Aktivitas Proteolitik Secara Kualitatif

Koloni Bacillus sp. memiliki karakteristik umum yaitu memiliki warna krem keputihan serta dapat berbentuk bulat dan tidak beraturan pada masa inkubasi 24-48 jam Corbin, 2004. Koloni Bacillus spp. yang diamati berbentuk bulat, berlendir, tepi rata, dan tidak tembus cahaya. Sel bakteri berbentuk batang dengan ukuran sel yang bervariasi Arwiyanto et al., 2007. Berdasarkan penelitian Pakpahan 2009, tiga isolat yang diisolasi dari sumber air panas memiliki bentuk bulat, tepi rata dan elevasi cembung. Perbedaan ditemukan pada warna koloni, warna koloni SP1 dan SP2 putih dan SP3 bewarna krem. Pada penelitian yang telah dilakukan Pissuwan, 2001 bakteri FK 28 yang diisolasi dari tanah di Bangkok merupakan bakteri gram positif yang bersifat motil, aerobik, katalase positif dan diduga mendekati ciri dari jenis Bacillus. Agrahari Wadhawa 2010 berhasil mengisolasi 3 isolat Bacillus yang potensial dalam mendegradasi keratin, yaitu B. pumilis, B. thuringiensis, B. megaterium yang masing-masing berbentuk batang, gram positif, dengan karakteristik biokimia yang berbeda.

4.2 Aktivitas Proteolitik Secara Kualitatif

Aktivitas hidrolisis secara kualitatif merupakan gambaran dari kemampuan isolat bakteri proteolitik merombak protein dengan membentuk zona bening di sekitar isolat yang ditumbuhkan dalam media SMA. Zona bening yang terbentuk di sekitar koloni bakteri merupakan tanda hilangnya partikel kasein di media susu skim. Hasil pengamatan aktivitas proteolitik secara kualitatif diukur sebagai Indeks Proteolitik IP dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan hasil pengamatan, nilai IP isolat bakteri dari feses buaya bervariasi antara 1,32 sampai 2,61. Isolat bakteri yang mempunyai nilai IP yang paling besar adalah FB1 sebesar 2,61, sedangkan Isolat bakteri yang mempunyai nilai IP yang paling kecil adalah FB12 sebesar 1,32. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 38. Perbedaan hasil IP dari masing-masing isolat dapat disebabkan karena luas zona bening dan luas koloni yang dihasilkan dari masing-masing isolat berbeda. Hal ini berkaitan dengan kemampuan enzim protease bakteri dalam menghidrolisis protein. Bacillus sp. merupakan salah satu jenis bakteri yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan protease Baehaki, 2011. Semakin banyak protein yang terhidrolisis maka luas zona bening yang terbentuk akan semakin besar dan menandakan aktivitas enzim yang terjadi juga besar. Berdasarkan penelitian Naiola Widhiastuti 2007, penurunan aktivitas protease dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pH, suhu dan waktu inkubasi. Gambar 1. Indeks Proteolitik Enzim ekstraseluler Bacillus sp. sangat efisien dalam memecah berbagai senyawa karbohidrat, lipid dan protein rantai panjang menjadi unit-unit rantai pendek atau senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Setiap spesies bakteri memiliki batas toleransi tertentu terhadap parameter lingkungan tertentu. Fleksibilitas mikroba dalam beradaptasi pada lingkungan yang berbeda terlihat ekspresi genetik yang berubah. Bakteri proteolitik akan menghasilkan enzim dan protein rantai panjang menjadi unit-unit rantai pendek. Hasil perombakan polimer protein hanya ditunjukkan dengan adanya zona jernih yang menandakan protein telah dirombak menjadi senyawa peptida dan asam amino yang sifatnya terlarut dalam medium Pakpahan, 2009. Pada penelitian Panuju 2003, ditemukan 25 isolat proteolitik dari sumber air Pemandian Air Panas Cimanggu Ciwidey, Bandung yang diisolasi pada media SMA yang mengandung 2 susu skim. Isolat dengan indeks proteolitik terbesar adalah CW 3-16 dengan IP sebesar 3,60.

4.3 Aktivitas Keratinolitik Secara Kualitatif