BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Isolat Bakteri Keratinolitik dari Feses Buaya
Isolasi bakteri dari feses buaya didapatkan 12 isolat bakteri berbeda yang diinkubasi dengan menggunakan media SMA. Sepuluh isolat bakteri
menunjukkan aktivitas keratinolitik pada media FMA, sedangkan dua isolat bakteri lainnya tidak menunjukkan aktivitas keratinolitik. Isolat bakteri
keratinolitik yaitu isolat yang memiliki kemampuan mendegradasi keratin ditunjukkan dengan adanya zona bening pada media FMA. Sepuluh isolat bakteri
keratinolitik terlihat berbeda berdasarkan karakteristik morfologi Tabel 1 dan karakteristik sifat biokimia Tabel 2.
Tabel 1. Karakteristik Morfologi Bakteri Keratinolitik Dari Feses Buaya
Kode Isolat
Morfologi Koloni Sifat
Gram Bentuk Tepi
Elevasi Warna
FB1 Akar Berlekuk Cembung
Putih +
FB2 Tidak Beraturan
Berombak Cembung
Kuning +
FB5 Bulat Berombak
Cembung Putih
+ FB6 Tidak
Beraturan Berlekuk Cembung Putih
kekuningan +
FB7 Akar Berlekuk Cembung
Putih +
FB8 Akar Berombak
Cembung Putih
+ FB9 Bulat Rata
Cembung Putih
+ FB10 Bulat Berombak
Datar Putih +
FB11 Bercabang Bercabang Terangkat Putih
+ FB12 Tidak
Beraturan Berombak Cembung Putih
+ Keterangan: FB = Feses Buaya
Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat 3 isolat koloni bakteri berbentuk akar, 3 isolat koloni bakteri berbentuk tidak beraturan, 3 isolat koloni bakteri
berbentuk bulat, dan 1 koloni bakteri bentuk bercabang. Terdapat 3 koloni bakteri tepi berlekuk, 1 koloni bakteri tepi rata, 5 koloni bakteri tepi berombak dan 1
koloni bakteri tepi bercabang. Terdapat 8 koloni bakteri elevasi cembung, 1 koloni bakteri elevasi datar, dan 1 koloni bakteri elevasi terangkat. Sebagian besar koloni
isolat bakteri berwarna putih, 1 koloni bakteri berwarna kuning, dan 1 koloni bakteri berwarna putih kekuningan. Semua menunjukkan bakteri aerob dan
termasuk bakteri gram positif. Isolat bakteri keratinolitik yang telah dikarakterisasi berdasarkan
morfologinya kemudian dikarakterisasi sifat biokimianya. Hasil pengamatan uji biokimia dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Biokimia Bakteri Keratinolitik Dari Feses Buaya
Isolat Uji Biokimia
Hidro lisa Pati
Sitrat Gelatin
Katalase M
o tilitas
Hidrogen Sulfida Warna
Keretakan Endapan
Hitam Slant Butt
FB1 + -
+ + Jonjot Kuning
Kuning -
- FB2 +
- + +
Pedang Kuning
Kuning -
- FB5 +
- + +
Pedang Kuning
Kuning -
- FB6 +
- + + Jonjot
Kuning Kuning
- -
FB7 + +
+ + Pedang
Kuning Kuning
- -
FB8 + -
+ + Pedang
Kuning Kuning
- -
FB9 + -
+ + Pedang
Kuning Kuning
- -
FB10 + - + + Jonjot Kuning
Kuning -
- FB11 + - + + Jonjot
Kuning Kuning
- -
FB12 + - + + Pedang Kuning
Kuning +
-
Berdasarkan hasil pengamatan uji biokimia menunjukkan karakteristik yang berbeda. Gambar uji biokimia dapat dilihat pada Lampiran 10 halaman 37.
