produksi telah bekerja secara efesien atau tidak efesien yang mengakibatkan pengawasan terhadap kariawan dilakukan secara baik atau kurang baik.
b.Telah digunakan bahan yang kuantitasnya lebih baik atau lebih jelek dibanding dengan standar sehingga memerlukan waktu pengerjaan yang lebih pendek atau tlebih panjang
c.Kurangnya koordinasi dengan bagian nproduksi atau bagian lainnya atau dengan departemen pembantu
c. Analisis Tiga Selisih
Model analisis tiga selisih merupakan perluasan antar model analisis dua selisih dimana selisih tarif upah lansung dipecah menjadi dua yakni selisih tarif dan selisih efesiensi. Model anlisis tiga selisih menjadi
1) Selisih tarif
2) Selisih efesiensi
3) Selisih tarif efesiensi ( campuran)
Secara matematis selisih biaya menurut analisa tiga selisih adalah St = ( Tss –Tst) JKst
Sef = ( JKss – JKst) Tst
(25)
Ste =( Tss - Tst) (JKss- JKst) Contoh 2
Biaya tenaga kerja standar untuk memeproduksi satu unit produk produk XYZ adalah sebagai berikut : Standra tari upah standar per jam = RP.700
Jam kerja standar = 3,5 jam Biaya tenaga kerja standar per unit = RP. 2450
Data sesungguhnya untuk tahun 2000 adalah sebagai berikut: Produk yang diproduksi = 3000 Unit Jam kerja sesunggunya = 11000 Jam Tarif upah perjam kerja = RP 710 Dari data diatas maka dapat dianalisa selisih biaya tenaga kerja Model analisa satu selisih
SUL = ( Tss x Jkss) - (Tst x JKst) = ( 710 x11000 ) - ( 700 x 10500) = RP. 460.000 ( Unfaforabe)
Model analisis dua selisih
Selish tarip upah langsung STU = ( Tss –Tst) x JKss = ( 710-700) 11000 = RP 110.000( unfaforable) Seliish efesiensi upah langsung SEU = ( JKss - JKst ) xTst
= ( 11000 – 10500 ) 700 = RP.350.000 ( Unfavorable)
Model analisa tiga seliish
Selisih tarif upah langsung
ST = ( Tss –Tst) x JKst = ( 710-700 ) x 10500 = RP 105.000 ( unfaforable )
Selish Efesiensi upah langsung
Sef = ( JKss - JKst ) x Tst = ( 11000- 10500) 700 = RP, 350.000 ( unfaforable)
Selisih tarif upah langsung atau tarif campuran
Ste = ( Tss –Tst ) x ( JKss – JKst) = ( 710-700) (11000-10500) = RP.5000 ( Unfaforable)
(26)
3.Analisis Selisih Biaya Overhead
Selish biaya overhead adalah selisih biaya yang disebabkan adanya perbedaan antara biaya overhead pabrik yang sesunggunya dengan biaya overhead pabrik yang standar.Ada empat model analisis biaya overhead pabrik yakni:
a. Model Analisis Satu Selisih
Selisih biaya overhead total adalah selisih biaya antara biaya overhead sesunggunya dengan selisih biaya overhead pabrik yang dibebankan. Secara matematis dirumuskan:
SBOP = BOPss – BOPst
SBOP = BOpss- ( KPst x Tst )
Dimana
SBOP = Seliish biay overhead variabel BOPss = Biay overhead pabrik sesunggunhya Kpst = Kapasitas standar
Tst = Tarif standar biaya overhead Aabila
BOPss> BOPst maka seliish biaya tersebut bersifat tidak menguntungkan BOPss < BPOPst maka seslisih biay tersebut bersifat tidak mengutunggkan
b. Model analisis dua selisih
1). Selisih Terkendalikan
Selisih terkendalikan adalah selish biaya yang disebabkan oleh perbedaan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan biaya overhead pabrik yang dianggarkan dengan kapasitas standar.Selisih ini umumnya disebabkan oleh elemen biaya variabel yang sifatnya dapat dikendalikan oleh kepala bagian dimana selisish tersebut terjadi.
ST = BOPss –BOPkST
ST = BOPss – [BTA + (Kpst x TVst)] ST = BOPss –[( KN xTTst) + (Kpst xTVst)] ST = Selisih terkendalikan
BOPss = Biaya overhead pabrik sesunggunya
BOPkst = Yang dianggarkan pada kapasitas yang dianggarkan Bta = Biaya overhead tetap yang dianggarkan
KPst = Kapasitas atau jam standar KN = Kapasitas normal
TVst = Tarif vavriabel standar TTst = Tarif tetap standar 2). Selisih Volume
Selisih volume atau volume variance adalah selisih biaya yang disebabkan adanya perbedaan antara biaya overhead pabrik yang dianggarkan dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produk.Selisih ini timbul karena kapasitas standar lebih kecil atau lebih besar dari kapasitas normal yang umumnya disebabkan oleh faktor internal.
(27)
c.Model analisis tiga selisih
1). Selisih anggaran
Selisih anggaran atau selisih pembelanjaan adalah seliasih biaya yang disebabkan adanya perbedaan antara biaya overhead pabrik sesunggunya dibanding dengan biaya overhead pabrik pada kapasitsa sesunggguhnya.
