Kadar Air Kulit Manggis

17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kadar Air Kulit Manggis

Kadar air merupakan salah satu parameter penting yang menentukan mutu dari suatu produk hortikultura. Buah manggis merupakan salah satu buah yang mempunyai kadar air yang cukup tinggi, terutama bagian kulitnya, yaitu sebesar 62.05. Seiring dengan lamanya waktu penyimpanan kadar air kulit manggis akan berkurang. Kehilangan air pada buah terutama disebabkan oleh transpirasi melalui permukaan kulit buah. Penguapan cairan di ruang-ruang antarsel menyebabkan sel menyusut sehinggga ruang antarsel menyatu dan zat pektin saling berikatan Qanytah, 2004. Menurut Soesarsono 1988, kulit merupakan bagian terluar buah manggis yang langsung berhubungan dengan lingkungan penyimpanan. Proses transpirasi pada buah yang disimpan adalah melalui bagian kulit.Kehilangan air tidak hanya meningkatkan persentase susut bobot, namun juga menyebabkan penampakan buah menjadi kurang menarik, tekstur jelek dan mutunya menurun.Hukum Vant’t Hoffs menyatakan bahwa laju reaksi kimia dan biokimia meningkat dua hingga tiga kali untuk setiap kenaikan suhu 10ºC Winarno, 2002. Pelilinan merupakan salah satu cara yang ditujukan untuk melindungi buah dari kehilangan air akibat proses respirasi dan penguapan. Pelilinan yang baik dapat menekan laju respirasi dan transpirasi yang terlalu cepat sehingga dapat menekan jumlah kehilangan air yang terlalu tinggi. Pelilinan 10 yang digunakan terhadap buah manggis mampu memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam hal menekan kehilangan kadar air. Hal ini dikarenakan lilin akan menutupi sebagian stomata pada buah manggis sehingga dapat memperlambat proses fisiologi, mengurangi kehilangan air pada buah, dan mengurangi keaktifan enzim-enzim pernafasan sehingga dapat menunda proses pematangan. Kadar air yang semakin berkurang menyebabkan beberapa perubahan sifat dan kenampakan dari buah manggis, salah satunya dapat meningkatkan kekerasan kulit manggis. Kekerasan ini berdampak pada semakin tingginya kesulitan dalam membuka buah manggis. Selain itu, bobot buah manggisjuga semakin menyusut akibat kehilangan massa, hal ini menyebabkan tingkat kelayakan dan penerimaan konsumen semakin menurun Gambar 8. a b c 18 Gambar 8.Buah manggis perlakuan : a tanpa semi-cutting, bsemi-cutting 3mm, c semi cutting 5 mm hari ke-23 suhu 27 yang tidak layak dikonsumsi karena kadar air yang rendah Pada pengamatan yang dilakukan selama 60 hari, terlihat bahwa kadar air kulit manggis semakin berkurang baik di suhu ruang 27 maupun di suhu dingin 8 seiring lamanya waktu penyimpanan. Penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan suhu 8 untuk semua perlakuan mengindikasikan penurunan kadar air buah manggis yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu ruang 27 ini menunjukkan bahwa transpirasi dan respirasi pada buah berlangsung lebih cepat pada suhu ruang 27 dibandingkan pada suhu dingin 8 Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada penyimpanan selama 60 hari, kadar air kulit buah manggis tertinggi adalah pada buah manggis yang disimpan pada suhu 8 dengan perlakuan tanpa semi-cutting dengan pelilinan 10 yaitu 59.64, sedangkan kadar air kulit manggis terendah adalah pada buah manggis yang disimpan pada suhu ruang selama 60 hari dengan perlakuan semi-cutting 3 mm dengan pelilinan 10 yaitu sebesar 15.95. Hal ini menunujukkan bahwa penyimpanan buah pada suhu rendah mampu memberikan ketahanan yang lebih baik terhadap kehilangan air yang besar akibat proses respirasi dan transpirasi pada jaringan kulit buah manggis. Selain itu perlakuan tanpa semi-cutting dengan pelilinan 10 mampu memperlambat penguapan air pada buah manggis, sehingga menyebabkan kehilangan air pada kulit manggis dapat ditekan. Grafik perubahan kadar air kulit manggis pada suhu dingin dan suhu ruang dapat dilihat pada Gambar 9 dan 10. Gambar 9. Perubahan kadar air kulit manggis pada penyimpanan suhu 8 Cselama 60 hari Selama proses pengamatan pada penyimpanan suhu dingin dan suhu ruang, terlihat kadar air kulit manggisfluktuatif. Hal ini disebabkan karena