Uji hidrolisis pati dilakukan untuk mengetahui adanya enzim amilase yang berfungsi untuk memecah pati menjadi komponen yang lebih sederhana. Bila zat
pati dihidrolisis oleh eksoenzim amilase, maka senyawa tersebut akan diuraikan menjadi maltosa dan glukosa. Zat pati yang bereaksi secara kimia dengan iodine
ditandai dengan terbentuknya warna biru kehitaman. Proses iodinisasi zat pati menghasilkan molekul yang dapat mengabsorbsi semua cahaya, terkecuali warna
biru. Tidak terbentuknya warna biru sewaktu penambahan larutan iodine ke dalam media merupakan petunjuk adanya hidrolisis zat pati Cappuccino Sherman,
1983. Dari hasil uji iodin didapatkan hasil sepuluh isolat yang tumbuh, semuanya dapat menghidrolisis pati.
Uji sitrat digunakan untuk melihat kemampuan bakteri dalam menggunakan sitrat sebagai sumber energi bagi metabolisme sel. Media yang
digunakan untuk uji ini adalah Simmons citrate yang merupakan media sintetik dengan Na-sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan NH
4 +
sebagai sumber N. Bila mikroorganisme mampu menggunakan sitrat, asam akan dihilangkan dari
media, sehingga menyebabkan peningkatan pH dan mengubah warna media dari hijau menjadi biru Cappuccino Sherman, 1983. Hasil uji sitrat pada media
Simon Citrat Agar menunjukkan 1 dari 10 isolat bakteri keratinolitik dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbonnya.
Hasil uji gelatinase dengan media gelatin agar, semua isolat bakteri keratinolitik dari feses buaya positif dapat menghidrolisis gelatin. Hal ini tampak
dari bentuk media gelatin yang sudah diinokulasi dan diinkubasi selama 3 hari lalu sesudah itu disimpan di kulkas selama 30 menit ternyata tetap cair. Uji
katalase digunakan untuk mengetahui adanya enzim katalase pada isolat bakteri. Hasil uji katalase menunjukkan bahwa seluruh isolat bakteri memiliki enzim
katalase. Hal ini tampak pada gelembung-gelembung gas yang dihasilkan di atas object glass yang sebelumnya telah diinokulasikan isolat bakteri kemudian
ditetesi dengan reagen katalase. Gelembung-gelembung gas tersebut berasal dari hidrogen peroksida yang terurai menjadi air dan oksigen oleh aktivitas enzim
katalase yang dimiliki oleh semua isolat bakteri Cappuccino Sherman, 1983. Hasil uji motilitas dengan media SIM Sulfide Indole Motility
memperlihatkan semua isolat tersebut bersifat motil. Hal ini ditandai dengan adanya jejak pergerakan bakteri yang diinokulasikan pada media SIM dan
diinkubasi selama 2 hari. Bentuk jejak pergerakan bakteri tersebut jonjot dan pedang. Hasil uji biokimia fermentasi karbohidrat dengan media TSIA, isolat
menunjukkan hasil negatif tidak dapat menggunakan media TSIA sebagai sumber karbon. Semua isolat tersebut memperlihatkan pada bagian atas berwarna kuning
dan bagian dasar berwarna kuning. Tidak ada di antara sepuluh isolat tersebut yang memproduksi H
2
S karena tidak terjadi pembentukan endapan hitam pada bagian dasar media setelah fermentasi 48 jam Cappuccino Sherman, 1983.
Berdasarkan pengamatan sifat biokimia dan sifat gramnya isolat bakteri keratinolitik diduga Bacillus sp.
Koloni Bacillus sp. memiliki karakteristik umum yaitu memiliki warna krem keputihan serta dapat berbentuk bulat dan tidak beraturan pada masa
inkubasi 24-48 jam Corbin, 2004. Koloni Bacillus spp. yang diamati berbentuk bulat, berlendir, tepi rata, dan tidak tembus cahaya. Sel bakteri berbentuk batang
dengan ukuran sel yang bervariasi Arwiyanto et al., 2007. Berdasarkan penelitian Pakpahan 2009, tiga isolat yang diisolasi dari sumber air panas
memiliki bentuk bulat, tepi rata dan elevasi cembung. Perbedaan ditemukan pada warna koloni, warna koloni SP1 dan SP2 putih dan SP3 bewarna krem.
Pada penelitian yang telah dilakukan Pissuwan, 2001 bakteri FK 28 yang diisolasi dari tanah di Bangkok merupakan bakteri gram positif yang bersifat
motil, aerobik, katalase positif dan diduga mendekati ciri dari jenis Bacillus. Agrahari Wadhawa 2010 berhasil mengisolasi 3 isolat Bacillus yang potensial
dalam mendegradasi keratin, yaitu B. pumilis, B. thuringiensis, B. megaterium yang masing-masing berbentuk batang, gram positif, dengan karakteristik
biokimia yang berbeda.
4.2 Aktivitas Proteolitik Secara Kualitatif