SA = BOPss – [(KN x TTst)+( Kpss xTVst)]
SA = Selisih anggaran KN = Kapasitas Nrmal TTst = Tarif tetap standar
KPss = Kapasitas sesungguhnya standar TVst = tarif variabel standar
Apabila BOPss> BPOPKss, maka selisihnya bersifat tidak menguntungkan BOPss < BPOKss,maka selisihnya bersifat menguntungkan
2).Selisih kapasitas
Adalah selisih biaya overead pabrik pada kapasitas sesunggunya dengan kapasitas overhead pabrik ynag dibebankan.Seliish biay ini berhubungan dengan biaya overhead tetap yang disebabkan kapasitas sesungguhnya lebih kecil atau lebih besar daripada kapasitas normal.
SK = ( KN – Kpss) TTst SK= Selisih Kapasitas TTst = Tarif tetap standar 3).Selisih Efesiensi
Selisih antara biaya overhead yang dibebankan dengan biaya overhead standar.Selisih ini berhubungan dengan biaya overhead variabel dan biaya overhead tetap yang menunjukkan bagian tertentu telah bekerja secara efesien atau secara tidak efefsien
SE =( KPss – KPst )Tst
Se = Selisih efesiensi Kpst = Kapasitas standar Tst = Tarif total standar d.Model Analisis Empat Selisih
Perluasan dari model analisis tiga selisih dimana selisih efesiensi dipisah menjadi dua yakni efesiensi variabel dan efesiensi tetap. 1). Selisih anggaran
2). Selisih kapasitas 3).. Selish efesiensi variabel 4). Selisih efesiensi tetap.
SA = BOPss – ( KN x TTst) + (Kpss x TVst) SK = ( KN- Kpss) TTst
SEV = ( Kpss- Kpst ) TVst SET = ( Kpss-Kpst ) TTst Sa = Selisih anggaran SK = Selish kapasitas SEV = Selisih efesiensi variabel
(28)
SET = Selisih efesiensi tetap Contoh 3:
Ini adalah informasi mengenai biaya overhead pabrik standar dan sesungguhnya. Kapasitas dinyatakan dalam jam kerja.Jm kerja Jam kerja:
Jam kerja sesungguhnya = 7000 jam Jam kerja standar = 7200 jam Kapasitas normal = 8000 jam Biaya overhead pabrik sesungguhnya = RP. 40. 800 Tabel 2.1
Anggaran biaya Overhead pabrik pada kapasitas normal :
TOTAL TARIF
BOP Variabel RP. 20.000 RP. 2,50 BOP Tetap RP.24000 RP.3.00
Model analisa satu selisih
Selisih biaya overhead pabrik
Biay Overhead pabrik sesungguhnya = RP. 40. 800,00 BOP dibebankan ( BOP standar) = ( 39.600,00 )
Rp 1200
Model analisis dua selisih
1) Selisih terkendalikan
ST = BOPss- [( KN x TTst Kpst TVst
= RP. 40 800 – [(8000 x 3 ) + ( 7200 x 2,50 )] = RP. 1.200.000 ( faforable)
2) Selisih volume
SV = ( KN – Kpst ) x TTst = ( 8000-7200) x3,00 = RP. 2400( unfaforable)
E.Prosedur Akuntansi Untuk Biaya Standar
Pada garis besarnya ada dua metode akuntansi dalam sistem biaya pokok standar terdiri darimetode rancangan tunggal (single plan) dan rancangan berat sebelah (partial plan).
1.Metode rancangan tunggal (single plan) 2.Metoe rancangan berat sebelah (partial plan)
Perbedaan antara dua metode terletak pada kapan informasi mengenai terjadinya penyimpangan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya. Dapat disajikan kepada manajemen.
Adapun karekteristik metode rancangan tunggal adalah:
a. Rekening barang dalam proses didebit dan kredit sebesar harga pokok standarnya
b. Selisih biaya merupakan bagian dari pembukuan ( incometable) yang berarti setiap selisih biaya yang dibuatkan direkening tersendiri dan dicatat pada
Universitas Sumatera Utara
(29)
saat terjadinya, sehingga pada metode ini selisih biaya dapat dianalisa setiap saat. Sedangkan karakteristik metode rancanan berat sebelah adalah:
a. Rekening barang dalam proses didebit sebesar harga pokok sesungguhnya dan dikredit sebesar harga pokok standarnya. b. Selisih biaya baru dapat dianalisa pada akhir periose secara extracountble( diluar pembukuan)
Contoh 4
Perusahaan cahaya fajar memproduksi produk dengan menetapkan standar biaya sebagai berikut yakni Biaya bahan baku 3 kg @ RP. 50
Biaya tenaga kerja langsung 2 jam @ rp 80 Biaya overhead pabrik variabel 2 jam @ rp 150 Biaya pabrik tetap 2 jam @ rp 15
Biaya standar bulan april 2004 didasarkan atas kapasitas produsi normal sebesar 5000 unit. Keterangan lain
1. Produk dalam proses pada bulan april 2004 sebanyak 5000 unit , dengan tingkat penyelesaian 100% untuk bahan baku, dan 40% untuk biay konversi.Dan pruk selesai buln april adalah sebesar 4000 produk dalam proses pada akhir bulan empat ada sebanyak 1000 unit.Dengan tingkat penyelesaian 60 % untuk bahan baku dan 20% untuk biay konversi.
