LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGR

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Oleh: Atika Nur Solikhah A1L014029 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2017

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum mata kuliah Sistem Informasi Geografis dapat di selesaikan. Laporan Sistem Informasi Geografis dibuat guna memenuhi persyaratan dalam mengikuti praktikum mata kuliah Sistem Informasi Geografis di Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Seluruh staf dosen mata kuliah Sistem Informasi Geografis Fakultas Pertanian, Program studi Agroteknologi Universitas Jenderal Soedirman.

2. Seluruh asisten praktikum Sistem Informasi Geografis.

3. Teman-teman yang mengambil mata kuliah Sistem Informasi Geografis angkatan 2014 khususnya. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk pengembangan penulisan selanjutnya dan demi penyempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Purwokerto,13 Juni 2017

Penulis

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ACARA I PENGENALAN SISTEM INFORMASI

Oleh: Atika Nur Solikhah A1L014029 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2017

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara dengan matoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Hal tersebut dikarenakan Indonesia memiliki tanah yang cukup subur sehingga sangat cocok digunakan untuk membudidayakan tanaman. Sampai saat ini dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, menuntut penerapan teknologi dalam berbagai bidang, tidak terkecuali dalam dalam bidang pertanian sendiri yang merupakan salah sektor perekonomian utama di Indonesia mengingat sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dalam dunia pertanian. Salah satu contoh penerapan teknologi yang dapat dilakukan dalam bidang pertanian adalah penggunaan SIG (Sistem Informasi Geografis) atau GIS (Geographical Information System).

Sistem Informasi Geografis adalah kumpulan proses yang dieksekusi pada data mentah untuk menghasilkan informasi baru yang berguna dan berkaitan dengan objek atau fenomena dipermukaan bumi, atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi keja. SIG (Sistem Informasi Geografis) dibagi menjadi beberapa komponen utama. Komponen tersebut diantaranya adalah data, petunjuk operasional, operator, perangkat keras dan perangkat lunak.

Data merupakan semua objek yang dekat dengan permukaan bumi, terdiri dari data spasial dan data atribut. Petunjuk operasional adalah petunjuk yang digunakan Data merupakan semua objek yang dekat dengan permukaan bumi, terdiri dari data spasial dan data atribut. Petunjuk operasional adalah petunjuk yang digunakan

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk:

1. Mengenal Sistem Informasi Geografis.

2. Mengetahui komponen SIG.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi Geografis (SIG) pertama pada tahun 1960 yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografis. 40 tahun kemudian perkembangan GIS berkembang tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografi saja tetapi sudah merambah ke berbagai bidang seperti:

1. Analisis penyakit epidemik (demam berdarah).

2. Analisis kejahatan (kerusuhan).

3. Navigasi dan vehicle routing (lintasan terpendek).

4. Analisis bisnis (sistem stock dan distribusi).

5. Urban (tata kota) dan regional planning (tata ruang wilayah).

6. Peneliti: spatial data exploration.

7. Utility (listrik, PAM, telpon) inventory and management.

8. Pertahanan (military simulation) (Husein, 2006). Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis yang berbasis digital computer (Bafdal dkk, 2011).

Sistem informasi geografis (SIG) adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan dan mengupdate, memenipulasi, menganalisa dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis. Banyaknya pemahaman tenteng informasi geografis yang ada tergantung dari segi mana sistem informasi geografis itu dilihat. Di pengertian lain, sistem informasi geografis adalah sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang terinferensi secara spasial atau koordinat geografi. Dengan kata lain, SIG merupakan sistem basis data dengan kemampuan khusus dalam menangani data yang terinferensi secara spasial, selain merupakan sekumpulan operasi-operasi yang dikenakan terhadap data tersebut (Widyawati, 2014).

Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial. Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x, y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial. Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x, y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen,

Data atribut (aspasial) adalah gambaran data yang terdiri atas informasi yang relevan terhadap suatu lokasi, dengan maksud memberikan identifikasi pada lokasi tersebut. Data atribut merupakan data yang berupa penjeasan dari setiap fenomena yang terdapat di permukaan bumi. Data atribut berfungsi untuk menggambarkan gejala topografi karena memiliki aspek deskriptif dan kualitatif. Oleh karena itu, data atribut sangat penting dalam menjelaskan seluruh objek geografi. Contohnya, atribut kualitas tanah terdiri atas status kepemilikian lahan, luas lahan, tingkat kesuburan tanah dan kandungan mineral dalam tanah (Saputra, 2011).

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Sistem informasi geografis acara I yaitu pengenalan Sistem informasi geografis ini dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2017, bertempat di Laboratorium Pedologi, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan kertas untuk menulis. Alat yang digunakan dalam pengenalan Sistem Informasi Geografis ini adalah alat tulis.

