Analisa yang dapat diambil dari penjelasan diatas adalah pihak IOM akan terus memfasilitasi kebutuhan sehari-hari sampai pengungsi tersebut
ditempatkan di negara ketiga atau kembali ke negara asalnya. Sampai saat ini fasilitas tersebut tetap terlaksana dan terus diberikan
pada pengungsi yang ditangani IOM. Implementasi dari pihak IOM hanya sebatas kesehatan dan kebutuhan
sehari-hari hingga tiket pulang ke negara asal. Jika pengungsi tersebut dengan sukarela untuk kembali ke negara asalnya.
Kendala yang dihadapi IOM adalah jika pengungsi tidak ingin dikembalikan ke negara asalnya maka pengeluaran biaya lebih banyak dan
memperlambat kerja IOM.
D. Upaya yang Dilakukan oleh Imigrasi dalam Penanganan Pengungsi Warga
Negara Asing di Kota Medan
Kedatangan dan keberadaan orang asing di wilayah Indonesia yang cendrung meningkat berpotensi menimbulkan permasalahan keimigrasian, sehingga di perlukan
upaya penanganan menurut Ketentuan Keimigrasian. Mengenai tindakan pengungsian atau deportasi dari wilayah Indonesia telah
sejalan dengan asas-asas Hukum Internasional. Pengusiran orang-orang asing oleh suatu negara, pada umumnya negara-negara diakui memiliki kekuasaan untuk
mengusir, mendeportasi, seperti halnya kekuasaan untuk melakukan penolakan
Universitas Sumatera Utara
pemberian izin masuk, hal ini dianggap sebagai suatu hal yang melekat pada Kedaulatan Teritorial suatu negara.
64
Kedatangan dan keberadaan orang asing di wilayah Indonesia yang cenderung meningkat berpotensi menimbulkan berbagai permasalahan keimigrasia sehingga
diperlukan upaya penindakan menurut ketentuan keimigrasian. Untuk lebih mengefektifkan dan mengefisienkan pelaksanaan tugas di bidang penindakan
keimigrasian diperlukan sarana dan prasarana pendukung antara lain Rumah Detensi Imigrasi.
Menurut Pasal 1 ayat 1 Perturan Menteri Hukum dan HAM RI No. M 05.IL.02.01 Tahun 2006, Rumah Detensi Imigrasi yang selanjutnya disingkat dengan
RUDENIM adalah tempat penampungan sementara orang asing yang melanggar peraturan perundang-undangan yang dikenakan tindakan keimigrasian dan menunggu
proses pemulangan ke negaranya.
65
Rudenim yang merupakan suatu institusi baru dijajaran Direktorat Jenderal Imigrasi mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Departemen Hukum
dam HAM RI di bidang Pendetensian Orang Asing. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut Rudenim mempunyai fungsi sebagai
berikut 1.
Melaksanakan tugas penindakan 2.
Melaksanakan tugas pengisolasian 3.
Melaksanakan tugas pemulangan dan pengusirandeportasi
64
J. G Starke, Op.Cit, hal 468.
65
Wawancara dengann Kepala Kantor Rumah Detensi Imigrasi RUDENIM Medan, tanggal 10 Juli 2010, Pkl.15.30 WIB
Universitas Sumatera Utara
Dalam rangka pengegakan hukum di bidang keimigrasian khususnya bagi orang asing yang melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku, tindakan
keimigrasian menempatkan dan menampung orang asing pada Rumah Detensi Imigrasi dilaksanakan berdasarkan :
1. UU NO. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian
2. Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1994 tentang Tata Cara Pencegahan dan
Penangkalan 3.
Peraturan Pemerintah No. 31 tahun 1994 tentang Pengawasan Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian
4. Peraturan Presiden No.9 tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi,
Susunan Organisasi dan tata kerja Kementerian RI. 5.
Keputusan MENKEH dan HAM No. M.04.PR.07.04 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Keputusan MENKEH RI No. M.03-PR.07.04 Tahun 1999 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Imigrasi. Tindakan keimigrasian yang dikenakan bagi orang asing dan ditempatkan di
Rudenim apabila yang bersangkutan :
66
1. Berada di wilayah Negara RI tanpa memiliki izin keimigrasian yang sah.
2. Menunggu keputusan Menteri Hukum dan HAM mengenai permohonan
keberatan yang diajukan 3.
Terkena tindakan keimigrasian 4.
Telah selesai menjalani hukuman dan belum dapat dipulangkan atau pengusirandeportasi
66
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Peraturan Direktorat Jenderal Imigrasi Nomor F.1002.PR.02.10 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pendetensian Orang Asing telah di atur di dalam pasal-
pasalnya mengenai hal ihwal pertama kali orang asing ditangkap kemudian dilakukan pendetensian sampai dengan Deteni asing tersebut di deportasikan.