2. Pembelian bahan baku sebanyak 15000kg dengan harga RP. 49, dan bahan baku yang dipakai sebanyak 12500 kg. 3. Tenaga kerja langsung yang dipakai sebanyak 7800 jam dengan tarif upah sebesar rp. 84 perjam
4. Biaya overhead pabrik sesungguhnya sebesar rp. 321000
5. penjualan ada bulan april 2004 sebanyak 3000 unit dengan total penjualan sebanyak rp. 1500000 Prosedur akuntansi dengan metode rancangan tunggal
.Akuntansi Persediaan Awal Barang Dalam Proses
Apabila ada persediaan barang dalam proses awal , setiap rekening barang dalam proses harus didebit sebesar produk ekuivalennya dikalikan dengan harga pokok standarnya.Dan dikredit sebesar harga pokok standarnya
JURNAL
Barang dalam prose biaya bahan baku RP.75000 Barang dalam prose biay tenaga kerja langsung RP ,32000 Barang dalam proses biay overhead RP.,14000 Persediaan baran dalam proses RP121000 Perhitungan :
biaya bahanbaku = 500 x 100% x RP 150=75000 Biay TKL = 500 x 40%X rp 160= 32000 BOP = 500x 40% x RP 70 =14000
Akuntansi Biaya Bahan Baku
Prosedur biaya bahan baku dapat dipisahkan menjadi dua bagian yakni pad a saat pembelian dan pada saat pemakaian bahan baku. Dan ada tiga metode yang digunakan untuk melakukan catatan iu yakni
1. Selisih harga bahan baku dicatatr pada saat pembelian
(30)
3. Selisih dicatat pada saat dibr\eli dan dipakai 1.Selisih Harga Bahan Baku Dicatat Pada Saat Dibeli
Dalam metode ini rekening persediaan bahn baku dicatat harga pokok standar bahan baku ( harga pokok standar dikalikan dengan kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli ) dan rekening utang dagang atau kas dikredit sebesr harga pokok sesungguhnya.Seliish antar rekening persediaan bahan baku dengan utang dagang yang disebut sebagai selisih harga bahan baku yang dibeli.
Jurnal
Persediaan bahan baku RP. 750000 Selisih harga bahan baku RP.15000 Utang dagang/ kas RP.735000 2.Selisih haga bahn baku dicatat pada saat dipakai
Dalam metode ini rekening persediaan bahan baku didebit dan dikredit rekening utang dagang sebesar harga pokok sesungguhnya , yaitu hasil perkalian kuantitas sesungguhnya dengan harga sesungguhnya.
Jurnal pada saat pemakaian bahan baku
Barang Dalam Proses BBB 615000 Selisih Kuantitas 12500
Selisih harga 12500 Persediaan bahan 10000 Selisih harga bahan baku dicatat pada saat dibeli dan dicatat
Jurnal pada saat pembelian
Persediaan bahan 735000 Utang dagang 735000 Perhitungan
Persediaan 15000 x 49 = 735000
Pada saat pemakain bahan baku rekening barang dalam proses didebet sebssar harga pokok standar( hasil kali kuantitas pemakain standar dengan harga poko standar)Dan dikredit sebesar persediaan bahan baku sebesar harga poko sesungguhnya).Selisih antar barang dalam proses dengan kredit persediaanbahan merupakan seliish harga dan seliish bahan.
Barang dalam proses 615000 Selisih kuantitas 10000
Selisish harga 12500 Persedian bahan 612500
BDP = 12300 x 50 = 615000
Persedioaan bahan = 12500 x50=612500
Selisih harga bahan baku dicatat pada saat dibeli dan dipakai Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Langsung
Pada saat terjadinya ,biaya rekening gaji dan upah didebit dan utang gaji dikredit sebesar upah sesungguhnya dibayar. Jurnal pada saat terjadinya upah:
(31)
Biaya Gaji dan upah 655200
Utang Gaji dan upah 655200
Pada saat pendistribusian gaji dan upah langsung debet rekening barang dalam proses sebesar biaya tenaga kerja langsung standar( jam kerja langsung standar dikalikan denan tarif upah standar) dan kredit biaya gaji dan upah sebesar biay tenaga kerja langsung sesungguhnya ( jam kerja sesungguhnya dikalikan dengan tarif upah sesungguhnya).
Jurnal distribusi gaji dan upah
Barang dalam proses- BTKL RP 640000 Selisih tarif upah Rp 31200
Selisish efesiensi upah Rp 16000 Biaya gaji dan upah Rp 655200 Perhitungan
Produksi ekuivalen = ( 500x 60% ) +( 4000-500) +( 1000x20% ) = 4000 unit Jam kerja standar : 4000 unit x 2 jam = 8000 jam BDP- Biaya tenaga kerja langsung : 8000 jam x RP. 80 = RP 640000 Biaya gaji dan upah : 7800 jam x 84 = 655200 Selisih efesiensi upah : ( 7800 – 8000 ) x 80 = 16000( laba) Seliish tarif upah: ( Rp 84- 80) = 31200 rugi
Akuntansi Biaya Overhead pabrik
Akuntansi biaya overhead pabrik terbagi dalam dua yakni akuntansi biaya overhead pabrik sesungguhnya dan biaya overhead pabrik yang dibebankan.
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
Biaya Overhead pabrik yang sesunggunya 321000
Berbagai rekening dikredit 321000
Pada saat pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk , rekening barang dalam proses didebit sebesar biaya overhead pabrik standar( hasil kalikapasitas standar dengantarif biay overhead pabrik biaya standar)dan seliish antara kedua perkiraan ini dinamakan seliish yang terkendalikan dan seliish volume apabila menggunakan metode dua seliish.