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada acara pengenalan Sistem Informasi Geografis yang dilakukan adalah mendengarkan materi yang disampaikan oleh asisten.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Data dalam SIG dibagi menjadi dua maca yaitu data vector dan data raster. Format data dalam data raster biasanya adalah JPG, PNG dan TIF sedangkan pada data vector contohnya adalah shp. Aplikasi selain QGIS yang dapat digunakan untuk SIG adalah ArcGIS, ERMapper dan ArcView. SIG memiliki dua system coordinate yang digunakan yaitu UTM dan WGS. Sistem coordinate UTM berdasarkan jarak seperti meter, kilometer. System coordinate WGS berdasarkan derajat, menit dan detik) atau derajat menit.

B. Pembahasan

Kemajuan teknologi saat ini yang sedang berkembang sangat pesat, sangat membantu meringankan pekerjaan manusia di segala bidang. Salah satu kemajuan teknologi yang saat ini banyak digunakan adalah pemanfaatan peta dalam melakukan suatu pekerjaan. Menurut Hartono (2007), peta merupakan alat utama dalam ilmu geografi, selain foto udara dan citra satelit. Melalui peta, seseorang dapat mengamati kenampakan permukaan Bumi lebih luas dari batas pandang manusia. Peta adalah suatu gambaran unsur-unsur kenampakan abstrak dari permukaan Bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan. Peta mengandung arti komunikasi, artinya peta merupakan saluran antara si pengirim pesan (pembuat peta) dan si penerima pesan (pengguna peta) berupa informasi mengenai sebuah fenomena alam. Ruhimat dkk (2008) menambahkan peta merupakan gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi Kemajuan teknologi saat ini yang sedang berkembang sangat pesat, sangat membantu meringankan pekerjaan manusia di segala bidang. Salah satu kemajuan teknologi yang saat ini banyak digunakan adalah pemanfaatan peta dalam melakukan suatu pekerjaan. Menurut Hartono (2007), peta merupakan alat utama dalam ilmu geografi, selain foto udara dan citra satelit. Melalui peta, seseorang dapat mengamati kenampakan permukaan Bumi lebih luas dari batas pandang manusia. Peta adalah suatu gambaran unsur-unsur kenampakan abstrak dari permukaan Bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan. Peta mengandung arti komunikasi, artinya peta merupakan saluran antara si pengirim pesan (pembuat peta) dan si penerima pesan (pengguna peta) berupa informasi mengenai sebuah fenomena alam. Ruhimat dkk (2008) menambahkan peta merupakan gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi

Suatu peta pada umumnya berisi banyak informasi. Namun sebelumnya suatu peta perlu diolah terlebih dahulu yang berasal dari data spasial dan data atribut. Dalam pengolahannya baisanya menggunakan suatu system yaitu system informasi geografis. Menurut Harahap (2012), Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, sumber daya manusia dan data yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukkan, menyimpan,

mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis. Widyawati (2014) menambahkan Sistem informasi geografis (SIG) adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan dan mengupdate, memenipulasi, menganalisa dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis. Banyaknya pemahaman tenteng informasi geografis yang ada tergantung dari segi mana sistem informasi geografis itu dilihat. Di pengertian lain, sistem informasi geografis adalah sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang terinferensi secara spasial atau koordinat geografi. Dengan kata lain, SIG merupakan sistem basis data dengan kemampuan khusus dalam menangani data yang terinferensi secara spasial, selain merupakan sekumpulan operasi-operasi yang dikenakan terhadap data tersebut.

memperbaiki,

memperbarui,

Data yang diolah dalam GIS terdapat dua macam data, yaitu data spasial dan data atribut. Menurut Budiharjo (1995), data spasial merupakan sebuah data yang Data yang diolah dalam GIS terdapat dua macam data, yaitu data spasial dan data atribut. Menurut Budiharjo (1995), data spasial merupakan sebuah data yang

1. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk di antaranya

informasi datum dan proyeksi. 2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya, contohnya: jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya.

Poerbaningtyas (2011) menambahkan data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial. Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x, y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya.

Data spasial dapat diperoleh dari beberapa sumber. Menurut Husein (2006) data spasial dapat diperoleh dari :

1. Peta analog Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yaitu peta dalam bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, kemungkinan besar memiliki referensi spasia seperti koordinat, skala, arah mata angin dan sebagainya. Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog dikonversi menjadi peta digital dengan cara format raster diubah menjadi format vektor melalui proses dijitasi sehingga dapat menunjukkan koordinat sebenarnya di permukaan bumi.

