penghujan sehingga suhu meningkat yang kemudian menyebabkan nilai DO semakin meningkat. Grafik perubahan nilai DO dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14 Grafik Perubahan Nilai DO mgl tahun 2005-2009 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 nilai rata-rata TSS
masih di bawah baku mutu air 4 mgl untuk kelas II. Hal ini menunjukkan bahwa air sungai di DAS Ciliwung Segmen II Kota Bogor dapat digunakan sesuai
dengan peruntukannya. Namun hasil nilai rata-rata ini tidak bisa untuk diambil kesimpulan bahwa sungai Ciliwung termasuk dalam kategori baik karena banyak
faktor yang mempengaruhi seperti proses pengukuran dan waktu pengukuran.
5.2.2.2 Kebutuhan Oksigen Biologi Biological Oxygen DemandBOD
Kebutuhan Oksigen Biologi atau BOD merupakan gambaran kadar bahan organik, yaitu jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk
mengoksidasi bahan organik menjadi karbondioksida dan air Davis dan Cornwell, 1991. Hasil pengamatan nilai BOD dapat dilihat pada Tabel 18 sebagai
berikut :
1 2
3 4
5 6
7 8
2005 2006
2007 2008
2009 D
O m
g l
∑ Pengukuran
Kat ulam pa Sem pur
Kedunghalang
Tabel 18 Hasil Pengamatan Nilai BOD mgl tahun 2005-2009
Waktu Pengukuran Baku Mutu Air
Lokasi Pemantauan Katulampa
Sempur Kedunghalang
2005 3
1.63 2.57
3.13 2006
3 2.87
5.6 4.1
2007 3
1.14 4.78
5.34 2008
3 1.7
2.6 2.57
2009 3
12.25 14.1
12.8 Sumber: Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah BPLHD Provinsi Jawa Barat
Air yang hampir murni mempunyai nilai BOD kira-kira 1 mgl, dan air yang mempunyai nilai BOD 3 mgl masih dianggap cukup murni, tetapi
kemurnian air diragukan jika nilai BOD mencapai 5 mgl atau lebih. Lee et al 1978 dalam Kurniawan 2005 telah melakukan klasifikasi kualitas air
berdasarkan nilai BOD, yaitu sebagai berikut Tabel 19 : Tabel 19 Kualitas Air Berdasarkan Nilai BOD
Nilai BOD mgl Kualitas Air
3.0 Tidak Tercemar
3.0 – 4.9 Tercemar Ringan
5.0 – 15.0 Tercemar Sedang
15.0 Tercemar Berat
Sumber : Lee et al 1978 dalam Kurniawan 2005
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air tahun 2005-2009 dari titik pantau Katulampa sampai titik pantau Kedunghalang nilai parameter BOD
mengalami fluktuatif yang cukup signifikan. Pada tahun 2005-2009 nilai BOD yang semakin meningkat dari titik pantau Katulampa sampai titik pantau Sempur
disebabkan oleh masukan beban pencemaran yang berada di atas titik pantau Sempur yang juga besar seperti limbah domestik riil sebesar 178.37 tonbulan,
industri tahu dan tempe sebesar 2.49 tonbulan, peternakan 1.845 tonbulan. Kemudian nilai BOD yang semakin besar dari Sempur sampai Kedunghalang
pada tahun 2005 dan 2007 disebabkan oleh akumulasi beban pencemaran dari daerah diatasnya seperti limbah domestikrumah tangga, industri dan peternakan
serta suhu perairan yang semakin meningkat ke arah hilir Kedunghalang. Nilai BOD dari Katulampa sampai Kedunghalang seharusnya senantiasa
mengalami peningkatan karena berbagai masukan pencemaran yang diterima badan air, luas daerah cakupannya dan kondisi suhu perairan. Namun berdasarkan
Tabel 18 nilai BOD dari titik pantau Sempur sampai Kedunghalang mengalami
penurunan pada tahun 2006, 2008 dan 2009. Penurunan nilai BOD ini diduga disebabkan oleh kondisi suhu perairan pada waktu pengukuran. Pada tahun 2009
Lampiran 11 pengukuran dilakukan di musim penghujan November dimana nilai suhu menurun sehingga nilai BOD juga turut menurun. Grafik perubahan
nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15 Grafik Perubahan Nilai BOD mgl tahun 2005-2009 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 nilai rata-rata BOD
berada di atas baku mutu air 3 mgl untuk kelas II. Hal ini menunjukkan bahwa air sungai di DAS Ciliwung Segmen II Kota Bogor tidak dapat digunakan
sesuai dengan peruntukannya.
5.2.2.3 Kebutuhan Oksigen Kimiawi Chemical Oxygen DemandCOD