Jurnal pembebanan biaya overhead kepada produk adalh Barang dalam proses Bop 280000
Seliish terkendali 1000 Seliish volume 40000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya 321000 Perhitungan
Produksi ekuivalen: = (5000 x 60%) + ( 4000- 500 ) + ( 1000x 20% ) = 4000 unit Kapasitas standar 4000x 2 = 8000
Barang dalam proses biaya overhead pabrik 8000x Rp 35 = 280000 Seliish terlendali231000 – ( 10000x 20)+ 8000x15 = 1000( rugi) Seliish volume ( 10000- 8000) = 40000 rugi F KERANGKA KONSEPTUAL
(32)
Keterangan
PT. Berlian Unggas Sakti adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pakan ternak.Tetapi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah pakan ternak untuk Broiler saja. Departemen produksi bertugas untuk mengatur , mengawasi, mengendalikan seluruh biaya dan jalannya proses produksi mulai dari bahan baku sampai dengan produk jadi.
Dan untuk mempermudah pengawasan dari biaya- biaya produksi tersebut maka diterapkan salah satu sistem biaya yang ditentukan dimuka yang dikenal dengan sistem biaya standar sebagai dasar penyusunan anggaran.Dimana pada akhir periode akutansi ( 31 Desember) anggaran dibandingkan dengan realisasinya. Selisih antara kedua biaya ini disebut dengan penyimpangan.Berbagai penyimpangan yang muncul baik yang bersifat favorable dan unfavorable akan ditindaklanjut manajemen apabila melewati batas yang diperbolehkan untuk ditolerir, dalam hal ini adalah 10 % dari biaya yang distandarkan.Dan tindak lanjut inilah yang dilakukan oleh pihak manajemen sebagai alat pengendalian biaya produksinya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penulis melakukan penelitian untuk mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan.metode penelitian adalah cara yang dilakukan untuk mendapatkan keterangan tentang objek yang diteliti.Untuk mendapatkan data dan bahan yang dibutuhkan dalam rangka ini penulis menggunakan metode
(33)
Keterangan
PT. Berlian Unggas Sakti adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pakan ternak.Tetapi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah pakan ternak untuk Broiler saja. Departemen produksi bertugas untuk mengatur , mengawasi, mengendalikan seluruh biaya dan jalannya proses produksi mulai dari bahan baku sampai dengan produk jadi.
Dan untuk mempermudah pengawasan dari biaya- biaya produksi tersebut maka diterapkan salah satu sistem biaya yang ditentukan dimuka yang dikenal dengan sistem biaya standar sebagai dasar penyusunan anggaran.Dimana pada akhir periode akutansi ( 31 Desember) anggaran dibandingkan dengan realisasinya. Selisih antara kedua biaya ini disebut dengan penyimpangan.Berbagai penyimpangan yang muncul baik yang bersifat favorable dan unfavorable akan ditindaklanjut manajemen apabila melewati batas yang diperbolehkan untuk ditolerir, dalam hal ini adalah 10 % dari biaya yang distandarkan.Dan tindak lanjut inilah yang dilakukan oleh pihak manajemen sebagai alat pengendalian biaya produksinya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penulis melakukan penelitian untuk mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan.metode penelitian adalah cara yang dilakukan untuk mendapatkan keterangan tentang objek yang diteliti.Untuk mendapatkan data dan bahan yang dibutuhkan dalam rangka ini penulis menggunakan metode
(34)
penelitian sebagai berikut: A.Jenis penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan metode yang bersifat studi kasus yaitu menguraikan dan menjelaskan sifat-sifat dan keadaan yang sebenarnya dari suatu objek penelitian pada saat penelitian berlangsung.
B.Jenis data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data primer dan data sekunder. 1. Data Primer
Data yang diperoleh dari objek penelitian yang dimana data tersebut belum diolah oleh perusahaan.Misalnya hasil wawancara penulis dengan pihak-pihak yang yang berhubungan langsung dengan penelitian ini Seperti bagian produksi, bagian akuntansi,personalia, pembelian.
2. Data sekunder
Data yang sudah diolah dan diperoleh langsung dari objek penelitian, seperti data biaya produksi, biaya standar,anggaran biaya tidak langsung dan berbagai sumber buku-buku bacaan.
C.Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan 1.Teknik Observasi ( Pengamatan )
Teknik dengan melakukan pengamatan secara langsung pada bukti dan dokumen yang digunakan perusahaan yang menjadi objek penelitian PT. Berlian Unggas Sakti
2.Wawancara
Melakukan tanya jawab dengan petugas perusahaan yang telah bersedia untuk memberikan informasi dengan penelitian yang dilakukan. 3.Teknik dokumentasi
Yaitu dengan mengumpulkan bahan yang terkait dengan skripsi ini bersumber dari buku-buku literature serta sumber lain yang mendukung penelitian ini.
D.Metode Analisis Data
Dalam penulisan skripsi ini penulis nenggunakan metode deskriptif dimana data dikumpulkan, disusun ,diinteprestasikan, dan dianalisis sehingga memberikan keterangan yang lengkap.
E.Jadwal dan Lokasi Penelitian
Penelitian untuk skripsi ini berlangsung dari bulan Januari 2008 sampai dengan Juli dan lokasi penelitian ini adalah pada PT Berlian Unggas Sakti jalan Tanjong Morawa.