2. Data system penginderaan jauh Data penginderaan jauh (antara lain citra satelit, foto udara dan sebagainya),

merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediannya secara berkala dan mencakup area tertentu. Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa memperoleh berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.

3. Data hasil pengukuran lapang Data pengukuran lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri, pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut, contohnya : batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan dan lain-lain.

4. Data GPS (Global Positioning System) Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG.

Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini bisanya direpresentasikan dalam format vektor.

Data spasial direpresentasikan menjadi dua format yaitu data vector dan data raster. Menurut OSEGEO (2011), data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir di titik yang sama), titik dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis). Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basis data batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama dalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual. Sedangkan data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Pada data raster, objek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel- nya. Dengan kata lain resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya dari permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasn utama dari data raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasitas perangkat keras yang tersedia.

Sistem Informasi Geografis adalah kumpulan proses yang dieksekusi pada data mentah untuk menghasilkan informasi baru yang berguna dan berkaitan dengan objek atau fenomena dipermukaan bumi. SIG memiliki beberapa komponen utama. Menurut Wijaya dan Ayundha (2014), System Informasi Geografis terdiri dari 4 komponen utama. Keempat komponen tersebut adalah sebagai berikut.

1. Perangkat keras Pada saat ini SIG sudah tersedia bagi berbagai platform perangkat keras; mulai dari kelas PC desktop, workstation, hingga multi-usershost yang bahkan dapat digunakan oleh orang secara bersamaan (simultan) dalam jaringan komputer yang luas, tersebar, berkemampuan tinggi, memiliki ruangan penyimpanan (harddisk) yang besar, dan mempunyai kapasitas memori (RAM) yang besar. Adapun perangkat keras yang sering digunakan untuk aplikasi SIG adalah komputer (PC), mouse, monitor (plus VGA-card grafik) yang beresolusi tinggi, digitizer, printer, plotter, receiver GPS, dan scanner.

2. Perangkat lunak SIG bisa juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular di mana sistem basis datanya memegang peranan kunci. Pada kasus perangkat SIG tertentu, setiap subsistem diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program yang masing- masing dapat dieksekusi tersendiri.

3. Data dan Informasi Geografis SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung ataupun secara langsung dengan cara melakukan dijitasi data spasialnya dari peta analog dan kemudian memasukkan data atributnya dari table-tabel atau laporan dengan menggunakan keyboard.

4. Managemen Suatu proyek SIG akan berhasil jika dikelola dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.

Manongga (2009) menambahkan, sistem komputer untuk SIG terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan prosedur untuk penyusunan input data, pengolahan, analisis, pemodelan (modelling), dan penayangan data geospatial. Sumber data geospatial adalah peta digital, foto udara, citra satelit, table statistic dan dokumen lain yang berhubungan. Data geospatial dibedakan menjadi data grafis (atau disebut juga data geometris) dan data atribut (data tematik). Data grafis mempunyai tigaelemen: titik (node), garis (arc) dan luasan (poligon) dalam bentuk vector ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk, posisi dan arah. Fungsi user adalah untuk memilih informasi yang diperlukan, membuat standar, membuat jadwal pemutakhiran (updating) yang efisien, menganalisa hasil yang dikeluarkan untuk kegunaan yang diinginkan dan merencanakan aplikasi. SIG memudahkan dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan adalah:

1. Sistem informasi geografis (SIG) adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan dan mengupdate, memenipulasi, menganalisa dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis.

2. Komponen utama dari System Informasi Geografis adalah perangkat keras, perangkat lunak, data dan informasi geografi serta managemen.

B. Saran

Sebaiknya pada saat praktikum lebih kondusif lagi agar praktikum dapat berjalan dengan baik dan lancer dan asisten lebih lambat dalam menjelaskan langkah kerjanya.

DAFTAR PUSTAKA

Bafdal, N., Kharistya Amaru, dan Boy Macklin Pareira P. 2012. Petunjuk Praktikum Sistem Informasi Geografis. Jurusan TMIP FTIP Unpad. Bandung.

Budiharjo. 1995. Aplikasi SIG untuk Sumberdaya Alam. Informatika. Bandung. Harahap, S. A. dan Y. Iksal. 2012. Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG)

Untuk Zonasi Jalur Penangkapan Ikan di Perairan Kalimantan Barat. J. Aknatika. Vol 3(1).

Hartono. 2007. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Citra Praya. Bandung. Husein, R. 2006. Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Ilmu Komputer.

Yogyakarta. Manongga, Danny. 2009. Sistem Informasi Geografis Untuk Perjalanan Wisata Di

Kota Semarang. J. Informatika. Vol. 10(1). OSEGEO.

