Gambar 5.20. Grafik tak berdimensi dari geometri bangunan terjun tegak Bos, Replogle and Clemmens, 1984
5.7.4 Bangunan Terjun Miring
Permukaan miring, yang menghantar air ke dasar kolam olak, adalah praktek perencanaan yang umum, khususnya jika tinggi energi jatuh
melebihi 1,5 m. Pada bangunan terjun, kemiringan permukaan belakang dibuat securam mungkin dan relatif pendek. Jika peralihan ujung runcing
dipakai di antara permukaan pengontrol dan permukaan belakang hilir, disarankan untuk memakai kemiringan yang tidak lebih curam dari 1: 2
lihat Gambar 5.21.
Kriteria Perencanaan - Bangunan
panjang kemiringan diperpendek
bulat, r = 0.5H alternatif peralihan
1 1
1 2
bagian pengontrol
sudut runcing bidang persamaan
panjang kemiringan Lj
ambang ujung
lonc at a
ir
potongan u 1
Z
Z H1
y c q
Hu y u
H
H
2
n y
2
Gambar 5.21 Sketsa dimensi untuk Tabel A. 2.6 Lampiran 2
Alasannya adalah untuk mencegah pemisahan aliran pada sudut miring. Jika diperlukan kemiringan yang lebih curam, sudut runcing harus diganti
dengan kurve peralihan dengan jari-jari r ≈ 0,5 H
lmaks
lihat Gambar 5.16. Harga-harga y
u
dan H
d
, yang dapat digunakan untuk perencanaan kolam di belakang potongan U, mungkin dapat ditentukan dengan menggunakan
Tabel A2.6, Lampiran 2 Tinggi energi H
u
pada luapan yang masuk kolam pada potongan U mernpunyai harga yang jauh lebih tinggi jika digunakan
permukaan hilir yang miring, dibandingkan apabila luapan jatuh bebas seperti pada bangunan terjun tegak. Sebabnya ialah bahwa dengan
bangunan terjun tegak, energi diredam karena terjadinya benturan luapan dengan lantai kolam dan karena pusaran turbulensi air di dalam kolam di
bawah tirai luapan. Dengan bangunan terjun miring, peredaman energi menjadi jauh berkurang akibat gesekan dan aliran turbulensi di atas
permukaan yang miring.
Kriteria Perencanaan - Bangunan
5.8 Got Miring
Bila saluran mengikuti kemiringan lapangan yang panjang dan curam , maka sebaiknya dibuat got miring.
Aliran dalam got miring lihat Gambar 5.22 adalah superkritis dan bagian peralihannya harus licin dan berangsur agar tidak terjadi gelombang.
Gelombang ini bisa menimbulkan masalah di dalam potongan got miring dan kolam olak karena gelombang sulit diredam.
5.8.1 Peralihan
USBR 1978 mengajurkan agar aturan – aturan berikut diikuti dalam perencanaan geometris bagian peralihan masuk dan keluar :
1 Kotangen sudut lentur permukaan air α tidak boleh kurang dari
3,375 kali bilangan Froude aliran Bila kriteria ini tidak berhasil mengontrol pelenturan, maka pelenturan maksimum sebaiknya 30
o
pada peralihan masuk dan 25
o
pada peralihan keluar :
Cot α ≥ 3,375 x Fr
.......5.27 dimana :
θ cos
1 v
Fr d
g K
− =
.......5.28
Fr = bilangan Froude dipangkal dan ujung peralihan luas
potongan d =
m satuan
dengan potongan
atas lebar
potongan luas
−
g = percepatan gravitasi, mdt
2
≈ 9,8 K
= faktor percepatan v
= kecepatan aliran pada titik yang bersangkutan, mdt
Kriteria Perencanaan - Bangunan