Peningkatan Kesempatan Berusaha LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKAN DAN HASIL-HASIL

dari berbagai tindak kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi; dan c memperkuat kelembagaan, koordinasi, dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak, terutama di tingkat kabupatenkota. Hasil-hasil yang telah dicapai antara lain terumuskannya kebijakan aksi afirmasi peningkatan kualitas hidup perempuan di bidang pendidikan yang terkait dengan pemberantasan buta aksara perempuan, bidang kesehatan yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak, dan bidang ketenagakerjaan yang terkait dengan perlindungan perempuan yang bekerja di dalam dan di luar negeri. Analisis peraturan daerah Perda yang bias gender dan belum peduli anak juga terus dilakukan, bekerjasama dengan pemerintah daerah dan perguruan tinggi setempat. Sementara itu, dalam upaya meningkatkan upaya perlindungan bagi perempuan dari berbagai tindak kekerasan dan praktik diskriminasi, telah difasilitasi pembentukan pusat-pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuananak P2TP2A. Hingga tahun 2006 telah dibentuk P2TP2A di 17 provinsikabupatenkota.

3. Peningkatan Kesempatan Berusaha

Pelaksanaan kebijakan peningkatan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin diarahkan pada kegiatan-kegiatan: a program pengembangan kecamatan PPK; b program penanggulangan kemiskinan di perkotaan P2KP; c program peningkatan pendapatan petani dan nelayan kecil P4K; d program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir PEMP; e program kemitraan dan pengembangan ekonomi lokal KPEL; dan f program pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa PMPD. a Program Pengembangan Kecamatan PPK Peningkatan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin yang dilakukan oleh skema PPK bertujuan meningkatkan penghasilan kepada masyarakat miskin desa. PPK dilaksanakan oleh Departemen Dalam Negeri. Antara tahun 1998–2002 telah disalurkan bantuan langsung masyarakat sebesar Rp1,835 triliun dan antara tahun 2003– 2005 telah disalurkan bantuan langsung masyarakat sebesar Rp2,163 triliun disertai kontribusi anggaran dari pemerintah daerah APBD sebesar Rp294 miliar. Dengan dana tersebut, PPK mampu 16 - 9 memberikan penghasilan tambahan dan peningkatan kualitas prasarana dasar bagi penduduk miskin di 1.264 kecamatan meliputi 13.592 desa. Untuk tahun 2006 telah dialokasikan Rp1,037 triliiun dan kontribusi pemerintah daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD sebesar Rp378 miliar, sehingga diharapkan dapat memberikan penghasilan tambahan dan peningkatan kualitas prasarana dasar bagi penduduk miskin di 1.708 kecamatan meliputi 29.463 desa. b Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan P2KP Peningkatan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin yang dilakukan melalui skema P2KP bertujuan meningkatkan keberdayaan masyarakat miskin secara ekonomi, sosial, dan lingkungan di kawasan kelurahan. Dengan sasaran pencapaian penanggulangan kemiskinan dan memberikan kontribusi dalam pencapaian salah satu target MDGs yaitu meningkatkan kesejahteraan umat manusia. P2KP dilaksanakan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Antara tahun 1999-2004, P2KP-1 telah mampu mengokohkan kelembagaan masyarakat di 2.621 kelurahan di 6 provinsi dengan sasaran penerima manfaat 5,2 juta jiwa. Sementara itu untuk P2KP-2 antara tahun 2003-2008 akan menjangkau 2.058 kelurahan di 13 provinsi. P2KP-3 sedang dipersiapkan untuk pelaksanaan program di 1.726 kelurahan. P2KP telah berjalan sejak tahun 1999. Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran kebijakan tersebut sampai tahun 2006 telah dialokasi sebesar Rp1,9 triliun, yang akan menjangkau 6405 kelurahan di 240 kabupatenkota. c Program Peningkatan Pendapatan Petani dan Nelayan Kecil P4K Skema berikutnya adalah P4K yang dilaksanakan oleh Departemen Pertanian. P4K secara umum bertujuan menumbuhkan kemandirian dan memberdayakan masyarakat prasejahtera di perdesaan agar bersedia dan mampu menjangkau fasilitas yang tersedia untuk mengembangkan agribisnis agar dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga miskin. Sampai tahun 2006, P4K dilaksanakan di 14 provinsi dan telah menyalurkan dana bantuan 16 - 10 usaha ekonomi produktif sebesar Rp28,45 miliar dan mampu meningkatkan penghasilan bagi 656.705 keluarga petaninelayan miskin di 1.989 kecamatan meliputi 10.768 desa. Mulai tahun 2006, pembinaan P4K telah diserahterimakan ke pemerintah kabupatenkota masing-masing sehingga pendanaan kegiatan dialokasikan oleh APBD masing-masing kabupatenkota. Pada tahun 2006 tercatat telah dialokasikan dana Rp33,9 miliar oleh pemerintah daerah didukung pembiayaan pemerintah pusat Rp61,3 miliar. d Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir PEMP Skema PEMP