Quantum GIS. Http://Osgeo.Ft.Ugm.Ac.Id/Quantum-Gis/ Diakses tanggal 10 Juni 2017.

Ruhimat, Mamat dan Supriatna, Nana. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi,

Sejarah, Sosiologi, Ekonomi). Grafindo Media Pratama. Bandung. Saputra, Ragil. 2011. Sistem Informasi Geografis Pencarian Rute Optimum Obyek

Wisata Kota Yogyakarta dengan Algoritma Floyd-Warshall. J. Matematika. Vol 14(1).

Widyawati, Sri. 2014. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Komoditas Hortikultura Berbasis Web pada Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo. J. Ilmiah Ilmu-ilmu Teknik. Vol 4(2).

Wijaya, A. and Ayundha, O. 2014. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Kantor Dinas Pemerintah Kota Palembang menggunakan ArcGIS. J. Semantik. Vol 4(1).

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ACARA II INSTALASI DAN PENGENALAN QGIS

Oleh: Atika Nur Solikhah A1L014029 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2017

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini teknologi merupakan salah satu unsur penting didalam kehidupan manusia. Teknologi telah menjadi bagian perkembangan hidup manusia. Teknologi mencerminkan modernisasi yang memicu pada persaingan untuk menjadi yang paling unggul. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terasa sangat pesat sehingga menawarkan banyak sekali kemudahan-kemudahan dalam melakukan berbagai aktifitas. Kehadiran teknologi ini dimaksudkan untuk mencapai hasil yang lebih baik dengan efesien efektifitas.

Salah satu bentuk teknologi yang saat ini tengah berkembang adalah teknologi komputer. Teknologi dalam komputer yang secara luas dikembangkan adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkan, menganalisa, dan memetakan hasil. Data yang akan diolah dalam pada SIG merupakan data spasial.

Data spasial merupakan data yang memiliki system koordinat tertentu atau berorientasi geografis sebagai dasar referensinya, dalam data spasial memiliki dua tipe format/model data geografis yaitu format data raster dan data vector. Data-data tersebut nantinya akan diolah dalam suatu software. Praktikum ini akan dilakukan instalasi dan pengenalan software dalam SIG. Software yang akan digunakan pada praktikum ini adalah QGIS 2.18.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk:

1. Mengenal software QGIS 2.18.

2. Mengetahui cara menginstal software QGIS 2.18.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi. SIG dapat diasosiasikan sebagai peta yang berorde tinggi yang juga mengoperasikan dan menyimpan data non spasial. Disebutkan juga SIG telah terbukti kehandalannya untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, menganalisa dan menampilkan data spasial baik biofisik maupun sosial ekonomi. Secara umum SIG menyediakan fasilitas-fasilitas untuk mengambil, mengelola, memanipulasi dan manganalisa data serta menyediakan hasil baik dalam bentuk grafik maupun dalam bentuk tabel, namun demikian fungsi utamanya adalah untuk mengelola data spasial (Rahmi, 2009).

SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi (ESRI, 1990 dalam Prahasta, 2004).

System Informasi Geografis terdiri dari 4 komponen utama. Keempat komponen tersebu adalah sebagai berikut.

1. Perangkat keras Pada saat ini SIG sudah tersedia bagi berbagai platform perangkat keras; mulai dari kelas PC desktop, workstation, hingga multi-usershost yang bahkan dapat digunakan oleh orang secara bersamaan (simultan) dalam jaringan komputer 1. Perangkat keras Pada saat ini SIG sudah tersedia bagi berbagai platform perangkat keras; mulai dari kelas PC desktop, workstation, hingga multi-usershost yang bahkan dapat digunakan oleh orang secara bersamaan (simultan) dalam jaringan komputer

2. Peraangkat lunak SIG bisa juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular di mana sistem basis datanya memegang peranan kunci. Pada kasus perangkat SIG tertentu, setiap subsistem diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program yang masing- masing dapat dieksekusi tersendiri.

3. Data dan Informasi Geografis SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung ataupun secara langsung dengan cara melakukan dijitasi data spasialnya dari peta analog dan kemudian memasukkan data atributnya dari table-tabel atau laporan dengan menggunakan keyboard.

4. Managemen Suatu proyek SIG akan berhasil jika dikelola dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan (Wijaya dan Ayundha, 2014).

Quantum GIS (QGIS) merupakan sebuah perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) yang didukung dengan fitur-fitur pengolahan data spasial berupa Quantum GIS (QGIS) merupakan sebuah perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) yang didukung dengan fitur-fitur pengolahan data spasial berupa

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Sistem informasi geografis acara II yaitu instalasi dan pengenalan QGIS ini dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2017, bertempat di Laboratorium Pedologi, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah software QGIS 2.18. Alat yang digunakan dalam pengenalan software QGIS 2.18 adalah alat tulis, seperangkat komputer/ laptop, optical mouse.