Tahapan Penelitian
Januari Februari Maret April mei Juni Juli Pengajuan
Judul
(35)
Penyusunan Proposal Penumpulan data Seminar Proposal Penulisan Laporan Penyelesaian Laporan
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A.Data Penelitian1. Gambaran Umum PT. Berlian Unggas Sakti
a. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Berlian Unggas Sakti adalah merupakan suatu perusahaan industri dengan fasilitas PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), yang bergerak dibidang industri peternakan yang memproduksi makanan ternak atau lebih dikenal dengan pakan ternak. Perusahaan ini menghasilkan makanan ternak seperti pakan ayam, ikan, babi, dan puyuh. Disamping memproduksi berbagai jenis pakan ternak pada pabrik pakan ternak (Feed Mill), perusahaan ini juga bergerak dibidang pembibitan ayam Parent Stock untuk menghasilkan DOC Final pedaging dan petelur (Breeding Farm) yang didirikan pada tahun 1983 dan berlokasi di Tanjung Selamat kecamatan Medan Sunggal.
Perusahaan ini berdiri pada tahun 1988 dengan nama PT. Gunung Windutama yang berlokasi di Padang Bulan Medan sebagai pengembangan dari pabrik pakan ternak CV. Gunung Jaya. Karena pertimbangan lokasi perkotaan, permintaan kapasitas produksi yang semakin meningkat dan luas wilayah perusahaan yang sempit maka pada tahun 1990 pabrik dialihkan ke desa Limau Manis Tanjung Morawa, 18 km dari pusat kota Medan. Unit produksi pakan (Feed Mill) memperoleh legitimasi dari pemerintah dan telah diresmikan pada tanggal 2 Maret 1992 oleh Menteri Perindustrian, Ir. Hartarto. Kemudian pada tanggal 1 Juni 2002, PT. Gunung Windutama berubah nama menjadi PT. Berlian Unggas Sakti, yang mempunyai kantor pusat di jalan Guru Patimpus No. 1 E, F, G, dan H Medan.
PT. Berlian Unggas Sakti mempunyai relasi dengan perusahaan lain dalam hal pengadaan persediaan bahan baku seperti jagung, dedak padi, bungkil kacang kedelai, bungkil kelapa, tepung ikan, tepung daging, dan sebagainya. Perusahaan lain tersebut ada yang berasal dari dalam dan luar negeri. PT. Berlian Unggas Sakti juga bermitra dengan perusahaan lain dalam bidang perawatan mesin, perawatan gudang, serta perawatan sarana lainnya.
Karyawan umumnya berasal dari masyarakat daerah sekitar sehingga perusahaan ini juga berperan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Selain itu perusahaan ini juga berperan meningkatkan pendapatan daerah. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat Desa Limau Manis sangat menghargai keberadaan perusahaan ini sebagai salah satu aset daerah.
(36)
Sebelum menjalankan aktivitas perusahaan sangatlah penting membuat tata hubungan atas wewenang dan tugas masing-masing bagian pada perusahaan. Hal ini sangat berguna agar pembagian tugas dan tanggung jawab dapat diketahui dengan jelas oleh masing-masing pihak dalam perusahaan, sehingga tugas dari setiap bagian dapat diarahkan dan dipertanggungjawabkan sepenuhnya.
Struktur organisasi dari PT. Berlian Unggas Sakti adalah struktur organisasi garis dan staff, sesuai dengan laju perkembangan PT. Berlian Unggas Sakti organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama dengan menggunakan dana, alat dan teknologi serta terikat dengan peraturan-peraturan dan lingkungan tertentu supaya dapat mengarahkan pada pencapaian tujuan yang diinginkan.
Untuk menggerakkan organisasi tersebut dibutuhkan personil yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi, dimana masing-masing personil diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Hubungan dan kerjasama dalam organisasi merupakan gambaran skematis tentang hubungan kerjasama dari orang-orang yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian bagian-bagian yang berbeda diperlukan dalam suatu struktur organisasi yang dapat menyatukan sumber daya dengan cara teratur.
Struktur organisasi diharapkan dapat memberikan gambaran pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan pelaporan yang menyangkut tingkat hierarki dan besarnya rentang kendali dari semua pimpinan disetiap tingkat organisasi tersebut.Struktur organisasi juga menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang memungkinkan tercapainya koordinasi dan pengintegrasian segenap kegiatan organisasi baik ke arah vertikal dan horizontal. Pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab dalam organisasi dilakukan menurut struktur organisasi yang telah ditetapkan, setiap personil akan diberikan tugas atas kualifikasi dan tanggung jawabnya.
Dalam organisasi pembagian pekerjaan dilakukan menurut struktur yang telah ditetapkan, dimana masing-masing personil akan diberikan tugas atas dasar kualifikasi dan tanggung jawabnya. Adapun tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian pada PT. Berlian Unggas Sakti adalah sebagai berikut:
1. Direktur Utama
1) Bertanggung jawab kepada dewan komisaris atas kelanjutan perusahaan di dalam segala aktivitas dan objektivitas perusahaan.
2) Berwewenang mengangkat dan memberhentikan pegawai dalam tingkat staf, serta menetapkan besarnya gaji atau upah masing-masing pegawai
atau karyawan.
3) Menetapkan apa yang harus dilakukan oleh setiap bagian serta cara-cara pelaksanaannya.
4) Menentukan arah dan visi perusahaan kedepan.
2. Sekretaris
Sekretaris diangkat oleh direktur untuk membantu tugas-tugasnya terutama dalam menangani surat menyurat untuk pihak luar dan mengatur jadwal kerja pimpinan.
3. Direktur Produksi
1) Bertanggung jawab kepada direktur utama atas seluruh kegiatan di pabrik.
