3.1.2 Topografi, Geologi, dan Iklim
Topografi areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur tergolong beragam, mulai dari datar hingga sangat curam. Namun secara umum topografi areal ini
bergelombang. Luas areal untuk masing-masing kelas kelerengan disajikan pada Tabel 4. Areal ini berada pada ketinggian minimum 300 m dpl dan maksimum
700 m dpl, dengan ketinggian rata-rata 500 m dpl.
Tabel 4 Luas areal berdasarkan kelas kelerengan di PT. Suka Jaya Makmur Klasifikasi
Kelerengan Luas ha
Datar 0-8
35 726.02 20.85
Landai 8-15
26 883.34 15.69
Bergelombang 15-25
65 744.38 38.72
Curam 25-40
35 529.57 20.74
Sangat curam 40
7 456.69 4.00
Jumlah 171 340.00
100.00
Sumber: RKU PT. Suka Jaya Makmur 2011.
Peta geologi Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan bahwa batuan yang terdapat di areal PT. Suka Jaya Makmur yaitu Efusif, Intrusif dan Plutonik asam
serta Intrusif dan Plutonik basa. Semua formasi batuan tersebut mengandung sedikit kadar magnetik yang merupakan peleburan dari sisa-sisa gunung berapi.
Berdasarkan peta tanah Kalimantan Barat, hampir seluruh areal PT. Suka Jaya Makmur memiliki jenis tanah podsolik merah kuning. Untuk kondisi iklim, areal
PT. Suka Jaya Makmur termasuk tipe iklim A berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, dengan curah hujan rata-rata tahunan antara 1500
–3000 mmtahun RKU PT. Suka Jaya Makmur 2011.
3.2 Hasil
3.2.1 Sifat Fisik Tanah pada Areal TPTJ
Hasil analisis sifat fisik tanah pada areal TPTJ PT. Suka Jaya Makmur pada RKT 2005
–2012 dan pada buffer zone disajikan pada Tabel 5. Sifat fisik tanah yang menjadi parameter pengamatan yaitu stabilitas agregat dan bobot isi.
Tabel 5 menunjukkan nilai stabilitas agregat dan bobot isi yang tidak berbeda nyata antar tahun tanam, atau dengan kata lain perbedaan umur tanaman
tidak berpengaruh nyata terhadap stabilitas agregat dan bobot isi tanah. Tabel 5 juga menunjukkan tidak adanya perbedaan nilai stabilitas agregat dan bobot isi
yang begitu besar antara areal yang diterapkan sistem TPTJ dengan areal buffer zone.
Tabel 5 Hasil analisis sifat fisik tanah pada plot penelitian Tegakan
Stabilitas agregat
Keterangan Bobot isi
gcm
3
2005 67.23
Agak stabil 0.93
2006 53.78
Tidak stabil 1.22
2007 57.62
Tidak stabil 1.09
2008 72.25
Agak stabil 1.04
2009 69.05
Agak stabil 1.21
2010 65.12
Agak stabil 1.38
2011 70.16
Agak stabil 1.31
2012 66.31
Agak stabil 1.32
Buffer zone 54.58
Tidak stabil 1.25
Sumber: Hardjowigeno 2007.
3.2.2 Sifat Kimia Tanah pada Areal TPTJ
Kandungan C-organik dan N-total diukur sebagai indikasi adanya bahan organik tanah. Hasil analisis sifat kimia tanah pada areal TPTJ PT. Suka Jaya
Makmur pada RKT 2005 –2012 dan pada buffer zone disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Hasil analisis sifat kimia tanah pada plot penelitian Tegakan
C-organik Keterangan
N-total Keterangan
2005 1.20
Rendah 0.11
Rendah 2006
1.28 Rendah
0.12 Rendah
2007 1.00
Rendah 0.10
Rendah 2008
1.28 Rendah
0.12 Rendah
2009 2.80
Sedang 0.20
Rendah 2010
2.56 Sedang
0.19 Rendah
2011 1.36
Rendah 0.12
Rendah 2012
1.56 Rendah
0.13 Rendah
Buffer zone 1.00
Rendah 0.10
Rendah
Sumber: Hardjowigeno 2007.
Tabel 6 menunjukkan bahwa penerapan sistem silvikultur TPTJ secara umum tidak berpengaruh nyata terhadap C-organik dan N-total tanah. Hal ini
dapat dilihat dari nilai kedua sifat kimia tersebut yang relatif stabil. 3.2.3 Sifat Biologi Tanah pada Areal TPTJ
Hasil analisis sifat biologi tanah pada areal TPTJ PT. Suka Jaya Makmur pada RKT 2005
–2012 dan pada buffer zone disajikan pada Tabel 7. Sifat biologi tanah yang menjadi parameter pengamatan yaitu C-biomassa microorganisme.