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada acara Instalasi dan pengenalan QGIS adalah sebagai berikut:

1. Aplikasi QGIS diberikan oleh asisten melalui flashdisk.

2. Aplikasi QGIS yang telag diberikan diinstal.

3. Prosedur dalam instalasi diikuti.

4. QGIS ditampilkan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Tampilan Software QGIS yang telah diinstal.

B. Pembahasan

Sistem Informasi Geografis adalah bentuk khusus dari system informasi yang diaplikasikan ke data geografis. Menurut Bafdal dkk (2011), Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis yang berbasis digital komputer.

Harahap (2012), menambahkan Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, sumber daya manusia dan data yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukkan, menyimpan, memperbaiki, memperbarui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis.

Sistem Informasi Geografis memiliki peranan yang cukup luas terutama dibidang pertanian. Menurut Indrawati (2002), aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi geografi, maksudnya data tersebutterdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan. Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi. Berikut merupakan beberapa contoh pemanfaatan SIG.

1. Aplikasi SIG di bidang sumber daya alam (inventarisasi, manajemen, dan kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, kehutanan, perencanaan tataguna lahan, analisis daerah rawan bencana alam, dan sebagainya).

2. Aplikasi SIG di bidang kependudukan (penyusunan data pokok, penyediaan informasi kependudukan/sensus, dan sebagainya).

3. Aplikasi SIG di bidang perencanaan (perencanaan pemukiman transmigrasi, perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kota, perencanaan lokasi dan relokasi industri, pasar pemukiman, dan sebagainya).

4. Aplikasi SIG di bidang lingkungan berikut pemantaunnya (pencemaran sungai, danau, laut; evaluasi pengendapan lumpur/sedimen baik di sekitar danau, sungai, atau pantai; pemodelan pencemaran udara, limbah berbahaya, dan sebagainya).

5. Aplikasi SIG di bidang pertanahan (manajemen pertanahan, sistem informasi pertanahan, dan sejenisnya).

6. Utility (inventarisasi dan manajemen informasi jaringan pipa air minum, sistem informasi pelanggan perusahaan air minum, perencanaan pemeliharaan dan perluasan jaringan pipa air minum, dan sebagainya).

Suatu proses dalam GIS untuk menghasilkan suatu informasi yang baru dibutuhkan software yang mendukung dalam proses yang akan dilakukan. Software GIS merupakan sekumpulan program aplikasi yang dapat memudahkan dalam melakukan berbagai macam pengolahan data, penyimpanan, editing, hingga layout. Menurut Supriharyono (2000), software GIS adalah software GIS itu sendiri yang mampu menyediakan fungsi-fungsi untuk penyimpanan, pengaturan, link, query dan analisa data geografis.

Terdapat beberapa contoh software GIS diantaranya adalah Quantum GIS (QGIS) dan ArcGIS. Quantum GIS (QGIS) adalah sebuah aplikasi Geographical Information System (GIS) sumber terbuka dan lintas platform yang dapat dijalankan di sejumlah sistem operasi termasuk Linux. QGIS juga memiliki kemampuan untuk Terdapat beberapa contoh software GIS diantaranya adalah Quantum GIS (QGIS) dan ArcGIS. Quantum GIS (QGIS) adalah sebuah aplikasi Geographical Information System (GIS) sumber terbuka dan lintas platform yang dapat dijalankan di sejumlah sistem operasi termasuk Linux. QGIS juga memiliki kemampuan untuk

ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institue) yang merupakan kompilasi fungsi- fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI Pada tahun 2000. Produk Utama Dari ARCGIS adalah ARCGIS desktop, dimana arcgis desktop merupakan software GIS professional yang komprehensif dan dikelompokkan atas tiga komponen yaitu: ArcView (komponen yang focus ke penggunaan data yang komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih fokus ke arah editing data spasial) dan ArcInfo lebih lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untukkeperluan analisi geoprosesing (Siregar, 2010).

Ada dua faktor utama yang terkait dengan masalah keberhasilan implementasi SIG. Kedua hal tersebut yaitu masalah teknologi dan masalah kondisi pengoperasian SIG itu sendiri. Keduanya berhubungan erat dan tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Keberhasilan dari implementasi teknologi SIG sehingga sesuai seperti yang diharapkan akan memberikan dampak yang positif dalam sistem pengelolaan informasi yang menyangkut antara lain masalah efisiensi dan efektifitas, komunikasi yang tepat dan terarah, serta data sebagai aset yang berharga. Efisiensi dan Efektifitas sistem kerja sebagai dampak dari keberhasilan implementasi teknologi SIG akan semakin terasa. Pada era globalisasi, setiap institusi pada sektor swasta (private sector) dapat bergerak dengan efektif dan efisien setelah mereka menerapkan teknologi SIG untuk membantu pekerjaan mereka di berbagai sektor, bidang atau industri jasa yang mereka tekuni. Kunci kesuksesan bisnis pada sektor ini di masa depan, terutama dalam menghadapi persaingan bebas, adalah adanya sistem pengelolaan yang efisien dan sistem pelayanan yang baik untuk para pelanggan (Pardede dan Warnars, 2006).