Tabel 1 Mekanisme kerja Pendetensian-Pendeportasian
Dasar : Peraturan DIRJENIM No. F.1002. PR.02.10 Tahun 2006
Tahapam I
II III
IV V
Subjek orang asing
Penangkapan dan
Pengambilan Pengiriman
RUDENIM Pendetensian
dan pengisolasian
Persiapan Deoprtasi
Pendeportasian Terkena
tindakan keimigrasian
Pasal42 UU No. 9 Tahun
1992 Internal
Imigrasi Pasal 1
1. Ditjenim Up
Direktur Penin-
dakan.
2. Kanwil
Hukum dan HAM.
3. Kantor
Imigrasi Medan.
Setelah 7 hari Pasal 2
Lampiran: 1.
SK Tindakan
Keimigra- sian
2. Berita Acara
Pemerik- saan
3. Berita Acara
Pendapat Penindakan
Pasal 3 dan 4 Lampiran:
1. Berita Acara
serah terima Deteni
Dokumen Perjalanan dan
Barang-barang Deteni
2. Surat Perintah
Pendetensian 3.
Berita Acara Pendetensian
4. Surat Pembe-
ritahuan Pen- detensian dan
Pendeporta- sian kepada
perwakilan Negara Deteni
Koordinasi Pasal7
Lampiran: 1.
Dokumen perjalanan
2. Jika tidak
memiliki koordinasika
n dengan perwakilan
Negara Deteni untuk
mendapatka n dokumen
perjalanan
3. Biaya tiket
dikoordina- sikan
dengan eksternal
Perwakilan asing, IOM
Pelaksanaan Pasal 7
Lampiran: 1.
Surat keputusan Pendeportasian
2. BA serah terima
keluar RUDENIM 3.
BA serah terima Deteni deportasi
4. Surat Perintah
Petugas Pengawalan ke
TPI
5. Pemberian
bertanda bertolak oleh Pejabat di TPI
6. Laporan
pelaksanaan deportasi kepada
perwakilan Negara DIRDAKIM dan
KADIVIM
7. Pengusulan
Penangkapan selama 1 tahun
ditujukan kepada DIRDAKIM
Sumber : Studi Dokumen RUDENIM Medan
Universitas Sumatera Utara
Keterangan Tabel :
Berikut ini akan lebih dijelaskan keterangan tabel di atas dari tahap satu hingga tahap lima sebagai berikut :
67
1. Subjek pelanggaran oleh Orang Asing
Kualifikasi orang asing yang dapat didetensikan dan di deportasi. Tindakan Keimigrasian adalah Tindakan Administratif non yustisia dalam bidang
keimigrasian di luar proses peradilan Pasal 1 Angka 14 UU No. 9 1992. Sanksi dari Tindakan Keimigrasian Pasal 42 UU No. 9 Tahun 1992 adalah :
a. Pembatasan perubahan atau pembatasan izin keberadaan.
b. Larangan untuk berada di suatu atau beberapa tempat tertentu di wilayah
Republik Indonesia. c.
Keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di wilayah Republik Indonesia Pengkarantinaan dalam Rumah Detensi.
d. Pengusiaran atau Deportasi dari wilayah Indonesia atau penolakan masuk ke
wilayah Indonesia penangkalan. 2.
Tahap Penangkapan dan Pengambilan Penangkapan terhadap orang asing yang melanggar pasal 42 Undang-Undang
No. 9 Tahun 1992 dengan sanksi Tindakan Keimigrasian di lakukan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi, Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia, serta Kantor Imigrasi sesuai dengan wilayah kerja dari Rumah Detensi Imigrasi Medan.
67
Departemen Hukum dan HAM RI, Rumah Detensi Imigrasi RUDENIM Medan, Kantor Wilayah Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
a. Tahap Pengiriman Orang Asing
Pada saat pengiriman orang asing tersebut ke Rumah Detensi Imigrasi harus dilengkapi dengan berkas atau lampiran pasal 2 Peraturan Direktorat
Jenderal Imigrasi Nomor F.1002.PR.10 Tahun 2006 1
Direkorat Jendral Imigrasi a
Surat Keputusan Tindakan Keimigrasian dalam rangkap 4 empat terdiri dari :
