BAB 16 PENANGGULANGAN KEMISKINAN
I. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
Sejalan dengan upaya mendorong peningkatan kesejahteraan penduduk miskin dalam rangka menikmati pertumbuhan ekonomi
yang semakin berkualitas, maka penanggulangan kemiskinan menjadi prioritas utama pembangunan nasional tahun 2006. Masalah utama
yang dihadapi dalam penanggulangan kemiskinan adalah masih besarnya jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Meskipun indikasi proporsi penduduk miskin terhadap populasi cenderung menurun dari 19,1 persen di tahun 2000 menjadi 15,9
persen di tahun 2005, namun jumlah penduduk miskin secara absolut masih tinggi, di mana tahun 2000 adalah 38,7 juta jiwa menurun
menjadi 35,1 juta jiwa di tahun 2005. Selain kemiskinan yang didasarkan pada ukuran pendapatan, kemiskinan dapat dilihat pula
dari kemampuan masyarakat untuk memperoleh akses kepada pelayanan dasar, seperti:
1 Rendahnya kualitas pendidikan yang disebabkan oleh
kurangnya tenaga pendidik dan sarana pendidikan di daerah miskinterpencil, serta sulitnya mengakses layanan pendidikan
karena hambatan geografis.
2 Rendahnya akses pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
keluarga berencana KB dan kesehatan reproduksi, diantaranya meliputi pula masih belum memadainya tenaga medis, dana dan
peralatan medis di daerah miskin serta hambatan geografisfisik dalam mengakses pelayanan kesehatan sehingga mengakibatkan
antara lain rendahnya usia harapan hidup dan gizi buruk anak dan balita.
3 Rendahnya akses masyarakat miskin kepada layanan air minum.
4 Keterbatasan terhadap akses sumber-sumber pendanaan dan
masih rendahnya kapasitas serta produktivitas usaha. 5
Masih lemahnya kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak terutama di tingkat kabupatenkota.
6 Masih biasnya peraturan perundang-undangan mengenai gender
danatau diskriminatif terhadap perempuan dan kepedulian terhadap anak sehingga mengakibatkan rendahnya angka
gender-related development index GDI.
Pada bulan September 2000, Pemerintah Indonesia bersama 188 negara lainnya telah menandatangani millenium development goals
MDGs yang antara lain bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan kelaparan, menurunkan angka kematian balita, meningkatkan
kesehatan kehamilan ibu dan penyediaan pendidikan dasar. Identifikasi permasalahan kemiskinan seperti tersebut di atas selaras
dengan upaya pencapaian MDGs di mana target penduduk miskin pada tahun 2015 adalah 7,5 persen, sedangkan target Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN 2004–2009 adalah 8,2 persen. Di bidang pendidikan, target RPJMN Tahun 2004–
2009 untuk tingkat partisipasi sekolah dasar adalah 98 persen sementara target MDGs adalah sebesar 100 persen pada tahun 2015.
16 - 2
Tujuan prioritas kebijakan penanggulangan kemiskinan pada tahun 2006 adalah mengurangi tingkat kemiskinan, mencakup tidak
saja upaya untuk mengatasi ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar tetapi juga untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam proses
pembangunan. Mengingat penyebab kemiskinan sangat bervariasi dan menyebar di seluruh provinsi, maka pendekatan pelaksanaan
kebijakan penanggulangan kemiskinan dilakukan secara multisektoral. Pencapaian tujuan penanggulangan kemiskinan menjadi tanggung-
jawab semua kementerianlembaga, dan juga mempertimbangkan aspek kewilayahan; artinya cara pencapaian tujuan penanggulangan
kemiskinan disesuaikan dengan keragaman kondisi daerah. Perkembangan penanggulangan kemiskinan dengan pendekatan
kewilayahan dilaporkan di bab lain.
II. LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKAN DAN HASIL-HASIL