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu instalasi dan pengenalan software GIS. Software yang dipakai saat praktikum SIG adalah Quantum GIS (QGIS). Menurut OSGEO (2011), QGIS merupakan software yang berbasis open source (tidak memerlukan lisensi). Pada quantum GIS dapat dilakukan proses pengolahan data baik itu spasial maupun non spasial. QGIS memiliki fitur-fitur yang pada umumnya terdapat di dalam ArcGIS, sehingga pada QGIS juga dapat dilakukan proses georeferensing, proses pembuatan peta tematik, menghitung luasan dari suatu daerah/wilayah, dan proses pengolahan pemetaan lainnya yang berhubungan dengan data spasial maupun non spasial. QGIS sendiri dapat dijalankan pada banyak Operating System, seperti Windows, Linuk, Ubuntu, maupun MAX.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan adalah:

1. Quantum GIS (QGIS) adalah sebuah aplikasi Geographical Information System (GIS) sumber terbuka dan lintas platform yang dapat dijalankan di sejumlah sistem operasi termasuk Linux.

2. Aplikasi QGIS diberikan oleh asisten melalui flashdisk, Aplikasi QGIS yang telagh diberikan diinstal, Prosedur dalam instalasi diikuti, QGIS ditampilkan.

B. Saran

Praktikum berjalan dengan baik dan lancar, akan tetapi sebaiknya asisten lebih fokus memantau praktikan dalam pengerjaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Bafdal, N., Kharistya Amaru, dan Boy Macklin Pareira P. 2012. Petunjuk Praktikum Sistem Informasi Geografis. Jurusan TMIP FTIP Unpad. Bandung.

Harahap, S. A. dan Y. Iksal. 2012. Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Untuk Zonasi Jalur Penangkapan Ikan di Perairan Kalimantan Barat. J. Aknatika. Vol 3(1).

Indrawati, 2002, Sistem Informasi Geografi (SIG)/Geographic Information System (GIS), http://rsandgis.com/. Diakses tanggal 13 Juni 2017.

OSEGEO. 2011.

Quantum GIS. Http://Osgeo.Ft.Ugm.Ac.Id/Quantum-Gis/ Diakses tanggal 11 Juni 2017.

Berkenalan

Dengan

Pardede, F. A., dan Warnars, S. 2006. Pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi Geografis Untuk Menunjang Pembangunan Daerah . Universitas Budi Luhur, Jakarta.

Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar

(Perspektif Geodesi dan Geomatika) . Penerbit Informatika. Bandung. Rahmi, Julia. 2009. Hubungan Kerapatan Tajuk dan Penggunaan Lahan

Berdasarkan Analisis Citra Satelit dan Sistem Informasi Geografis di Taman Nasional Gunung Leuser (Studi Kasus Kawasan Hutan Resort Tangka Han, Cinta Raja, Sei Lepan Dan Kawasan Ekosistem Leuser). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara Hal. 23.

Saraswati, Ratna. 2013. Peta Interaktif Untuk Peraga Pembelajaran Geografi SMA. Peta Interaktif untuk Peraga Pembelajaran Geografi. J. Ilmiah Geomatika Volume 19(2). Desember 2013: 159 – 165.

Siregar, Sabrina. 2010. Pengenalan Sofware ArcGIS. Jurusan TMIP FTIP Unpad. Bandung.

Wijaya, A. and Ayundha, O. 2014. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Kantor Dinas Pemerintah Kota Palembang menggunakan ArcGIS. J. Semantik. Vol 4(1).

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ACARA III SUPERVISED CLASSIFICATION

Oleh: Atika Nur Solikhah A1L014029 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2017

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Citra atau Image adalah gambaran obyek permukaan bumi atau dekat permukaan dalam suatu bidang datar. Gambaran obyek fisik permukaan bumi atau dekat permukaan bumi yang terkait dengan teknologi Inderaja berupa fisiografi daerah, bentuk lahan, vegetasi, tubuh air (sungai, danau, waduk, rawa, laut), tanah, batuan, awan, bangunan, jalan, pola jalan, pola aliran air dan sebagainya. Citra diperoleh melalui suatu teknologi penginderaan jauh yang dapat divisualisasikan pada layar monitor sebagai data raster maupun data vektor, atau dapat ditampilkan dalam suatu hasil cetak (hardcopy).