dilaksanakan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan yang secara umum bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pengembangan kultur kewirausahaan, penguatan lembaga keuangan mikro, penggalangan partisipasi masyarakat, dan kegiatan usaha ekonomi produktif lainnya yang berbasis sumber daya lokal dan berkelanjutan. PEMP dimulai tahun 2001 dan sampai saat ini telah mencakup 278 kabupatenkota berpesisir. Jumlah dana langsung masyarakat yang disalurkan ke kelompok produktif masyarakat pesisir produktif antara tahun 2001- 2006 telah mencapai Rp730,63 miliar. Tahun 2006 telah dialokasikan dana langsung masyarakat sebesar Rp132,425 miliar. Dana tersebut digunakan untuk: a penjaminan tunai cash collateral; b fasilitasi kedai pesisir; dan c pembangunan penyalur solar solar packed dealer untuk nelayan. Sampai tahun 2003 PEMP mampu menjangkau 824 kecamatan, dan antara tahun 2004 sampai 2006 menjangkau 278 kabupatenkota. Pada April 2006 tercatat 554,4 jiwa masyarakat pesisir sasaran PEMP di 8.090 desakelurahan memanfaatkan dana PEMP. e Program Kemitraan dan Pengembangan Ekonomi Lokal KPEL Selain itu terdapat pula skema KPEL dengan pendekatan fasilitasi kelembagaan. KPEL dilaksanakan oleh Bappenas. Skema KPEL bertujuan: a menguatkan kapasitas pemerintahan lokal dalam mendukung pengembangan ekonomi lokal yang berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik; b meningkatkan pola pembangunan 16 - 11 desa dan kota yang seimbang dalam rangka pengembangan ekonomi lokal; c meningkatkan pendapatan dan menciptakan lapangan kerja produktif; dan d memberdayakan komunitas lokal agar mampu mengambil inisiatif secara mandiri dalam pembangunan ekonomi lokal. f Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa PMPD. Selain itu terdapat pula skema PMPD yang bertujuan; a memberdayakan masyarakat desa dengan meningkatkan kapasitas aparat pemerintah dalam memfasilitasi pembangunan perdesaan; dan b mendukung kegiatan investasi lokal serta meningkatkan keterkaitan perdesaan-perkotaan dengan membangun sarana dan prasarana perdesaan yang dibutuhkan untuk mengembangkan produktivitas usaha skala kecil dan mikro. Skema PMPD dilaksanakan oleh Departemen Dalam Negeri. g Pemberdayaan Usaha Mikro Dalam rangka mengatasi permasalahan keterbatasan terhadap akses sumber-sumber pendanaan dan rendahnya kapasitas serta produktivitas usaha dilakukan dengan menempuh upaya pemberdayaan usaha mikro, yang dilakukan melalui: a penyediaan skim pembiayaan dan peningkatan kualitas layanan lembaga keuangan mikro; b pengembangan usaha mikro, termasuk yang tradisional melalui pendekatan sentra-sentra produksiklaster; dan c penyediaan insentif dan pembinaan usaha mikro. Hasil yang dicapai dalam pemberdayaan usaha mikro adalah: a bantuan perkuatan dana bergulir pola syariah dan konvensional yang pada tahun 2005 dan 2006 telah disalurkan melalui 300 koperasi jasa keuangan syariah KJKSunit jasa keuangan syariah UJKS dan 180 koperasi simpan pinjam KSPunit simpan pinjam USP; b dukungan perkuatan melalui penyediaan dana modal awal padanan MAP dan pendampingan oleh lembaga pelayanan bisnis business development services BDS terhadap 1.056 sentraklaster yang tersebar di seluruh Indonesia; c dukungan perkuatan dana bergulir 16 - 12 kepada koperasi di daerah miskin berupa pengadaan bahan baku dan sarana produksi; d peningkatan akses ke perbankan melalui bantuan sertifikasi hak atas tanah terhadap 40.000 usaha mikro dan kecil di 30 provinsi pada tahun 2005; dan e peningkatan kapasitas dan produktivitas usaha melalui pendidikan ketrampilan teknis, bimbinganpemanfaatan teknologi tepat guna, sertifikasi label halal dan merek, standarisasi bagi produk-produk usaha kecil menengah UKM, dan pengembangan desain produk. h Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja Pemenuhan hak dasar atas pekerja yang layak bagi masyarakat miskin ditentukan oleh ketersediaan lapangan kerja yang dapat mereka akses, kemampuan untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha, dan melindungi pekerja dari eksploitasi dan ketidakpastian kerja. Upaya perluasan kesempatan kerja dilakukan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas usaha. Program ini dilakukan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Hasil yang dicapai dalam program ini adalah: a memberdayakan dan menempatkan tenaga kerja pemuda mandiri profesional, tenaga kerja sukarela, tenaga kerja mandiri, pendayagunaan teknologi tepat gunapadat karya serta memberdayakan pelaku usaha ekonomi produktif, b memberdayakan wirausaha baru, c memperluas kesempatan kerja dengan sistem padat karya produktif, d mengembangkan kredit mikro pada masyarakat miskin dengan model Grameen Bank, dan e mengembangkan kewirausahaan di lokasi transmigrasi dengan membentuk lembaga keuangan usaha mikro dengan model balai usaha mandiri terpadu.

III. TINDAK LANJUT YANG DIPERLUKAN