2) Berwewenang memutuskan segala kebijaksanaan yang dianggap penting di dalam kegiatan di pabrik.
3) Mengawasi seluruh kegiatan pabrik produksi pakan ternak.
4) Merencanakan dan mengawasi pekerja bagian-bagian yang dibawahinya.
5) Melaksanakan pembelian bahan baku atas dasar persetujuan direktur.
4. Direktur Keuangan
1) Bertanggung jawab terhadap direktur utama atas hasil audit perusahaan.
2) Berwewenang untuk memberikan saran-saran bagi perkembangan /kemajuan perusahaan.
3) Melaksanakan audit manajemen dan keuangan sesuai dengan ketentuan operasional perusahaan.
4) Mengevaluasi laporan keuangan tahunan.
5. Bagian Finance ( Keuangan )
(37)
1) Memeriksa seluruh transaksi keuangan sesuai yang telah dibukukan.
2) Memeriksa kelengkapan dokumen suatu transaksi beserta bukti pendukung lainnya untuk dijadikan sebagai dasar pembukuan.
3) Melaksanakan konfirmasi data keuangan yang ada kepada bagian terkait.
4) Menghitung kembali nilai keuangan yang dikeluarkan untuk mengetahui benar tidaknya suatu perhitungan.
5) Melakukan pemeriksaan kas ke kasir (cash opname)
6) Membuat laporan hasil temuan yang ada dan disampaikan kepada bagian yang terkait untuk di follow up.
7) Membuat rekonsiliasi rekening antar kantor dan bank.
8) Koordinasi dengan bagian lainnya untuk memberikan bukti atas suatu perkiraan
6. Manager Produksi
1) Bertanggung jawab kepada direktur produksi atas pelaksanaan kegiatan produksi.
2) Berwewenang memberikan saran-saran kepada direktur produksi bagi kemajuan di bagian produksi.
3) Merencanakan dan mengawasi produksi agar sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu yang telah ditentukan.
4) Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mendeteksi kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.
7. Manager R & D
1) Penetapan dan pengawasan index (pedoman) proses produksi.
2) Mengadakan koordinasi dengan bagian yang terkait untuk penetapan dan pengawasan sistem dan prosedur.
3) Mengkoordinasikan semua kegiatan pengujian atau tes dan menganalisa secara kimia dan inspeksi fisika atas semua bahan baku, bahan setengah
jadi, bahan jadi, dan obat-obatan.
4) Menjamin dan memastikan pelaksanaan semua planning dan kegiatan secara sistematik untuk memenuhi kualitas hasil produksi yang dihasilkan.
5) Melaksanakan pengujian secara fisika dan mekanis atas semua bahan baku yang masuk dan memastikan setiap pengeluaran ke bagian produksi
dengan sistem FIFO (pertama masuk dan pertama keluar).
6) Pemeriksaaan dan penetapan standar mutu bahan baku, bahan penolong, bahan campuran, bahan pengepakan, barang setengah jadi, dan barang
jadi.
7) Membuat formula pakan yang efisien dan kompetitif.
8) Inovasi dalam rangka pengembangan produk pakan.
8. Manager Marketing
1) Mengidentifikasi dan menentukan sasaran pasar dan segmen pasar
2) Menyusun dan mengembangkan strategi pemasaran untuk mencapai sasaran penjualan.
3) Merencanakan dan mengadakan program transaksi penjualan, menyiapkan dokumen-dokumen penjualan sesuai ketentuan perusahaan.
4) Membina hubungan baik dengan pelanggan.
5) Melakukan aktivitas dan mengadakan transaksi penjualan.
6) Memantau dan mengikuti perkembangan harga produk di pasar.
7) Senantiasa mengikuti perkembangan dan bertanggung jawab atas omzet penjualan
9.Manager Technical Service
1) Bertanggung jawab atas tugas dan pelaksanaan di lapangan menyangkut technical service.
2) Membantu marketing dalam hal penjualan produk dan pencapaian omzet.
3) Mengawasi, mengontrol dan memberi saran terhadap mutu produk.
4) Melakukan koordinasi dengan seksi terkait dalam peningkatan produktivitas dan efisiensi produksi.
(1)
399800 = Rp 31
Tabel 4.4
Standar Biaya Per Unit Broiler ( 50) kg
Input ( bahan baku = Rp 106 747 Standar biaya tenaga kerja langsung = 0,016 Jam@1532/ jam = Rp 24,50 Standar biaya overhead pabrik =0,016 @3374 / jam = Rp 53,98 Standar Biaya Per Unit Broiler = Rp 106 .826
Sumber PT. Berlian Unggas Sakti
4.Analisis Varians Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi
Perusahaan belum melakukan analisis varian sebagaimana yang ada pada teori.Melainkan perusahaan melakukan analisa varians dengan membandingkan anggaran dengan realisasi dengan batas pengendalian biaya produksi ditetapkan sebesar 10 % dari biaya yang distandarkan terlebih dahulu.
B.Analisis Hasil Penelitian
1.Unsur-Unsur Biaya Produksi
Yang termasuk unsur-unsur biaya produksi Pada PT. Berlian Unggas sakti adalah a. Biaya pemakain bahan baku langsung
b. Biya upah langsung c. Biaya bahan penolong d. Biaya Overhead Pabrik
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh penulis terdapat perbedaan dalam mengklasifikasikan biaya produksi, karena pihak perusahaan telah memisahkan antara biaya bahan baku penolong dengan biaya overhead pabrik. Dalam hal ini penulis menganggap ada kekeliruan dalam pihak perusahaa.Menurut teori yang ada biaya bahan baku penolong termasuk dalam biaya overhead pabrik.Namun jika ditinjau dari perusahaan maka belum tentu pihak perusahaan melakukan kekeliruan karena perusahaan berpedoman pada akuntansi yang ada.
2. Penetapan Biaya Standar
PT. Berlian Unggas sakti menetapkan biaya standar berdasarkan atas peiode masa lalu dan peramalan dimasa akan datang.Proses penentuan biaya standar pertama ditentukan oleh bagian bagian tertentu yang bertanggung jawab atas standar tersebut ( bagian produksi, bagian administrasi, personalai, pembelian dan bagian akauntansi).Setelah mempertimbangkan laporan biaya produksi satu periode. Proses penetuanbiaya standar didasarkan atas ketiga unsur- unsur biaya produksi ( biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead)
3. Analisis Penyimpangan Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi.
Perusahaan belum melakukan analisis varian sebagaimana yang ada pada teori.Namun perusahaan menetapkan biaya standar sebagai dasar penyusunan anggaran, dan pada akhir periode perusahaan melakukan analisa varians dengan membandingkan anggaran dengan realisasi dengan batas pengendalian biaya produksi ditetapkan sebesar 10 % dari biaya yang telah distandarkan terlebih dahulu.Namun jika analisa varians dilakukan berdasarkan dengan teori
(2)
maka terdapat tiga varians biaya produksi yakni:
a. Varians Biaya Bahan Baku
Analisa varians bahan baku terdiri dari dua yakni varians kuantitas bahan baku dan varians harga bahan baku.Varians kuantitas bahan baku disebabkan adanya perbedaan antara kuantitas bahan baku standar dan kuantitas bahan baku yang dipakai.Sedangkan varians harga bahan baku terjadi karena adanya perbedaan antara harga bahan baku yang dibeli dengan harga bahan baku standar
TABEL 4.5 1). Analisa Varians Kuantitas Bahan Baku (Campuran)
Bahan Kuantitas aktual (a) Kuantitas Standar (b) Varians Kuantitas (a-b) Standar Harga Varians kuantitas (a-b)c
Jagung 9 997 950 Kg
10000000 Kg
2050 Kg Rp2195 Rp
4499750 (F) Dedak
halus
3 000 000 Kg
3000000 Kg
0 Rp1426 –
Tepung daging 1500 063 Kg 1500000 Kg
63 Kg Rp3540 Rp 223020 (UF) Tepung ikan 999 850 Kg 1000000 Kg
150 Kg Rp5331 Rp 799650 (F) Tepung
batu
1 498 869 Kg
1500000 Kg
1131 Kg Rp198 Rp
223938 (F) Kacang
kedelai
1 999 825 Kg
2000000 Kg
175 Kg Rp2485 Rp 434875 (F) Bungil kelapa 493 049 Kg 500000 Kg
695 Kg Rp1125 Rp 7819875 (F)
TABEL 4.6
2). Varians Harga Bahan Baku ( campuran)
Bahan Kuantitas Aktual (a) Harga Standar (b) Harga Aktual (c) Varians Harga ( b-c ) a
Jagung 9997950 Kg Rp 2195 Rp2200 Rp 4999750
(UF)
Dedak halus 3000000 Kg Rp 1426 Rp 1421 Rp 15000000 (F)
Tepung daging 1500063 Kg Rp 3540 Rp 3567 Rp 40501701
(3)
Tepung Ikan 999850 Kg Rp 5331 Rp 5319 Rp 11998200 (UF)
Tepung Batu 1498869 Kg Rp 198 Rp 172 Rp 38970594 (F) Kacang
Kederlai
1999825 Kg Rp 2485 Rp 2466 Rp 37996675
(UF)
Bungil Kelapa 493049 Kg Rp 1125 Rp 2428 Rp 642443
((UF)
b.Varians Biaya Upah Langsung
Seliish biaya tenaga kerja langsung terjadi apabila adanya perbedaan biaya tenaga kerja langsung yang sesungguhnya dengan baiay tenaga kerja langsung menurut standar.Selisih ini terdiri dari 2 yakni:
1). Penyimpangan Tarif Upah Langsung
Selisih tarif upah langsung disebabkan adanya perbedaan tarif upah yang sesungguhnya dibayarkan dengan tarif upah standar. Penyimpangan = ( Tarif sesungguhnya - Tarif standar )x Jam kerja sesungguhnya
= (1532 – 1532 ) x 6400jam = Rp 0
Tidak terdapat penyimpangan tarif upah langsung karena perusahaan telah menetapkan tarif upah seseorang sebelum mulai bekerja dan disesuaikan dengan tarif upah minimum regional propinsi.
2). Analisis Penyimpangan Jam Kerja Langsung
Selisih jam kerja langsung terjadi jika adanya perbedaan antara jam kerja sesungguhnya yang dipakai dengan jam kerja standar. ( Jam kerja sesungguhnya – jam kerja standar) x tarif upah standar
Jam kerja yang dibenarkan untuk memeproduksi 400000 unit produk broiler adalah 6400jam. Sedangkan jam kerja sesungguhnya sebanyak 6381 jam.Tarif upah standar sebanyak 1532 per jam.
Besarnya penyimpangan jam kerja untuk periode 2007 adalah Penyimpangan = ( 6291 - 6400) x 1532
= 109 x 1532 =Rp.166.988 ( menguntungkan)
3.Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik
Analisis biaya overhead vabrik dilakukan dengan analisis satu selisish : Realisasi biaya bahan baku tidak langsung = 1.326.743.711 Biaya overhead pabrik yang diizinkan menurut Anggaran
Biaya variabel = 61 x 20.000.000 Kg = 1.220.000.000 Biaya tetap = 6 x 20.000.000 Kg = 120.000.000
Total = ( 1.340.000.000 ) Selisih biaya overhead pabrik Rp 13.256.286
Berdasarkan analisis yang dilakukan penulis yang berpedoman menurut teori pada maka dapat dilihat beberapa varians yang terjadi, untuk harga kebanyakan analisis yang dilakukan menghasilkan varians yang tidak menguntungkan ( unfavorable ).Hal ini terjadi karena perubahan situasi moneter yang menyebabkan harga yang sering berfluktuasi naik / turun yang tidak diperhitungkan sebelumnya.Namun dari beberapa selisih harga hanya dua selisih yang sudah melewati rentang kendali yang ditetapkan manajemen yakni selisih harga bungil kelapa dan selisih harga tepung batu..Sehingga manajemen harus menindaklanjuti/melakukan investigasi atas selisih harga tersebut terhadap bagian yang bertanggung jawab atas selisih tersebut ( bagian pembelian).Untuk analisis kuantitas bahan baku kebanyakan analisis menghasilkan varians yang menguntungkan (faforable) tetapi dalam jumlah yang relatif rendah.Hal ini disebabkan kuantitas pemakain bahan baku bersifat controllable varians (varians yang selalu dapat dikendalikan oleh manajemen. Dan juga didukung oleh bagian produksi telah bekerja secara efesien serta bahan baku yang berkualitas sehingga tidak ada bahan baku yang terbuang / tersisa.
(4)
Untuk tarif tenaga kerja langsung tidak menghasilkan varians, karena perusahaan telah menetapkan tarif upah seseorang dengan jelas sebelum seseorang diterima bekerja diperusahaan tersebut. Dan jam kerja langsung hanya menghasilkan selisih yang relatif kecil. Dan hal ini juaga disebabkan mesin- mesinproduksi bekerja secara efesien.Dan selam setahun mesin dapat memprodiksi lebih cepat didukung oleh bahan baku ynag berkualitas sehinga proses produksi tidak ada yan terhambat.
Untuk varians biaya overhead menghasilkan selisih yang bersifat ,menguntunkangkan dan masih dalam kendali manajeman. Sehingga belum membutuhkan investigasi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah dianalisis dan dibahas dengan membandingkan dengan teori dapat diambil berbagai kesimpulan :
1. Dalam mengklasikfikasikan unsur-unsur biaya Produksinya PT. Berlian Unggas Sakti sedikit ada perbedaan dengan teori. Perusahaan tidak menggolongkan biaya bahan baku penolong kedalam biaya overhead pabrik,Sedangkan berdasarkan teori yang ada biaya bahan baku penolong dimasukkan kedalam biaya overhead karena biaya tersebut sulit ditelusuri secara langsung ke output tertentu.
2. Penentuan biaya standar sebagai dasar pembuatan anggaran terlebih dahulu diberikan wewenang pada masing- masing bagian yang bersangkutan dalam perusahaan seperti bagian pembelian, bagian akuntansi, bagian personalia, an bagian produksi,Setelah ditetapkan , selanjutnya dibahas secara bersama- sama.
3. PT. Belian Unggas sakti melakukan analisis varian belum sesuai dengan teori yang ada, perusahaan melakukan analisa varian hanya dengan membandingkan antara anggaran dengan realisasi. Namun dasar dari penyusunan anggaran adalah biaya standar.
4. Perusahaan telah menetapkan batas toleransi pengendalian varians sebesar 10 % dari biaya yang telah distandarkan terlebih dahulu, Jika varians sudah melampau batas toleransi yang ditetapkan maka varians tersebut harus dianalisis atau diinvestigasi.Sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan
(5)
perbaikan untuk mengantisipasi penyimpangan yang muncul.
B. SARAN
Dalam penulisa skripsi ini penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik sesuai dengan kemampuan penulis, akan tetapi masih menyadari berbagai kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis menyarankan beberapa hal demi kesempurnaan skripsi ini.
1. Dalam mengklasifikasikan biaya produksi PT. Berlian Ungas sakti sebaiknya menyamakam konsep dengan teori. Yakni memasukkan biaya bahan baku tidak langsung sebagai bagian dari unsur biaya overhead.Karena biaya bahan baku tidak langsung merupakan biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke output tetentu.Sehingga perhitungan terhadap biaya produksi dapat lebih akurat lagi.
2. Sebaiknya perusahaan melakukan analisa varian sebagaiman yang ada pada pembahasan.Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengawasan terhadap biaya produksi.Dan dengan meningkatnya pengawasan maka perusahaan dapat melakukan efesiensi.
3. Sebaiknya perusahaan melaporkan dan membuat prosedur akuntansi setiap varians yang berada diluar rentang yang ditetapkan oleh perusahaan.Karena hal ini lebih memungkinkan para manajer untuk lebih bertanggung jawab untuk terhadap varians.Varian juga sebaiknya dilaporkan sesering mungkin kepada manajemen selama hal tersebut ekonomis , dimana semakin dekat deteksi dan pelaporan ke titik terjadinya maka semakin efektif. Sehingga pengendalaian terhadap biaya produksi dapat juga dilakukan secara efektif.
(6)