Informasi yang terdapat pada permukaan bumi dapat diliput dalam suatu citra yang dilakukan melalui interpretasi secara visual dan atau digital. Secara digital, interpretasi dilakukan menggunakan komputer yang dilengkapi software pengolah citra menggunakan metode klasifikasi spektral. Citra digital yang telah terekam oleh sensor dan disimpan dalam format yang dapat dibaca oleh program pengolah citra akan dapat ditampilkan pada layar monitor. Melalui layar monitor tersebut, akan dapat dilihat dengan jelas kualitas citranya apakah baik atau buruk.

Citra-citra yang telah didapat kan kemudian diklasifikasikan terbimbing. Klasifikasi terbimbing dilakukann menggunakan kunci area yang sudah dikenali oleh seorang interpreter kebenarannya di lapang. Praktikum ini akan di lakukan klasifikasi terbimbing terhadap kode area 6 5 dan 2.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk:

1. Mengenal tentang citra.

2. Melakukan klasifikasi terbimbing terhadap kode area 6 5 dan 2.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sistem informasi geografis (SIG) adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan dan mengupdate, memenipulasi, menganalisa dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis. Banyaknya pemahaman tenteng informasi geografis yang ada tergantung dari segi mana sistem informasi geografis itu dilihat. Di pengertian lain, sistem informasi geografis adalah sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang terinferensi secara spasial atau koordinat geografi. Dengan kata lain, SIG merupakan sistem basis data dengan kemampuan khusus dalam menangani data yang terinferensi secara spasial, selain merupakan sekumpulan operasi-operasi yang dikenakan terhadap data tersebut (Widyawati, 2014).

Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi. SIG dapat diasosiasikan sebagai peta yang berorde tinggi yang juga mengoperasikan dan menyimpan data non spasial. Disebutkan juga SIG telah terbukti kehandalannya untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, menganalisa dan menampilkan data spasial baik biofisik maupun sosial ekonomi. Secara umum SIG menyediakan fasilitas-fasilitas untuk mengambil, mengelola, memanipulasi dan manganalisa data serta menyediakan hasil baik dalam bentuk grafik maupun dalam bentuk tabel, namun demikian fungsi utamanya adalah untuk mengelola data spasial (Rahmi, 2009).

Quantum GIS (QGIS) merupakan sebuah perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) yang didukung dengan fitur-fitur pengolahan data spasial berupa vektor, raster, format basis data dan fungsi analisis dalam SIG lainnya (GIS Indonesia, 2013 dalam Saraswati dkk, 2013). Data lain yang diperlukan adalah data SRTM (Shuttle Radar Topographic Mission) yang dapat diunduh gratis, selain itu diperlukan juga peta rupabumi (Geokov 2013 dalam Saraswati dkk, 2013).

Citra adalah gambaran suatu obyek dari pantulan atau pancaran radiasi elektromagnetik obyek yang direkam dengan cara optik, elektro optik, optik mekanik atau elektrik. Data non citra dapat berupa grafik, diagram, dan numerik. Citra pengindraan jauh merupakan gambaran yang mirip dengan wujud aslinya. Sehingga citra merupakan keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optic, analog, dan digital (Purwadhi, 2001). Interpretasi citra adalah perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek dan menilai arti pentingnya obyek tersebut (Susanto, 1979).

Landsat 8 merupakan kelanjutan dari misi Landsat yang untuk pertama kali menjadi satelit pengamat bumi sejak 1972 (Landsat 1). Landsat 1 yang awalnya bernama Earth Resources Technology Satellite 1 diluncurkan 23 Juli 1972 dan mulai beroperasi sampai 6 Januari 1978. Generasi penerusnya, Landsat 2 diluncurkan 22 Januari 1975 yang beroperasi sampai 22 Januari 1981. Landsat 3 diluncurkan 5 Maret 1978 berakhir 31 Maret 1983; Landsat 4 diluncurkan 16 Juli 1982, dihentikan 1993. Landsat 5 diluncurkan 1 Maret 1984 masih berfungsi sampai dengan saat ini namun mengalami gangguan berat sejak November 2011, akibat gangguan ini, pada tanggal 26 Desember 2012, USGS mengumumkan bahwa

Landsat 5 akan dinonaktifkan. Berbeda dengan 5 generasi pendahulunya, Landsat

6 yang telah diluncurkan 5 Oktober 1993 gagal mencapai orbit. Sementara Landsat

7 yang diluncurkan April 15 Desember 1999, masih berfungsi walau mengalami kerusakan sejak Mei 2003. Satelit landsat 8 memiliki sensor Onboard Operational Land Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) dengan jumlah kanal sebanyak 11 buah. Diantara kanal-kanal tersebut, 9 kanal (band 1-9) berada pada OLI dan 2 lainnya (band 10 dan 11) pada TIRS. Sebagian besar kanal memiliki spesifikasi mirip dengan landsat 7 (Purwanto, 2015).