buah yang diamati di setiap pengamatan berbeda destruktif, namun secara umum semakin bertambahnya waktu pengamatan, kadar air kulit manggis semakin berkurang. Penurunan kadar air dan rata-rata kadar air setiap pengamatan dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 16 Pada penyimpanan dingin didapatkan kadar air tertinggi selama penyimpanan 60 hari yaitu 59.65 pada perlakuan dengan kombinasi tanpa semi-cuttingdengan pelilinan 10. Sedangkan kadar air kulit manggis terendah didapatkan sebesar 51.90 pada perlakuan semi-cutting3 mm dengan pelilinan 10. Perlakuan semi-cuttingmenyebabkan rusaknya sistem jaringan pada kulit buah manggis, ini menyebabkan proses transpirasi dan respirasi buah menjadi lebih besar dan kehilangan air pada kulit pun juga semakin besar. Pada Gambar 9 terlihat bahwa secara umum penurunan kadar air dari semua perlakuan menurun secara konstan sampai hari ke-33, namun setelah itu grafik yang didapatkan berpola fluktuatif. Hal ini disebabkan karena pada suhu penyimpanan dingin buah manggis mampu bertahan selama 33 hari, setelah itu buah manggis sudah tampak busuk dan ditumbuhi cendawan baik 40 45 50 55 60 65 70 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 k a d a r a ir semi-cutting 5 mm semi-cutting 3 mm tanpa semi-cutting 19 dipermukaan kulit maupun di dalam daging buah, sehingga menimbulkan kondisi lembab pada struktur internal buah manggis. Akibatnya pola kadar air menjadi fluktuatif hingga akhir penyimpanan. Gambar 10. Perubahan kadar air kulit manggis pada penyimpanan suhu 27 Cselama 60 hari Pada penyimpanan suhu ruang seperti dilihatkan pada Gambar 10 penurunan kadar air kulit manggis terlihat lebih cepat dibandingkan dengan penyimpanan suhu dingin. Kadar air terendah yang didapatkan selama penyimpanan 60 hari yaitu 15.95 dengan perlakuan semi-cutting3 mm dengan pelilinan 10, sedangkan kadar air teringgi yang didapatkan yaitu 18.20 dengan perlakuan tanpa semi-cutting dengan pelilinan 10. Penurunan kadar air yang begitu cepat disebabkan karena suhu penyimpanan yang tinggi. Pengaruh tingginya suhu selama penyimpanan memperpendek umur simpan buah, sehingga lebih cepat timbulnya kerusakan dan hal yang tidak diinginkan. Mahmudah 2008 menyatakan bahwa pelilinan dan penyimpanan dalam suhu rendah mampu menghambat proses respirasi dan transpirasi yang mana merupakan faktor penyebab kehilangan air. Pada penyimpanan suhu ruang, buah manggis hanya bertahan sampai hari ke-12, ini disebabkan karena setelah hari ke-12 buah sudah membusuk dan mulai ditumbuhi mikroorganisme. Salah satu faktornya yaitu, terjadinya respirasi dan transpirasi buah yang begitu cepat serta terdapatnya luka akibat perlakuan semi-cuttingsehingga merusak sel-sel epidermis kulit manggis yang menyebabkan proses respirasi menjadi lebih bessar dibandingkan dengan perlakuan tanpa semi- cutting . Selain itu pengaruh ketebalan lapisan lilin yang terlalu tebal juga dapat mempercepat terjadinya kerusakan selama penyimpanan pada suhu ruang sehingga buah semakin cepat membusuk karena terjadinya respirasi anaerob muchtadi et al,1992. Hasil analisis ragam dan uji lanjut Duncan untuk kadar air menunjukkan bahwa perlakuan semi-cutting 3 mm dan semi-cutting 5 mm tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air. Hal ini menandakan bahwa perlakuan semi-cutting tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kadar air. Salah satu faktor yang mempengaruhi kadar air adalah suhu penyimpanan suhu 8 dan suhu 27 , khususnya suhu 8 merupakan suhu terbaik dalam menekan penurunan kadar air yang tinggi.

B. Kekerasan Kulit Manggis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh pelilinan buah manggis (Garcinia mangostana L.) selama penyimpanan

2 21 15

Kajian Pengaruh Konsentrasi Pelilinan dan Suhu Penyimpanan Terhadap Mutu Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

0 4 268

Kajian Semi-cutting dan Pelilinan terhadap Beberapa Parameter Mutu Buah Manggis (Garciana mangostana L.) selama Penyimpanan Dingin

9 49 128

Kajian Konsentrasi dan Metode Pelilinan Buah Manggis (Garciana mangostana L.) Semi-Cutting Selama Penyimpanan Dingin

1 9 70