intensitas penebangan dipengaruhi oleh besar atau kecilnya potensi tegakan pada areal tersebut. Kondisi tegakan yang potensinya tidak terlalu besar tentunya
membuat kegiatan penebangan pada areal tersebut juga tidak terlalu tinggi, sehingga dampak yang ditimbulkan tidak terlalu mempengaruhi atau
menimbulkan kerusakan pada tanah. Hal tersebut tentunya juga akan mempengaruhi keterbukaan areal yang ditimbulkan. Tidak terlalu besarnya
keterbukaan yang terjadi menyebabkan perubahan pada sifat ataupun kualitas tanah tidak signifikan. Faktor lain yang mungkin juga mempengaruhi yaitu
kondisi lingkungan yang menyebabkan terjadinya pemulihan sifat kimia tanah. Faktor-faktor tersebut menyebabkan nilai kualitas tanah yang diperoleh sama
dengan nilai kualitas tanah pada areal buffer zone.
4 SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Kualitas tanah pada areal IUPPHK-HA PT. Suka Jaya Makmur dengan penerapan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur TPTJ tergolong sedang.
Tidak ada perbedaan antara kualitas tanah pada areal yang diterapkan TPTJ dengan kualitas tanah pada buffer zone yang memliki kondisi dan keadaan yang
sama dengan hutan alam primer.
4.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian yang serupa pada lokasi yang berbeda untuk lebih mengetahui bagaimana pengaruh penerapan sistem silvikultur tebang pilih
tanam jalur TPTJ terhadap kualitas tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin I. 2012. Perkembangan tegakan pada hutan alam produksi dalam sistem silvikultur tebang pilih tanam Indonesia intensif TPTII [disertasi]. Bogor
ID: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Arianto CI. 2008. Perubahan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah pada hutan alam
yang diubah menjadi perkebunan kelapa sawit [skripsi]. Bogor ID: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Gregorich EG, Carter MR, Doran JW, Pankhurst CE, Dwyer LM. 1997. Biological attributes of soil quality. Di dalam: Gregorich EG, Carter MR,
editor. Soil Quality for Crop Production and Ecosystem Health. Amsterdam NL: Elsevier. hlm 81-113.
Handayani IP. 2001. Comparison of soil quality in cultivated fields and grassland. Jurnal Tanah Tropika 12:135-143.
Hardjowigeno S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta ID: Akademika Pressindo. Kandeler E, Murer E. 1993. Aggregate stability and soil microbial processes in a
soil with different cultivation. Geoderma 56:503-513. Murti AP. 2011. Kualitas tanah pada sistem tebang pilih tanam jalur TPTJ di
areal kerja IUPHHK-HA PT. Sari Bumi Kusuma Provinsi Kalimantan Tengah [skripsi]. Bogor ID: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Bogor.
Musthofa A. 2007. Perubahan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah pada hutan alam yang diubah menjadi lahan pertanian di kawasan Taman Nasional
Gunung Lauser [skripsi]. Bogor ID: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Notohadiprawiro T. 2006. Ultisol, fakta dan implikasi pertanian [internet]. [diunduh
2013 Jun
28]. Tersedia
pada: http:ugm.ac.idfiles-
notohadiprawirohDXa17zAilmutanah20htnlind.html. Pamoengkas P. 2006. Kajian aspek vegetasi dan kualitas tanah sistem silvikultur
tebang pilih tanam jalur: studi kasus di areal HPH PT. Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah [disertasi]. Bogor ID: Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor.
[RKUPTSJM] Rencana Kerja Usaha PT. Suka Jaya Makmur. 2011. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada
Hutan Produksi Berdasarkan IHMB Periode 2005 sd 2014. Ketapang ID: PT. Suka Jaya Makmur.
Supardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Wasis B. 2005. Kajian perbandingan kualitas tempat tumbuh antara rotasi pertama
dan rotasi kedua pada hutan tanaman Acacia mangium Willd.: studi kasus di HTI Musi Hutan Persada, Provinsi Sumatera Selatan [disertasi]. Bogor
ID: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.