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Sistem informasi geografis acara III yaitu Supervised Classification ini dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2017, bertempat di Laboratorium Pedologi, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah software QGIS 2.18, band 1 sampai band 7, citra Landsat. Alat yang digunakan dalam Supervised Classification adalah alat tulis, seperangkat komputer/ laptop dilengkapi software QGIS 2.18, dan optical mouse .

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada acara ini adalah sebagai berikut:

1. Pada bagian sebelah menu bar diklik kanan.

2. Scp dock diklik.

3. Citra yang telah dipotong dimasukkan dalam aplikasi QGIS.

4. Scp input diklik kemudian input image dan di refresh.

5. Training input diklik kemudian dipilih folder klasifikasi.

6. Buat polygon ada beberapa area.

7. Open macroclass diklik kemudian diklik tanda +.

8. Open ROI creation diklik kemudian MC INFO dan C INFO diisi.

9. Open classification algoritm diklik kemudian C ID diklik kemudian diklik spectral angel.

10. Open classification output diklik kemudian run.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 2. Hasil Klasifikasi Terbimbing dari Band 6 5 dan 2 (Agriculture)

B. Pembahasan

Sistem Informasi Geografis adalah kumpulan proses yang dieksekusi pada data mentah untuk menghasilkan informasi baru. Menurut Bafdal dkk (2011), Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis yang berbasis digital Sistem Informasi Geografis adalah kumpulan proses yang dieksekusi pada data mentah untuk menghasilkan informasi baru. Menurut Bafdal dkk (2011), Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis yang berbasis digital

Salah satu bahan yang digunakan dalam SIG adalah citra. Citra merupakan gambaran objek yang terekam. Menurut Purwadhi (2001), citra adalah gambaran suatu obyek dari pantulan atau pancaran radiasi elektromagnetik obyek yang direkam dengan cara optik, elektro optik, optik mekanik atau elektrik. Data non citra dapat berupa grafik, diagram, dan numerik. Citra pengindraan jauh merupakan gambaran yang mirip dengan wujud aslinya. Sehingga citra merupakan keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optic, analog, dan digital.

Menurut Puspita (2014), bahwa tujuan dari proses klasifikasi citra digital adalah untuk mendapatkan gambar atau peta tematik. Gambar tematik adalah suatu gambar yang terdiri dari bagian-bagian yang menyatakan suatu obyek atau tema tertentu. Proses klasifikasi citra ada dua jenis, yaitu supervised (klasifikasi multispektral citra terawasi) dan unsupervised (klasifikasi multispektral citra tak terawasi).

Hasil kegiatan interpretasi foto udara bagaimanapun juga belum menunjukkan kondisi yang sesungguhnya (real world) karena kenampakan tersebut diperkecil, direkam dalam kurun waktu tertentu dan tak bersentuhan langsung dengan objek (Sugiantoro, 2015). Penginterpretasian, klasifikasi, deliniasi dengan Hasil kegiatan interpretasi foto udara bagaimanapun juga belum menunjukkan kondisi yang sesungguhnya (real world) karena kenampakan tersebut diperkecil, direkam dalam kurun waktu tertentu dan tak bersentuhan langsung dengan objek (Sugiantoro, 2015). Penginterpretasian, klasifikasi, deliniasi dengan

1. Omisi Omisi merupakan kejadian ketika suatu objek tidak terdeliniasi kedalam kelompok yang seharusnya. Contoh dari omisi yaitu suatu lahan sawah yang ada di wilayah kajian tidak terdeliniasi sebagai sawah melainkan tegalan.

2. Komisi Komisi merupakan kejadian ketika suatu objek terdeliniasi kedalam yang tidak semestinya. Contoh dari komisi yaitu ditempat yang sama informasi pada peta menyatakan bahwa lahan tersebut tergolong kedalam tegalan tapi kenyataannya lahan tersebut adalah kebun campur.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu melakukan pengklasifikasian terbimbing terhadap suatu kawasan. Kawasan tersebut diklasifikasikan secara terbimbing dengan menggunakan kode area 6, band 5 dan band 2. Komposisi tersebut menunjukkan kode area tersebut adalah sebagai kode kawasan pertanian (Agriculture).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan adalah: