Kualitas SDM semakin meningkat. Masyarakat semakin gencar
meningkatkan kualitas SDM sebagai antisipasi persaingan global
a. Persaingan dunia kerja menjadi semakin ketat
b. Spesialisasi dalam berbagai bidang pekerjaan
Sikap toleransi
semakin berkembang
a. Sikap invisualistik b. Kepekaan sosial semakin
memudar Pengelolaan SDA dengan teknologi
canggih a. Eksploitasi SDA secara
berlebihan b. Banyak kerusakan lingkungan
alam Berkembangnya demokrasi
a. Ideologi asing mudah masuk sehingga mengubah tata nilai
dalam masyarakat b. Adopsi budaya yang belum
tentu sesuai
dengan kepribadian bangsa
Sumber : https:wordpress.com
Globalisasi yang terus menurus tanpa adanya seleksi akan menimbulkan dampak seperti pudarnya identitas budaya bangsa. Kita sabagai generasi
muda harus peduli dan tetap melestarikan budaya bangsa agar pengaruh negative dari globalisasi dapat berkurang sebab keanekaragaman budaya
dan identitas nasional merupakan landasan dan pegangan dalam menghadapi globalisasi.
Menurut Dominique Wolton dalam Nimrot 2007 Indonesia memiliki keunggulan budaya dalam interaksi global yaitu sebagai berikut :
1. Memiliki identitas nasional berupa bahasa Indonesia dan semboyan Bhineka Tunggal Ika sehingga dapat mempersatukan suku bangsa yang
beranekaraga 2. Indonesia memiliki beragam suku bangsa sehingga menjadi modal
dalam pelestarian dan pengembangan budaya nasional 3. Indonesia memiliki sejarah yang meninggalkan banyak warisan
budaya
4. Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Nasional
Pengaruh globalisasi yang mengancam jati diri bangsa adalah masuknya unsur-unsur budaya yang betentangan dengan budaya nasional. Unsur-
unsur budaya dari luar dapat dengan mudah masuk ke indonesia melalui saluran-saluran globalisasi. Budaya bangsa Indonesia dapat dengan mudah
dinikmati, dipelajari dipertunjukkan, ditemukan di negara lain. Berbagai
39
paham masuk ke Indonesia, baik itu paham positif yang berguna untuk kemajuan bangsa maupun paham negatif.
Paham-paham tersebut antara lain sebagai berikut: a. Individualisme yaitu suatu paham yang mementingkan kepentingan
diri sendiri b. Materilisme yaitu suatu paham yang selalu mengutamakan segala
sesuatu berdasarkan materi c. Sekuralisme yaitu suatu paham yang selalu mencerminkan kehidupan
keduniawian d. Hedonisme yaitu suatu paham yang melihat bahwa kesenangan atau
kenikmatan menjadi tujuan hidup dan tindakan manusia. Globalisasi dewasa ini merambah hampir di semua bidang kehidupan.
Tidak semua masyarakat menerima globalisasi dengan tangan terbuka. Masyarakat akan memberikan reaksi yang berbeda beda berdasarkan
tingkat kehidupan, usia, pendidikan, pekerjaan dan jenis kelamin.
a. Kesenjangan budaya cultural lag Cultural lag adalah suatu kondisi dimana terjadi kesenjangan antara
berbagai bagian dalam kebudayaan. Dapat dikatakan cultural lag merupakan suatu ketertinggalan kebudayaan. Cultural lag terjadi ketika
unsur-unsur budaya yang masuk kemasyarakat berkembang secara tidak bersamaan. Dimana unsur saty berkembang, tetapi unsur yang
lain ketinggalan.
b. Gegar Budaya cultural shock Cultural Shock merupakan istilah psikologis untuk menggambarkan
keadaan dan perasaan seseorang menghadapi kondisi lingkungan sosial dan budaya yang berbeda. Isitilah ini mengandung pengertian, adanya
rasa cemas, hilangnya arah, perasaan tidak tahu apa yang harus dilakukan atau tidak tahu bagaimana melakukan sesuatu.
H. Budaya Tradisional sebagai Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif
Kebudayaan daerah mempunyai potensi untuk meningkatkan pendapatan dan perekonomian negara, dikarenakan kebudayaan daerah sangat berpotensi
menjadi objek pariwisata dan ekonmi kreatif. Ekonomi kreatif merupakan kegiatan ekonomi yang berdasarkan pada keretifitas, keterampialan, dan bakat
induvidu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta yang memiliki nilai ekonomis baik penciptaan baru atau hasil modifikasi dari karya yang sudah
ada. Berkaitan dengan kebudayaan daerah atau budaya tradisional ekonomi kreatif yang dapat di kembangkan antara lain dibidang musik, seni
pertunjukan, film dan fotografi, arsitektur, desain, fashion, kerajinan dan pasar barang seni.
40