1 Lembar pertama untuk orang asing yang bersangkutan.
2 Lembar ke dua untuk keluarga danatau perwakilan Negara yang
bersangkutan. 3
Lembar ke tiga untuk Kepala Rumah Detensi Medan. 4
Lembar ke empat untuk arsip. b
Berita acara serah terima Deteni dengan melampirkan : 1
Berita acara pemeriksaan dan berita acara pendapat. 2
Dokumen perjalanan bagi yang memiliki. 3
Barang-barang Deteni. 2
Kepala Divisi Keimigrasian membuat : a
Surat keputusan Tindakan Keimigrasian dalam rangkap 5 lima, terdiri dari :
1 Lembar pertama untuk orang asing yang bersangkutan.
2 Lembar ke dua untuk keluarga danatau perwakilan negara yang
bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
3 Lembar ke tiga untuk Kepala Rumah Detensi Medan.
4 Lembar ke empat untuk Direktorat Jenderal Imigrasi.
5 Lembar ke lima untuk arsip.
b Berita acara serah terima Deteni dengan melampirkan :
1 Berita acara pemeriksaan dan berita acara pendapat.
2 Dokumen perjalanan bagi yang memiliki.
3 Barang-barang milik Deteni.
3 Kepala Kantor Imigrasi, membuat :
a Surat keputusan Tindakan Keimigrasian dalam rangkap 5 lima,
terdiri dari : 1
Lembar pertama untuk orang asing yang bersangkutan. 2
Lembar ke dua untuk keluarga danatau perwakilan negara yang bersangkutan.
3 Lembar ke tiga untuk Kepala Rumah Detensi Medan.
4 Lembar ke empat untuk Direktorat Jenderal Imigrasi.
5 Lembar ke lima untuk Kepala Divisi Keimigrasian.
6 Lembar ke enam untuk arsip.
b Berita acara serah terima Deteni dengan melampirkan :
1 Berita acara pemeriksaan dan berita acara pendapat.
2 Dokumen perjalanan bagi yang memiliki.
3 Barang-barang milik Deteni.
Universitas Sumatera Utara
3. Tahap Pendetensian RUDENIM
Berdasarkan surat keputusan Tindakan Keimigrasian dan Berita Acara serah terima Deteni pada langkah III di atas Kepala Rumah Detensi Medan membuat :
a. Surat Perintah Pendetensian dan Berita Acara Pendetensian pasal 3 dan 4
yang membuat: 1
Identitas diri Deteni. 2
Kondisi kesehatan Deteni. 3
Inventarisasi barang-barang milik Deteni. 4
Dokumen perjalanan Deteni bagi yang memiliki 5
Instansi pengiriman Deteni. 6
Alamat keluarga atau sponsorpenjamin Deteni yang dapat di hubungi di Indonesia danatau di luar negeri.
b. Deteni yang telah ditempatkan di Rumah Detensi imigrasi wajib
memberitahukan kepada Perwakilan Negara yang bersangkutan dalam rangka proses pemulangan atau pendeportasianpengusiran dengan tembusan kepada
Direktorat Jenderal Imigrasi Up. Direktorat Penyidikan dan Penindakan Keimigrasian dan Kepala Divisi Keimigrasian yang meliputi wilayah kerja
Rumah Detensi Imigrasi yang bersangkutan. c.
Terhadap Deteni yang baru masuk, diberi penjelasan tentang hak, kewajiban, larangan, tata tertib dan sanksi pelanggaran tata tertib. Sanksi pelanggaran tata
tertib dapat dilakukan pengisolasian dengan penempatan pada ruangan tersendiri pasal 14.
Universitas Sumatera Utara
4. Tahap Proses Persiapan Deportasi
Setelah Deteni berada di Rumah Detensi Imigrasi Medan, maka Rumah Detensi Imigrasi berkewajiban memastikan Deteni untuk mengurus segala sesuatu
untuk persiapan pendeportasian yang meliputi : a.
Dokumen Perjalanan Deteni harus memiliki dokumen perjalanan yang masih berlaku, bagi yang
belum memiliki, pihak RUDENIM harus melakukan koordinasi dengan pihak perwakilan Negara Deteni untuk memajukan permohonan paspor Negara asal
Deteni. b.
Tiket Dalam hal Deteni Imigrasi tidak mempunyai biaya tiket, maka Deteni dengan
didampingi oleh pihak Rumah Detensi Imigrasi Medan meminta bantuan biaya tiket kepada perwakilan Negara Deteni atau pihak-pihak lainnya seperti
organisasi yang bernaung di bawah PBB UNHCR dan Organisasi Sosial Internasional IOM.
c. Biaya Pengawalan
Dalam hal Deteni, keluarga dan atau paspor, tidak dapat memenuhi biaya pengawalan yang di bebankan kepada Deteni pasal 32 angka 1, maka biaya
tersebut akan
di bebankan
kepada Anggaran
Rumah Detensi
ImigrasiDirektorat Jenderal Imigrasi.
Universitas Sumatera Utara
5. Tahap Pelaksanaan Pendeportasian
Setelah tahap-tahap di atas di lewati maka dapat segera di lakukan pendeportasian dengan membuat langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membuat surat Keputusan Deportasi yang di dalamnya membuat dasar hukum
pendeportasian, nama Deteni yang akan di deportasikan, kewarga negaraannya, dan perintah meninggalkan wilayah Indonesia dalam waktu 3
tiga hari sejak surat di tanda tangani oleh Kepala Rumah Detensi Imigrasi Medan.
b. Membuat surat berita serah terima keluar Rumah Detensi Imigrasi Medan
yang dilakukan memuat hari, tanggal, bulan dan tahun serta data-data pejabat yang ditunjuk untuk melakukan serah terima dan melakukan pengawasan dan
pengawalan ke Tempat Pemeriksaan Imigrasi TPI atas nama Deteni yang akan dideportasi, berikut pencantuman serah terima paspor Deteni berikut
data-data pemegangannya. c.
Membuat berita acara serah terima Deteni untuk deportasi yang isinya sama dengan huruf b di atas, tetapi bukan untuk melakukan pengawasan dan
pengawalan, melainkan perintah untuk dilakukan pengusiran atau deportasi. d.
Membuat surat pengawasan yang di tujukan untuk TPI tempat pemberangkatannya.
e. Setelah deportasi di laksanakan, laporkan pelaksanaan deportasi kepada
perwakilan negara Deteni, Direktur Penindakan Keimigrasian dan Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Medan.
Universitas Sumatera Utara
f. Membuat pengusulan pengangkutan selama 1 satu tahun di ajukan kepada
Direktur Penindakan Keimigrasian. Analisa penjelasan di atas adalah tata cara Pendetensian orang asing sampai
pendeportasiannya pada RUDENIM telah terlaksana dengan baik. Subjek orang asing terkena tindakan keimigrasian apabila melanggar Pasal 42 UU No.9 Tahun 1992.
Implementasinya melalui tahap-tahap yaitu: tahap I penangkapan dan pengambilan, tahap II pengiriman ke RUDENIM, tahap III pendetensian dan
pengisolasian, tahap IV persiapan deportasi, tahap V pendeportasian. Contoh : Data Irregular Migrant Pendatang Gelap yang di Tangani RUDENIM di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
81
Universitas Sumatera Utara
82
Universitas Sumatera Utara
83 Analisa: Para pengungsi yang melanggar peraturan pada Pasal 24, 39,42, 48,51, 52, 53 UU No. 9 tahun 1992 kebanyakan
warga Afghanistan
Universitas Sumatera Utara
84
Universitas Sumatera Utara
85
Universitas Sumatera Utara
86
Universitas Sumatera Utara
87 Analisa : Pengungsi terlalu lama menunggu penentuan status kembali pulang secara sukarela ke negara asalnya.
Universitas Sumatera Utara
88
Tabel 3. Irregular Migrant IMs Under Iom Indonesia In Medan
No. IOM ID
First name Last
name Sex
Age Date of birthday
Nationality Location
hotel,wisma,etc UNHCR_st
atus DOE
MEDAN 1.
KPG08- 06-005
Rahman M
34 01011976
Myanmar YPAD-Medan
Refugee 2.
TBA09- 03-020
Watheq M
23 01011987
Iraq Rudenim Belawan
Asylum Seeker
3. TBA09-
03-032 Abdul
M 44
01011966 Afghanistan
YPAD-Medan Refugee
4. DMP08-
01-006 Shahab
M 45
12101964 Iraq
P4TK-Medan Refugee
5. DMP08-
01-007 Bushra
F 43
01011967 Iraq
P4TK Refugee
6. DMP08-
01-010 Musthofa
M 26
18061984 Iraq
P4TK Refugee
7. DMP08-
01-011 Rasul
Shahab M
24 10071986
Iraq P4TK
Refugee 28 Mei 09
8. DMP08-
01-008 Amirah
F 21
04111988 Iraq
P4TK Refugee
9. DMP08-
01-009 Hassan
M 15
03121994 Iraq
P4TK Refugee
10. DMP08-
01-012 Yaser
M 36
24031974 Iraq
P4TK Asylum
Seeker 11.
DMP08- 01-017
Farya F
32 01011977
Iraq P4TK
Asylum Seeker
12. DMP08-
01-023 Haniyah
F 14
21121995 Iraq
P4TK Asylum
Seeker 13.
DMP08- 01-016
Mhd Amin M
5 03032005
Iraq P4TK
Asylum Seeker
Universitas Sumatera Utara
89
BAB III PERATURAN HUKUM NASIONAL YANG DIGUNAKAN DALAM
PENANGANAN PENGUNGSI WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA
A. Aspek Hak Asasi Manusia dalam Pengungsian